Minggu, 23 Juli 2017

Hadits tentang tanaman/tumbuhan

بسم الله الرحمن الرحيم

Berikut ini beberapa hadits yang menyebutkan nama beberapa tanaman atau tumbuhan:

Perumpamaan seorang mukmin dgn munafiq seperti dahan yang lentur dan keras

Dari Ka’ab bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَثَلُ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ الْخَامَةِ مِنَ الزَّرْعِ، تُفِيئُهَا الرِّيَاحُ، تَصْرَعُهَا مَرَّةً وَتَعْدِلُهَا، حَتَّى يَأْتِيَهُ أَجَلُهُ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ مَثَلُ الْأَرْزَةِ الْمُجْذِيَةِ الَّتِي لَا يُصِيبُهَا شَيْءٌ حَتَّى يَكُونَ انْجِعَافُهَا مَرَّةً وَاحِدَةً» [صحيح البخاري ومسلم]
“Perumpamaan seorang mukmin seperti batang (dahan) tanaman yang kuat dan lentur, ketika angin menerpanya, kadang menundukkannya dan kadang membuatnya tegak hingga waktunya tiba. Dan perumpamaan seorang munafiq seperti batang (dahan) tanaman yang kaku (tidak lentur), tidak ada suatupun yang menerpanya hingga ia tercabut hanya sekali saja”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Jeruk lemon Cui (Citrus medica Risso), kurma, raihanah (Ocimum basilicum L.), dan handzalah (Citrullus Colocynthis (L) Schrader); Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an

Dari Abu Musa Al-Asy'ariy -radhiallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ، مَثَلُ الْأُتْرُجَّةِ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ، لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ، مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ، كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ، لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ [صحيح البخاري ومسلم]
"Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al-Qur'an dan mengamalkannya seperti buah utrujah (jeruk lemon Cui), rasanya enak dan baunya harum. Dan perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca Al-Qur'an seperti buah kurma, tidak ada baunya tapi rasanya manis. Dan perumpamaan seorang munafik yang membaca Al-Qur'an seperti raihanah, baunya harum tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan seorang munafik yang tidak membaca Al-Qur'an seperti hanzalah (jenis tanaman labu), tidak punya bau dan rasanya pahit". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Pohon kurma (Phoenix dactylifera L.); Perumpamaan seorang mukmin

Dari Abdullah bin Umar -radhiallahu 'anhuma-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«أَخْبِرُونِي بِشَجَرَةٍ مَثَلُهَا مَثَلُ المُسْلِمِ، تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا، وَلاَ تَحُتُّ وَرَقَهَا»
"Beritahukanlah kepadaku suatu pohon yang perumpamaannya mirip seorang muslim, berbuah setiap saat dengan izin Tuhan-nya dan daunnya pun tidak berguguran."
Abdullah berkata: Hatiku mengatakan bahwa pohon itu adalah pohon kurma, namun aku tidak berani mengatakannya apalagi di sana ada Abu Bakr dan Umar, ketika keduanya tidak angkat bicara, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«هِيَ النَّخْلَةُ»
"Pohon itu adalah pohon kurma." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Sesawi hitam (Brssica nigra (L.) Koch)

Dari Hudzaifah -radhiallahu 'anhu-: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda;
" يَنَامُ الرَّجُلُ النَّوْمَةَ، فَتُقْبَضُ الأَمَانَةُ مِنْ قَلْبِهِ، فَيَظَلُّ أَثَرُهَا مِثْلَ أَثَرِ الوَكْتِ، ثُمَّ يَنَامُ النَّوْمَةَ فَتُقْبَضُ فَيَبْقَى أَثَرُهَا مِثْلَ المَجْلِ، كَجَمْرٍ دَحْرَجْتَهُ عَلَى رِجْلِكَ فَنَفِطَ، فَتَرَاهُ مُنْتَبِرًا وَلَيْسَ فِيهِ شَيْءٌ، فَيُصْبِحُ النَّاسُ يَتَبَايَعُونَ، فَلاَ يَكَادُ أَحَدٌ يُؤَدِّي الأَمَانَةَ، فَيُقَالُ: إِنَّ فِي بَنِي فُلاَنٍ رَجُلًا أَمِينًا، وَيُقَالُ لِلرَّجُلِ: مَا أَعْقَلَهُ وَمَا أَظْرَفَهُ وَمَا أَجْلَدَهُ، وَمَا فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ "
"Seseorang tertidur nyenyak kemudian amanat dicabut dari hatinya, dan masih ada bekasnya seperti bekas yang kecil, kemudian dia tidur lagi dan amanat dicabut darinya sehingga bekasnya seperti kutu di tangan, seperti bara yang kau gelindingkan di kakimu sehingga ia memar, maka engkau melihatnya beram-beram (memar) padahal sebenarnya tidak terjadi apa-apa, dan manusia secara beruntun melakukan jual-beli dan nyaris tak seorang pun menunaikan amanat dengan baik, dan dikatakan bahwa di bani fulan ada seseorang yang dapat di percaya, kemudian dikatakan kepada orang tersebut; 'alangkah cerdasnya dia, alangkah bijaknya dia, alangkah pemberaninya dia,' padahal tidak ada seberat sesawi hitam pun iman di dalam hatinya”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Wijen (Sesamum indicum L.)

Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah -radhiallahu 'anhuma- tentang Al-Jahannamiyyin (ahli neraka) bahwa sekelompok kaum pasti akan keluar dari neraka, setelah mereka tinggal beberapa lama.' Kata Jabir:
فَيَخْرُجُونَ كَأَنَّهُمْ عِيدَانُ السَّمَاسِمِ، فَيَدْخُلُونَ نَهَرًا مِنْ أَنْهَارِ الْجَنَّةِ، فَيَغْتَسِلُونَ فِيهِ، فَيَخْرُجُونَ كَأَنَّهُمُ الْقَرَاطِيسُ»
'Maka mereka keluar (dari neraka) seperti batang (arang yang hitam kelam) tanaman wijen. Lalu mereka masuki salah satu sungai surga, mereka mandi di dalamnya, kemudian mereka keluar dari sungai seakan-akan kertas (putih)' [Shahih Muslim]

As-Sa’daan (Neurada procumbens L.)

Dari Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
وَفِي جَهَنَّمَ كَلاَلِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ، هَلْ رَأَيْتُمْ شَوْكَ السَّعْدَانِ؟ "
“Dan di dalam Jahannam ada besi yang ujungnya bengkok seperti duri Sa'dan (tumbuhan yang berduri tajam). Pernahkah kalian melihat duri Sa'dan?"
Mereka menjawab: "Ya, pernah."
Beliau melanjutkan:
" فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَعْلَمُ قَدْرَ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ، تَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ، فَمِنْهُمْ مَنْ يُوبَقُ بِعَمَلِهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُخَرْدَلُ ثُمَّ يَنْجُو " [صحيح البخاري ومسلم]
"Sungguh dia seperti duri Sa'dan, hanya saja tidak ada yang mengetahui ukuran besarnya duri tersebut kecuali Allah. Duri tersebut akan menusuk-nusuk manusia berdasarkan amal-amal mereka. Di antara mereka ada yang dikoyak-koyak hingga binasa disebabkan amalnya, ada pula yang dipotong-potong kemudian selamat melewatinya”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Labu yang disukai Nabi (Cucurbita pepo L./ Vucurbita maxima Duch.)

Anas bin Malik -radhiallahu 'anhu- berkata:
رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَتَبَّعُ الدُّبَّاءَ مِنْ حَوَالَيِ القَصْعَةِ، قَالَ: فَلَمْ أَزَلْ أُحِبُّ الدُّبَّاءَ مِنْ يَوْمِئِذٍ [صحيح البخاري ومسلم]
Aku pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memakan dengan lahap labu yang ada di tepi bejana, maka aku selalu menyukai labu sejak saat itu. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Labu yang dibuat bejana (Lagenaria vulgaris Ser.)

Dari Anas bin Malik -radhiallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لاَ تَنْتَبِذُوا فِي الدُّبَّاءِ، وَلاَ فِي المُزَفَّتِ»
"Janganlah kalian membuat perasan dalam duba' (tempat minum dari labu yang di buang isinya dan di gunakan untuk merendam perasan kurma atau anggur) dan muzaffat (tempat minum yang di polesi dengan ter)."  [Shahih Bukhari]

Al Aswad bertanya kepada Aisyah -radhiallahu 'anha-: "Wahai Ummul Mukminin, jenis tempat minum seperti apakah yang dilarang oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk merendam (perasan angur atau kurma)?"
Aisyah menjawab;
«نَهَانَا فِي ذَلِكَ أَهْلَ البَيْتِ أَنْ نَنْتَبِذَ فِي الدُّبَّاءِ وَالمُزَفَّتِ» [صحيح البخاري]
"Beliau melarang kami begitu juga kepada ahli bait beliau dari merendam (perasan anggur atau kurma) dalam dubaa' (tempat minum dari labu yang di buang isinya dan di gunakan untuk merendam perasan kurma atau anggur) dan muzaffat (tempat minum yang di polesi dengan ter). [Shahih Bukhari]

Bawang merah (Alliun cepa L.), bawang putih (Allium sativum L.), al-kurrats (Allium porrum L.)

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرَّاثَ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Barangsiapa yang makan bawang merah, bawang putih, dan al-kurrats (sejenis bawang), maka jangalah ia mendekati mesjid kami, karena sesungguhnya para malaikat terganggu dari semua yang mengganggu anak cucu Adam". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Gandum sya’iir (Hordeum vulgare L.) dan gandum hinthah (Triticum vulgare)

Dari Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«التَّمْرُ بِالتَّمْرِ، وَالْحِنْطَةُ بِالْحِنْطَةِ، وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ، وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ، مِثْلًا بِمِثْلٍ، يَدًا بِيَدٍ، فَمَنْ زَادَ، أَوِ اسْتَزَادَ، فَقَدْ أَرْبَى، إِلَّا مَا اخْتَلَفَتْ أَلْوَانُهُ» [صحيح مسلم]
"Kurma dengan kurma, gandum hinthah dengan gandum hinthan, gandum sya’ir dengan gandum sya’ir, garam dengan garam, harus sebanding dan tunai. Dan barangsiapa melebihkan, maka dia telah melakukan praktek riba kecuali jika berbeda jenisnya." [Shahih Muslim]

Tanaman Bit (Beta vulgaris L.)

