بسم الله
الرحيمن الرحيم
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim -rahimahumallah- dalam kitab
shahih-nya:
عَنْ المُغِيرَة
بْنُ شُعْبَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي
دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ: «
لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ
المُلْكُ، وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ
لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الجَدِّ مِنْكَ
الجَدُّ »
Dari Al-Mugirah bin Syu’bah –radhiyallahu ‘anhu-;
Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca pada setiap akhir shalat wajib: “Tiada Tuhan
yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya
seluruh kerajaan, dan milik-Nya lah segala pujian, dan Ia maha kuasa atas
segala sesuatu. Ya Allah .. tidak ada yang bisa menghalangi apa yang Engkau
berikan, dan tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau halangi, dan tidak ada
pemilik kekayaan yang bermanfaat (kecuali amal saleh), karena dari-Mu lah
kekayaan itu."
Dalam riwayat lain:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ إِذَا سَلَّمَ
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sering
membaca di akhir shalat ketika selesai salam ...”
[Shahih Bukhari]
Dalam riwayat lain:
سَمِعْتُ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ خَلْفَ الصَّلاَةِ
“Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membaca setelah shalat” [Shahih Bukhari]
Koreksi pada
tambahan pada lafadz hadits ini:
a)
Tambahan lafadz “walaa raadda limaa qadhaita” derajatnya syadz
(lemah) menyalahi riwayat yang lebih kuat.
Diriwayatkan oleh ‘Abdu bin Humaid dalam musnad-nya (Al-Muntakhab)
no.391, ia berkata:
أَخْبَرَنَا عَبْدُ
الرَّزَّاقِ، أنا مَعْمَرٌ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ
بْنِ عُمَيْرٍ، حَدَّثَنِي وَرَّادٌ كَاتِبُ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، قَالَ: كَتَبَ
مُعَاوِيَةُ، إِلَى الْمُغِيرَةِ أَنِ اكْتُبْ إِلَيَّ بِشَيْءٍ مِنْ حَدِيثِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ: فَكَتَبَ إِلَيْهِ: إِنِّي سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ
لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا رَادَّ لِمَا قَضَيْتَ، وَلَا
يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ»
Al-Mugirah –radhiyallahu
‘anhu- berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
berdo’a: “Ya Allah .. tidak ada yang bisa menghalangi apa yang Engkau
berikan, dan tidak ada yang bisa menolak apa yang
Engkau tetapkan, dan tidak ada pemilik kekayaan yang bermanfaat (kecuali
amal saleh), karena dari-Mu lah kekayaan itu."
Diriwayatkan juga oleh Ath-Thabaraniy dalam kitab Ad-Du’aa’ no.686, ia berkata:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ
بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، ثنا أَبُو نُعَيْمٍ، ثنا مِسْعَرٌ،
عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ، أَخْبَرَنِي وَرَّادٌ، كَاتِبُ الْمُغِيرَةِ
قَالَ: كَتَبَ مُعَاوِيَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ إِلَى الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ
أَنِ اكْتُبْ، إِلَيَّ بِشَيْءٍ مِنْ حَدِيثِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَكَتَبَ إِلَيْهِ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا رَادَّ لِمَا قَضَيْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ
مِنْكَ الْجَدُّ»
Tambahan ini diperselisihkan, ada yang menghukuminya shahih sesuai dengan dzahir sanadnya, dan ada yang menghukuminya lemah kaena tidak ada yang meriwayatkan hadits ini dari Abdul Maik bin ‘Umair dengan tambahan ini kecuali Ma’mar bin Rasyid dan Mis’ar. Dan selain Abdul Malik meriwayatkan hadits ini dari Rawwad tampa tanbahan tersebut. [Lihat: Silsilah Adh-Dha’ifah karya syekh Albaniy 12/217]
b)
Tambahan lafadz “wahuwa hayyun laa yamuut,
biyadihil khaer” derajatnya syadz (lemah) menyalahi riwayat yang lebih kuat.
