بسم الله الرحمن الرحيم
Beberapa hadits tentang keutamaan ibadah kurban
secara khusus, diriwayatkan dari Aisyah, Ibnu ‘Abbas, Zayd bin Arqam, ‘Imran
bin Hushain, Abu Sa’id Al-Khudriy, Husain bin Ali, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhum.
Berikut takhrij hadits dan derajatnya:
A.
Hadits
Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy dalam
Sunannya (4/83) no.1493, Ibnu Majah dalam Sunannya (2/1045) no.3126, dan
Al-Hakim dalam kitabnya “Al-Mustadrak” (4/246) no.7523;
عَنْ أَبِي
المُثَنَّى، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ،
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ
يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ، إِنَّهُ
لَيَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا،
وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الأَرْضِ،
فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا»
Dari Abu Al-Mutsanna,
dari Hisyam bin Urwah, dari Bapaknya, dari 'Aisyah, bahwasanya Rasulullah ﷺ
bersabda: “Tidak ada amalan yang dilakukan seseorang pada hari raya kurban yang
lebih dicintai oleh Allah ﷻ selain daripada mengucurkan darah (hewan
kurban). Sebab, hewan kurban tersebut akan datang pada hari Kiamat kelak dengan
sepasang tanduknya, serta bulu, dan kukunya (secara utuh). Dan sungguh,
sembelihan kurban yang ia kucurkan, telah Allah ridhai dan terima sebelum tetesan
darahnya jatuh ke tanah. Oleh karna itu, wujudkanlah ketulusan hati dalam
berkurban.”
At-Tirmidziy rahimahullah berkata:
"هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ، لَا
نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ إِلَّا مِنْ هَذَا الوَجْهِ "
“Ini
adalah hadits yang hasan garib (aneh), kami tidak mengetahui hadits ini dari
riwayat Hisyam bin ‘Urwah kecuali melalui jalur ini”.
Ø
Al-Hakim rahimahullah berkata:
" هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ
وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ "
“Hadits
ini sanadnya shahih dan tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim”.
Ø
Adz-Dzahabiy rahimahullah mengomentari hadits ini dalam
kitabnya “Al-Mulakhash” dengan mengatakan bahwa Sulaiman
periwayatan haditsnya sangat lemah (Waahin).
Hadits
ini sangat lemah karena Abu
Al-Mutsanna Sulaiman bin Yazid. Al-Bagawiy berkata: “Abu Hatim sangat
melemahkannya”.
Syekh Albaniy rahimahullah menghukumi
hadits ini lemah dalam kitabnya “Silsilah
Ahadiits Adh-Dha’ifah” no.526.
B. Hadits
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Hadits
pertama: Diriwayatkan
oleh Ibnu Hibban dalam kitabnya “Al-Majruhin” (1/101), dan Ibnu
‘Adiy dalam kitabnya “Al-Kamil” (1/369);
عن إِبْرَاهِيم
بْن يَزِيدَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَن طَاوس، عَن ابن عَبَّاسٍ
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "مَا انففت الْوَرِقَ فِي شَيْءٍ
أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مَنْ نَحِيرَةٍ تُنْحَرُ فِي يَوْمِ عِيدٍ"
Dari Ibrahim bin
Yazid, dari ‘Amr bin Dinar, dari Thawus, dari Ibnu ‘Abbas, ia
berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak ada harta yang diinfakkan
pada sesuatu yang lebih dicintai oleh Allah ‘azza wajalla dari sembelihan yang
disembelih pada hari ‘Ied”.
Hadits ini sangat
lemah karena Ibrahim bin Yazid Al-Khuziy[1] (w.151H)
ditolak periwayatan haditsnya (matruuk).
Lihat: Silsilah Adh-Dha’ifah karya syekh
Albaniy (2/12-13) no.524.
Hadits
kedua: Diriwayatkan
oleh Ath-Thabaraniy rahimahullah dalam kitabnya “Al-Mu’jam
Al-Kabiir” (11/32) no.10948;
عن الْحَسَن
بْن يَحْيَى الْخُشَنِيّ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ
عَيَّاشٍ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ فِي يَوْمِ أَضْحَى: «مَا عَمِلَ ابْنُ
آدَمَ فِي هَذَا الْيَوْمِ، أَفْضَلَ مِنْ دَمٍ يُهَرَاقُ، إِلَّا أَنْ يَكُونَ
رَحِمًا مَقْطُوعَةً تُوصَلُ»
Dari Al-Hasan bin
Yahya Al-Khusyaniy, dari Isma’il bin ‘Ayyasy,
dari Laits, dari Thawus, dari Ibnu ‘Abbas,
ia berkata: Rasulullah bersabda ﷺ
pada hari Raya Kurban: “Tidak ada amalan dari anak cucu Adam pada hari ini yang
lebih baik dari menyembelih hewan kurban, kecuali hubungan rahim yang telah
terputus dan kembali disambung”.
Hadits ini sangat
lemah karena:
1.
Al-Hasan bin Yahya Al-Khusyaniy[2]. Periwayatan haditsnya ditolak.
2.
