بسم الله الرحمن الرحيم
Masa tua adalah fase terakhir kehidupan manusia
Allah -subhanahu wata'aalaa- berfirman:
{اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍ
ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً
ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ} [الروم : 54]
Allah, Dialah yang menciptakan
kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah
itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah
(kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. [Ar-Ruum: 54]
{وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّاكُمْ
ۚ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ
شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ} [النحل : 70]
Allah menciptakan kamu,
kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur
yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang
pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
[An-Nahl: 70]
Kebaikan dari umur panjang.
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu
'anhu-; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمْ
الْمَوْت،َ وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَه،ُ إِنَّهُ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمْ
انْقَطَعَ عَمَلُه،ُ وَإِنَّهُ لَا يَزِيدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلَّا خَيْرًا
'Janganlah seseorang mengharapkan
kematian dan janganlah meminta mati sebelum datang waktunya. Karena orang yang
mati itu amalnya akan terputus, sedangkan umur seorang mukmin tidak akan
bertambah melainkan menambah kebaikan.'" [Shahih Muslim]
Dari Abdullah bin 'Amr -radhiyallahu
'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لَا تَنْتِفُوا الشَّيْبَ
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَشِيبُ شَيْبَةً فِي الْإِسْلَامِ إِلَّا كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
"Janganlah kalian mencabut
uban, tidaklah seorang muslim tumbuh uban padanya dalam Islam kecuali ia akan
menjadi cahaya baginya pada hari kiamat."
Dalam riwayat lain:
إِلَّا كَتَبَ اللَّهُ
لَهُ بِهَا حَسَنَةً ، وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً
"Kecuali dengannya Allah
akan menuliskan satu kebaikan dan dihapuskan darinya satu dosa." [Sunan
Abi Daud: Shahih]
Umur panjang dan amalan baik.
Abu Hurairah -radhiyallahu
'anhu- berkata; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ
بِخَيْرِكُمْ؟ قَالُوا: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ! قَالَ: خِيَارُكُمْ أَطْوَلُكُمْ
أَعْمَارًا وَأَحْسَنُكُمْ أَعْمَالًا
"Maukah kalian aku
beritahukan orang yang paling baik di antara kalian?"
Para sahabat menjawab: "Ya,
wahai Rasulullah."
Beliau berkata: "Orang yang
paling baik diantara kalian ialah yang paling panjang umurnya dan paling bagus
amalannya." [Musnad Ahmad: Shahih ligairih]
Dari Anas bin Malik -radhiyallahu
'anhu-; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
((ألا
أنبئكم بخياركم؟!))، قالوا: بلى يا رسول الله، قال: ((خيارُكم أطولُكم أعمارًا إذا
سددوا)) [مسند أبي يعلى: صحيح]
"Maukah kalian
aku beritahukan orang yang paling baik di antara kalian?"
Para sahabat menjawab: "Tentu,
wahai Rasulullah."
Beliau berkata: "Orang yang
paling baik diantara kalian ialah yang paling panjang umurnya jika mereka
beramal dengan baik." [Musnad Abi Ya’laa: Shahih]
Keutamaan menghormati
orang yang sudah tua:
1.
Salah satu bentuk
pengagungan kepada Allah –subhanahu wata’aalaa-.
Abu Musa Al Asy'ariy -radhiyallahu
'anhu- berkata, "Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam-
bersabda:
إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ
اللَّه؛ِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ ، وَحَامِلِ الْقُرْآنِ غَيْرِ الْغَالِي
فِيهِ وَالْجَافِي عَنْهُ ، وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ
"Termasuk dari keagungan
Allah adalah dimuliakannya seorang muslim yang telah beruban (yang sudah lanjut
usia), para pembaca Al-Qur'an yang tidak bersikap belebihan di dalamnya (dalam
membacanya memahaminya dengan mengikuti ayat-ayat mutsyabihat) dan tidak pula
bersikap jauh darinya (dari membacanya, memahami maknanya dan mengamalkannya)
dan penguasa yang adil." [Sunan Abi Daud: Hasan]
2.
Sifat orang beriman.
Dari Abdullah bin Amru -radhiyallahu
'anhuma-; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَرْحَمْ
صَغِيرَنَا ، وَيَعْرِفْ حَقَّ كَبِيرِنَا ، فَلَيْسَ مِنَّا
"Siapa yang tidak menyayangi
orang yang kecil di antara kami dan tidak mengerti hak orang yang lebih besar (tua) di antara kami, maka ia bukan dari golongan kami." [Sunan Abi Daud:
Shahih]
3.