Diriwayatkan oleh Ath-Thabraniy dalam “Al-Mu’jam Al-Kabiir”
(20/392) no.926, ia berkata:
حَدَّثَنَا أَبُو
زُرْعَةَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَمْرٍو الدِّمَشْقِيُّ، ثنا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ،
ثنا شَيْبَانُ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنِ الْمُسَيَّبِ
بْنِ رَافِعٍ، عَنْ وَرَّادٍ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ الصَّلَاةِ: «لَا إِلَهَ إِلَّا
اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، اللهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا
مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ»
Dari Al-Mugirah bin Syu’bah; Bahwasanya Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam berdo’a di akhir shalat: “Tiada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya seluruh
kerajaan, dan milik-Nya lah segala pujian, Ia Maha
hidup Yang tidak mati, di tangan-Nya segala kebaikan, dan Ia maha kuasa
atas segala sesuatu. Ya Allah .. tidak ada yang bisa menghalangi apa yang
Engkau berikan, dan tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau halangi, dan
tidak ada pemilik kekayaan yang bermanfaat (kecuali amal saleh), karena dari-Mu
lah kekayaan itu."
Tambahan ini juga diperselisihkan, tidak ada yang meriwayatkannya kecuali Syaiban bin Abdirrahman An-Nahwiy. Ia menyelisihi perawi lain yang meriwayatkan hadits ini dari Manshur tanpa tambahan tersebut. [Lihat: Silsilah Adh-Dha’ifah karya syekh Albaniy 12/209]
c)
Tambahan lafadz “tsalaatsa marraatin” (dibaca tiga kali)
derajatnya syadz (lemah) menyalahi riwayat yang lebih kuat.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dalam shahih-nya (8/100) no.6473, ia berkata:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ
بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا غَيْرُ
وَاحِدٍ مِنْهُمْ: مُغِيرَةُ، وَفُلاَنٌ وَرَجُلٌ ثَالِثٌ أَيْضًا، عَنِ الشَّعْبِيِّ،
عَنْ وَرَّادٍ كَاتِبِ المُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ: أَنَّ مُعَاوِيَةَ كَتَبَ إِلَى
المُغِيرَةِ: أَنِ اكْتُبْ إِلَيَّ بِحَدِيثٍ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: فَكَتَبَ إِلَيْهِ المُغِيرَةُ: إِنِّي سَمِعْتُهُ
يَقُولُ عِنْدَ انْصِرَافِهِ مِنَ الصَّلاَةِ: «لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ»
ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
Al-Mugirah berkata: Aku
mendengar Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- berdo’a ketika
selesai dari shalatnya: “Tiada
Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya,
milik-Nya seluruh kerajaan, dan milik-Nya lah segala pujian, dan Ia maha kuasa
atas segala sesuatu." Beliau baca tiga kali.
Tambahan ini juga diperselisihkan, tidak ada yang meriwayatkannya kecuali Husyaim. Dan yang meriwayatkan dari Husyaim juga berselisih pada tambahan tersebut. [Lihat: Silsilah Adh-Dha’ifah karya syekh Albaniy 12/213]
Penjelasan
singkat hadits ini:
1.
Al-Mugirah
bin Syu’bah bin Abi ‘Amir, Abu ‘Isa Ats-Tsaqafiy.
Beliau –radhiyallahu ‘anhu- adalah sahabat Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam yang masyhur, memeluk agama Islam pada hari perang
Khandaq, dan peperang pertama yang diikutinya adalah perang Hudaibiyah. Beliau
wafat di Kufa tahun 50 hijriyah menurut pendapat yang shahih.
2.
Dzikir
“Laa ilaaha illallaah
...” setelah shalat dan keutamaanya:
Ibnu Az-Zubair radhiyallahu
'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca
do'a ini dengan suara keras setiap selesai shalat ...
