Selasa, 05 Juni 2012

Keutamaan nama "Muhammad" dan "Ahmad"


Sebelumnya telah disebutkan bahwa salah satu yang dianjurkan dalam memilih nama sang "buah hati" adalah nama para Nabi utamanya nama Rasulullah Muhammad atau Ahmad sallallahu 'alaihi wasallam.
Namun tidak ada hadits "sahih" ataupun "hasan" yang menyebutkan keutamaan khusus pemberian nama tersebut sebagaimana yang diyakini oleh kebanyakan orang. Bahkan tidak sedikit yang menjadikannya sebagai penyebab berkah dengan memulai namanya dengan Muhammad atau Ahmah seperti "Muhammad Fulan" atau "Ahmad Fulan".
Al-Ubbiy berkata: Tidak ada yang sahih tentang keutamaan memakai nama Muhammad satu hadits pun, bahkan Al-Hafidz Abu Al-Abbas Taqiyuddin Al-Harraniy berkata: Semua yang diriwayatkan dalam masalah ini adalah hadits palsu. [Lihat: "Tanziih Asy-Syari'ah" karya Ibnu 'Iraaq 1/174]

Beberapa hadits lemah tentang keutamaan nama Muhammad dan Ahmad:

1.       Diriwayatkan oleh Ibnu Bukair (388H) dalam kitabnya "Fadhail At-Tasmiyah bi Ahmad wa Muhammda" no.1:
من طريق صدقة بن موسى الغنوي ثنا أبي ثنا حميد الطويل عن أنس بن مالك قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يوقف عبدان بين يدي الله فيأمر بهما إلى الجنة فيقولان ربنا بم استأهلنا دخول الجنة ولم نعمل عملا تجازينا به الجنة فيقول الله أدخلا عبدي فإني آليت على نفسي أن يدخل النار من اسمه أحمد ومحمد
"Dua orang hamba berdiri di hadapan Allah kemudian keduanya diperintahkan masuk surga. Lalu keduanya bertanya: Ya Tuhan kami dengan apa kami berhak masuk surga padahal kami tidak melakukan sesuatu yang bisa memasukkan kami ke surga? Allah berkata: Masuklah wahai kedua hambaku, karena sesungguhnya Aku telah bersumpah pada DiriKu untuk tidak memasukkan neraka orang yang bernama Ahmad dan Muhammad."
Ibnu Jauzi mengatakan: Hadits ini tidak punya asal (palsu). [Al-Maudhu'at 1/157]
Ibnu Hibban mengatakan: Shadaqah bin Musa[1] tidak bisa dijadikan hujjah, ia bukan ahli hadits.

2.       Diriwayatkan oleh Ibnu Bukair dalam kitabnya "Fadhail At-Tasmiyah" no.2:
عن هشام بن يحيى المقدام عن أبيه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : من ولد له أربعة أولاد فلم يسم أحدهم محمدا لم يدخل حب محمد قلبه
"Barangsiapa yang punya anak empat dan tidak satupun dari mereka yang bernama Muhammad, maka cinta Muhammad tidak akan masuk ke dalam hatinya."
Abu Hatim mengatakan: Hadits ini diriwayatkan oleh Makhuul bukan bapak Hisyam. [Ilal Ibnu Abi Hatim 6/156 no.2410]
Dengan demikian hadits ini terputus sanadnya (mursal) karena Makhul seorang tabi'i. Wallahu a'lam!

3.       Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad (230H) dalam kitabnya "Ath-Thabaqat Al-Kubra" 5/54, dan Ibnu Bukair dalam kitabnya "Fadhail At-Tasmiyah" no.3:
من طريق مطرف بن عبد الله اليساري قال : حدثنا محمد بن عثمان العمري عن أبيه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ما ضر أحدكم لو كان في بيته محمد ومحمدان وثلاثة
"Seseorang dari kalian tidak mendapat keburukan jika di rumahnya ada yang bernama Muhammad satu, dua, atau tiga orang".
Imam Suyuthiy melemahkan hadits ini dalam kitabnya Al-Jami' Ash-Shagir no.7932.
Syekh Albaniy mengatakan: Sanad hadits ini lemah, aku tidak mengetahui Muhammad bin Utsman Al-Umariy dan bapaknya, dan sepertinya sanad ini terputus. [Silsilah hadits dhaif 5/390 no.2367]