Ummu Al Mundzir binti Qais Al Anshariyyah -radhiallahu 'anha- berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemuiku bersama Ali radliallahu 'anhu, sementara Ali yang sedang sakit. Saat itu kami memiliki buah kurma yang tergantung, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berdiri dan makan sebagian darinya. Ketika Ali berdiri untuk makan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Ali:
«مَهْ إِنَّكَ نَاقِهٌ»
"Tahanlah, sesungguhnya engkau baru saja sembuh dari sakit!"
Maka Ali menahan diri. Ummu Al Mundzir berkata:
وَصَنَعْتُ شَعِيرًا وَسِلْقًا، فَجِئْتُ بِهِ
"Aku lalu masak gandum dan rebusan sayur (tanaman Bit). Setelah itu aku membawanya”, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun berkata:
«يَا عَلِيُّ أَصِبْ مِنْ هَذَا فَهُوَ أَنْفَعُ لَكَ» [سنن أبي داود: حسن]
"Wahai Ali, makanlah dari makanan ini, makanan tersebut lebih bermanfaat bagimu." [Sunan Abi Daud: Hasan]

Batang siwak (araak/Salvadora persica L.) dan buahnya (al-kabaatsa)

Dari Abu Umamah Al-Haritsiy -radhiallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا يَقْتَطِعُ رَجُلٌ حَقَّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ بِيَمِينِهِ، إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ، وَأَوْجَبَ لَهُ النَّارَ»
"Tidaklah seorang laki-laki mengambil hak orang lain dengan sumpahnya, kecuali Allah akan mengharamkan surga baginya dan memasukkannya ke dalam neraka."
Seorang laki-laki lalu berkata: "Wahai Rasulullah, meskipun itu sesuatu yang remeh?"
Beliau menjawab:
«وَإِنْ كَانَ سِوَاكًا مِنْ أَرَاكٍ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Meskipun itu sebatang kayu siwak." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Jabir bin Abdillah -radhiallahu 'anhuma- berkata:
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَجْنِي الكَبَاثَ، وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «عَلَيْكُمْ بِالأَسْوَدِ مِنْهُ، فَإِنَّهُ أَطْيَبُهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memetik buah pohon (al-araak) dan saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Petiklah yang berwarna hitam karena ia yang paling baik”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Maghafir (Acacia orfota ( Forssk ) Schweinf.)

Aisyah radliallahu 'anha berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah minum madu di kediaman Zainad binti Jahsyi dan duduk di tempatnya. Lalu aku dan Hafshah pun bersepakat bahwa, siapa saja diantara kita yang ditemui oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka hendaklah ia berkata pada beliau, "Apakah Anda memakan buah Maghafir? Sungguh, aku mendapatkan bau Maghafir dari Anda."
Maka beliau berkata:
«لاَ، وَلَكِنِّي كُنْتُ أَشْرَبُ عَسَلًا عِنْدَ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ، فَلَنْ أَعُودَ لَهُ، وَقَدْ حَلَفْتُ، لاَ تُخْبِرِي بِذَلِكَ أَحَدًا»
"Tidak. Akan tetapi aku hanya minum madu di tempat Zainab binti Jahsyi, namun aku tidak akan kembali lagi padanya. Dan aku telah bersumpah, dan kamu jangan menyampaikan hal itu kepada seorang pun." [Shahih Bukhari]

Semangka

Aisyah -radhiallahu 'anha- berkata:
" كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْكُلُ الْبِطِّيخَ بِالرُّطَبِ فَيَقُولُ: نَكْسِرُ حَرَّ هَذَا بِبَرْدِ هَذَا، وَبَرْدَ هَذَا بِحَرِّ هَذَا "
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah makan semangka dengan kurma segar. Kemudian beliau bersabda: "Kita menghilangkan panas ini dengan dinginnya ini, dan dingin ini dengan panas ini." [Sunan Abi Daud: Hasan]

Timun

Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib -radhiallahu 'anhuma- berkata:
«رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْكُلُ الرُّطَبَ بِالقِثَّاءِ»
Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka kurma basah dengar timun. [Shahih Bukhari]

Al-Kam’ah (Trefezia); Obat mata

Dari Sa’id bin Zayd -radhiallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«الْكَمْأَةُ مِنَ الْمَنِّ الَّذِي أَنْزَلَ اللهُ عَلَى مُوسَى، وَمَاؤُهَا شِفَاءٌ لِلْعَيْنِ»
Al-Kam’ah bagian dari Al-Mann, yang Allah turunkan kepada Musa, dan airnya adalah obat untuk mata. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Jintan hitam (sativa L.  Niglla)

Dari Aisyah -radhiallahu 'anha-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ هَذِهِ الحَبَّةَ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ، إِلَّا مِنَ السَّامِ»
“Sesungguhnya jintan hitam ini (habbatussauda’) adalah obat dari segala penyakit, kecuali kematian”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Asy-Subrum (Euphorbia pithysa L.), daun Senna (Cassia senna L.), dan As-Sanuut (Cuminum cyminum L.)

