Kamis, 09 Maret 2017

Adab di hari Jum’at

بسم الله الرحمن الرحيم


Memperbanyak shalawat

Dai Aus bin Aus radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَأَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَىَّ »

“Sesungguhnya di antara hari terbaik kalian adalah hari Jum'at. Maka perbanyaklah kalian bersalawat padaku di hari Jum'at, karena sesungguhnya shalawatmu itu diperlihatkan padaku”.
Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana shalawat kami diperlihatkan padamu sedangkan jasadmu sudah hancur?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَرَّمَ عَلَى الأَرْضِ أَجْسَادَ الأَنْبِيَاءِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِمْ » [سنن أبى داود: صححه الألباني]

“Sesungguhnya Allah tabaaraka wata’aalaa mengharamkan bagi bumi untuk memakan jasad para Nabi shallallahu ‘alaihim”. [Sunan Abi Daud: Sahih]

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

" أَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَلَاةِ فِي كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ , فَإِنَّ صَلَاةَ أُمَّتِي تُعْرَضُ عَلَيَّ فِي كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلَاةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّي مَنْزِلَةً " [شعب الإيمان للبيهقي: حسن]

“Perbanyaklah kalian berselawat padaku setiap hari Jum'at, karena shalawat umatku diperlihatkan padaku di setiap hari Jum'at, dan barangsiapa yang paling banyak shalawatnya padaku maka dialah yang paling dekat kedudukannya dariku”. [Syu'ab Al-Iman karya Al-Baehiqy: Hasan]


Tidak mengkhususkan shalat di malam Jum’at.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« لاَ تَخْتَصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِى وَلاَ تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ الأَيَّامِ إِلاَّ أَنْ يَكُونَ فِى صَوْمٍ يَصُومُهُ أَحَدُكُمْ » [صحيح مسلم]

“Jangan kalian mengkhususkan malam Jum'at dengan salat dari malam-malam lainnya, dan jangan kalian mengkhususkan hari Jum'at dengan puasa dari hari-hari lainnya kecuali jika bertepatan dengan puasa rutinnya”. [Sahih Muslim]

Tidak mengkhususkan puasa di hari Jum’at.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَصُومَنَّ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلَّا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَه [صحيح البخاري ومسلم]

“Jangan kalian puasa pada hari Jum'at kecuali telah puasa sehari sebelumnya atau akan puasa besoknya”. [Sahih Bukhari & Muslim]

Lihat: Puasa yang dilarang

Membaca surah "As-Sajadah" dan "Al-Insan" sewaktu shalat subuh.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْجُمُعَةِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ {الم تَنْزِيلُ} السَّجْدَةَ وَ{هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَان} [صحيح البخاري ومسلم]

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca di hari Jum'at pada shalat subuh surah "As-Sajdah" dan surah "Al-Insaan". [Sahih Bukhari & Muslim]


Mandi Jum'at.

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ جَاءَ مِنْكُمْ الْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِل [صحيح البخاري ومسلم]

“Barangsiapa diantara kalian yang ingin menghadiri shalat Jum'at, maka hendaklah ia mandi”. [Sahih Bukhari & Muslim]

Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ كَانَ فِي طَهَارَةٍ إِلَى الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى [المستدرك للحاكم: حسنه الألباني]

“Barangsiapa yang mandi di hari Jum'at, maka ia suci sampai Jum'at berikutnya. [Mustadrak Hakim: Hasan]


Disunahkan bersiwak, dan pakai wewangian.

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْغُسْلُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ، وَأَنْ يَسْتَنَّ، وَأَنْ يَمَسَّ طِيبًا إِنْ وَجَدَ [صحيح البخاري]

“Mandi di hari Jum'at adalah wajib bagi semua yang sudah balig, sikat gigi, dan memakai parfum kalau ada”. [Sahih Bukhari]

Dari seorang sahabat Rasulullah; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

" ثَلَاثٌ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ: الْغُسْلُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، وَالسِّوَاكُ، وَيَمَسُّ مِنْ طِيبٍ إِنْ وَجَدَ " [مسند أحمد: صحيح]

“Ada tiga yang wajib bagi setiap mulim: Mandi di hari Jum'at, ber-siwak, dan memakai parfum kalau ada”. [Musnad Ahmad: Sahih]


