Halaqah I
Makna Al-Wasathiyah menurut bahasa :
Al-Wasathiyah berasal dari kata (وسط) yang memiliki beberapa arti yang saling mendekati. Kata (وسط) bisa dibaca dengan dua bentuk :
Yang pertama:
" وسْط " huruf sin-nya di sukun, sebagai kata tempat yang
berarti " antara " .
Yang kedua: " وسَط " huruf sin-nya di fathah, memiliki beberapa arti diantaranya :
1.
Nama di antara dua ujung
sesuatu (pertengahan sesuatu) .
2.
Bermakna sifat yang artinya
" terbaik " .
3.
Berarti " adil "
atau " keadilan " .
4.
Berarti " antara yang
baik dan yang buruk " .
Dalam bentuk
apa pun kata وسط
dipergunakan maknanya tidak akan keluar dari arti keadilan, kemuliaan,
kebaikan, pertengahan, antara, dan sederhana.
Penggunaan
Al-Wasathiyah dalam Al-Qur'an dan Hadits
Kata وسط terdapat dalam Al-Qur'an di beberapa tempat dengan bentuk yang
bermacam-macam seperti (وسطا) (الوسطى) (أوسط)
(أوسطهم) (وسطن) .
Yang pertama:
Kata وسطا .
Disebutkan dalam firman Allah subhanahuwata'ala
:
{ وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا } [البقرة : 143]
Penafsiran ayat ini
disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abi Sa'id Al-Khudry,
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Nabi Nuh dipanggil oleh
Allah di hari kiamat, Nabi Nuh menjawab: Aku menjawab panggilanmu Wahai Rab-ku.
Allah bertanya: Apakah engkau sudah menyampaikan risalah yang Aku embankan
kepadamu ? Nuh menjawa: Sudah ya Allah.
Lalu umat nabi Nuh ditanya:
Apakah nabi kalian sudah menyampaikan risalahnya? Mereka menjawab: Tidak ada
peringatan yang datang kepada kami .
Lalu Nuh ditanya: Siapa
yang akan bersaksi untukmu?
Nuh menjawab: Muhammad dan
umatnya.
Lalu Muhammad dan umatnya
bersaksi bahwa Nuh sudah menyampaikan risalah yang ia emban.
Demikianlah makna
firman Allah Jalla Dzikruhu :
{ وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً
وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
}
"Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat
Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu."
Di dalam hadits ini
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam menafsirkan kata وسطا dengan keadilan .
Yang kedua: Kata الوسطى .
Disebutkan dalam
Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 238 :
{ حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ
الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ }
Ulama berbeda pendapat
dalam menentukan maksud dari salat al-wustha :
1. Salat ashar karena berada di tengah setelah
subuh dan dzuhur, sebelum magrib dan isya.
2. Salat magrib karena jumlah raka'atnya
pertengahan antara 2 dan 4.
3. Salat subuh karena waktunya antara malam dan
siang.
4. Salat dzuhur karena waktunya di pertengahan
siang.
5. Salat isya karena berada di antara dua salat
yang tidak diqashar, magrib dan subuh.
6. Ada juga yang menafsirkan salat wustha adalah
yang paling afdhal seperti salat 'id, atau jama'ah, atau kauf, atau jum'at,
dll.
7. Pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud
adalah salat yang dilakukan secara sederhana, tidak panjang dan tidak pendek.
Yang ketiga: Kata أوسط .
Disebutkan dalam
Al-Qur'an di dua ayat :
{ فَكَفَّارَتُهُ إِطْعَامُ عَشَرَةِ
مَسَاكِينَ مِنْ أَوْسَطِ مَا تُطْعِمُونَ أَهْلِيكُمْ } [المائدة: 89]
"Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah
memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan
kepada keluargamu." [Al-Maidah:89]
{ قَالَ أَوْسَطُهُمْ أَلَمْ أَقُلْ
لَكُمْ لَوْلَا تُسَبِّحُونَ } [القلم: 28]
Berkatalah seorang
yang paling baik pikirannya di antara mereka: "Bukankah Aku Telah
mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?". [Al-Qalam:28]
Ada yang menafasirkan
kata ausath pada kedua ayat ini dengan makna yang sama dan ada pula yang
membedakannya sesuai dengan kandungan kalimatnya.