Dari Asma' bintu 'Umais -radhiallahu 'anha- bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadanya: "Dengan obat apakah engkau mengeluarkan isi perutmu (obat untuk membuat orang mencret)?"
«بِمَ تَسْتَمْشِينَ؟»
Asma' menjawab, "Dengan Syubrum."
Beliau bersabda:
«حَارٌّ جَارٌّ»
"Sungguh itu obat yang sangat panas."
Asma' berkata; “Setelah itu akau meminum as-sanaa
Maka Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَوْ أَنَّ شَيْئًا كَانَ فِيهِ شِفَاءٌ مِنَ المَوْتِ لَكَانَ فِي السَّنَا»
"Jika ada obat yang dapat mencegah dari kematian tentu itu adalah as-sanaa." [Sunan Tirmidziy]

Dari Abu Ubay bin Ummi Haramradhiyallahu ‘anhu-; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"عَلَيْكُمْ بِالسَّنَا وَالسَّنُّوتِ، فَإِنَّ فِيهِمَا شِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ إِلَّا السَّامَ"
"Hendaknya kalian menggunakan pohon sanaa (sejenis pohon yang digunakan untuk obat) dan sanuut (jintan putih), karena keduanya mengandung penawar dari semua penyakit, kecuali As Saam."
Beliau ditanya, "Wahai Rasulullah, apakah As-Saam itu?"
Beliau menjawab: "Kematian." [Sunan Ibnu Majah]

Kedua hadits ini dishahihkan oleh syekh Albaniy rahimahullah dalam kitabnya Silsilah Ash-Shahihah no,1798.

Lidah buaya (Aloe perryi Beker)

Nubaih bin Wahb -rahimahullah- berkata;
خَرَجْنَا مَعَ أَبَانَ بْنِ عُثْمَانَ حَتَّى إِذَا كُنَّا بِمَلَلٍ، اشْتَكَى عُمَرُ بْنُ عُبَيْدِ اللهِ عَيْنَيْهِ، فَلَمَّا كُنَّا بِالرَّوْحَاءِ اشْتَدَّ وَجَعُهُ فَأَرْسَلَ إِلَى أَبَانَ بْنِ عُثْمَانَ يَسْأَلُهُ، فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ أَنِ اضْمِدْهُمَا بِالصَّبِرِ، فَإِنَّ عُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، حَدَّثَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الرَّجُلِ إِذَا اشْتَكَى عَيْنَيْهِ، وَهُوَ مُحْرِمٌ ضَمَّدَهُمَا بِالصَّبِرِ
Kami naik haji besama-sama dengan Aban bin Utsman. Setelah sampai di Malal (28 mil dari Madinah), Umar bin Ubaidullah sakit kedua matanya, dan ketika tiba di Rauha`, sakit matanya bertambah parah. Lalu ditanyakannya obatnya kepada Aban bin Utsman. Aban menyarankan supaya mengobatinya dengan daun sabir, karena ia ingat bahwa Utsman radliallahu 'anhu pernah mengabarkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam perihal seorang laki-laki yang sakit mata ketika ihram, lalu diobatinya dengan daun Sabir. [Shahih Muslim]

Jerami (Typha domingensis Pers); Bahan untuk membuat tikar di masa Nabi

Sahal radliallahu 'anhu ditanya tentang luka yang dialami Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada perang Uhud. Dia menjawab:
«جُرِحَ وَجْهُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكُسِرَتْ رَبَاعِيَتُهُ، وَهُشِمَتِ البَيْضَةُ عَلَى رَأْسِهِ، فَكَانَتْ فَاطِمَةُ عَلَيْهَا السَّلاَمُ، تَغْسِلُ الدَّمَ وَعَلِيٌّ يُمْسِكُ، فَلَمَّا رَأَتْ أَنَّ الدَّمَ لاَ يَزِيدُ إِلَّا كَثْرَةً، أَخَذَتْ حَصِيرًا فَأَحْرَقَتْهُ حَتَّى صَارَ رَمَادًا، ثُمَّ أَلْزَقَتْهُ فَاسْتَمْسَكَ الدَّمُ»  [صحيح البخاري ومسلم]
"Wajah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terluka, gigi gerahamnya pecah dan topi baja pelindung kepala Beliau juga pecah. Dan Fathimah –‘alaihassalam- adalah orang yang membersihkan darah sedangkan 'Ali menahannya. Ketika Fathimah melihat darah yang keluar semakin banyak, dia mengambil tikar lalu membakarnya hinga menjadi abu, kemudian menempelkannya pada luka sehingga darah berhenti mengalir. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Pacing (Costus speciosus Sm.)

Ummu Qais -radhiallahu 'anha- berkata; Aku mengunjungi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama anakku yang baru saja saya obati kerongkongannya dengan tanganku, maka beliau bersabda:
" عَلَى مَا تَدْغَرْنَ أَوْلاَدَكُنَّ بِهَذَا العِلاَقِ، عَلَيْكُنَّ بِهَذَا العُودِ الهِنْدِيِّ، فَإِنَّ فِيهِ سَبْعَةَ أَشْفِيَةٍ، مِنْهَا ذَاتُ الجَنْبِ: يُسْعَطُ مِنَ العُذْرَةِ، وَيُلَدُّ مِنْ ذَاتِ الجَنْبِ "
"Dengan maksud apa kamu mengobati penyakit tenggorokan anakmu dengan memasukkan jemari tangan? Gunakanlah kayu India (pacing), karena padanya terdapat tujuh ragam penyembuhan: dapat dimasukkan sebagai obat tetes hidung untuk menyembuhkan penyakit kerongkongan, dan dapat pula menjadi penyembuh dari penyakit radang selaput dada." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Dari Ummu 'Athiyah -radhiallahu 'anha-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا تُحِدُّ امْرَأَةٌ عَلَى مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلَاثٍ، إِلَّا عَلَى زَوْجٍ، أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا، وَلَا تَلْبَسُ ثَوْبًا مَصْبُوغًا، إِلَّا ثَوْبَ عَصْبٍ، وَلَا تَكْتَحِلُ، وَلَا تَمَسُّ طِيبًا، إِلَّا إِذَا طَهُرَتْ، نُبْذَةً مِنْ قُسْطٍ أَوْ أَظْفَارٍ»
"Tidak boleh bagi seorang wanita melakukan ihdad (berkabung) karena kematian seseorang melebihi tiga hari, kecuali karena kematian suaminya yaitu empat bulan sepuluh hari, dan tidak boleh menggunakan pakaian yang berwarna warni, melainkan hanya memakai pakaian yang kasar (kain beludru), dan tidak boleh menggunakan celak mata, dan tidak boleh memakai wewangian kecuali jika masa iddahnya telah habis, maka diperbolehkan baginya memakai qusth (kayu India) atau adzfar (sejenis pohon yang harum baunya)." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Jeringau atau Dlingo atau Jangu (Acorus calamus L.)

