Jumat, 18 April 2014

Allah melaknat penyogok, yang disogok, dan perantaranya

بسم الله الرحمن الرحيم


Hadits ini diriwayatkan dari beberapa sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti: Abdullah bin Umar, Tsauban, Aisyah, Ummu Salamah, Abdullah bin ‘Amr, dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhum.

Hadits Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma:

Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy (365H) rahimahullah dalam kitabnya “Al-Kaamil” 7/88:
عن عِصْمَة بْن مُحَمد الأَنْصَارِيّ الْمَدَنِيّ، حَدَّثني مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ عَنْ نَافِعٍ، عنِ ابْنِ عُمَر قَالَ: لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِي ، وَالْمُرْتَشِي ، وَالْمَاشِي فِي الرَّشْوَةِ.
Dari ‘Ishmah bin Muhammad Al-Anshariiy Al-Madaniy, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Musa bin ‘Uqbah, dari Naafi’, dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menyogok, orang yang disogok, dan orang yang memperantarai dalam penyogokan.

Hadits ini sangat lemah karena dalam sanadnya ada rawi yang bernama ‘Ishmah bin Muhammad[1]; Muhammad bin Sa’ad mengatakan: Di sisi ulama hadits ia seorang yang lemah dalam periwayatan hadits. Al-‘Uqailiy berkata: Ia meriwayatkan hadits-hadits bathil dari orang yang tsiqah. Ibnu ‘Adiy berkata: Semua haditsnya tidak sahih dan ia seorang yang haditsnya mungkar. Ad-Daraquthniy mengatakan: Haditsnya ditolak (matruuk). Dan Ibnu Ma’in mengkalimnya sebagai pembohong.

Hadits Tsauban radhiyallahu ‘anhu:

Diriwayatkan dari Al-Laits bin Abi Sulaim dengan lima versi sanad:

Versi pertama:

Dari Abu Al-Khathaab, dari Abu Zur’ah, dari Abu Idris, dari Tsauban.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (235H) rahimahullah dalam kitabnya “Al-Mushannaf” 7/510 no.22275:
قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ أَبِي الْخَطَّابِ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ، عَنْ ثَوْبَانَ، قَالَ: «لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ وَالرَّائِشَ، يَعْنِي الَّذِي يَمْشِي بَيْنَهُمَا»
Ibnu Abi Syaibah berkata: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Zaidah, dari Laits, dari Abi Al-Khathab, dari Abi Zur’ah, dari Abi Idriis, dari Tsauban, ia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menyogok, orang yang disogok, dan orang yang memperantarai keduanya.

Versi kedua:

Dari Abu Al-Khathaab, dari Abu Zur’ah, dari Tsauban. Tidak menyebutkan Abu Idris.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (241H) rahimahullah dalam kitabnya “Al-Musnad” 5/279 no.22399:
عن أَبي بَكْرٍ يَعْنِي ابْن عَيَّاشٍ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ أَبِي الْخَطَّابِ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: " لَعَنَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ وَالرَّائِشَ " يَعْنِي: الَّذِي يَمْشِي بَيْنَهُمَا
Dari Abi Bakr yaitu Ibni ‘Ayyasy, dari Laits, dari Abi Al-Khathab, dari Abi Zur’ah, dari Tsauban, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menyuap, yang disuap, dan orang yang memperantarai keduanya.

Versi ketiga:

Dari Abu Al-Khathaab, dari Abu Idris, dari Tsauban. Tidak menyebutkan Abu Zur’ah.

Diriwayatkan oleh Ath-Thahawiy (321H) rahimahullah dalam kitabnyya “Syarh Musykil Al-Atsar” 14/332 no.5656:
عن يَزِيد بْن خَالِدِ بْنِ مَوْهَبٍ، وَسَهْل بْن مُحَمَّدٍ الْعَسْكَرِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ، حَدَّثَنَا لَيْثٌ، عَنْ أَبِي الْخَطَّابِ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ، عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَعَنَ اللهُ الرَّاشِيَ، وَالْمُرْتَشِيَ، وَالرَّائِشَ، وَهُوَ الَّذِي يَمْشِي بَيْنَهُمَا "
Dari Yaziid bin Khalid bin Mauhab dan Sahl bin Muhammad Al-‘Askariy, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Zaidah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Laits, dari Abi Al-Khathab, dari Abi Idris, dari Tsauban, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah melaknat orang yang menyuap, yang disuap, dan orang yang memperantarai keduanya”.

Versi keempat:

Dari Abu Zur’ah, dari Abu Idris, dari Tsauban. Tidak menyebutkan Abu Al-Khathaab.