Penafsiran ayat
pertama:
Sebagian ulama
mengartikan kata ausath sebagai pertengahan, ukuran menengah, atau sederhana.
Ada yang mengatakannya dari segi porsi makanan, ada juga dari segi jenis
makanannya. Ada yang memakai standar satu kampung, ada juga yang memakai
standar orang yang mengeluarkan kaffarah.
Penafsiran ayat kedua:
Ulama sepakat
menafsirkan kata ausath sebagai yang terbaik atau yang paling adil.
Yang keempat: Kata فوسطن .
Disebutkan dalam
firman Allah :
{ فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا }
[العاديات: 5]
" Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh
" . [Al-'Adiyaat:50
Para mufassir
menafsirkan kata وسطْن dalam ayat ini dengan " menempati posisi
tengah " .
Dalam beberapa hadits
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan makna kata wasath,
seperti dalam hadits Abu Sa'id Al-Khudry di atas, dan dalam hadits lain di
antaranya:
1. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mu'awiyah
Al-Gadhiry, Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
" ثلاث من فعلهن؛ فقد طَعِمَ طَعْمَ
الإيمان : مَنْ عَبَدَ اللهَ وحدَة، وأنه لا إله إلا الله، وأعطى زكاة مالِهِ طَيِّبَةً
بها نَفْمئة، رافدةً عليها كل عام، ولا يعطي الهَرِمَةَ، ولا الدَّرِنَةَ، ولا المريضةَ،
ولا الشَّرَطَ اللَّئِيمَةَ، ولكق من وَسَطِ أموالكم؛ فإن الله لم يسألكم خَيْرَة،
ولم يأمركم بِشَرهِ ". [أبو داود: صحيح]
"Ada tiga hal yang barang siapa yang mengamalkannya berarti
ia telah merasakan keimanan: Orang yang menyembah Allah semata bahwasanya tiada
Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan mengeluarkan zakat hartanya dengan
senang hati akan menambah hartanya tiap tahun, dan tidak memberikan hewan yang
sudah tua (sebagai zakat) dan tidak pula yang cacat, dan tidak pula yang sakit,
dan tidak pulan yang paling jelek, akan tetapi keluarkanlah yang sederhana dari
hartamu, karena sesungguhnya Allah tidak meminta yang terbaik, dan tidak
memerintahkan yang terburuk." [Sunan Abu Daud: Sahih]
2. Jabir bin Abdillah berkata : Suatu hari kami
bersama Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam, di saat itu Rasulullah
menggambar di tanah satu garis lurus, dan dua garis di sebelah kanan garis
tersebut, dan dua lagi di sebelah kiri, kemudian meletakkan tangannya pada
garis yang di tengan (الخط الأوسط) dan berkata: " Ini adalah jalan Allah ",
kemudian membaca ayat yang artinya: " Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka
ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), Karena
jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya." (Al-An'aam:153) [HR. Ibnu Majah: Sahih]
3. Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda
:
" إِذا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ
الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ " [صحيح
البخاري]
Jika kalian meminta
kepada Allah maka mintalah Al-Firdaus, karena itu adalah surga yang terbaik,
dan yang paling tinggi. [Sahih Bukhari]
Ibnu hajar mengatakan:
Yang dimaksud dengan ausath di sini adalah yang terbaik .
4. Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda
:
" البركة تنزل وسط الطعام فكلوا
من حافتيه ولا تأكلوا من وسطه " [الترمذي: صحيح]
"Berkah itu turun di tengah makanan, maka makanlah dari
pinggirnya dan jangan makan dari tengahnya." [Sunan Tirmidzi: Sahih]
5. Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda
:
" أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى
رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى
وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى
الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ " [أبو داود: حسن]
"Saya memberi jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang
yang meninggalkan perdebatan (yang mengakibatkan permusuhan) sekalipun ia
benar, dan rumah di tengah surga bagi yang meninggalkan kebohongan sekalipun cuma
bercanda, dan rumah di surga paling atas bagi yang baik akhlaknya." [Sunan Abu Daud: Hasan]
6. Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" ليس للنساء وسط الطريق
" [ابن حبان: حسن لغيره]
"Perempuan tidak berhak
berjalan di tengah jalanan." [Sahih Ibnu Hibban: Hasan]
Bersambung ...
Lihta juga:
Terimakasih atas ilmunya Ust.. sangat menarik ^^
BalasHapusBaarakallahu fiik!
Hapus