Aisyah -radhiallahu 'anha- berkata:
«طَيَّبْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدَيَّ بِذَرِيرَةٍ فِي حَجَّةِ الوَدَاعِ، لِلْحِلِّ وَالإِحْرَامِ» [متفق عليه]
"Saya pernah memberi minyak wangi dzarirah (Jeringau atau Dlingo) kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan kedua tanganku untuk tahallul dan ihramnya ketika haji wada'." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Dari salah seorang istri Nabi -radhiallahu 'anha-; Bahwasanya Nabi mendatanginya dan bersabda:
«أَعِنْدَكِ ذَرِيرَةٌ؟»
"Apa kau punya jeringau?"
Ia menjawab: Ya.
Maka Beliau memintanya kemudian diletakkan di atas bisul di antara jari-jari kaki beliau kemudian berdo’a:
«اللَّهُمَّ مُطْفِئَ الْكَبِيرِ، وَمُكَبِّرَ الصَّغِيرِ، أَطْفِئْهَا عَنِّي»
"Ya Allah! Yang memadamkan yang besar dan yang membesarkan yang kecil, padamkanlah ia dariku."
Kemudian bisul beliau pun sembuh. [Musnad Ahmad]

Daun pacar atau inai (Lawsonia inermis L.)

Salma -radhiallahu 'anha- berkata:
" مَا كَانَ أَحَدٌ يَشْتَكِي إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَجَعًا فِي رَأْسِهِ إِلَّا قَالَ: احْتَجِمْ، وَلَا وَجَعًا فِي رِجْلَيْهِ، إِلَّا قَالَ اخْضِبْهُمَا " [سنن أبي داود]
"Tidak ada seorangpun yang mengeluhkan penyakit kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada kepalanya melainkan beliau berkata: "Berbekamlah!" Dan tidaklah ia mengeluhkan sakit pada kedua kakinya melainkan beliau berkata: "Warnailah dengan pacar!" [Sunan Abi Daud: Hasan]

Dalam riwayat lain:
«مَا كَانَ يَكُونُ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرْحَةٌ وَلَا نَكْبَةٌ إِلَّا أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَضَعَ عَلَيْهَا الحِنَّاءَ» [سنن الترمذي]
"Tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menderita luka kecuali beliau menyuruhku untuk menaruh di atas lukanya daun inai (pacar)." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Al-Katam (Buxus dioica Forssk)

Anas bin Malik -radhiallahu 'anhu- berkata:
«قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَيْسَ فِي أَصْحَابِهِ أَشْمَطُ غَيْرَ أَبِي بَكْرٍ، فَغَلَفَهَا بِالحِنَّاءِ، وَالكَتَمِ» [صحيح البخاري]
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba (di Madinah) dan tidak ada satupun dari shahabat beliau yang paling banyak ubanya selain Abu Bakar. Maka kemudian dia mengecatnya dengan daun inai dan katam (daun pewarna lainnya) ". [Shahih Bukhari]

Dari Abu Dzar -radliallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ أَحْسَنَ مَا غُيِّرَ بِهِ هَذَا الشَّيْبُ الْحِنَّاءُ، وَالْكَتَمُ»
"Sesungguhnya yang paling baik untuk mengubah warna uban ini adalah pacar dan Al-Katam (sejenis pacar)." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Al-Wars (Mallotus philippinenisis Muell-Arg.)

Ummu Salamah radhiallahu 'anha berkata:
«كَانَتِ النُّفَسَاءُ تَجْلِسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا، أَوْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً. فَكَانَتْ إِحْدَانَا تَطْلِي الْوَرْسَ عَلَى وَجْهِهَا مِنَ الْكَلَفِ»
"Dahulu para wanita yang mengalami nifas pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (mereka) duduk (tidak mengerjakan shalat) selama empat puluh hari atau empat puluh malam, dan salah seorang dari kami (biasanya) mengolesi wajahnya dengan al-waras (tumbuhan berwarna kuning dan beraroma wangi) untuk menutupi bercak hitam di wajahnya". [Sunan Ad-Darimiy: Sanadnya bagus]

Kuma-kuma atau Safron (Crocus sativus L.)

