بسم الله الرحمن الرحيم
Surah
Al-Lahab dikenal juga dengan surah Al-Masad, surah Tabbat, dan surah Abi Lahab.
Salah satu surah Makkiy yang turun sebelum hijrah, terdiri dari 5 ayat.
Sebab turunnya surah
ini:
Ibnu
'Abbas radhiallahu 'anhuma
berkata:
لَمَّا نَزَلَتْ: {وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ} [الشعراء:
214]، صَعِدَ النَّبِيُّ ﷺ عَلَى الصَّفَا، فَجَعَلَ يُنَادِي: «يَا بَنِي فِهْرٍ، يَا بَنِي
عَدِيٍّ» - لِبُطُونِ قُرَيْشٍ - حَتَّى اجْتَمَعُوا فَجَعَلَ الرَّجُلُ إِذَا
لَمْ يَسْتَطِعْ أَنْ يَخْرُجَ أَرْسَلَ رَسُولًا لِيَنْظُرَ مَا هُوَ، فَجَاءَ
أَبُو لَهَبٍ وَقُرَيْشٌ، فَقَالَ: «أَرَأَيْتَكُمْ لَوْ أَخْبَرْتُكُمْ أَنَّ
خَيْلًا بِالوَادِي تُرِيدُ أَنْ تُغِيرَ عَلَيْكُمْ، أَكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ؟»
قَالُوا: نَعَمْ، مَا جَرَّبْنَا عَلَيْكَ إِلَّا صِدْقًا، قَالَ: «فَإِنِّي
نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ» فَقَالَ أَبُو لَهَبٍ: تَبًّا لَكَ
سَائِرَ اليَوْمِ، أَلِهَذَا جَمَعْتَنَا؟ فَنَزَلَتْ: {تَبَّتْ يَدَا أَبِي
لَهَبٍ وَتَبَّ مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ} [المسد:
2]
Tatkala turun ayat: {Dan peringatkanlah
keluargamu yang terdekat} [As Syu'ara: 214] Rasulullah ﷺ naik ke bukit Shofa dan berteriak memanggil-manggil:
"Wahai bani Fihr, wahai Bani 'Adi!", dari keturunan Quraisy. Hingga
orang-orang pun berkumpul dan apabila ada di antara mereka yang tidak bisa
hadir, mereka mengutus utusan untuk menghadirinya. Demikian juga Abu Jahal dan
orang-orang Quraisy pun berdatangan. Beliau bersabda: "Apa pendapat kalian
jika kuberitahukan kepada kalian bahwa pasukan berkuda dari musuh di balik
lembah ini akan menyerang kalian apakah kalian akan membenarkanku (mempercayaiku)?"
Mereka menjawab: Tentu, kami tidak pernah mandapatimu selain bersifat jujur.
Lalu beliau berkata: "Sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan adzab
yang berat". Maka Abu Lahab berkata: Celakalah kamu! Apakah untuk ini
engkau mengumpulkan kami?! Maka Allah 'azza wa jalla menurunkan: {Binasalah
kedua tangan abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah
kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan}. [Al Lahab: 1 - 2]
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Ayat
pertama:
﴿ تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ
وَّتَبَّۗ ١ ﴾
1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan
benar-benar binasa dia!
Nama Abu Lahab
adalah Abdul ‘Uzza bin Abdil
Muthalib, paman Nabi yang paling keras menyakiti dan menghalangi da’wah beliau.
Ketika surah ini turun, Abu Lahab memerintahkan anaknya ‘Utaibah menceraikan
Raqayyah putri Nabi ﷺ, dan memerintahkan ‘Utbah menceraikan Ummu Kultsum putri Nabi ﷺ.
‘Utaibah
mati dalam keadaan kafir dimakan singa ketika pergi ke Syam, sedangkan ‘Utbah
masuk Islam setelah pembebasan kota Mekkah bersama Mu’tab bin Abi Lahab.
Diantara yang masuk Islam adalah putrinya yaitu Darrah radhiyallahu ‘anhum.
Dikuniahi Abu Lahab
karena wajahnya yang tampan.