Mendatangkan
pertolongan dan rezki.
Mush'ab bin Sa'ad –rahimahullah-
berkata: Sa'ad -radhiyallahu 'anhu- pernah menganggap bahwa dirinya memiliki
kelebihan dibanding orang lain. Maka Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam-
berkata:
هَلْ تُنْصَرُونَ
وَتُرْزَقُونَ إِلَّا بِضُعَفَائِكُمْ
"Tidaklah kalian ditolong
dan diberi rezeki melainkan karena adanya (do'a) orang-orang yang lemah
(diantara) kalian". [Shahih Bukhari]
Termasuk orang-orang yang lemah adalah orang yang sudah lanjut usia (tua).
4.
Kebaikan dan berkah
bersama orang yang lebih tua.
Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu 'anhu- ;
Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
"
البركة مع أكابركم" [صحيح ابن حبان]
“Berkah bersama dengan
yang lebih tua (lebih mulia) di antara kalian” [Shahih Ibnu Hibban]
5.
Yang muda memberi salam
kepada yang tua.
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu
'anhu- ; Nabi -shallallahu
'alaihi wasallam- bersabda:
يُسَلِّمُ الصَّغِيرُ
عَلَى الْكَبِيرِ وَالْمَارُّ عَلَى الْقَاعِدِ وَالْقَلِيلُ عَلَى الْكَثِيرِ
"Hendaknya yang muda memberi
salam kepada yang tua, yang berjalan kepada yang duduk, dan (rombongan) yang
sedikit kepada (rombongan) yang banyak." [Shahih Bukhari]
6.
Mendahulukan orang yang
lebih tua.
Dari Abdullah bin 'Umar -radhiyallahu
'anhuma- ; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
أَرَانِي فِي الْمَنَامِ
أَتَسَوَّكُ بِسِوَاكٍ فَجَذَبَنِي رَجُلَانِ أَحَدُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ الْآخَرِ فَنَاوَلْتُ
السِّوَاكَ الْأَصْغَرَ مِنْهُمَا فَقِيلَ لِي كَبِّرْ فَدَفَعْتُهُ إِلَى الْأَكْبَرِ
"Aku bermimpi dalam tidurku.
Bahwa aku sedang menggosok gigi dengan siwak (sejenis kayu). Lalu siwak itu
diminta oleh dua orang laki-laki, yang satu lebih tua dari yang lain. Maka
kemudian kuberikan kepada yang muda. Tetapi ada orang berkata kepadaku;
"Berikan kepada yang tua!" Lalu kuberikan kepada yang tua."
[Shahih Muslim]
Dari Sahl bin Abu Hatsmah -radhiyallahu
'anhu- ; Bahwa Abdullah bin Sahl dan Muhayyishah bin Mas'ud bin Zaid datang
ke Khaibar pada saat terjadi perdamaian, kemudian mereka berpisah untuk
keperluan mereka. Kemudian Muhayyishah mendatangi Abdullah bin Sahl yang mati
berlumuran darah, lalu dia menguburkannya. Kemudian dia tiba di Madinah. Maka
berangkatlah Abdur Rahman bin Sahl, Huwayyishah dan Muhayyishah menemui
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Abdur Rahman maju
untuk berbicara, padahal dia adalah orang yang paling muda. Kemudian Rasulullah
-shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
كَبِّرْ الْكُبْرَ
"Dahulukan orang yang paling
tua." [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]
Rasulullah -shallallahu ' alaihi wasallam menghormati orang yang lebih tua.
Rasulullah -shallallahu ' alaihi wasallam menghormati orang yang lebih tua.
Asma binti Abu Bakar -radhiyallahu
‘anhuma- berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memasuki Makkah dan beliau masuk ke dalam masjid, Abu Bakar dan ayahnya datang
menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka ketika Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam melihatnya beliau bersabda:
هَلَّا تَرَكْتَ
الشَّيْخَ فِي بَيْتِهِ حَتَّى أَكُونَ أَنَا آتِيهِ فِيه
"Kenapa kamu tidak
meninggalkan orang tua ini di rumahnya hingga aku dapat mendatanginya?"
Abu Bakar menjawab, "Wahai
Rasulullah, dia lebih pantas untuk berjalan menemuimu daripada tuan yang
berjalan menemuinya."
Asma berkata, "Lalu beliau
mendudukkan ayah Abu Bakar di sisinya lalu mengusap dadanya dan bersabda:
"Masuklah Islam."