Dari Ibnu 'Umar -radhiallahu 'anhuma-; Bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Apa yang boleh dikenakan oleh orang yang melakukan ihram?"
Beliau menjawab:
«لاَ يَلْبَسُ القَمِيصَ، وَلاَ العِمَامَةَ، وَلاَ السَّرَاوِيلَ، وَلاَ البُرْنُسَ، وَلاَ ثَوْبًا مَسَّهُ الوَرْسُ أَوِ الزَّعْفَرَانُ، فَإِنْ لَمْ يَجِدِ النَّعْلَيْنِ فَلْيَلْبَسِ الخُفَّيْنِ، وَلْيَقْطَعْهُمَا حَتَّى يَكُونَا تَحْتَ الكَعْبَيْنِ» [متفق عليه]
"Ia tidak boleh memakai baju, Imamah (surban yang dililitkan pada kepala), celana panjang, mantel, atau pakaian yang diberi minyak wangi atau Safron. Jika dia tidak mendapatkan sandal, maka ia boleh mengenakan sepatu dengan memotongnya hingga di bawah mata kaki." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Kesumba (Cathamus tinctorius L.)

Dari 'Ali bin Abi Thalib -radhiallahu 'anhu-;
«أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ لُبْسِ الْقَسِّيِّ، وَالْمُعَصْفَرِ، وَعَنْ تَخَتُّمِ الذَّهَبِ، وَعَنْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ فِي الرُّكُوعِ»
"Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang berpakaian yang dibordir (disulam) dengan sutera, memakai pakaian yang dicelup dengan warna kuning (kesumba), memakai cincin emas, dan membaca Al Qur'an di saat ruku." [Shahih Muslim]

Daun bidara (Zizyphus spina-christi Willd)

Dari Aisyah -radhiallahu 'anha- bahwa Asma' bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang mandinya orang yang haid. Beliau bersabda:
«تَأْخُذُ إِحْدَاكُنَّ مَاءَهَا وَسِدْرَتَهَا، فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ، ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُهُ دَلْكًا شَدِيدًا حَتَّى تَبْلُغَ شُؤُونَ رَأْسِهَا، ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا الْمَاءَ، ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطَهَّرُ بِهَا»
"Salah seorang dari kalian mengambil air dan daun bidara. Maka bersucilah dia dan sempurnakanlah dalam bersucinya. Kemudia tuangkanlah air di kepalanya sambil memijat-mijatnya dengan kuat hingga meresap pada akar rambutnya, kemudian tuangkan air ke sekujur tubuhnya, setelah itu ambillah sepotong kapas yang sudah diberi minyak wangi yang di gunakan untuk membersihkannya.”
Asma' berkata; 'Bagaimana cara membersihkannya?'
Beliau bersabda; “Subhanallah, bersihkanlah dengannya.”
Lalu Aisyah berkata dengan melirihkan suaranya; 'Kamu besihkan sisa-sisa darah tersebut dengan kapas.' [Shahih Muslim]

Kapur (Dryobalanops camphora)

Ummu 'Athiyyah radhiallahu 'anha berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemui kami ketika kami akan memandikan puteri Beliau lalu bersabda:
«اغْسِلْنَهَا ثَلاَثًا، أَوْ خَمْسًا، أَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ، بِمَاءٍ وَسِدْرٍ، وَاجْعَلْنَ فِي الآخِرَةِ كَافُورًا - أَوْ شَيْئًا مِنْ كَافُورٍ - فَإِذَا فَرَغْتُنَّ فَآذِنَّنِي»
"Mandikanlah dengan mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnya dengan kapur (wewangian) –atau sesuatu yang mirip kapur-. Dan bila kalian telah selesai beritahu aku".
Ketika kami telah selesai kami memberi tahu Beliau. Maka kemudian Beliau memberikan kain Beliau kepada kami seraya berkata: "Pakaikanlah ini kepadanya". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Kayu gaharu (Aquillaria agallocha Roxb)

Dari Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ الجَنَّةَ صُورَتُهُمْ عَلَى صُورَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ، لاَ يَبْصُقُونَ فِيهَا، وَلاَ يَمْتَخِطُونَ، وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ، آنِيَتُهُمْ فِيهَا الذَّهَبُ، أَمْشَاطُهُمْ مِنَ الذَّهَبِ وَالفِضَّةِ، وَمَجَامِرُهُمُ الأَلُوَّةُ، وَرَشْحُهُمُ المِسْكُ، وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ، يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الحُسْنِ، لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ، قُلُوبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ، يُسَبِّحُونَ اللَّهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا» [صحيح البخاري]
"Rombongan pertama yang masuk surga rupa mereka seperti bentuk bulan saat purnama, mereka tidak akan pernah beringus, tidak meludah, dan tidak pula membuang air besar (tinja). Alat perabot mereka di dalam surga terbuat dari emas, sisir-sisir mereka terbuat dari emas dan perak, dupa mereka dari kayu gaharu, keringat mereka seharum minyak misik. Setiap orang dari mereka memiliki dua istri (bidadari) yang sumsum tulangnya dapat kelihatan dari betis-betis mereka dari balik daging karena teramat sangat cantiknya. Tidak ada perselisihan (pertengkaran) di sana dan tidak ada pula saling benci. Hati mereka bagaikan hati yang satu yang senantiasa bertasbih pagi dan petang". [Shahih Bukhari]

