بسم
الله الرحمن الرحيم
Beberapa ayat dan hadits yang
menunjukkan betapa buruknya sifat kikir dan penakut:
1.
Kikir terhadap diri
sendiri.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِنَّمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِن تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ
أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ (36) إِن يَسْأَلْكُمُوهَا فَيُحْفِكُمْ
تَبْخَلُوا وَيُخْرِجْ أَضْغَانَكُمْ (37) هَا
أَنتُمْ هَٰؤُلَاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَمِنكُم مَّن يَبْخَلُ ۖ وَمَن يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَن نَّفْسِهِ
ۚ وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنتُمُ الْفُقَرَاءُ ۚ وَإِن تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ
قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُم (38)} [محمد : 36-38]
Sesungguhnya kehidupan dunia
hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah
akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu. Jika
Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak kamu (supaya memberikan semuanya)
niscaya kamu akan kikir dan Dia akan
menampakkan kedengkianmu.
Ingatlah, kamu ini orang-orang
yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu
ada yang kikir, dan siapa yang kikir
sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang
Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (kepada-Nya); dan jika
kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan
mereka tidak akan seperti kamu ini. [Muhammad: 38]
{وَلَا
يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا
لَّهُم ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ}
[آل عمران : 180]
Sekali-kali janganlah
orang-orang yang bakhil dengan harta yang
Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu
baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu
adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan
kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang
ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[Ali 'Imran: 180]
2.
Hidupnya dipersulit.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{فَأَمَّا
مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰ (5) وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ (6) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ
(7) وَأَمَّا مَن بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ (8) وَكَذَّبَ
بِالْحُسْنَىٰ (9) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَىٰ (10) وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ
إِذَا تَرَدَّىٰ (11)} [الليل : 5-11]
Adapun orang yang memberikan
(hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang
terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan
adapun orang-orang yang bakhil dan merasa
dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan
menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya
apabila ia telah binasa. [Al-Lail: 5-11]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
" مَثَلُ البَخِيلِ وَالمُنْفِقِ، كَمَثَلِ
رَجُلَيْنِ عَلَيْهِمَا جُبَّتَانِ مِنْ حَدِيدٍ، مِنْ لَدُنْ ثَدْيَيْهِمَا إِلَى
تَرَاقِيهِمَا، فَأَمَّا المُنْفِقُ: فَلاَ يُنْفِقُ شَيْئًا إِلَّا مَادَّتْ عَلَى
جِلْدِهِ، حَتَّى تُجِنَّ بَنَانَهُ وَتَعْفُوَ أَثَرَهُ، وَأَمَّا البَخِيلُ: فَلاَ
يُرِيدُ يُنْفِقُ إِلَّا لَزِمَتْ كُلُّ حَلْقَةٍ مَوْضِعَهَا، فَهُوَ يُوسِعُهَا فَلاَ
تَتَّسِعُ " وَيُشِيرُ بِإِصْبَعِهِ إِلَى حَلْقِهِ [صحيح البخاري ومسلم]
"Perumpamaan orang kikir dan orang yang suka
berinfak (dermawan) bagaikan dua orang yang memakai dua perisai di atas kedua
susunya hingga ke tulang selangkanya. Adapun orang yang suka berinfak, maka ia
tidak menginfakkan sesuatu kecuali baju tersebut terasa longgar baginya hingga
menutupi jari-jemari kakinya bahkan menghapus jejak kakinya. Dan adapun orang
yang kikir maka ia tidak ingin berinfak kecuali setiap lubang dari baju besi
itu mencekiknya. Ia berusaha untuk melapangkannya, dia tidak bisa
melakukannya", Rasulullah menunjuk dengan telunjukkan ke tenggorokannya.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
3.
Sifat terburuk.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata; Saya mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
شَرُّ مَا فِي رَجُلٍ
شُحٌّ هَالِعٌ وَجُبْنٌ خَالِعٌ
"Seburuk-buruk perkara yang
ada pada seseorang adalah kekikiran serta
ketamakan, dan sifat penakut serta
lemah." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{
إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا} {إِذَا مَسَّهُ
الشَّرُّ جَزُوعًا} {وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا} [المعارج : 19-21]
Sesungguhnya manusia
diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir, ... [Al-Ma'arij: 19-21]
Dari Jabir radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya:
«مَنْ سَيِّدُكُمْ يَا بَنِي سَلِمَةَ؟»
“Siapa pemimpin kalian wahai Bani Salimah?”