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ
الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللَّهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ
الثَّنَاءُ الْحَسَنُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ
كَرِهَ الْكَافِرُونَ
"Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata,
tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya seluruh kerajaan, dan milik-Nya lah segala
pujian, dan Ia maha kuasa atas segala sesuatu.Tidak ada gerakan dan tidak ada
kekuatan kecuali dari Allah. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan
kami tidak beribadah kecuali kepada Allah. Dari-Nya lah segala kenikmata, dan
dari-Nya lah segala kemurahan, dan untuknyalah pujian yang baik.Tiada Ilah yang
berhak disembah selain Allah, memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun
orang-orang kafir tidak menyukai(nya).” [Sahih Muslim]
Dari 'Umarah bin Syabib As-Sabai radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam
bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan;
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيرٌ
“Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata tidak ada
sekutu bagi-Nya, milik-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya seluruh pujian, Dia Yang
menghidupkan, serta mematikan, dan Dia Maha Mampu melakukan segala sesuatu”,
sebanyak sepuluh kali setelah Maghrib
maka Allah utus para penjaga yang akan menjaganya dari syetan hingga pagi, dan
Allah catat baginya dengan kalimat tersebut sepuluh kebaikan yang mengharuskan
masuk Surga serta menghapus darinya sepuluh keburukan, dan setara dengan
memerdekakan sepuluh orang mukmin." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Dari Abdurrahman bin Ghanm radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan sebelum beranjak dan mengubah
posisi kakinya (posisi tasyahhud) dari shalat Maghrib dan Shubuh:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ،
وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan tidak ada
sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya lah seluruh kerajaan dan segala pujian. Di tangan-Nya
segala kebaikkan, Dzat Yang menghidupkan dan mematikan. Dia adalah Maha kuasa
atas segala sesuatu”,
sebanyak sepuluh kali, maka
akan ditulis baginya pada setiap kata sepuluh kebaikkan dan dihapuskan dari
sepuluh kesalahan. Akan diangkat sepuluh derajat serta menjadi pelindung
baginya dari kesulitan dan dari setan yang terkutuk. Ia tidak akan ditimpa
siksa dari dosanya kecuali dari perbuatan syirik. Dan ia termasuk manusia yang
paling utama amalannya kecuali orang yang berkata dengan sesuatu yang lebih
baik dari apa yang ia katakan." [Musnad Ahmad: Hasan]
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ،
وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الحَمْدُ لِلَّهِ» [سنن الترمذي: حسن]
“Dzikir terbaik adalah “laa ilaaha
illallaah”, dan do’a terbaik adalah “alhamdulillah””. [Sunan
Tirmidziy: Hasan]
3.
Do’a
“allahumma laa maani’a limaa a’thaita ...” juga dibaca ketika bangkit
dari ruku’ dalam shalat.
Abu Sa’id Al-Khudriy
radhiyallahu 'anhu berkata:
Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kepalanya dari
ruku’, beliau membaca:
" رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ، وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ،
أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ، وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ:
اللهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا
يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ " [صحيح مسلم]
'Ya Rabb kami, segala puji bagimu sepenuh langit
dan bumi serta sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu, wahai Pemilik
pujian dan kemulian, itulah yang paling haq yang diucapkan seorang hamba. Dan
setiap kami adalah hamba untukMu. Ya Allah, tidak ada penghalang untuk sesuatu
yang Engkau beri, dan tidak ada pemberi untuk sesuatu yang Engkau halangi.
Tidaklah bermanfaat harta orang yang kaya (dari adzabmu)'." [Shahih
Muslim]
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
'anhuma berkata: Jika Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam mengangkat kepalanya dari ruku’, beliau membaca:
«اللهُمَّ رَبَّنَا
لَكَ الْحَمْدُ، مِلْءُ السَّمَاوَاتِ، وَمِلْءُ
الْأَرْضِ، وَمَا بَيْنَهُمَا، وَمِلْءُ مَا شِئْتَ
مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ، لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ،
وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ» [صحيح مسلم]
"'Ya Allah, Rabb kami,
segala puji bagimu sepenuh langit, bumi, dan apa yang ada diantara keduanya,
serta sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu, wahai Pemilik pujian
dan kemulian. Tidak ada penghalang untuk sesuatu yang Engkau beri, dan tidak
ada pemberi untuk sesuatu yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat harta orang
yang kaya (dari adzabmu)'." [Shahih Muslim]
4.
Kalimat " لا إله إلا الله " mengandung makna tauhid
yang tiga, oleh sebab itu kalimat ini dinamai “kalimat tauhid”.
Maknanya: Tiada tuhan yang berhak
disembah selain Allah (tauhid uluhiyyah). Yang berhak disembah
semata adalah Sang Pencipta, Pemilik dan Pengatur tunggal alam semesta (tauhid
rububiyyah). Dan yang berhak disembah semata harus memiliki sifat dan
nama yang mulia dan sempurna yang tidak dimiliki oleh selain-Nya (tauhid
asma' wa sifat).
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
لَا إِلَهَ إِلَّا
هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ [الدخان : 8]
Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan
dan Yang mematikan, (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu. [Ad-Dukhan: 8]
ذَلِكُمُ اللَّهُ
رَبُّكُمْ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ [غافر : 62]
Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tiada
Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka bagaimanakah kamu dapat
dipalingkan? [Gafir: 62]
ذَلِكُمُ اللَّهُ
رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ [الزمر : 6]
Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang
mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat
dipalingkan? [Az-Zumar: 6]
وَلَا تَدْعُ مَعَ
اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ
لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ [القصص : 88]
Janganlah kamu sembah di
samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.
Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. [Al-Qashash:
88]
5.
Allah tidak membutuhkan
sekutu.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قُلْ إِنَّ صَلَاتِي
وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ
وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ} [الأنعام : 162 ، 163]
Katakanlah: sesungguhnya
sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku
dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
[Al-An'am: 162-163]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Allah tabaraka
wata'ala berfirman (dalam hadits quds)i:
" أَنَا أَغْنَى
الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي، تَرَكْتُهُ
وَشِرْكَهُ " [صحيح مسلم]
"Aku adalah yang paling tidak membutuhkan
sekutu, barangsiapa yang melakukan amalah yang menyekutukan Aku di dalamnya
dengan selain-Ku maka Aku abaikan ia dengan sekutunya". [Sahih Muslim]
6.
Kekuasaan dan kerajaan
hanya milik Allah semata.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ
وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ
الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا} [الإسراء : 111]
Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah
Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia
bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan
yang sebesar-besarnya. [Al- Israa': 111]
{الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ
شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا} [الفرقان : 2]
Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi,
dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam
kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. [Al-Furqaan: 2]
{قُلِ
اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ
مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ
إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} [آل عمران : 26]
Katakanlah: "Wahai Tuhan
yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau
kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau
muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau
kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa
atas segala sesuatu. [Ali 'Imran:26]
7.
Segala pujian hanya
milik Allah semata.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَهُوَ اللَّهُ
لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَى وَالْآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ
وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ} [القصص : 70]
Dan Dialah Allah, tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia
dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan (hukum) dan hanya
kepada-Nyalah kamu dikembalikan. [Al-Qashash:70]
وَلَهُ الْحَمْدُ
فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِينَ تُظْهِرُونَ [الروم : 18]
Dan bagi-Nya-lah segala puji
di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu
kamu berada di waktu Zuhur. [Ar-Ruum:18]
8.
Memuji Allah dalam suka
dan duka.
Aisyah radhiyallahu
'anha berkata: Rasulullah -shallallahu
‘alaihi wasallam- jika
melihat sesuatu yang menyenangkannya beliau mengatakan ..
الْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَات
"Segala puji bagi Allah yang
dengan nikmatnya sempuna segala amal saleh".
Dan jika melihat sesuatu yang
tidak menyenangkannya beliau mengatakan ...
الْحَمْدُ لِلَّهِ
عَلَى كُلِّ حَالٍ
"Segala puji bagi Allah atas
segala hal". [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
9.
Allah maha kuasa atas
segala sesuatu.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا
فِي الْأَرْضِ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ}
[التغابن : 1]
Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi; hanya Allah lah yang mempunyai semua kerajaan dan
semua pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. [At-Tagabun: 1]
{وَلِلَّهِ مُلْكُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} [المائدة : 17]
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu. [Al-Maidah:
17]
أَلَمْ تَعْلَمْ
أَنَّ اللَّهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَيَغْفِرُ
لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ [المائدة : 40]
Tidakkah kamu tahu, sesungguhnya Allah-lah yang mempunyai kerajaan
langit dan bumi, disiksa-Nya siapa yang dikehendaki-Nya dan diampuni-Nya bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Al-Maidah: 40]
{لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} [الحديد : 2]
Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan
mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Al-Hadiid: 2]
{تَبَارَكَ الَّذِي
بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} [الملك : 1]
Maha Suci Allah Yang di
tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Al-Mulk:
1]
10.
Yang memberi dan Yang
menahan hanya Allah semata.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَلَا
تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ
إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ (106) وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ
إِلَّا هُوَ، وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ، يُصِيبُ بِهِ مَنْ
يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ، وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ} [يونس: 106-107]
Dan janganlah kamu
menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat
kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka
sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim. Jika Allah
menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu,
maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada
siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. [Yunus: 106-107]
{وَإِنْ
يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ
فَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (17) وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ
الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ} [الأنعام: 17، 18]
Dan jika Allah menimpakan
sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan
Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa
atas tiap-tiap sesuatu. Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya.
Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. [Al-An’aam: 17-18]
{قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ
مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ
ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ
اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ} [الزمر: 38]
Katakanlah: "Maka
terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah
hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat
menghilangkan kemudharatan itu?, atau jika Allah hendak memberi rahmat
kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?”. Katakanlah: "Cukuplah
Allah bagiku". Kepada- Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah
diri". [Az-Zumar:38]
11.