Disunahkan memakai pakaian terbaik.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ، فَأَحْسَنَ طُهُورَهُ ، وَلَبِسَ مِنْ أَحْسَنِ ثِيَابِهِ ، وَمَسَّ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ مِنْ طِيبِ أَهْلِهِ ، ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ ، وَلَمْ يَلْغُ ، وَلَمْ يُفَرِّقْ بَيْنَ اثْنَيْنِ ، غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الأُخْرَى [سنن ابن ماجه: صحيح]

“Barangsiapa yang mandi di hari Jum'at, bersuci dengan baik, memakai pakaian terbaiknya, dan memakai parfum secukupnya, kemudian datang ke mesjid untuk salat Jum'at, dengan tidak berbicara (lalai) dan tidak memisahkan dua orang dengan duduk diantaranya tanpa izin, maka diampuni dosanya antara hari itu dengan Jum'at sebelumnya”. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]


Bergegas ke masjid.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ [صحيح البخاري ومسلم]

“Barangsiapa yang mandi di hari Jum'at seperti ketika mandi junub, kemudian bergegas ke mesjid maka pahalanya seperti bersedekah dengan unta, dan barangsiapa yang datang pada jam kedua maka pahalanya seperti bersedekah dengan sapi, dan barangsiapa yang datang pada jam ketiga maka pahalanya seperti bersedekah dengan kambing, dan barangsiapa yang datang pada jam keempat maka pahalanya seperti bersedekah dengan ayam, dan barangsiapa yang datang pada jam kelima maka pahalanya seperti bersedekah dengan telur. Maka jika imam sudah datang untuk khutbah, malaikat pun hadir untuk mendengarkan khutbah”. [Sahih Bukhari & Muslim]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«إِذَا كَانَ يَوْمُ الجُمُعَةِ، كَانَ عَلَى كُلِّ بَابٍ مِنْ أَبْوَابِ المَسْجِدِ المَلاَئِكَةُ، يَكْتُبُونَ الأَوَّلَ فَالأَوَّلَ، فَإِذَا جَلَسَ الإِمَامُ طَوَوُا الصُّحُفَ، وَجَاءُوا يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ» [صحيح البخاري]

"Jika datang hari Jum'at maka di setiap pintu mesjid ada malaikat yang mencatat orang yang paling pertama datang dan berikutnya. Lalu jika imam sudah duduk setelah memberi salam khutbah, malaikat menutup buku catatan, dan mereka datang mendengarkan khutbah". [Sahih Bukhari & Muslim]


Menuju mesjid dengan jalan kaki.

Dari Aus bin Aus radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ، ثُمَّ بَكَّرَ وَابْتَكَرَ، وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ، وَدَنَا مِنَ الإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ، كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا » [سنن أبى داود: صحيح]

“Barangsiapa yang memandikan dan mandi di hari Jum'at, kemudian bergegas ke mesjid dan mendengarkan awal khutbah, dengan jalan kaki dan tidak berkendaraan, duduk dekat imam lalu mendengar khutbah dan tidak bicara (lalai), maka pahalanya bagi setiap langkah seperti pahala amalan setahun puasa dan salat”. [Sunan Abi Daud: Sahih]

Tidak melangkahi leher orang yang lebih dahulu hadir di mesjid.

Dari Abdullah bin Busr radiyallahu 'anhu; Seorang laki-laki datang pada hari Jum'at dengan melangkahi leher orang-orang yang duduk sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang khutbah. Maka Rasulullah berkata kepadanya:

«اجْلِسْ فَقَدْ آذَيْتَ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Duduklah, karena engkatu telah menyakiti orang lain". [Sunan Abu Daud: Sahih]

Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَمَسَّ مِنْ طِيبِ امْرَأَتِهِ - إِنْ كَانَ لَهَا - وَلَبِسَ مِنْ صَالِحِ ثِيَابِهِ ثُمَّ لَمْ يَتَخَطَّ رِقَابَ النَّاسِ وَلَمْ يَلْغُ عِنْدَ الْمَوْعِظَةِ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا بَيْنَهُمَا، وَمَنْ لَغَا وَتَخَطَّى رِقَابَ النَّاسِ كَانَتْ لَهُ ظُهْرًا » [سنن أبى داود: حسن]

“Barangsiapa yang mandi di hari Jum'at, memakai parfum, dan memakai pakaian terbaiknya, kemudian ia tidak melangkahi leher orang-orang di masjid, dan tidak berbicara (lalai) di waktu khutbah, maka jum'at tersebut menjadi kaffarah (penghapus) dosa baginya di antara dua jum'at (hari itu dan Jum'at sebelumnya). Dan barangsiapa yang berbicara (lalai), dan melangkahi leher orang-orang, maka Jum'atnya itu hanya bernilai salat dzuhur”. [Sunan Abi Daud: Hasan]


Duduk dekat imam.