Kami menjawab: Juddu bin Qais, hanya saja kami
menganggapnya seorang yang kikir.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«وَأَيُّ دَاءٍ أَدْوَى مِنَ الْبُخْلِ؟
بَلْ سَيِّدُكُمْ عَمْرُو بْنُ الْجَمُوحِ» [الأدب المفرد للبخاري: صحيح]
“Adakah penyakit yang lebih buruk
daripada sifat kikir? Jadikan ‘Amr bin Al-Jamuu’ sebagai pemimpin kalian”.
[Al-Adab Al-Mufrad: Shahih]
4.
Bukan sifat orang
beriman.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«لَا يَجْتَمِعُ غُبَارٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
وَدُخَانُ جَهَنَّمَ فِي جَوْفِ عَبْدٍ أَبَدًا، وَلَا يَجْتَمِعُ الشُّحُّ وَالْإِيمَانُ
فِي قَلْبِ عَبْدٍ أَبَدًا» [سنن النسائي:
صحيح]
"Tidak akan berkumpul debu
di jalan Allah dan asap Jahannam pada diri seorang hamba sama sekali, dan tidak
akan berkumpul sikap kikir dan keimanan dalam hati seorang hamba
selamanya." [Sunan An-Nasa’i: Shahih]
5.
Sifat orang munafiq.
Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ ۖ فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ
يَنظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَىٰ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ
ۖ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُم بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ
ۚ أُولَٰئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ ۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ
عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا} [الأحزاب : 19]
Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu
lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti
orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka
mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat
kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya.
Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. [Al-Ahzaab: 19]
{وَمِنْهُمْ
مَنْ عَاهَدَ اللَّهَ لَئِنْ آَتَانَا مِنْ فَضْلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ
مِنَ الصَّالِحِينَ . فَلَمَّا آَتَاهُمْ مِنْ فَضْلِهِ بَخِلُوا
بِهِ وَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ . فَأَعْقَبَهُمْ نِفَاقًا فِي قُلُوبِهِمْ
إِلَى يَوْمِ يَلْقَوْنَهُ بِمَا أَخْلَفُوا اللَّهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا كَانُوا
يَكْذِبُونَ} [التوبة:75-77]
Dan diantara mereka ada orang
yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan
sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah
kami termasuk orang-orang yang saleh. Maka setelah Allah memberikan kepada
mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan
karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu
membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka
sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri
terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka
selalu berdusta. [At-Taubah: 75-77]
6.
Dibenci oleh Allah dan
diancam siksaan yang pedih.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ
الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا} {الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُونَ
مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ ۗ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا}
[النساء : 36-37 ]
Sembahlah Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua
orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang
lain berbuat kikir, dan menyembunyikan
karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah
menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. [An-Nisaa':
36-37]
7.
Mengajak kepada
perbuatan dusta, dzalim, memutuskan silaturahim, dan menghalalkan yang haram .
Dari Jabir bin
'Abdullah radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
اتَّقُوا الظُّلْمَ
فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَاتَّقُوا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ
حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ
"Hindarilah kezhaliman, karena kezhaliman itu adalah mendatangkan
kegelapan pada hari kiamat kelak! Jauhilah kekikiran,
karena kekikiran itu telah mencelakakan (menghancurkan) orang-orang sebelum
kalian yang menyebabkan mereka menumpahkan darah dan menghalalkan yang
diharamkan." [Shahih Muslim]
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
وَإِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ
فَإِنَّهُ دَعَا مَنْ قَبْلَكُمْ فَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ، وَسَفَكُوا دِمَاءَهُم،ْ
وَقَطَّعُوا أَرْحَامَهُمْ
" ... , dan janganlah
berbuat kikir, karena itu yang menyebabkan kerusakan orang-orang sebelum
kalian, sehingga mereka menghalalkan kehormatan, menumpahkan darah, dan memutus
hubungan silaturrahim mereka." [Musnad Ahmad: Shahih]
Abdullah bin 'Amr radhiyallahu ‘anhuma berkata;
Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam berkhutbah, beliau bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ
فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالشُّحِّ أَمَرَهُمْ بِالْبُخْلِ فَبَخِلُوا
وَأَمَرَهُمْ بِالْقَطِيعَةِ فَقَطَعُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْفُجُورِ فَفَجَرُوا
"Jauhilah sifat pelit,
karena sesungguhnya yang membinasakan orang sebelum kalian adalah sifat pelit.