Berdo’a, memohon dan
berharap hanya kepada Allah semata.
Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma berkata: Suatu hari aku duduk di belakang Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, beliau bersabda:
«يَا
غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ، احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ
تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ
بِاللَّهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ
لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَلَوْ اجْتَمَعُوا
عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ
عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ»
“Wahai bocah, sesungguhnya aku
akan mengajarimu beberapa kalimat, jagalah Allah maka Allah akan menjagamu,
jagalah Allah kau akan mendapati-Nya di hadapanmu, jika kau meminta maka
mintalah kepada Allah, dan jika kau minta bantuan maka mintalah kepada Allah,
ketahuilah .. sesungguhnya jika semua umat sepakat untuk memberimu suatu yang
bermanfaat, mereka tidak akan memberimu kecuali sesuatu yang sudah ditakdirkan
Allah untukmu, dan seandainya mereka sepakat untuk mencelakaimu dengan sesuatu,
mereka tidak akan bisa mencelakaimu kecuali sesuatu yang sudah ditakdirkan
Allah kepadamu, pena telah diangkat dan lembaran telah kering. [Sunan Tirmidzi:
Sahih]
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
ذَلِكُمُ اللَّهُ
رَبُّكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ [الأنعام : 102]
(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu;
tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan
Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. [Al-An'am: 102]
فَإِنْ تَوَلَّوْا
فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ
الْعَرْشِ الْعَظِيمِ [التوبة : 129]
Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah
Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan
Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung". [At-Taubah: 129]
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ
مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ [فاطر : 3]
Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain
Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan
selain Dia; Maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? [Faathir:3]
12. Tidak
ada kekayaan dan kekuasaan yang bermanfaat di sini Allah kecuali amal shalih.
Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ
وَلَا أَوْلَادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَأُولَئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّارِ} [آل عمران: 10]
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka,
sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah
bahan bakar api neraka. [Ali
'Imran: 10]
{إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ
مِنْ أَحَدِهِمْ مِلْءُ الْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ
أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ} [آل
عمران: 91]
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam
kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas
sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi
mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. [Ali 'Imran: 91]
13. Tidak
ada yang menyelamatkan di akhirat kecuali rahmat Allah.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«لَنْ
يُنَجِّيَ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ» قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟
قَالَ: «وَلاَ أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِرَحْمَةٍ، سَدِّدُوا وَقَارِبُوا،
وَاغْدُوا وَرُوحُوا، وَشَيْءٌ مِنَ الدُّلْجَةِ، وَالقَصْدَ القَصْدَ تَبْلُغُوا»
[صحيح البخاري ومسلم]
"Salah seorang dari kalian tidak akan
dapat diselamatkan oleh amalnya, " maka para sahabat bertanya; 'Tidak juga
dengan engkau wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab: 'Tidak juga saya, hanya saja
Allah telah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. Maka beramallah kalian dengan
sempurna dan berusahalah mendekati kesempurnaan (dlm beramal), bepergianlah di
pagi hari dan di sore hari, dan di sebagian waktu malam, beramallah sesuai
kemampuan maka kalian akan sampai." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Dalam riwayat lain:
«لَنْ
يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الجَنَّةَ» قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟
قَالَ: " لاَ، وَلاَ أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِفَضْلٍ
وَرَحْمَةٍ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا " [صحيح البخاري ومسلم]
"Tidak
ada seorang pun yang masuk surga karena amalannya." Para sahabat bertanya;