4.       Diriwayatkan oleh Ibnu Bukair dalam kitabnya "Fadhail At-Tasmiyah" no.4:
من طريق عبد الله بن أحمد بن عامر الطائي ثنا أبي ثنا على بن موسى العلوى ثنا أبي موسى بن جعفر عن أبيه عن جده محمد الباقر عن أبيه عن جده الحسين عن علي بن أبي طالب قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما من قوم كانت لهم مشورة فحضر معهم من اسمه أحمد أو محمد فأدخلوا مشورته إلا خير لهم فيها
"Tidaklah suatu kaum melakukan musyawarah dan hadir bersama mereka orang yang bernama Ahmad atau Muhammad dan diikutkan dalam musyawarah kecuali mereka mendapatkan pilihan yang baik di dalamnya".
Hadits ini palsu karena di sanadnya ada rawiy yang bernama Abdullah bin Ahmad bin Amir Ath-Tha'iy[2]; Ad-Zahabiy mengatakan: Ia meriwayatkan hadits-hadits palsu dari Ali bin Musa Al-'Alawiy, pemalsunya tiada yang lain kecuali ia atau bapaknya[3].
Dengan lafadz yang sama, diriwayatkan oleh Ibnu An-Najjar dalam kitabnya "Dzail Tarikh Bagdad" 4/135:
من طريق أبي بكر محمد بن أحمد بن محمد المفيد، أنبأنا عبد الله بن أحمد بن محمد بن حنبل، حدثني أبي، أنبأنا علي بن موسى الرضا ... به ، مثله .
As-Suyuthiy mengatakan: Abu Bakr Muhammad bin Ahmad Al-Mufiid[4] dianggap sebagai pemalsu hadits. [Al-La'ali' Al-Mashnu'ah 1/105]

5.       Diriwayatkan oleh Ibnu 'Adiy dalam kitabnya "Al-Kamil" 1/168, dan Ibnu Bukair dalam kitabnya "Fadhail At-Tasmiyah" no.  8 dan 9:
من طريق عثمان الطرائفي حدثنا أحمد الشامي عن أبي الطفيل عن علي بن أبي طالب قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما اجتمع قوم قط في مشورة فيهم رجل اسمه محمد لم يدخلوه في مشورتهم الا لم يبارك لهم فيه
"Tidak berkumpul suatu kaum dalam satu musyawarah, dan diantara mereka ada yang bernama Muhammad tapi mereka tidak mengikutkannya dalam musyawarah tersebut kecuali mereka tidak mendapat berkah di dalamnya".
Adz-Dzahabiy mengatakan hadits ini palsu, Ahmad Asy-Syamiy[5]; haditsnya mungkar (sangat lemah).

6.       Diriwayatkan oleh Ibnu Bukair dalam kitabnya "Fadhail At-Tasmiyah" no.14:
من طريق محمد بن حميد ثنا إبراهيم بن المختار عن النضر بن حميد عن أبي إسحاق السبيعي عن الأصبغ بن نباتة عن علي بن أبي طالب أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أهل بيت فيهم اسم نبي إلا بعث الله إليهم ملكا يقدسهم بالغداة والعشى
"Tidaklah satu keluarga di antara mereka ada yang memakai nama Nabi kecuali Allah akan mengutus kepada mereka malaikat yang akan mensucikan mereka di waktu pagi dan sore".
Ibnu Al-Jauziy mengatakan: Hadits ini tidak sahih, di sanadnya ada beberapa rawiy yang ditolak periwayatannya:
1.       Muhammda bin Humaid[6]; diklaim pembohong oleh Abu Zur'ah.
2.       An-Nadzr bin Humaid[7]; Abu Hatim mengatakan: Haditsnya ditolak, dan Imam Bukhari mengatakan: Haditsnya mungkar.
3.       Al-Ashbag bin Nubatah[8]; Ibnu Ma'in mengatakan: Ia tidak ada nilainya (sangat lemah).
[Lihat: Al-Maudhu'at karya Ibnu Al-Jauziy 1/154, Al-La'ali' Al-Mashnu'ah karya As-Suyuthiy 1/100]

7.       Diriwayatkan oleh Ibnu Bukair dalam kitabnya "Fadhail At-Tasmiyah" no.18:
من طريق أحمد بن عبد الرحمن بن وهب ثنا عبدالله بن عثمان ثنا عثمان بن عبد الرحمن عن عمته عائشة عن أبيها سعد بن أبي وقاص قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول هل امرأة من نسائكم حبلى قال رجل نعم يا رسول الله امرأتي حامل قال إذا رجعت إلى بيتك فضع يدك على بطن زوجتك وقل بسم الله اللهم إني اسميه محمدا فإنه يأتى به رجلا
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bertanya: Apakah ada dari istri kalian yang hamil?
Seorang menjawab: Iya, Ya Rasulullah, istriku sedang hamil.
Rasulullah bersabda: Jika engkau kembali ke rumahmu maka letakkan tanganmu di atas perut istrimu dengan membaca: "Bismillah, Ya Allah ... sesungguhnya aku akan menamainya Muhammad". Maka ia akan lahir laki-laki.
Hadits ini sangat lemah, karena Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab[9] meriwayatkan hadits-hadits palsu. Sedangkan Utsman bin Abdurrahman Al-Waqqashiy[10] haditsnya sangat ditolak dan Ibnu Ma'in menganggapnya sebagai pembohong.
Hadits ini punya sanad lain tapi juga sangat lemah, lihat kitab "Tanziih Asy-Syari'ah" 1/172.