Mereka diperintahkan untuk bersifat bakhil maka merekapun bersifat bakhil dan
mereka diperintahkan untuk memutuskan hubungan kekerabatan maka merekapun
memutuskan hubungan kekerabatan, dan mereka diperintahkan untuk berbuat dosa
maka merekapun berbuat dosa." [Sunan Abi Daud: Shahih]
8.
Sebab kebinasaan.
Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda:
«ثلاث
مهلكات...فشح مطاع، وهوى متبع، وإعجاب المرء بنفسه»
[صحيح الترغيب: حسن لغيره]
“Tiga yang membinasakan: ...
sifat kikir yang ditaati, hawa nafsu yang
diikuti, dan kekaguman seseorang terhadap dirinya”. [Shahih At-Targiib: Hasan
ligairih]
9.
Tidak beruntung.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِنَّمَا
أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (15) فَاتَّقُوا
اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ
ۗ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ (16) إِن تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ (17)} [التغابن
: 15-17]
Sesungguhnya hartamu dan
anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta
taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, maka
mereka itulah orang-orang yang beruntung. Jika kamu meminjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan
mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.
[At-Tagabun: 15-17]
{وَالَّذِينَ
تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ
وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ
وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ
فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} [الحشر : 9]
Dan orang-orang yang telah
menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka
(Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka
(Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka
terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka
mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka
dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. [Al-Hasyr: 9]
10.
Tidak menunda ajal, dan
tidak menambah rezki dan manfaat.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{ثُمَّ
أَنزَلَ عَلَيْكُم مِّن بَعْدِ الْغَمِّ أَمَنَةً نُّعَاسًا يَغْشَىٰ طَائِفَةً مِّنكُمْ
ۖ وَطَائِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنفُسُهُمْ يَظُنُّونَ بِاللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ
ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ ۖ يَقُولُونَ هَل لَّنَا مِنَ الْأَمْرِ مِن شَيْءٍ ۗ قُلْ إِنَّ
الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ ۗ يُخْفُونَ فِي أَنفُسِهِم مَّا لَا يُبْدُونَ لَكَ ۖ يَقُولُونَ
لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ مَّا قُتِلْنَا هَاهُنَا ۗ قُل لَّوْ كُنتُمْ
فِي بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَىٰ مَضَاجِعِهِمْ
ۖ وَلِيَبْتَلِيَ اللَّهُ مَا فِي صُدُورِكُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِي قُلُوبِكُمْ
ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ} [آل
عمران : 154]
Kemudian setelah kamu
berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang
meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan
oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah
seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang
sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?". Katakanlah: "Sesungguhnya
urusan itu seluruhnya di tangan Allah". Mereka menyembunyikan dalam hati
mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata:
"Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan
ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah:
"Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah
ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka
terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam
dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui
isi hati. [Ali 'Imran: 154]
Abu Az-Zinaad -rahimahullah-
berkata:
"لَمَّا
حَضَرَتْ خَالِدَ بنَ الوَلِيدِ الوَفَاةُ بَكَى، ثُمَّ قَالَ: لَقَدْ حَضَرْتُ كَذَا
وَكَذَا، وَمَا فِي جَسَدِي شِبْرٌ إِلَّا وَفِيْهِ ضَرْبَةٌ بِسَيْفٍ، أَو طَعنَةٌ
بِرُمحٍ، أَوْ رَمْيَةٌ بِسَهْمٍ، وَهَا أَنَا أَمُوْتُ عَلَى فِرَاشِي حَتْفَ أَنْفِي
كَمَا يَمُوْتُ العِيْرُ، فَلَا نَامَتْ أَعْيُنُ الجُبَنَاءِ". [سير أعلام النبلاء]
“Ketika ajal akan menjemput
Khalid bin Walid -radhiyallahu ‘anhu-, ia menangis dan berkata: Aku telah
mengikuti peperangan ini dan itu, dan tidak ada sejengkal dari tubuhku kecuali
ada bekas tebasan pedang, atau tusukan tombak, atau panah, dan sekarang aku
akan mati di atas kasurku seperti matinya hewan, maka sungguh takkan bisa tidur
mata orang-orang yang penakut”. [Siyar a’laam an-nubalaa’]
11.