Dari Samurah bin Jundub; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«احْضُرُوا الذِّكْرَ، وَادْنُوا مِنَ الْإِمَامِ، فَإِنَّ الرَّجُلَ لَا يَزَالُ يَتَبَاعَدُ حَتَّى يُؤَخَّرَ فِي الْجَنَّةِ، وَإِنْ دَخَلَهَا» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]

“Hadirilah khutbah Jum’at, dan mendekatlah ke imam, karena sesungguhnya seorang laki-laki senangtiasa menjauh sampai ia diakhirkan masuk surga sekalipun ia akan memasukinya”. [Sunan Abi Daud: Hasan ]

Dalam riwayat lain:

«احْضُرُوا الْجُمُعَةَ، وَادْنُوا مِنَ الْإِمَامِ» [مسند أحمد: حسن]

“Hadirilah shalat Jum’at, dan mendekatlah ke imam”. [Musnad Ahmad: Hasan]

Tidak menyuruh orang berdiri dari tempatnya kemudian ia mendudukinya.

Dari Jabir; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«لَا يُقِيمَنَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، ثُمَّ لْيُخَالِفْ إِلَى مَقْعَدِهِ، فَيَقْعُدَ فِيهِ وَلَكِنْ يَقُولُ افْسَحُوا» [صحيح مسلم]

“Janganlah seorang dari kalian menyuruh saudaranya berdiri dari tempatnya kemudian ia mengambil tempat duduknya dan duduk di situ, akan tetai hendaklah ia mengatakan: Berilah kelonggaran (untuk ia duduk)”. [Shahih Muslim]

Shalat tahiyatul masjid sekalipun imam sudah mulai khutbah.

Hadits Jabir bin Abdillah radiyallahu 'anhuma; Seorang laki-laki masuk mesjid di hari Jum'at dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang khutbah. Maka Rasulullah bertanya:

«أَصَلَّيْتَ؟»

"Apakah kamu sudah salat?"
Orang itu menjawab: Tidak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«قُمْ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ» [صحيح البخاري]

"Berdirilah dan dirikan salat dua raka'at". [Sahih Bukhari]

Dalam riwayat lain; Sulaik Al-Gathafaniy radiyallahu 'anhu datang pada hari Jum'at dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang khutbah, kemudian ia langsung duduk. Maka Rasulullah berkata kepadanya:

«يَا سُلَيْكُ قُمْ فَارْكَعْ رَكْعَتَيْنِ، وَتَجَوَّزْ فِيهِمَا»

"Wahai Sulaik, berdirilah kemudian salat dua raka'at dan lakukan dengan singkat.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ، فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ، وَلْيَتَجَوَّزْ فِيهِمَا» [صحيح مسلم]

"Jika seorang dari kalian datang di hari Jum'at dan imam sedang khutbah, maka dirikanlah salat dua raka'at dan lakukanlah dengan singkat". [Sahih Muslim]


Memperbanyak shalat sunnah sebelum Imam Khutbah.

Dari Salman Al-Farisy radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الجُمُعَةِ، وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ، وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ، أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيبِ بَيْتِهِ، ثُمَّ يَخْرُجُ فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ، ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ، ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ الإِمَامُ، إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الجُمُعَةِ الأُخْرَى» [صحيح البخاري]

“Tidaklah seseorang mandi di hari Jum'ah dan membersihkan apa yang bisa dibersihkan dari badannya, dan memakai minyak rambut atau memakai parfum kemudian ke mesjid, tidak memisahkan dua orang yang berdampingan dengan duduk diantaranya tanpa izin, kemudian ia shalat sunnah sebanyak yang ia bisa, kemudian diam ketika imam sudah mulai khutbah, kecuali dosanya diampuni antara hari itu dengan Jum'at berikutnya”. [Sahih Bukhari]

Lihat: Keutamaan shalat dalam As-Sunnah

Tidak membuat halaqah (kajian) di masjid sebelum shalat Jum'at.

Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنِ التَّحَلُّقِ قَبْلَ الصَّلاَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ [سنن أبى داود: حسنه الألباني]

Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang mengadakan halaqah (ceramah atau bincang-bincang) sebelum salat jum'at. [Sunan Abi Daud: Hasan]

Diam mendengarkan khutbah Jum'at.

Dari Abu Hurairah; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْت . [صحيح البخاري ومسلم]

Jika kamu berkata kepada temanmu di hari Jum'at: "Diam!", sementara imam khutbah, maka kamu dianggap berbicara (lalai). [Sahih Bukhari & Muslim]

Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ وَزِيَادَةُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ وَمَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغَا ». [صحيح مسلم]

“Barangsiapa yang berwudhu dengan baik kemudian ke mesjid untuk salat Jum'at, lalu mendengarkan khutbah dan diam, maka diampuni dosanya antara hari itu dengan Jum'at sebelumnya ditambah tiga hari. Dan barangsiapa yang memegang batu kecil di waktu imam khutbah berarti ia telah lalai”. [Sahih Muslim]

Tidak duduk dengan cara "Ihtiba'" sewaktu mendengarkan khutbah.

Mu'az bin Anas radiyallahu 'anhu berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنِ الْحُبْوَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ [سنن أبى داود: حسن]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang "Al-Hubwah" di hari jum'at saat imam khutbah. [Sunan Abi Daud: Hasan]

Al-Hubwah maksudnya: Duduk dengan lulut terangkat dan paha menyentuh perut ditahan dengan bajunya.

Duduk menghadap imam.

Abdullah bin Mas’ud radiyallahu 'anhu berkata:

«كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اسْتَوَى عَلَى المِنْبَرِ اسْتَقْبَلْنَاهُ بِوُجُوهِنَا» [سنن الترمذي: صحيح]

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika telah berada di atas mimbar maka kami menghadapkan wajah kami kepadanya”. [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Tsabit radiyallahu 'anhu berkata:

«كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ عَلَى الْمِنْبَرِ، اسْتَقْبَلَهُ أَصْحَابُهُ بِوُجُوهِهِمْ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika telah berdiri di atas mimbar, para sahabatnya menghadapkan wajah mereka kepadanya”. [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Pindah tempat duduk ketika mengantuk.

Dari Ibnu Umar radiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«إِذَا نَعَسَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الجُمُعَةِ فَلْيَتَحَوَّلْ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ» [سنن الترمذي: صحيح]

“Jika seorang dari kalian mengantuk pada hari Jum’at maka hendaklah ia berpindah dari tempat duduknya itu”. [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Membaca surah "Al-Jumu'ah" dan "Al-Munafiqun", atau surah “Al-A’laa” dan “Al-Gaasyiyah” sewaktu shalat Jum’at.

Ibnu Abbas radiyallahu 'anhuma berkata:

أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقْرَأُ فِى صَلاَةِ الْجُمُعَةِ سُورَةَ الْجُمُعَةِ وَالْمُنَافِقِينَ. [صحيح مسلم]

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca pada salat Jum'at surah "Al-Jumu'ah" dan surah "Al-Munafiqun". [Sahih Muslim]

An-Nu’man bin Basyir radiyallahu 'anhuma berkata:

«كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْعِيدَيْنِ، وَفِي الْجُمُعَةِ بِـ {سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى}، وَ {هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ}»، قَالَ: «وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ، فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ، يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِي الصَّلَاتَيْنِ» [صحيح مسلم]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca pada shalat ‘ied Al-Fithri dan Al-Adhaa dan shalat Jum’at: Surah Al-A’laa dan Al-Gaasyiyah. Dan jika berkumpul hari ‘ied dan Jum’at pada satu hari maka beliau juga membaca keduanya dalam dua shalat tersebut. [Sahih Muslim]
Berusaha mendapatkan waktu mustajab.

