بسم الله الرحمن الرحيم
Nama
surah "Al-Ikhlas".
Diantaranya:
1)
Surah
Al-Ikhlash.
Dinamakan demikian karena dalam
surah ini mengandung pensucian kepada Allah dari segala keburukan dan
kekurangan. Mengkhususkan ibadah dan sifat-sifat terpuji hanya kepadaNya.
2)
Surah
“Qul huwallahu Ahad”.
3)
Surah
“Ash-Shamad”.
4)
Surah
At-Tauhid.
Dinamakan demikian karena:
a.
Mengandung dua syarat tauhid yaitu penafian dan
pengitsbatan.
b.
Mengandung tiga jenis tauhid yaitu tauhid
rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa sifaat.
5)
Surah
“Al-Asaas”.
Karena mengandung akidah yang
menjadi landasan keislaman dan keimanan.
6)
Surah
Al-Iman.
Jabir bin Abdillah radhiyallahu
‘anhuma berkata:
أَنَّ رَجُلًا قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيِ
الْفَجْرِ، فَقَرَأَ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى: {قُلْ يَا أَيُّهَا
الْكَافِرُونَ} [الكافرون: 1] حَتَّى انْقَضَتِ السُّورَةُ، فَقَالَ
النَّبِيُّ ﷺ: «هَذَا عَبْدٌ عَرَفَ رَبَّهُ»، وَقَرَأَ فِي الْآخِرَةِ: {قُلْ
هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ} [الإخلاص: 1] حَتَّى انْقَضَتِ السُّورَةُ، فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «هَذَا عَبْدٌ آمَنَ بِرَبِّهِ»
Seorang laki-laki
berdiri kemudian mendirikan shalat dua raka’at sebelum shalat subuh, maka ia
membaca pada raka’at pertama {Qul yaa Ayyuhal Kafirun} [Al-Kafirun]
sampai selesai. Maka Nabi ﷺ
bersabda:
“Ini hamba yang mengenal Tuhannya”. Dan membaca pada raka’at kedua {Qul
huwallahu ahad} [Al-Ikhlash] sampai selesai, maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Ini hamba yang beriman
kepada Tuhannya”. [Sahih Ibnu Hibban]
7)
Surah
Al-Mu’awidzah (pelindung).
‘Uqbah bin ‘Amir
Al-Juhaniy radhiyallahu ‘anhu berkata:
بَيْنَا أَنَا أَقُودُ بِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ رَاحِلَتَهُ
فِي غَزْوَةٍ إِذْ قَالَ: «يَا عُقْبَةُ، قُلْ فَاسْتَمَعْتُ»، ثُمَّ قَالَ: «يَا
عُقْبَةُ، قُلْ فَاسْتَمَعْتُ»، فَقَالَهَا الثَّالِثَةَ، فَقُلْتُ: مَا أَقُولُ؟،
فَقَالَ: «قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ» فَقَرَأَ السُّورَةَ حَتَّى خَتَمَهَا، ثُمَّ
قَرَأَ: «قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ» وَقَرَأْتُ مَعَهُ حَتَّى خَتَمَهَا،
ثُمَّ قَرَأَ «قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ» فَقَرَأْتُ مَعَهُ حَتَّى
خَتَمَهَا، ثُمَّ قَالَ: «مَا تَعَوَّذَ بِمِثْلِهِنَّ أَحَدٌ»
Di saat aku menuntun
tunggangan Rasulullah ﷺ
dalam
satu peperangan, tiba-tiba beliau bersabda: “Wahai ‘Uqbah, bacalah dan aku akan
mendengarkannya”. Kemudian bersabda lagi: “Wahai ‘Uqbah, bacalah dan aku akan
mendengarkannya” Kemudian bersabda lagi untuk yang ketiga kalinya, maka aku
berkata: Apa yang harus saya baca? Maka beliau bersabda: {Qul huwallahu ahad}
[Al-Ikhlash] Kemudian beliau membacanya sampai selesai, kemudian membaca {Qul
a’udzu birabbil falaq} [Al-Falaq] Dan aku membaca bersamanya sampai
selesai, kemudian beliau membaca {Qul a’udzu birabbinnas} [An-Naas]. Dan
aku membaca bersamanya sampai selesai, kemudian beliau bersabda: “Tidak ada
seorang pun yang minta perlindungan sepertinya (yang lebih baik dan mulia)”
[Sunan An-Nasa’iy: Shahih]
Beberapa
keutamaan surah "Al-Ikhlash":
1.