Mengurangi harta.
Dari Abu Hurairah radhiallahu
'anhu; Nabi shallallahu'alaihiwasallam bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ
إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا
وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
"Tidak ada suatu hari pun
ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat
kepadanya lalu salah satunya berkata; "Ya Allah berikanlah pengganti bagi
siapa yang menafkahkan hartanya", sedangkan yang satunya lagi berkata;
"Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan
hartanya (bakhil) ". [Shahih Bukhari dan Muslim]
12.
Menunjukkan lemahnya
tawakkal.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{قُل
لَّن يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ
فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ} [التوبة : 51]
Katakanlah: "Sekali-kali
tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami.
Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus
bertawakal". [At-Taubah: 51]
{مَا
أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن
قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ} {لِّكَيْلَا تَأْسَوْا
عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ
مُخْتَالٍ فَخُورٍ} {الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ ۗ وَمَن
يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ} [الحديد
: 22-24]
Tiada suatu bencanapun yang
menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis
dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya
kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu
jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (yaitu)
orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang
berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dialah Yang
Maha Kaya lagi Maha Terpuji. [Al-Hadiid: 22-24]
13.
Tanda akan datangnya
hari kiamat.
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ، وَيَنْقُصُ العَمَلُ،
وَيُلْقَى الشُّحُّ، وَيَكْثُرُ الهَرْجُ» قَالُوا: وَمَا الهَرْجُ؟ قَالَ: «القَتْلُ
القَتْلُ» [صحيح البخاري]
"Zaman semakin dekat, amalan kian berkurang, kekikiran semakin
banyak, dan al-Harj semakin merajalela."
Mereka bertanya; "Apakah al Harj itu?
Beliau menjawab: "Pembunuhan, pembunuhan." [Shahih Bukhari]
14.
Rasulullah -shallallahu
' alaihi wasallam- adalah manusia yang paling dermawan dan pemberani.
Ketika Jubair bin Muth'im radiyallahu 'anhu berjalan
bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beserta orang-orang
dalam rambongan pasukan yang baru kembali dari Hunain, kemudian orang-orang
A'rabiy mengerumuni dan meminta kepada Rasulullah sampai menyudutkan Beliau ke
pohon berduri dan pakaian atas Beliau terjatuh. Maka Nabi shallallahu
'alaihi wasallam tertahan lalu bersabda:
«أَعْطُونِي رِدَائِي، لَوْ كَانَ لِي عَدَدُ
هَذِهِ العِضَاهِ نَعَمًا لَقَسَمْتُهُ بَيْنَكُمْ، ثُمَّ لاَ تَجِدُونِي بَخِيلًا،
وَلاَ كَذُوبًا، وَلاَ جَبَانًا»
"Berikan pakaianku! Seandainya aku memiliki
sebanyak pohon berduri ini sebagai harta maka aku akan bagikan kepada kalian
lalu kalian tidak akan mendapati aku sebagai orang yang pelit, pendusta, atau
pengecut". [Sahih Bukhari]
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:
كَانَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ، وَكَانَ أَجْوَدَ
مَا يَكُونُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ [صحيح البخاري ومسلم]
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam adalah orang yang paling suka memberi kebaikan, dan saat paling
suka memberi adalah di bulan Ramadan. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Abu Ishaq berkata, "Seorang
laki-laki datang kepada Al-Barra -radhiyallahu 'anhu- seraya bertanya, "Wahai Abu
'Umarah, apakah kalian pernah lari dari peperangan Hunain?"