Abu Hurairah radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan hari Jum'at dan berkata:

فِيهِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا [صحيح البخاري]

"Pada hari Jum'at ada waktu yang tidak seorang muslim pun mendapatinya sementara ia berdo'a meminta kepada Allah sesuatu kecuali dikabulkan". Rasulullah mengisyaratkan dengan tangannya bahwa waktu itu sebentar sekali. [Sahih Bukhari]

Dan dalam riwayat lain:

« إِنَّ فِى الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا خَيْرًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ ». قَالَ وَهِىَ سَاعَةٌ خَفِيفَةٌ. [صحيح مسلم]

"Sesungguhnya pada hari Jum'at ada waktu yang tidak seorangpun muslim yang mendapatinya sementara ia berdo'a kepada Allah untuk kebaikan kecuali Allah akan mengabulkannya. Rasulullah berkata: Waktu tersebut sangat singkat". [Sahih Muslim]

Para ulama berselisih pendapat dalam menentukan waktu yang dimaksudkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ibnu hajar menyebutkan 42 pendapat dalam kitabnya fathulbari (2/416). Kemudian beliau menyebutkan dua pendapat yang paling kuat:
Pertama: Waktu tersebut dari mulai imam duduk di mimbar sampai salat jum'at selesai. Ini pendapat Abu Musa Al-Asy'ary yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Sahihnya dan ia kuatkan. Dan dipilih  oleh Imam Al-Baihaqi, Ibnu Al-A'raby, Al-Qurthuby, An-Nawawy dan beberapa ulama lainnya.
Pendapat kedua: Waktu tersebut adalah akhir waktu di hari Jum'at setelah salat ashar (sesaat sebelum magrib). Ini pendapat Abdullah bin Salam, dan dipilih oleh Imam Ahmad, Ibnu Abdil Barr, Ishak bin Rahawaih, dan beberapa ulama lainnya.

Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy'ary berkata: Abdullah bin Umar bertanya kepadaku, apakah engkau mendengar ayahmu menceritakan dari Rasulullah tentang waktu mustajab di hari jum'at? 
Aku menjawab: Ya, aku mendengarnya berkata: Aku mendengar dari Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

« هِىَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلاَةُ » [صحيح مسلم]

"Waktu itu adalah antara imam duduk di atas mimbar sampai selesai shalat". [Sahih Muslim]

Abdullah bin Salam berkata sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk dekatnya: Sesungguhnya kami mendapati dalam kitab Allah (taurat) bahwa pada hari jum'at ada waktu yang tidak seorang pun hamba yang beriman mendapatinya sementara salat meminta kepada Allah sesuatu kecuali akan dikabulkan keinginannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian memberi isyarat kepadaku kalau waktu itu hanya sedikit, lalu aku mengatakan: Engkau benar ya Rasulullah, hanya sedikit waktu. Lalu aku bertanya lagi: Kapan waktu itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab:

هِيَ آخِرُ سَاعَاتِ النَّهَارِ

"Di akhir waktu siang (sesaat sebelum magrib)!"
Aku berkata: Tapi itu bukan waktu salat ya Rasulullah?
Beliau menjawab:

بَلَى إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا صَلَّى ثُمَّ جَلَسَ لَا يَحْبِسُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ فَهُوَ فِي الصَّلَاةِ [سنن ابن ماجه: صححه الألباني]

"Tentu, sesungguhnya seorang hamba beriman jika selesai salat kemudian duduk menunggu salat berikutnya berarti ia dianggap sedang salat". [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Dari Jabir bin Abdillah; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

« يَوْمُ الْجُمُعَةِ ثِنْتَا عَشْرَةَ - يُرِيدُ سَاعَةً - لاَ يُوجَدُ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ » [سنن أبى داود: صححه الألباني]

"Hari Jum'at ada 12 waktu, tidak seorang muslim pun yang meminta kepada Allah 'azza wajalla sesuatu kecuali Allah memberikannya, maka carilah waktu itu dengan berdo'a di akhir waktu setelah ashar". [Sunan Abi Daud: Shahih]


Membaca surah Al-Kahfi.

Dari Abu Sa'id radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" إنّ مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ يَوْم الْجُمُعَةِ , أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ " [المستدرك للحاكم: صححه الألباني]

“Barangsiapa yang membaca surah Al-Kahfi di hari Jum'at maka akan meneranginya dengan cahaya antara dua Jum'at”. [Mustadrak Al-Hakim: Di-sahih-kan Al-Bany]

Dan dari Abu Sa'id radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ في يَوْمَ جُمُعَةٍ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ " [شعب الإيمان للبيهقي: صححه الألباني]

“Barangsiapa yang membaca surah Al-Kahfi di hari Jum'at, akan meneranginya dengan cahaya antara ia dan bait al-'atiq (ka'bah)”. [Syu'ab Al-Iman: Di-sahih-kan Albany]

Dalam riwayat lain: Barangsiapa yang membaca surah Al-Kahfi di malam Jum'at ...