"Begitu juga dengan engkau wahai Rasulullah?" beliau bersabda:
"tidak juga dengan diriku, kecuali bila Allah melimpahkan karunia dan
rahmat-Nya padaku, oleh karena itu beramallah kalian dengan sempurna dan berusahalah
mendekati kesempurnaan (dalam beramal).” [Shahih Bukhari dan Muslim]
Dari Aisyah
radhiyallahu 'anha; Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«سَدِّدُوا
وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا، فَإِنَّهُ لا يُدْخِلُ أَحَدًا الجَنَّةَ عَمَلُهُ» قَالُوا:
وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَلا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي
اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Beramallah kalian dengan
sempurna dan berusahalah mendekati kesempurnaan (dalam beramal), dan berilah
kabar gembira, sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga karena
amalannya." Para sahabat bertanya; 'Begitu juga dengan engkau wahai
Rasulullah? ' Beliau bersabda: 'Begitu juga denganku, kecuali bila Allah
meliputi melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepadaku.' [Shahih Bukhari dan
Muslim]
Dari Jabir -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا
يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ النَّارِ، وَلَا
أَنَا، إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللهِ» [صحيح مسلم]
"Tidak seorang pun dari kalian yang
dimasukkan surga oleh amalnya dan tidak juga diselamatkan dari neraka
karenanya, tidak juga aku kecuali karena rahmat dari Allah." [Shahih
Muslim]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" احْتَجَّتِ النَّارُ، وَالْجَنَّةُ، فَقَالَتْ:
هَذِهِ يَدْخُلُنِي الْجَبَّارُونَ، وَالْمُتَكَبِّرُونَ، وَقَالَتْ: هَذِهِ يَدْخُلُنِي
الضُّعَفَاءُ، وَالْمَسَاكِينُ، فَقَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لِهَذِهِ: أَنْتِ عَذَابِي
أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ، وَقَالَ لِهَذِهِ: أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَنْ
أَشَاءُ وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْكُمَا مِلْؤُهَا " [صحيح مسلم]
"Neraka dan surga berdebat, neraka berkata:
Yang masuk kepadaku adalah orang-orang dzalim dan sombong! Surga berkata: Yang
masuk kepadaku adalah kaum lemah dan miskin! Maka Allah 'azza wa jalla
berfirman kepada neraka: Engkau adalah siksaan-Ku, Aku menyiksa denganmu
siapapun yang aku inginkan! Dan berfirman kepada surga: Engkau adalah
rahmat-Ku, Aku merahmati dengamu siapapun yang Aku inginkan, dan masing-masing
dari kalian ada penghuninya". [Sahih Muslim]
Bagaimana dengan firman Allah –subhanahu
wata’aalaa-:
{وَنُودُوا أَنْ
تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} [الأعراف: 43]
Dan diserukan
kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang
dahulu kamu kerjakan". [Al-A'raaf: 43]
{وَتِلْكَ الْجَنَّةُ
الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} [الزخرف: 72]
Dan itulah surga
yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. [Az-Zukhruf: 72]
{ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ}
[النحل: 32]
"Masuklah kamu ke dalam
surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". [An-Nahl: 32]
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مِفْتَاحُ
الْجَنَّةِ الصَّلَاةُ» [سنن الترمذي: صحيح لغره]
“Kunci surga adalah shalat”. [Sunan Tirmidziy:
Shahih]
Jawaban:
1. Amal shaleh adalah sebab mendapatkan ramat
Allah, dan rahmat Allah sebab masuk surga.
2. Seseorang mendapat taufiq untuk beramal
shaleh adalah rahmat dari Allah.
3. Amal shaleh bermanfaat jika diterima oleh
Allah, dan Allah hanya menerima amalan orang yang dirahmati-Nya.
4. Berapapun banyaknya amal shaleh yang
dilakukan oleh seorang hamba maka itu tidak akan mencukupi untuk mensyukuri
nikmat Allah, apalagi untuk masuk surga. Akan tetapi dengan rahmat-Nya Allah
menerima amal hamba-Nya sesusai kemampuan mereka dan memaukkannya ke dalam
surga.
5. Amal shaleh menentukan posisi dan derajat
seseorang dalam surga.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا رَأَيْتُ مِثْلَ النَّارِ نَامَ هَارِبُهَا، وَلَا مِثْلَ
الجَنَّةِ نَامَ طَالِبُهَا» [سنن الترمذي: حسن]
"Aku tidak pernah melihat seperti neraka,
orang-orang yang takut darinya tertidur (tidak beramal untuk dijauhkan dari
siksaannya). Dan aku tidak pernah melihat seperti surga, orang-orang yang
menginginkannya tertidur (tidak beramal agar dapat memasukinya)". [Sunan
Tirmidziy: Hasan]
Ibnu Ad-Dailamiy –rahimahullah-
berkata: "Aku mendatangi Ubay bin Ka'b, lalu aku katakan kepadanya,
"Ada sesuatu yang mengganjal dalam hatiku tentang perkara takdir, maka
ceritakanlah kepadaku tentang sesuatu semoga Allah menghilangkan keresahan itu
dari dalam hatiku."