Berkata Rabi’ah bin ‘Ibad dari Bani Ad-Diil radhiyallahu ‘anhu, ia seorang yang
hidup di masa Jahiliyah:
رَأَيْتُ النَّبِيَّ
ﷺ فِي
الْجَاهِلِيَّةِ فِي سُوقِ ذِي الْمَجَازِ، وَهُوَ يَقُولُ: " يَا أَيُّهَا
النَّاسُ قُولُوا: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تُفْلِحُوا ". وَالنَّاسُ
مُجْتَمِعُونَ عَلَيْهِ، وَوَرَاءَهُ رَجُلٌ وَضِيءُ الْوَجْهِ، أَحْوَلُ ذُو
غَدِيرَتَيْنِ يَقُولُ: إِنَّهُ صَابِئٌ كَاذِبٌ يَتْبَعُهُ حَيْثُ ذَهَبَ،
فَسَأَلْتُ عَنْهُ، فَذَكَرُوا لِي نَسَبَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، وَقَالُوا
لِي: هَذَا عَمُّهُ أَبُو لَهَبٍ [مسند أحمد: صحيح لغيره]
Saat
masih jahiliah, saya pernah melihat Nabi ﷺ di
pasar Dzul Majaz. Saat itu, beliau bersabda, "Wahai sekalian manusian,
ucapkanlah, 'LAA ILAAHA ILLALLAH, niscaya kalian akan selamat." Maka
orang-orang pun mengerumuninya, sementara di belakangnya ada seorang laki-laki
yang berwajah tampan, bermata juling dan rambut terjalin dua bagian, si
laki-laki berkata, "Dia adalah seorang yang murtad (keluar dari agama
nenek moyangnya) dan pendusta." Laki-laki itu selalu mengikutinya kemana
pun beliau pergi. Maka saya pun menanyakan siapa lelaki itu, mereka pun menurutkan
nasab Rasulullah ﷺ dan berkata, "Laki-laki ini adalah
pamannya, yakni Abu Lahab. [Musnad Ahmad: Shahih Ligairih]
Kebinasaan dinisbatkan
kepada tangan karena:
a.
Tangan terkadang disebutkan untuk mewakili seluruh tubuh.
b.
Tangan yang paling banyak menyebabkan kecelakaan bagi seseorang.
Kenapa kalimat {تبّ} diulang?
a)
Yang pertama adalah do’a kebinasaan bagi Abu Lahab, sedangkan yang kedua
adalah berita bahwa Abu Lahab betul-betul telah binasa.
b)
Yang pertama berita kebinasaan bagi tangannya, yang kedua kebinasaan
untuk dirinya.
Ayat
kedua:
﴿ مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ
وَمَا كَسَبَۗ ٢ ﴾
2. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa
yang dia usahakan.
Makna kata {ما}?
a.
Bermakna pertanyaan: Apakah berguna baginya harta dan apa yang dia
usahakan?
b.
Bermakna penolakan: Tidaklah berguna …. .
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَأَمَّا
مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَالَيْتَنِي لَمْ أُوتَ
كِتَابِيَهْ (25) وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ (26) يَالَيْتَهَا كَانَتِ
الْقَاضِيَةَ (27) مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ (28)
هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ} [الحاقة: 25 -
29]
Dan adapun orang yang
kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata, “Alangkah baiknya jika
kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku. Sehingga aku tidak mengetahui bagaimana
perhitunganku. Wahai, kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu.
Hartaku sama sekali tidak berguna bagiku. Kekuasaanku telah hilang
dariku.” [Al-Haqqah: 25-29]
{وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ (87)
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ
سَلِيمٍ} [الشعراء: 87 - 89]
Dan
janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari
harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap
Allah dengan hati yang bersih.
[Asy-Syu'araa': 87 - 89]
Ø Abdullah bin Asy-Syikhir radhiyallahul 'anhu berkata: Aku mendatangi Nabi ﷺ dan beliau tengah membaca:
{أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ} [التكاثر: 1]
Bermegah-megahan telah
melalaikanmu. [At-Takaatsur: 1]
Beliau bersabda:
" يَقُولُ ابْنُ آدَمَ: مَالِي، مَالِي، قَالَ: وَهَلْ لَكَ، يَا
ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ، أَوْ لَبِسْتَ
فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ؟ " [صحيح مسلم]
“Anak cucu Adam berkata: 'Hartaku,
hartaku'." Beliau meneruskan: "Hartamu wahai anak cucu Adam tidak
lain adalah yang kau makan lalu kau habiskan, yang kau kenakan lalu kau
usangkan atau yang kau sedekahkan lalu kau habiskan." [Shahih Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahul
'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
" يَقُولُ الْعَبْدُ: مَالِي، مَالِي، إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ
ثَلَاثٌ: مَا أَكَلَ فَأَفْنَى، أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى، أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى،
وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ، وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ " [صحيح مسلم]
“Seorang hamba berkata, 'Hartaku, hartaku!'