Maka dia menjawab, "Aku
bersaksi atas Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam, (pasukan) beliau
tidaklah lari, akan tetapi saat itu orang-orang (yang ikut serta) tergesa-gesa
tanpa membawa persenjataan yang lengkap menuju perkampungan Bani Hawazin ini,
padahal mereka adalah pasukan pemanah, lantas orang-orang kafir melemparinya
dengan anak panah, seakan-akan mereka (kaum Muslimin) seperti sekumpulan
belalang. Sehingga kaum Muslimin pun kocar-kacir dan terpaksa berbalik kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sementara itu Abu Sufyan sedang
mengawal dengan memegang bighal beliau. Kemudian beliau turun dan berdo'a
dengan memohon pertolongan, beliau bersabda:
أَنَا النَّبِيُّ لَا كَذِبْ ، أَنَا ابْنُ
عَبْدِ الْمُطَّلِبْ ، اللَّهمَّ نَزِّلْ نَصْرَكَ
"Aku adalah seorang Nabi,
tidak seorang pendusta, aku adalah putra Abdul Mutthalib. Ya Allah…turunkanlah bala
bantuan-Mu."
Al-Barra berkata:
وَاللَّهِ إِذَا احْمَرَّ الْبَأْسُ نَتَّقِي
بِهِ وَإِنَّ الشُّجَاعَ مِنَّا لَلَّذِي يُحَاذِي بِهِ يَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Demi Allah, kami saat itu
sangat mengkhawatirkan karena dahsyatnya peperangan, dan orang yang paling
pemberani adalah orang yang paling dekat dengan peperangan, yaitu Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam." [Shahih Muslim]
15.
Manusia paling kikir.
Dari Husain bin Ali radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«البَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ» [سنن الترمذي:
صحيح]
"Orang yang kikir adalah orang yang namaku
disebut dekatnya kemudian ia tidak berselawat untukku" [Sunan Tirmidzi:
Sahih]
Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ أَبْخَلَ النَّاسِ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ
فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ»
“Sesungguhnya manusia yang paling kikir adalah yang jika
disebutkan namaku di sampingnya ia tidak bershalawat kepadaku". [Fadhlu Ash-Shalaah 'ala An-Nabiy: Sahih]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ أَبْخَلَ النَّاسِ مَنْ بَخِلَ بِالسَّلَامِ،
وَأَعْجَزَ النَّاسِ مَنْ عَجَزَ عَنِ الدُّعَاءِ» [صحيح ابن حبان]
“Orang yang paling kikir adalah orang yang kikir memberi salam dan
orang yang paling lemah adalah orang yang tidak bisa berdo'a.” [Sahih Ibnu
Hibban]
Do’a minta dijauhkan
dari sifat kikir dan penakut
‘Amr bin Maimun Al-Audiy
berkata: Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu mengajarkan kepada anaknya kalimat do’a ini sebagaimana guru mengaji
mengajarkan anak-anak mengaji Al-Qur’an, dan ia berkata:
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنْهُنَّ دُبُرَ الصَّلاَةِ: « اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ، وَأَعُوذُ
بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ
إِلَى أَرْذَلِ العُمُرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ
مِنْ عَذَابِ القَبْرِ» [صحيح البخاري]
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam sering meminta perlindungan dari beberapa hal di akhir shalat: "Ya Allah ..
sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir,
dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut,
dan aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikan kepada umur yang paling lemah
(pikun), dan aku berlindung kepada-Mu dari cobaan dunia dan aku berlindung
kepada-Mu dari siksaan kubur. [Sahih Bukhari dan An-Nasa’iy]
Anas radhiallahu
'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering
berdo'a ..
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ،
وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ، وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ،
وَالْبُخْلِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
“Ya Allah .. Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
kesusahan, kesedihan, kelemahan, sifat penakut,
kekikiran, lilitan utang, dan tekanan orang-orang”. [Sahih Bukhari]
Zaid bin Arqam radhiallahu
'anhu berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam sering membaca do’a ...
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ
وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ
وَعَذَابِ الْقَبْرِ . اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِيْ تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ
مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا . اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ
مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ
دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
"Ya Allah .. sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat
pengecut, kikir, lemah di hari tua, dan siksaan kubur. Ya Allah ..
berilah jiwaku ini ketakwaannya, dan sucikanlah ia, Engkaulah yang paling baik
utuk mensucikannya, Engkaulah pengatur dan pemiliknya. Ya Allah .. sesungguhnya
aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak
khusyu', jiwa yang tidak puas, dan do'a yang tidak terkabulkan." [Sahih
Muslim]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...