Bersedekah di hari Jum’at.

Ibnu ‘Abbas radiyallahu 'anhuma berkata: Abu Hurairah dan Ka’b berkumpul, lalu Abu Hurairah  radiyallahu 'anhu berkata:

«إِنَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ لَسَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى فِيهَا خَيْرًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ»

“Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat saat yang apabila seorang Muslim meminta kebaikan kepada Allah ta’ala bertepatan dengan saat tersebut, niscaya permintaannya itu akan dikabulkan.”

Ka’b radiyallahu 'anhu pun berkata: “Maukah kau kuceritakan tentang hari Jum’at?”
Maka Ka’b pun berkata lagi:

«إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فَزِعَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ، وَالْبَرُّ وَالْبَحْرُ، وَالشَّجَرُ وَالثَّرَى، وَالْمَاءُ وَالْخَلَائِقُ، كُلُّهَا إِلَّا ابْنَ آدَمَ وَالشَّيْطَانَ» قَالَ: «وَتَحُفُّ الْمَلَائِكَةُ بِأَبْوَابِ الْمَسْجِدِ فَيَكْتُبُونَ مَنْ جَاءَ الْأَوَّلَ فَالْأَوَّلَ، فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ طَوَوْا صُحُفَهُمْ، فَمَنْ جَاءَ بَعْدَ ذَلِكَ جَاءَ بِحَقِّ اللَّهِ، وَلِمَا كُتِبَ عَلَيْهِ، وَحَقٌّ عَلَى كُلِّ رَجُلٍ حَالِمٍ يَغْتَسِلُ فِيهِ كَغُسْلِهِ مِنَ الْجَنَابَةِ، وَلَمْ تَطْلَعِ الشَّمْسُ وَلَمْ تَغْرُبْ مِنْ يَوْمٍ أَعْظَمَ مِنَ يَوْمِ الْجُمُعَةِ، وَالصَّدَقَةُ فِيهِ أَعْظَمُ مِنْ سَائِرِ الْأَيَّامِ»

“Jika tiba hari Jum’at, terkejutlah langit dan bumi, juga daratan, lautan, pepohonan, tanah, air, dan makhluk-makhluk seluruhnya selain anak Adam dan setan. Para malaikat mengelilingi pintu masjid lalu mereka mencatat siapa yang datang pada awal waktu. Apabila imam telah datang, mereka pun menutup catatannya. Maka siapa yang datang setelah kedatangan imam dan ditutupnya catatan itu, dia hanya datang untuk memenuhi haq Allah saja (yakni menggugurkan kewajiban saja) karena kewajiban itu telah ditetapkan baginya. Dan wajib bagi setiap lelaki yang telah baligh untuk mandi pada hari itu sebagaimana mandi lantaran janabah. Dan tidak ada matahari yang terbit dan terbenam pada hari terbit dan terbenamnya yang lebih agung daripada hari Jum’at. Dan sedekah pada hari Jum’at itu lebih agung dari sedekah pada hari-hari lainnya.”
Ibn ‘Abbas berkata, “Ini adalah hadits Abu Hurairah dan Ka’b. Adapun aku berpendapat bahwa jika dia memiliki minyak wangi di keluarganya, hendaklah dia memakainya pada hari itu.” [Mushannaf Abdurrazaq: Shahih]

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata:

أَنَّ لِلصَّدَقَةِ فِيهِ مَزِيَّةٌ عَلَيْهَا فِي سَائِرِ الْأَيَّامِ، وَالصَّدَقَةُ فِيهِ بِالنِّسْبَةِ إِلَى سَائِرِ أَيَّامِ الْأُسْبُوعِ كَالصَّدَقَةِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ بِالنِّسْبَةِ إِلَى سَائِرِ الشهور

Bahwa sedekah di hari Jumat memiliki keistimewaan khusus dibandingkan hari yang lain. Sedekah di hari Jumat dibandingkan dengan sedekah di hari yang lain, seperti perbandingan antara sedekah di bulan Ramadhan dengan sedekah di selain Ramadhan. (Zadul Ma’ad).

Lihat: Keutamaan zakat, infaq, dan sedekah dalam As-Sunnah

Wallahu a’lam!

Referensi:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...