Sesungguhnya hartanya ada tiga: Yang ia makan lalu ia habiskan, yang ia kenakan
lalu ia usangkan atau yang ia berikan (sedekahkan) lalu ia miliki, selain itu
akan lenyap dan akan ia tinggalkan untuk manusia.'" [Shahih Muslim]
Ayat
ketiga:
﴿ سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ
لَهَبٍۙ ٣ ﴾
3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang
bergejolak (neraka).
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{انْطَلِقُوا إِلَى ظِلٍّ
ذِي ثَلَاثِ شُعَبٍ (30) لَا ظَلِيلٍ وَلَا يُغْنِي مِنَ اللَّهَبِ} [المرسلات: 30، 31]
Pergilah kamu
mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai tiga cabang, yang tidak
melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka.” [Al-Mursalat: 30-31]
Ayat
keempat:
﴿ وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ
الْحَطَبِۚ ٤ ﴾
4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu
bakar (penyebar fitnah).
Nama istri Abu Lahab
adalah Al-‘Aura’ binti Jamil.
Kenapa ia digelari
pembawa kayu bakar?
a)
Karena ia menaruh kayu berduri di jalan yang dilewati oleh Nabi ﷺ.
b)
Ia merendahkan Nabi ﷺ dengan mengatainya miskin dengan menjual kayu
bakar, maka ia pun dihina dengan gelar tersebut.
c)
Ia suka mengadu-domba menyalakan api permusuhan.
d)
Pembawa kayu bakar artinya pembawa dosa-dosa.
Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma berkata:
لَمَّا
نَزَلَتْ: {تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ} [المسد: 1] جَاءَتِ امْرَأَةُ
أَبِي لَهَبٍ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، وَمَعَهُ أَبُو بَكْرٍ، فَلَمَّا رَآهَا أَبُو بَكْرٍ،
قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهَا امْرَأَةٌ بَذِيئَةٌ، وَأَخَافُ أَنْ
تُؤْذِيَكَ، فَلَوْ قُمْتَ، قَالَ: «إِنَّهَا لَنْ تَرَانِي»، فَجَاءَتْ،
فَقَالَتْ: يَا أَبَا بَكْرِ إِنَّ صَاحِبَكَ هَجَانِي، قَالَ: لَا، وَمَا يَقُولُ
الشِّعْرَ، قَالَتْ: أَنْتَ عِنْدِي مُصَدَّقٌ، وَانْصَرَفَتْ، فَقُلْتُ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ لَمْ تَرَكَ، قَالَ: «لَا، لَمْ يَزَلْ مَلَكٌ يَسْتُرُنِي
عَنْهَا بِجَنَاحِهِ» [صحيح ابن حبان]
“Ketika
turun surah {Binasalah kedua tangan Abu Lahab} Istri Abu Lahab datang
kepada Nabi ﷺ yang sedang bersama Abu Bakr. Ketika Abu Bakr melihatnya, ia
berkata: Wahai Rasulullah, ia adalah seorang wanita yang buruk ucapannya dan
aku khawatir akan menyakitimu, sebaikanya engkau pergi! Maka Nabi ﷺ
berkata: “Ia tidak bisa melihatku”. Maka ia datang dan berkata: Wahai Abu Bakr,
sesungguhnya sahabatmu mencelaku dengan sya’irnya. Abu Bakr berkata: Tidak, ia
tidak melantunkan sya’ir. Ia berkata: Engkau benar menurutku. Kemudian ia
pergi. Abu Bakr berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah, ia tidak melihatmu.
Nabi ﷺ menjawab: “Tidak, ada malaikat yang senantiasa menutupiku
dengan sayapnya”. [Shahih Ibnu Hibban]
Ayat
kelima:
﴿ فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ
مَّسَدٍ ࣖ ٥ ﴾
5. Di lehernya ada tali dari sabut yang
dipintal.
Pendapat ulama tentang ayat ini:
a.
Istri Abu Lahab
punya kalung permata di lehernya, ia bersumpah akan menafkahkannya untuk
menyakiti Nabi ﷺ.