8.       Diriwayatkan oleh Ibnu Bukair dalam kitabnya "Fadhail At-Tasmiyah" no.19:
من طريق عمر بن موسى عن القاسم عن واثلة بن الأسقع قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من ولد له ثلاثة ولم يسم أحدهم محمدا فقد جهل
"Barangsiapa yang memiliki 3 anak dan tidak menamai salah satunya dengan nama Muhammad maka ia orang yang bodoh".
Hadits ini palsu; karena Umar bin Musa Al-Wajiihiy[11] diklaim sebagai pemalasu hadits oleh Abu Hatim dan Ibnu 'Adiy.
Hadits ini memiliki sanad lain tapi semuanya sangat lemah. Lihat kitab "Silsilah hadits dhaif" karya syekh Albaniy 1/627 no.437 .

9.       Diriwayatkan oleh Ibnu 'Adiy dalam kitabnya "Al-Kamil" 6/160, dan Ibnu Bukair dalam kitabnya "Fadhail At-Tasmiyah" no.21:
من طريق عثمان بن عبد الرحمن عن محمد بن عبد الملك عن يحيى بن سعيد عن سعيد بن المسيب عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يدخل الفقر بيتا فيه اسمي
"Kemiskinan tidak masuk ke dalam rumah yang salah satu anggotanya ada yang bernama seperti namaku".
Hadits ini palsu, karena Utsman bin Abdurrahman Al-Waqqashiy sangat lemah dan Muhammad bin Abdul Malik Al-Anshariy[12]; Imam Ahmad mengatakan: Ia seorang pemalsu hadits dan pembohong.

10.   Diriwayatkan oleh Ibnu Bukair dalam kitabnya "Fadhail At-Tasmiyah" no.24:
من طريق أبي القاسم الطائي ثنا أبي ثنا أبو الحسن الرضى عن موسى بن جعفر الصادق عن أبيه محمد الباقر عن جده على زين العابدين عن أبيه الحسين عن أبيه على بن أبي طالب قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من مائدة وضعت فحضر عليها من اسمه محمد أو أحمد إلا قدس ذلك المنزل في كل يوم مرتين
"Tidaklah suatu hidangan dihidangkan kemudian dihadiri oleh orang yang bernama Muhammad atau Ahmad keculai rumah tersebut disucikan setiap hari sebanyak dua kali".
Hadits ini palsu, Adz-Dzahabiy menuduh Abdullah bin Ahmad bin Amir Ath-Tha'iy atau bapaknya sebagai pemalsunya.

11.   Diriwayatkan oleh Ibnu Bukair dalam kitabnya "Fadhail At-Tasmiyah" no.26:
من طريق أبي القاسم عبيد الله بن أحمد بن عامر الطائى ثنا أبى ثنا علي بن موسى الرضى عن أبيه عن جده جعفر بن محمد عن أبيه عن جده عن الحسين بن علي عن علي بن أبي طالب قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا سميتم الولد محمدا فأكرموه وأوسعوا له المجلس ولا تقبحوا له وجها
"Jika kalian menamai seorang anak "Muhammad", maka muliakanlah ia, dan luaskan tempat duduk untuknya, dan jangan kalian menghina ia di mukanya".
Hadits ini palsu, Adz-Dzahabiy menuduh Abdullah bin Ahmad bin Amir Ath-Tha'iy atau bapaknya sebagai pemalsunya.
Hadits ini memiliki sanad lain tapi semuanya sangat lemah. Lihat kitab "Silsilah hadits dhaif" karya syekh Albaniy 6/84 no.2573 .