Nafi'rahimahullah- berkata;
كَانَ ابْنُ عُمَرَ إِذَا اسْتَجْمَرَ اسْتَجْمَرَ بِالْأَلُوَّةِ، غَيْرَ مُطَرَّاةٍ وَبِكَافُورٍ يَطْرَحُهُ مَعَ الْأَلُوَّةِ، ثُمَّ قَالَ: «هَكَذَا كَانَ يَسْتَجْمِرُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ»
"Jika Ibnu Umar ingin menggunakan dupa, ia memakai kayu gaharu (yang dibakar) tanpa campuran, terkadang juga memakai kapur yang dicampur dengan kayu gaharu. Lalu ia berkata, "Beginilah kebiasaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat memakai dupa." [Shahih Muslim]

Idzkhir (Cymbopogon schoenanthus (L.) Spreng)

Dari Ibnu 'Abbas -radhiallahu 'anhuma-; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«حَرَّمَ اللَّهُ مَكَّةَ فَلَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِي، وَلاَ لِأَحَدٍ بَعْدِي، أُحِلَّتْ لِي سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ، لاَ يُخْتَلَى خَلاَهَا وَلاَ يُعْضَدُ شَجَرُهَا، وَلاَ يُنَفَّرُ صَيْدُهَا، وَلاَ تُلْتَقَطُ لُقَطَتُهَا إِلَّا لِمُعَرِّفٍ»
"Allah telah mengharamkan kota Makkah, maka tidak dihalalkan buat seorangpun sebelum dan sesudahku melakukan pelanggaran disana, yang sebelumnya pernah dihalalkan buatku beberapa saat dalam suatu hari. Di Makkah tidak boleh diambil rumputnya dan tidak boleh ditebang pohonnya dan tidak boleh diburu hewan buruannya dan tidak ditemukan satupun barang temuan kecuali untuk diserahkan kepada juru pengumuman (agar dikembalikan kepada pemiliknya) ".
Berkata Al 'Abbas radliallahu 'anhu: kecuali pohon idzkhir (pohon yang harum baunya) yang berguna untuk pengerjaan celup (pewarnaan pakaian) dan kubur-kubur kami.
Maka Beliau bersabda: إِلَّا الإِذْخِرَ "Ya kecuali pohon idzkhir". [Shahih Bukhari]

Al-Hublah (Acacia raddiana Savi) dan As-Samr (Acacia tortilis (Forssk.) Hayne)

Sa'ad bin Abi Waqqash –radhiyallahu ‘anhu- berkata:
«وَاللهِ إِنِّي لَأَوَّلُ رَجُلٍ مِنَ الْعَرَبِ، رَمَى بِسَهْمٍ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَلَقَدْ كُنَّا نَغْزُو مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مَا لَنَا طَعَامٌ نَأْكُلُهُ إِلَّا وَرَقُ الْحُبْلَةِ وَهَذَا السَّمُرُ، حَتَّى إِنَّ أَحَدَنَا لَيَضَعُ كَمَا تَضَعُ الشَّاةُ»
Sesungguhnya aku adalah orang Arab pertama yang melesatkan panah di jalan Allah, aku berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam, kami hanya makan dedaunan Hublah dan pohon Samur ini (keduanya jenis pohon berduri), hingga salah seorang diantara kami merebah seperti kambing. [Shahih Muslim]

Pohon Tamariksa (Tamarix spp); Bahan mimbar Nabi

Abu Hazim –rahimahullah- berkata, bahwa ada orang-orang mendatangi Sahal bin Sa'ad –radhiyallahu ‘anhu- lalu bertanya tentang mimbar? Maka dia (Sahal) berkata:
بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى فُلاَنَةَ، امْرَأَةٍ قَدْ سَمَّاهَا سَهْلٌ: «أَنْ مُرِي غُلاَمَكِ النَّجَّارَ، يَعْمَلُ لِي أَعْوَادًا، أَجْلِسُ عَلَيْهِنَّ إِذَا كَلَّمْتُ النَّاسَ»، فَأَمَرَتْهُ يَعْمَلُهَا مِنْ طَرْفَاءِ الغَابَةِ
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus orang untuk menemui seorang wanita yang namanya sudah disebutkan oleh Sahal, lalu berkata: "Perintahkanlah anakmu yang tukang kayu itu untuk membuat mimbar bertangga yang aku jadikan tempat duduk saat aku berbicara dengan orang banyak". Kemudian wanita itu memerintahkan anaknya membuat mimbar yang terbuat dari batang kayu pohon hutan. [Shahih Al-Bukhari dan Muslim]

Dalam riwayat lain:
مَا بَقِيَ بِالنَّاسِ أَعْلَمُ مِنِّي، هُوَ مِنْ أَثْلِ الغَابَةِ
"Tidak ada seorangpun yang masih hidup dari para sahabat yang lebih mengetahui masalah ini selain aku. Mimbar itu terbuat dari batang pohon hutan yang tak berduri (sejenis pohon cemara).” [Shahih Al-Bukhari]

Anggur (Vitis vinfera L.)

Dari Abdullah bin Busr –radhiyallahu ‘anhu-, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا تَصُومُوا يَوْمَ السَّبْتِ إِلَّا فِيمَا افْتُرِضَ عَلَيْكُمْ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ أَحَدُكُمْ إِلَّا عُودَ عِنَبٍ، أَوْ لِحَاءَ شَجَرَةٍ فَلْيَمُصَّهُ»
"Janganlah kalian berpuasa di hari Sabtu kecuali yang telah diwajibkan atas kalian. Jika salah seorang dari kalian tidak mendapatkan sesuatu pun kecuali kayu anggur atau kulit kayu, hendaklah ia mengulumnya. " [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Dari Wail –radhiyallahu ‘anhu-; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا تَقُولُوا الْكَرْمُ وَلَكِنْ قُولُوا الْعِنَبُ وَالْحَبْلَةُ»
"Janganlah kalian mengatakan 'Al-karm', tapi katakanlah 'al-‘inab' atau 'al-hablah' (pohon anggur)." [Shahih Muslim]

Padi (Oryza sativa L.)