Diriwayatkan oleh Al-Bazzar (292H) rahimahullah dalam kitabnya “Al-Musnad” 10/97 no.4160:
عن عَبد الْوَاحِدِ بْن زِيَادٍ عَنْ لَيْثٍ، عَن أَبِي زُرْعَةَ، عَن أَبِي إِدْرِيسَ عَنْ ثَوْبَانَ، رَضِي اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيه وَسَلَّم لَعَنَ الرَّاشِيَ ، وَالْمُرْتَشِيَ ، وَالرَّائِشَ.
Dari Abdul Wahid bin Ziyaad, dari Laits, dari Abi Zur’ah, dari Abi Idris, dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menyuap, yang disuap, dan orang yang memperantarai keduanya.

Versi kelima:

Dari Abu Zur’ah, dari Tsauban. Tidak menyebutkan Abu Al-Khathaab dan Abu Idris.

Diriwayatkan oleh Al-Hakim (405H) rahimahullah dalam kitabnya “Al-Mustadrak” 4/103:
عن مُحَمَّد بْن سَعِيدٍ الْأَصْبَهَانِيُّ، ثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي زَكَرِيَّا بْنِ أَبِي زَائِدَةَ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ ثَوْبَانَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَعَنَ اللَّهُ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ وَالرَّائِشَ الَّذِي يَمْشِي بَيْنَهُمَا»
Dari Muhammad bin Sa’id Al-Ashbahaniy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Abi Zakariya bin Abi Zaidah, dari Laits, dari Abi Zur’ah, dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Allah melaknat orang yang menyuap, yang disuap, dan orang yang memperantarai keduanya”.

Hadits ini lemah karena beberapa cacat:

1.   Pertentangan yang ada pada sanadnya dan tidak bisa ditentukan mana versi sanad yang benar.
2.  Periwayatan Laits bin Abi Sulaim[2] (148H) dilemahkan oleh Ibnu Sa’ad, An-Nasa’iy, Ibnu ‘Adiy, dan selainnya. Imam Ahmad, Abu Hatim, dan Abu Zur’ah Ar-Raziy mengatakan: Ada pertentangan (idhthirab) dalam periwayatannya.
3.  Abu Al-Khathab[3]; Tidak diketahui (majhuul), sebagaimana dikatakan oleh Al-Mundziriy dalam kitabnya “At-Targiib wa At-Tarhiib” 3/126 no.3361, dan Al-Haitsamiy dalam kitabnya “Majma’ Az-Zawaid” 4/257 no.7024.

Hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha:

Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dalam kitabnya “Al-Musnad” 18/251 no.287:
عن إسحاق بن يحيى بن طلحة قال حدثني أبو بكر بن محمد بن عمرو بن حزم , عن عمرة , عن عائشة رضي الله عنها قالت: لعن رسول الله الراشي والمرتشي.
Dari Ishaq bin Yahya bin Thalhah, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Abu Bakr bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm, dari ‘Amrah, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menyuap dan orang yang disuap.

Hadits ini lemah karena dalam sanadnya ada rawi yang bernama Ishaq bin Yahya bin Thalhah[4] (164H); Periwayatan haditsnya dilemahkan oleh Ibnu Ma’in, Abu Hatim, Al-‘Ijliy, As-Saajiy, Abu Daud, Al-‘Uqailiy, Ad-Daraquthniy, Ibnu Hajar, dan yang lainnya.

Hadits Ummi Salamah radhiyallahu ‘anha:

Diriwayatkan oleh Ath-Thahawiy dalam kitabnya “Syarh Musykil Al-Atsar” 14/335 no.5659:
عن دُحَيْم بْن الْيَتِيمِ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ، عَنْ مُوسَى بْنِ يَعْقُوبِ الزَّمْعِيِّ، عَنْ عَمَّتِهِ قُرَيْبَةَ ابْنَةِ عَبْدِ اللهِ بْنِ وَهْبٍ، عَنْ أَبِيهَا قَالَ: أَخْبَرَتْنِي أُمِّي أُمُّ سَلَمَةَ، مِنْ قَلَقٍ فِيهَا: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ الرَّاشِيَ، وَالْمُرْتَشِيَ فِي الْحُكْمِ .
Dari Duhaim bin Al-Yatiim, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Fudaik, dari Musa bin Ya’qub Az-Zam’iy, dari bibinya Quraibah binti Abdillah bin Wahb, dari bapaknya, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku ibuku Ummi Salamah, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menyuap, dan orang yang disuap dalam hukum.

Dan Ath-Thabaraniy (360H) rahimahullah dalam kitabnya “Al-Mu’jam Al-Kabiir” 23/398 no.951, dengan lafadz yang lain:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَعَنَ اللهُ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ فِي الْحُكْمِ»
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah melaknat orang yang menyuap, dan orang yang disuap dalam hukum”.