Ubay -radhiyallahu 'anhu- menjawab:
«لَوْ أَنَّ اللَّهَ
عَذَّبَ أَهْلَ سَمَاوَاتِهِ وَأَهْلَ أَرْضِهِ عَذَّبَهُمْ وَهُوَ غَيْرُ ظَالِمٍ
لَهُمْ، وَلَوْ رَحِمَهُمْ كَانَتْ رَحْمَتُهُ خَيْرًا لَهُمْ مِنْ أَعْمَالِهِمْ،
وَلَوْ أَنْفَقْتَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا قَبِلَهُ اللَّهُ
مِنْكَ حَتَّى تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ، وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ،
وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، وَلَوْ مُتَّ عَلَى غَيْرِ هَذَا
لَدَخَلْتَ النَّارَ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Jika Allah menyiksa semua makluk yang
ada di langit dan di bumi, maka itu bukanlah suatu kezhaliman yang Dia lakukan
atas mereka, dan sekiranya Dia memberikan rahmat kepada mereka, sesungguhnya
rahmat-Nya adalah lebih baik dari amalan yang telah mereka lakukan. Jika engkau
bersedekah dengan emas sebesar gunung uhud di jalan Allah, maka Allah tidak
akan menerimanya hingga engkau beriman dengan takdir. Dan engkau mengetahui
bahwa apa saja yang ditakdirkan menjadi bagianmu tidak akan meleset darimu, dan
apa yang tidak ditakdirkan untuk menjadi bagianmu tidak akan engkau dapatkan.
Jika engkau meninggal bukan di atas keyakinan yang demikian ini, maka engkau
akan masuk neraka."
Abu Ad Dailami berkata, "Kemudian aku
mendatangi Abdullah bin Mas'ud, lalu ia mengatakan seperti itu pula. Aku lalu
mendatangi Hudzaifah Ibnul Yaman, lalu ia mengatakan seperti itu pula. Kemudian
aku mendatangi Zaid bin Tsabit, lalu ia menceritakan kepadaku sebuah hadits
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu pula." [Sunan Abi Daud: Shahih]
14. Hadits
ini mengisyaratkan beberapa nama dan sifat Allah yang husnaa:
1) الإله
"Al-Ilaah",
الواحد
"Al-Waahid",
الأحد"Al-Ahad"
{ وَإِلَهُكُمْ
إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ}
Dan Tuhanmu adalah ilaah (yang disembah) yang Maha
Esa,
tidak ada ilaah (yang berhak disembah) selain Dia. [Al-Baqarah:163]
{قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ}
Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. [Al-Ikhlas:1]
2) الملك "Al-Malik".
{هُوَ
اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ
الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ}
Dialah Allah yang tiada Tuhan yang
berhak disembah selain Dia, Raja, yang Maha suci, yang Maha Sejahtera,
yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha
Kuasa, yang memiliki segala Keagungan. [Al-Hasyr:23]
3) المليك "Al-Maliik", المقتدر "Al-Muqtadir".
{عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ} [القمر: 55]
Di
sisi Tuhan (yang Maha Memiliki) yang berkuasa. [Al-Qamar:55]
4)
القدير "Al-Qadiir",
القادر"Al-Qaadir".
{فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا} [النساء: 149]
Maka
Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Kuasa. [An-Nisaa’:149]
{قُلْ هُوَ الْقَادِر} [الأنعام: 65]
Katakanlah:
" Dialah yang berkuasa ...
[Al-An’aam:65]
5)
القاهر "Al-Qaahir",
القهار"Al-Qahhaar".
{وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِه} [الأنعام: 18]
Dan dialah yang
berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya.
[Al-An’aam:18]
{هُوَ
اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّار} [الزمر: 4]
Dialah Allah yang Maha Esa lagi Maha
Mengalahkan. [Az-Zumar:4]
6)
المعطي "Al-Mu'thii".
Dari Mu’awiyah -radhiyallahu 'anhu-;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
وَاللَّهُ المُعْطِي [صحيح البخاري]
“Dan
Allah-lah yang Maha Memberi.” [Shahih Bukhari]
7)
الغني "Al-Ganiyy".
{سُبْحَانَهُ هُوَ الْغَنِيّ} [يونس: 68]
Maha Suci
Allah; Dia-lah yang Maha Kaya. [Yunus:68]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Dzikir dan do’as etelah shalat, Dzikir “Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah”, "Asmaa-ul husna"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...