Disebutkan dalam hadits kisah tentang tiga orang shalih yang terjebak dalam gua, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
وَقَالَ الثَّالِثُ: اللَّهُمَّ إِنِّي اسْتَأْجَرْتُ أَجِيرًا بِفَرَقِ أَرُزٍّ، فَلَمَّا قَضَى عَمَلَهُ، قَالَ: أَعْطِنِي حَقِّي، فَعَرَضْتُ عَلَيْهِ، فَرَغِبَ عَنْهُ، فَلَمْ أَزَلْ أَزْرَعُهُ حَتَّى جَمَعْتُ مِنْهُ بَقَرًا وَرَاعِيَهَا، فَجَاءَنِي فَقَالَ: اتَّقِ اللَّهَ، فَقُلْتُ: اذْهَبْ إِلَى ذَلِكَ البَقَرِ وَرُعَاتِهَا، فَخُذْ، فَقَالَ: اتَّقِ اللَّهَ وَلاَ تَسْتَهْزِئْ بِي، فَقُلْتُ: إِنِّي لاَ أَسْتَهْزِئُ بِكَ، فَخُذْ، فَأَخَذَهُ، فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ مَا بَقِيَ، فَفَرَجَ اللَّهُ "
“Kemudian orang yang ketiga berkata: Ya Allah aku pernah memperkerjakan orang pada ladang padi. Ketika sudah selesai dia meminta upahnya, aku memberikannya namun dia enggan menerimanya. Sejak itu aku meneruskan bertani, hingga aku dapat mengumpulkan harta yang banyak dari hasil yang aku kembangkan tersebut, orang itu datang kepadaku lalu berkata "Bertaqwalah kamu kepada Allah". Aku katakan: "Pergilah lihat sapi itu beserta pengembalanya dan ambillah". Dia berkata: "Bertaqwalah kepada Allah dan jangan mengolok-olok aku!" Aku katakan: "Aku tidak mengolok-olok kamu, ambillah. Maka dia mengambilnya. Jika aku kerjakan itu semata mencari ridhoMu, maka bukakanlah celah batu gua yang masih tersisa". Maka Allah membukakannya. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lempuyang (Zingiber Zerumbet)

Disebutkan dalam hadits Aisyah –radhiyallahu ‘anha- ketika beberapa wanita menceritakan sifat-sifat suami mereka masing-masing:
قَالَتِ الثَّامِنَةُ: زَوْجِي المَسُّ مَسُّ أَرْنَبٍ، وَالرِّيحُ رِيحُ زَرْنَبٍ
Wanita kedelapan berkata, "Suamiku halus sehalus kelinci dan harum seharum lempuyang (tanaman yang harum)." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Delima (Panica granatum)

Disebutkan dalam hadits tentang Nabi Isa –‘alaihissalam- di akhir zaman:
ثُمَّ يُقَالُ لِلْأَرْضِ: أَنْبِتِي ثَمَرَتَكِ، وَرُدِّي بَرَكَتَكِ، فَيَوْمَئِذٍ تَأْكُلُ الْعِصَابَةُ مِنَ الرُّمَّانَةِ، وَيَسْتَظِلُّونَ بِقِحْفِهَا، وَيُبَارَكُ فِي الرِّسْلِ، حَتَّى أَنَّ اللِّقْحَةَ مِنَ الْإِبِلِ لَتَكْفِي الْفِئَامَ مِنَ النَّاسِ، وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْبَقَرِ لَتَكْفِي الْقَبِيلَةَ مِنَ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْغَنَمِ لَتَكْفِي الْفَخِذَ مِنَ النَّاسِ
Kemudian diperintahkan kepada bumi: “Tumbuhkanlah buah-buahanmu, dan kembalikanlah berkahmu”. Maka pada hari itu satu kelompok manusia bisa memakan satu buah delima (yang sangat besar), dan mereka berteduh dengan kulitnya, dan diberkahi susunya sampai satu ekor unta yang memiliki susu bisa cukup untuk banyak orang dari manusia, dan satu ekor sapi yang memiliki susu bisa cukup untuk satu kabilah dari manusia, dan satu ekor kambing yang memiliki susu bisa cukup untuk sebagian kabilah. [Shahih Muslim]

Pohon garqad (Nitraria retusa ( Forssk. ) Aschers); Pohon kaum Yahudi

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa salam- bersabda:
" لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ، فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ، فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ: يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي، فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ، إِلَّا الْغَرْقَدَ، فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ "
"Kiamat tidak terjadi hingga kaum muslimin memerangi Yahudi, lalu kaum muslimin membunuh mereka hingga orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, batu atau pohon berkata: 'Hai Muslim, hai hamba Allah, ini orang Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia, ' kecuali pohon gharqad, ia adalah pohon Yahudi'." [Shahih Muslim]

Referensi:
نباتات في أحاديث الرسول صلى الله عليه وسلم
للأستاذ الدكتور
كمال الدين حسن البتانوني

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...