Meraih cinta Allah 'azza wajalla
Aisyah radhiyallahu
‘anha berkata: Nabi ﷺ
mengutus
seseorang dalam misi perang, dan orang tersebut selalu membaca surah dalam
shalatnya ketika mengimami sahabatnya kemudian mengakhirinya dengan surah “Al-Ikhlash”.
Maka ketika mereka kembali, mereka menceritakan hal itu kepada Nabi ﷺ.
Maka beliau bersabda:
«سَلُوهُ لِأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ؟»
“Tanyakan kepadanya,
karena alasan apa ia melakukan hal itu?”
Kemudian mereka
menanyakannya, maka ia menjawab: “Karena surah tersebut adalah sifat Ar-Rahman
(Allah) dan aku suka membacanya”.
Maka Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللَّهَ يُحِبُّهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Sampaikan kepadanya
bahwasanya Allah telah mencintainya”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
2.
Mendapatkan ampunan
Dari seorang
sahabat Nabi ﷺ; Bahwasanya
Nabi ﷺ mendengar seseorang
membaca surah “Al-Kafirun”, maka beliau bersabda:
" أَمَّا هَذَا فَقَدْ بَرِئَ مِنَ الشِّرْكِ
"
“Adapun orang ini,
maka ia telah bebas dari kesyirikan”
Dan beliau mendengan
orang lain membaca surah “Al-Ikhlash”, maka beliau bersabda:
" أَمَّا هَذَا فَقَدْ غُفِرَ لَهُ
" [مسند أحمد:
صحيح]
“Adapun orang ini,
maka dosanya telah diampuni”. [Musnad Ahmad: Shahih]
3.
Mendapatkan surga
Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu berkata: Seorang laki-laki dari kaum Anshar menjadi imam di masjid
Qubaa’, dan setiap ia ingin memulai membaca satu surah dalam shalatnya, ia
memulainya dengan membaca surah “Al-Ikhlash” sampai selesai kemudian membaca
surah lain bersamanya, dan ia melakukan hal itu pada setiap raka’at. Maka
sahabat-sahabatnya bertanya: Engkau membaca surah ini (Al-Ikhlash) kemudian
tidak merasa cukup sampai membaca surah yang lain. Maka semestinya engkau
membaca surah tersebut atau maninggalkannya dan membaca surah yang lain saja!
Maka orang tersebut
berkata: Aku tidak akan meninggalkannya, jika kalian ingin aku menjadi imam
kalian dengan surah tersebut maka akan kulakukan, dan jika kalian tidak suka
maka aku akan meninggalkan kalian!
Akan tetapi mereka
menganggap orang tersebut adalah yang terbaik dari mereka, dan mereka tidak
senang jika yang menjadi imam adalah selainnya.
Maka ketika Nabi ﷺ mendatangi mereka, mereka menceritaan hal tersebut, maka Nabi ﷺ bersabda:
«يَا فُلَانُ، مَا يَمْنَعُكَ مِمَّا يَأْمُرُ
بِهِ أَصْحَابُكَ، وَمَا يَحْمِلُكَ أَنْ تَقْرَأَ هَذِهِ السُّورَةَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ؟»
“Wahai Fulan, apa
yang mencegahmu untuk melakuan apa yang diperintahkan sahabat-sahabatmu, apa
yang membuatmu membaca surah tersebut di setiapa raka’at?”
Orang itu menjawab:
Ya Rasulullah, sesungguhnya aku mencintainya!
Maka Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ حُبَّهَا أَدْخَلَكَ الجَنَّةَ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Cintamu kepadanya
memasukkanmu ke dalam surga”. [Sunan Tirmidziy: Shahih]
4.
Sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an
Dari Abu Ad-Dardaa’
radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ تَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ»
[صحيح مسلم]
“Surah Al-Ikhlash
sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an”. [Shahih Muslim]
5.
Dibaca dalam shalat dan waktu-waktu tertentu
Diantaranya:
a)
Shalat witir.
b)
Dua ra’aat sunnah Subuh.
c)
Dua raka’at setelah shalat Magrib.
d)
Dua raka’at setelah tawaf.
e)
Dibaca setiap selesai shalat.
f)
Dibaca pagi dan sore.
g)
Dibaca sebelum tidur.
h)
Dibaca ketika sakit.
i)
Dibaca ketika disengat hewan
berbisa.
Lihat: Keutamaan surah Al-Ikhlash
Surah
“Al-Ikhlash” sering digandengkan dengan surah “Al-Kafirun”.