Maka dia pun masuk Islam. Dan
suatu hari Abu Bakar membawa ayahnya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam sementara di kepalanya seakan-akan tumbuhan berwarna putih, lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ubahlah ini dari
rambutnya, " [Musnad Ahmad: Hasan]
Do’a minta perlindungan
dari usia tua yang buruk (pikun)
‘Amr bin Maimun Al-Audiy
berkata: Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu mengajarkan kepada anaknya kalimat do’a ini sebagaimana guru mengaji
mengajarkan anak-anak mengaji Al-Qur’an, dan ia berkata:
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنْهُنَّ دُبُرَ الصَّلاَةِ: «اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ العُمُرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا،
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ» [صحيح البخاري]
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam sering meminta perlindungan dari beberapa hal di akhir shalat: "Ya Allah ..
sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut, dan aku berlindung
kepada-Mu dari dikembalikan kepada umur yang paling
lemah (pikun), dan aku berlindung kepada-Mu dari cobaan dunia dan aku
berlindung kepada-Mu dari siksaan kubur. [Sahih Bukhari]
Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu; Bahwasanya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdo’a:
«أَعُوذُ بِكَ مِنَ البُخْلِ، وَالكَسَلِ، وَأَرْذَلِ العُمُرِ، وَعَذَابِ القَبْرِ، وَفِتْنَةِ
الدَّجَّالِ، وَفِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ» [صحيح البخاري]
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekikiran, kemalasan, kepikunan, siksa kubur, fitnah Dajjal, serta
fitnah kehidupan dan kematian”. [Shahih Bukhari]
Zaid bin Arqam radhiallahu
'anhu berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam sering membaca do’a ...
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ
وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ . اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِيْ تَقْوَاهَا
وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا . اللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ
نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
"Ya Allah .. sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, kikir, lemah di hari tua, dan siksaan kubur. Ya Allah ..
berilah jiwaku ini ketakwaannya, dan sucikanlah ia, Engkaulah yang paling baik
utuk mensucikannya, Engkaulah pengatur dan pemiliknya. Ya Allah .. sesungguhnya
aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak
khusyu', jiwa yang tidak puas, dan do'a yang tidak terkabulkan." [Sahih
Muslim]
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu
'anhu berkata: Apabila sore
hari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan do'a yang
berbunyi:
«أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ
اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ
وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ
فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ»
"Kami memasuki sore hari dan pada sore ini jagad
raya tetap milik Allah. Segala puji bagi Allah tiada Tuhan selain Allah, Dialah
yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nyalah semua kekuasaan dan pujian, dan
Dialah yang berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dari
kebaikan malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari
kejahatan yang ada pada malam ini dan kejahatan sesudahnya. Dan aku berlindung
kepada-Mu dari kemalasan, keburukan di masa tua.
Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari adzab neraka dan adzab di dalam kubur".
Apabila pagi hari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga
mengucapkan doa tersebut dengan diganti bagian pertamanya menjadi
..
«أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ
...»
"Kami memasuki pagi hari dan pada pagi hari ini
jagad raya dan seisinya tetap menjadi milik Allah". [Sahih Muslim]
Aisyah radhiyallahu
'anha berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sering berdo'a:
«اللَّهُمَّ إِنِّي
أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكَسَلِ، وَالهَرَمِ، وَالمَأْثَمِ،
وَالمَغْرَمِ، وَمِنْ فِتْنَةِ القَبْرِ، وَعَذَابِ القَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ النَّارِ
وَعَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الغِنَى، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ
الفَقْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ
عَنِّي خَطَايَايَ بِمَاءِ الثَّلْجِ وَالبَرَدِ، وَنَقِّ قَلْبِي مِنَ الخَطَايَا
كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَبَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ
خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ»
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa
malas, kepikunan, dosa-dosa dan terlilit
hutang, dan dari fitnah kubur serta siksa kubur, dan dari fitnah neraka dan
siksa neraka dan dari buruknya fitnah kekayaan, dan aku berlindung kepada-Mu
dari buruknya fitnah kefakiran, serta aku berlindung kepada-Mu dari fitnah
Al-Masih Ad-Dajjal. Ya Allah, bersihkanlah kesalahan-kesalahanku dengan air
salju dan air embun, sucikanlah hatiku dari kotoran-kotoran sebagaimana Engkau
menyucikan baju yang putih dari kotoran. Dan jauhkanlah antara diriku dan
kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat."
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...