Al-Mundziriy dan Al-Bushiriy mengatakan: Sanadnya baik (jayyid). [Lihat: At-Targiib wa At-Tarhiib 3/126 no.3352, Itihaf Al-Khaerah Al-Maharah 5/394]
Al-Haitsamiy mengatakan: Semua perawinya tsiqah. [Majma’ Az-Zawaid 4/257 no.7028]

Hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma:

Diriwayatkan oleh Abu Daud (275H) rahimahullah dalam kitabnya “As-Sunan” 4/10 no.3580, dan At-Tirmidziy (279H) rahimahullah dalam kitabnya “Al-Jaami’” 3/401 no.1337:
عن ابْن أَبِي ذِئْبٍ، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: «لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِي وَالْمُرْتَشِي»
Dari Ibni Abi Dzi’b, dari Al-Harits bin Abdirrahman, dari Abi Salamah, dari Abdillah bin ‘Amr, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menyuap dan orang yang disuap.

At-Tirmidziy mengatakan: Hadits ini hasan shahih.
Al-Hakim dan Adz-Dzahabiy mengatakan: Sanadnya sahih. [Al-Mustadrak 4/102]
As-Suyuthiy meng-hasan-kan hadits ini dalam kitabnya “Al-Jami’ Ash-Shagiir” no.7251.

Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy dalam kitabnya “Al-Jaami’” 3/401 no.1336:
قال: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: «لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِيَ وَالمُرْتَشِيَ فِي الحُكْمِ»
At-Tirmidziy berkata: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah, dari Umar bin Abi Salamah, dari bapaknya, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menyuap dan orang yang disuap dalam hukum.

At-Tirmidziy berkata: Hadits ini hasan.
As-Suyuthiy men-sahih-kan hadits ini dalam kitabnya “Al-Jami’ Ash-Shagiir” no.7254.

Kesimpulan:

Hadits “Rasulullah melaknat orang yang menyogok dan orang yang disogok” derajatnya shahih dari hadits Ummi Salamah, Abdullah bin ‘Amr, dan Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhum.

Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:
{وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ} [البقرة: 188]
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui. [Al-Baqarah:188]

Adapun “orang yang menghubungkan antara penyogok dan yang disogok”, dari segi sanadnya lemah. Akan tetapi maknanya benar.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ} [النحل: 25]
(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. [An-Nahl:25]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا [صحيح مسلم]
“Dan barangsiapa yang mengajak pada suatu kesesatan (maksiat) maka ia mendapatkan dosa seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun”. [Sahih Muslim]

Wallahu a’lam!




[1] Lihat biografi "‘Ishmah bin Muhammad" dalam kitab: Ath-Thabaqaat karya Ibnu Sa’ad 9/334, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir karya Al-'Uqaily 3/1048, Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 7/20, Taariikh Bagdad karya Al-Khathib 14/224, Al-Kaamil karya Ibnu 'Adiy 7/87, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 2/176, Miizaan Al-I'tidaal karya Adz-Dzahabiy 5/86, Diiwan Adh-Dhu’afaa karya Adz-Dzahabiy hal.275, Al-Kasyful Hatsits karya Ibnu Al-A’jamiy hal.181, Lisaan Al-Miizaan karya Ibnu Hajar 5/438.
[2] Lihat biografi "Laits bin Abi Sulaim" dalam kitab: Ath-Thabaqaat karya Ibnu Sa’ad 8/468, Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.209, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir karya Al-'Uqaily 4/1186, Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 7/177, Al-Majruhiin karya Ibnu Hibban 2/237, Al-Kaamil karya Ibnu 'Adiy 7/233, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/29, Tahdziib Al-Kamaal karya Al-Mizziy 24/279, Diwan Adh-Dhu’afaa’ karya Adz-Dzahabiy hal.333, Al-Kaasyif karya Adz-Dzahabiy 2/151, Nihayah Al-Igthibath hal.295, Tahdziib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar 3/484, Taqriib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar hal.817, Al-Kawakib An-Nairaat hal.493.
[3] Lihat biografi "Abu Al-Khathab" dalam kitab: Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 9/365, Tahdziib Al-Kamaal karya Al-Mizziy 33/284, Al-Kaasyif karya Adz-Dzahabiy 2/424, Tahdziib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar 4/517, Taqriib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar hal.1140.
[4] Lihat biografi "Ishaq bin Yahya bin Thalhah" dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir karya Al-Bukhariy hal.21, Ats-Tsiqaat karya Al-‘Ijliy 1/220, Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.153, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir karya Al-'Uqaily 1/103, Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 2/236, Al-Majruhiin karya Ibnu Hibban 1/133, Al-Kaamil karya Ibnu 'Adiy 1/332, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/105, Tahdziib Al-Kamaal karya Al-Mizziy 2/489, Al-Mugniy fi Adh-Dhu’afaa’ karya Adz-Dzahabiy 1/123, Tahdziib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar 1/129, Taqriib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar hal.133.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...