Karena surah “Al-Ikhlash” mengandung pengakuan
dan ucapan akan keesaan Allah, sedangkan surah “Al-Kafirun” mengandung sikap
tegas terhadap orang-orang yang mendustakan keesaan Allah, tidak mencampur
adukkan agama, tidak ikut-ikutan dengan pelaksanaan ibadah dan hari raya
mereka. Dan tetap toleran selama tidak menyakiti dan mengganggu kita.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي
الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا
إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (8) إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ
اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ
دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ
يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ} [الممتحنة: 8-9]
Allah
tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari
negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang
yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu
(orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim. [Al-Mumtahanah: 8 - 9]
Lihat: Keutamaan surah Al-Kafirun
Sebab
turunnya surah “Al-Ikhlash”
Ubaiy bin Ka’b radhiyallahu
‘anhu berkata:
أَنَّ المُشْرِكِينَ قَالُوا
لِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ: انْسُبْ لَنَا
رَبَّكَ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ} [الإخلاص] [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
Kaum musyrikin
berkata kepada Rasulullah ﷺ: Sebutkanlah sifat Tuhanmu kepada kami!
Maka Allah menurunkan: Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang
Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, …”
[Surah Al-Ikhlash] [Sunan At-Tirmidziy: Hasan]
Ayat pertama;
Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{قُلْ
هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ}
“Katakanlah:
"Dia-lah Allah, yang Maha Esa.“
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ}
Dan
Tuhanmu adalah ilaah (yang disembah) yang Maha Esa, tidak ada ilaah (yang
berhak disembah) selain Dia. [Al-Baqarah: 163]
{لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ
اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ
يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ
أَلِيمٌ} [المائدة:
73]
Sungguh, telah
kafir orang-orang yang mengatakan, bahwa Allah adalah salah satu dari yang
tiga, padahal tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa.
Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang
kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih. (Al-Ma'idah: 73]
Tidak boleh bebicara tentang Allah kecuali ada dalil.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ
إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (168) إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ
وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ} [البقرة: 168-169]
Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; Karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan
mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. [Al-Baqarah: 168-169]
{قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ
مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ
وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا
عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ} [الأعراف: 33]
Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan
perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan
dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan)
mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk
itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu
ketahui." [Al-A'raaf: 33]
{وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ
مَسْئُولًا} [الإسراء: 36]
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. [Al-Israa': 36]
Da’wah tauhid adalah da’wah setiap Nabi dan Rasul.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{وَمَا
أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا
إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ} [الأنبياء: 25]
Dan Kami tidak
mengutus seorang rasul-pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya:
"Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku". [Al-Anbiya: 25]
{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ
رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ} [النحل: 36]
Dan sesungguhnya
Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu (yang disembah selain
Allah)". [An-Nahl: 36]
Ayat kedua;
Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{اللَّهُ الصَّمَدُ}
“Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. “
Makna
Ash-Shamad, diantarnya:
a)
Yang memiliki sifat tertinggi dari semua sifat mulia.
Pendatang
dari Bani Amir berkata kepada Rasulullah ﷺ: Engkau adalah tuan kami!
Rasulullah
ﷺ bersabda:
"السَّيِّدُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى" [سنن أبي داود: صحيح]
“Tuan
adalah Allah yang maha agung dan maha tinggi”. [Sunan Abi Daud: Shahih]
b)
Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan.