12.   Diriwayatkan oleh Ibnu Bukair dalam kitabnya "Fadhail At-Tasmiyah" no.30:
قال : حدثنا حامد بن حماد بن المبارك العسكري ثنا إسحاق بن يسار أبو يعقوب النصيبي حدثنا حجاج بن المنهال حدثنا حماد بن سلمة عن برد بن سنان عن مكحول عن أبي أمامة مرفوعا : من ولد له مولود فسماه محمدا تبركا به كان هو ومولوده في الجنة
"Barangsiapa yang dikaruniahi seorang anak kemudian ia menamainya "Muhammad" untuk mendapat berkah maka ia dan anak itu akan masuk surga".
Adz-Dzahabiy mengatakan: Hamid bin Hammad Al-'Askariy[13] meriwayatkan dari Ishaq bin Yasar hadits paslu dan ia adalah penyebabnya.

Wallahu a'lam!

Lihat juga: Sugesti nama
                   Pakai nama Malaikat
                  Keutamaan bersalawat


[1] Lihat biografi Shadaqah bin Musa dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya Al-'Uqaily 2/208, Al-Majruhiin karya Ibnu Hibban 1/373, Al-Kamil karya Ibnu 'Adiy 4/76, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 2/54, Miizaan Al-I'tidaal karya Adz-Dzahabiy 3/429, Lisaan Al-Miizaan karya Ibnu Hajar 4/314.
[2]  Lihat biografi Abdullah bin Ahmad bin Amir Ath-Tha'iy dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 2/115, Miizaan Al-I'tidaal 4/59, Lisaan Al-Miizaan 4/425.
[3]  Lihat biografi Ahmad bin Amir Ath-Tha'iy dalam kitab: Dzail Miizaan Al-I'tidaal karya Al-'Iraqiy 8/33, Lisaan Al-Miizaan 1/490.
[4] Lihat biografi Abu Bakr Al-Mufiid dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 3/39, Miizaan Al-I'tidaal 6/48, Lisaan Al-Miizaan 6/510.
[5] Lihat biografi Ahmad Asy-Syamiy dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 1/84, Miizaan Al-I'tidaal 1/273, Lisaan Al-Miizaan 1/583.
[6] Lihat biografi Muhammda bin Humaid dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya Al-'Uqaily 4/61, Al-Majruhiin 2/303, Al-Kamil 6/274, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 3/54, Miizaan Al-I'tidaal karya 6/126.
[7] Lihat biografi An-Nadzr bin Humaid dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya Al-'Uqaily 4/289, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 3/160, Miizaan Al-I'tidaal 7/26, Lisaan Al-Miizaan 8/272.
[8]  Lihat biografi Al-Ashbag bin Nubatah dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.156 , Adh-Dhu'afaa' karya Al-'Uqaily 1/129, Al-Majruhiin 1/173, Al-Kamil 1/407, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 1/126, Miizaan Al-I'tidaal 1/436, Taqriib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar hal.113.
[9] Lihat biografi Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab dalam kitab: Al-Majruhiin 1/149, Al-Kamil 1/184, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 1/76, Miizaan Al-I'tidaal 1/253, Taqriib At-Tahdziib hal.82.
[10] Lihat biografi Utsman bin Abdurrahman dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 2/169, Miizaan Al-I'tidaal 5/56, Taqriib At-Tahdziib hal.385.
[11]  Lihat biografi Umar bin Musa dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.222 , Adh-Dhu'afaa' karya Al-'Uqaily 3/190, Al-Majruhiin 2/86, Al-Kamil 5/9, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 2/217, Miizaan Al-I'tidaal 5/271, Lisaan Al-Miizaan 6/148.
[12] Lihat biografi Muhammad bin Abdul Malik dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya Al-Bukhariy hal.108 , Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.232 , Adh-Dhu'afaa' karya Al-'Uqaily 4/103, Al-Majruhiin 2/269, Al-Kamil 6/156, Adh-Dhu'afaa' karya Abu Nu'aim hal.140 , Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 3/82, Miizaan Al-I'tidaal 6/241, Lisaan Al-Miizaan 7/314.
[13] Lihat biografi Hamid bin Hammad Al-'Askariy dalam kitab: Miizaan Al-I'tidaal 2/185, Lisaan Al-Miizaan 2/537.

2 komentar:

  1. tapi tdk salah ji toh kalo kasi nama Muhammad atau ahamad. hanya sj yg perlu di tahu kalo keutamaan yg disebut diatas itu adalah tdk benar.???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Malah dianjurkan pakai nama Muhammad atau Ahmad tpi jgn digandengkan dgn nama lain, seperti "Muhammad Fulan" kecuali klo "Fulan" nama bapaknya!
      Hukumnya makruh krn akan sulit dibedakan nama anak dan bapaknya, apa lagi klo ada sugesti bisa mendatangkan berkah!
      Baca postingan "Sugesti nama" :)

      Hapus

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...