Maka Allah mengancamnya dengan kalung api di neraka.
Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{خُذُوهُ فَغُلُّوهُ (30) ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ (31) ثُمَّ فِي
سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ} [الحاقة: 30 - 32]
Peganglah dia lalu
belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka
yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh
puluh hasta. [Al-Haaqqah: 30 - 32]
b. Ia membawa kayu bakar dengan tali digantungkan
di lehernya, maka Allah mencekiknya dengan tali tersebut.
c. Ia membawa kayu berduri dengan tali di
lehernya kemudian ia letakkan di jalan yang sering dilalui oleh Nabi ﷺ.
Surah ini merupakan salah satu mu’jizat Nabi, karena surah ini turun sebelum wafatnya Abu Lahab dan istrinya, dan mereka
tidak masuk Islam sampai wafat.
Abu Lahab wafat setelah perang Badar, ia
tidak ikut perang tersebut, ia mengutus Al-‘Ash bin Hisyam sebagai penggantinya
dengan imbalan pelunasan utangnya. Ia wafat disebabkan wabah penyakit ‘Adasah,
anaknya membiarkan ia mati tanpa dikuburkan hingga membusuk setelah tiga hari.
Syubhat: Abu Lahab mendapat keringanan azab
karena bergembira menyambut kelahiran Nabi ﷺ.
‘Urwah bin Az-Zubair -rahimahullah-
berkata:
«وثُوَيْبَةُ مَوْلاَةٌ لِأَبِي لَهَبٍ: كَانَ
أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا، فَأَرْضَعَتِ النَّبِيَّ ﷺ، فَلَمَّا مَاتَ أَبُو
لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ،
قَالَ لَهُ: مَاذَا لَقِيتَ؟ قَالَ أَبُو لَهَبٍ: لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ
أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ» [صحيح البخاري]
Tsuwaibah adalah bekas budak Abu Lahab.
Waktu itu, Abu Lahab membebaskannya, lalu Tsuwaibah pun menyusui Nabi ﷺ. Dan ketika Abu Lahab meninggal, ia pun
diperlihatkan kepada sebagian keluarganya di alam mimpi dengan keadaan yang
memprihatinkan. Sang kerabat berkata padanya, "Apa yang telah kamu
dapatkan?" Abu Lahab berkata."Setelah kalian, aku belum pernah
mendapati sesuatu nikmat pun, kecuali aku diberi minum lantaran memerdekakan
Tsuwaibah." [Shahih Bukhari]
Jawaban dari syubhat ini:
1)
Riwayat ini lemah, sekalipun dalam shahih Bukhari tapi sanadnya mursal (terputus),
karena ‘Urwah seorang tabi’in tidak mendapati kejadian dari kisah tersebut, dan
informasi ini disampaikan oleh seorang yang tidak diketahui dan hanya bersumber
dari sebuah mimpi yang tidak bisa dijadikan landasan hukum.
2)
Adapun riwayat yang
menyebutkan bahwa Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah karena ia yang pertama kali
memberikan berita gembira kepadanya akan kelahiran Nabi ﷺ;
Maka riwayat tersebut tidak didapatkan sanadnya.
3)
Kalaupun riwayat tersebut
benar, maka kegembiraan Abu Lahab ini hanya sebatas naluri kekeluargaan ketika
mendapatkan berita kelahiran. Bukan kegembiraan syar’I yang mendapatkan
ganjaran pahala, karena Allah telah menurunkan ayat yang menetapkan kecelakaan
bagi Abu Lahab atas kekufuran dan kedzaliman yang ia lakukan kepada Nabi ﷺ.
4)
Kalaupun benar bahwa Abu
Lahab mendapatkan sedikit kenikmatan di neraka karena kegembiraannya dengan
kelahiran Nabi ﷺ padahal
ia dalam keadaan musyrik dan mati dalam keadaan musyrik, maka ini menunjukkan
betepa besar karuniah yang didapatkan bagi orang bergembira dengan kelahiran
Nabi ﷺ.
5)
Kegembiraan terhadap
lahirnya Nabi tidak mesti diiringi dengan perayaan yang tidak dicontohkan oleh
Nabi ﷺ dan para sahabatnya.
Wallahu a’lam!
Lihat
juga: Tafsir surah Al-Ikhlash - Tafsir surah “Al-Kafirun” - Jangan jadi manusia merugi (surah Al-'Ashr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...