c)
Yang menanggung segala kebutuhan seluruh makhluk.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ}
Allah, tidak ada
tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya),
tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi. [Al-Baqarah: 255]
{وَلِلَّهِ غَيْبُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ
وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ} [هود: 123]
Dan milik Allah meliputi rahasia langit dan bumi dan kepada-Nya segala
urusan dikembalikan. Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. [Hud: 123]
{وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ} [هود: 6]
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah
yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan
tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). [Huud: 6]
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ
أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ} [فاطر: 15]
Hai manusia,
kamulah yang membutuhkan kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (Tidak
memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. [Faathir:15]
Ayat ketiga;
Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ}
“Dia
tiada beranak dan tidak pula diperanakkan“
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ
وَلَدًا (88) لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا (89) تَكَادُ السَّمَاوَاتُ
يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (90) أَنْ
دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا} [مريم: 88 - 91]
Dan mereka berkata,
“(Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.” Sungguh, kamu telah membawa
sesuatu yang sangat mungkar, hampir saja langit pecah, dan bumi terbelah, dan
gunung-gunung runtuh, (karena ucapan itu), karena mereka menganggap (Allah)
Yang Maha Pengasih mempunyai anak. [Maryam: 88-91]
Kaum
musyrikin mengatakan bahwa para malaikat adalah putri Allah ‘azza wajalla.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{أَفَأَصْفَاكُمْ رَبُّكُمْ بِالْبَنِينَ
وَاتَّخَذَ مِنَ الْمَلَائِكَةِ إِنَاثًا إِنَّكُمْ لَتَقُولُونَ قَوْلًا
عَظِيمًا} [الإسراء:
40]
Maka apakah pantas
Tuhan memilihkan anak laki-laki untukmu dan Dia mengambil anak perempuan dari
malaikat? Sungguh, kamu benar-benar mengucapkan kata yang besar (dosanya). [Al-Isra': 40]
Yahudi
berkata ‘Uzair adalah anak Allah, dan Nasrani mengatakan bahwa Isa adalah anak
Allah ‘azza wajalla.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ
اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ
بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ
اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ} [التوبة: 30]
Dan orang-orang
Yahudi berkata, “Uzair putra Allah,” dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih putra Allah.” Itulah
ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir
yang terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? [At-Taubah: 30]
{وَقَالَتِ الْيَهُودُ
وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ
بِذُنُوبِكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ} [المائدة: 18]
Orang Yahudi dan Nasrani berkata, “Kami adalah anak-anak Allah dan
kekasih-kekasih-Nya.” Katakanlah, “Mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?
Tidak, kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang Dia ciptakan. Dia
mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki. Dan
milik Allah seluruh kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara
keduanya. Dan kepada-Nya semua akan kembali.”
[Al-Ma'idah: 18]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ
bersabda: Allah
berfirman:
" شَتَمَنِي ابن آدم وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، وَأَمَّا
شَتْمُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا، وَأَنَا الأَحَدُ
الصَّمَدُ، لَمْ أَلِدْ وَلَمْ أُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لِي كُفْئًا أَحَدٌ "
“Anak Adam telah
mencemoohku padahal ia tidak mempunyai alasan melakukan hal itu. Adapun
pelecehannya pada-Ku adalah ungkapannya, 'Allah telah menjadikan anak untuk
diri-Nya.' Sementara Aku adalah Rabb Yang Maha Esa, Yang tidak beranak dan
tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang serupa
Dengan-Ku.'" [Shahih Bukhari]
Allah
ta’aalaa tidak mungkin punya anak karena:
a. Yang
punya anak pasti membutuhkan anaknya.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا
سُبْحَانَهُ هُوَ الْغَنِيُّ} [يونس: 68]
Mereka (orang-orang
Yahudi dan Nasrani) berkata, “Allah mempunyai anak.” Mahasuci Dia, Dialah Yang
Mahakaya. [Yunus: 68]
b. Anak
biasanya menyerupai bapaknya.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ
قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ} [المائدة: 75]
Al-Masih putera Maryam itu
hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa
rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan
(sebagaimana manusia). [Al-Maaidah:75]
c. Semua
makhluk adalah hamba Allah ‘azza wajalla.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ
يَتَّخِذَ وَلَدًا (92) إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا
آتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا}
Dan tidak mungkin
bagi (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak. Tidak ada seorang pun di langit
dan di bumi, melainkan akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai
seorang hamba. [Maryam: 92-93]
d. Yang
punya anak membutuhkan pasangan.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ
لَهُ صَاحِبَةٌ} [الأنعام: 101]
Bagaimana (mungkin)
Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. [Al-An'am: 101]
Allah
tidak diperanakkan karena semua yang diperanakkan akan punah.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ
وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ} [الحديد: 3]
Dialah Yang Awal,
Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Hadid: 3]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ mengucapkan dalam do’a sebelum tidur:
«اللهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ
فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ
الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ
شَيْءٌ» [صحيح مسلم]
'Ya
Allah, Engkaulah Tuhan Yang Awal, maka tidak ada sesuatu pun yang
mendahului-Mu. Ya Allah, Engkaulah Tuhan Yang Akhir, maka tidak ada sesuatu
setelah-Mu. Ya Allah, Engkaulah Yang Zhahir, maka tidak ada yang menutupi-Mu.
Ya Allah, Engkaulah Tuhan Yang Bathin, maka tidak ada yang samar dari-Mu.'
[Shahih Muslim]
Ayat keempat;
Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ}
“
Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ} [الشورى: 11]
Tidak
ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan
Melihat. [Asy-Syuraa: 11]
{رَّبُّ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ
تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا} [مريم: 65]
Tuhan
(yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka
sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu
mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)? [Maryam:
65]
Wallahu
a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...