Isma’il bin ‘Ayyasy[3]; Ia tsiqah jika meriwayatkan dari orang
Syam, dan lemah jika meriwayatkan dari selainnya, seperti pada hadits ini.
3.
Laits bin Abi Sulaim Al-Qurasyi, Abu Bakr Al-Kufiy[4] (w.148H) dilemahkan oleh Ibnu Sa'ad,
An-Nasa'iy, Ibnu 'Adiy, dan selainnya. Imam Ahmad, Abu Hatim, dan Abu Zur'ah
Ar-Raziy mengatakan: “Ada kerancuan (idhthirab) dalam periwayatannya”.
Syekh Albaniy rahimahullah menghukumi
hadits ini lemah dalam kitabnya “Silsilah
Ahadiits Adh-Dha’ifah” no.525.
C. Hadits Zayd bin Arqam radhiyallahu
‘anhu.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam
Sunannya (2/1045) no.3127, dan Al-Hakim dalam “Al-Mustadrak”
(2/422) no.3467;
عن عَائِذ
اللَّهِ، عَنْ أَبِي دَاوُدَ، عَنْ زَيْدِ
بْنِ أَرْقَمَ، قَالَ: قَالَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا هَذِهِ
الْأَضَاحِيُّ؟ قَالَ: «سُنَّةُ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ» قَالُوا: فَمَا لَنَا
فِيهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «بِكُلِّ شَعَرَةٍ، حَسَنَةٌ» قَالُوا: "
فَالصُّوفُ؟ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «بِكُلِّ شَعَرَةٍ مِنَ الصُّوفِ،
حَسَنَةٌ»
Dari A'idzullah dari
Abu Daud dari Zaid bin Arqam dia berkata, "Para sahabat Rasulullah ﷺ
bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah maksud dari hewan-hewan kurban seperti
ini?" beliau bersabda, "Ini merupakan sunnah (ajaran) bapak kalian,
Ibrahim." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, lantas apa yang akan
kami dapatkan dengannya?" beliau menjawab, "Setiap rambut terdapat
kebaikan." Mereka berkata, "Bagaimana dengan bulu-bulunya wahai
Rasulullah?" beliau menjawab, "Dari setiap rambut pada bulu-bulunya
terdapat suatu kebaikan."
Al-Hakim rahimahullah berkata:
" هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ
وَلَمْ يُخْرِجَاهُ "
“Hadits ini sanadnya shahih dan tidak
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim”
Ø
Namun dibantah oleh Adz-Dzhabiy rahimahullah dalam
kitabnya “At-Talikhish”, beliau berkata:
" عائذ الله؛
قال أبو حاتم: منكر الحديث "
“Aidzullah (perawi
dalam sanad); Abu Hatim berkata tentangnya: Haditsnya mungkar”.
Syekh Albaniy
berkata: Komentar Adz-Dzahabiy kurang lengkap, karena selain ‘Aidzullah bin Abdillah Al-Mujasyi’iy[5] yang
sangat lemah, juga ada Abu Daud yaitu Nufai’ bin Al-Harits Al-A’maa[6] yang
telah dihukumi oleh Adz-Dzahabiy sebagai pemalsu hadits,
dan Ibnu Hibban berkata: “Tidak boleh meriwayatkan hadits darinya”. [Silsilah
Adh-Dha’ifah (2/14) no.527]
D. Hadits ‘Imran bin Hushain radhiyallahu
‘anhu.
Diriwayatkan oleh Al-Hakim rahimahullah
dalam “Al-Mustadrak” (4/247) no.7524;
عن النَّضْر
بْن إِسْمَاعِيلَ الْبَجَلِيّ، ثَنَا أَبُو
حَمْزَةَ الثُّمَالِيُّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ
حُصَيْنٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: " يَا فَاطِمَةُ قَوْمِي
إِلَى أُضْحِيَّتِكَ فَاشْهَدِيهَا فَإِنَّهُ يُغْفَرُ لَكِ عِنْدَ أَوَّلِ
قَطْرَةٍ تَقْطُرُ مِنْ دَمِهَا كُلُّ ذَنْبٍ عَمِلْتِيهِ وَقُولِي: إِنَّ
صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهُ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا
شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ " قَالَ
عِمْرَانُ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا لَكَ وَلِأَهْلِ بَيْتِكِ خَاصَّةً
فَأَهَلَّ ذَاكَ أَنْتُمْ أَمْ لِلْمُسْلِمِينَ عَامَّةً؟ قَالَ: «لَا بَلْ
لِلْمُسْلِمِينَ عَامَّةً»
Dari An-Nadhr bin
Isma’il Al-Bajaliy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, Abu Hamzah Ats-Tsumaliy, dari Sa’id bin Jubair, dari ‘Imran
bin Hushain radhiyallahu ‘anhu; Bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: “Wahai Fathimah, berdirilah
menuju hewan kurbanmu, dan saksikanlah, karena sesungguhnya akan diampuni
dosamu ketika awal tetesan darahnya, semua dosa yang telah engkau lakukan, dan
ucapkanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidup dan matiku hanya untuk
Allah Rab alam semesta, tidak ada sekutu bagiNya, dan untuk itulah aku diperintahkan,
dan aku termasuk orang yang berserah diri”. ‘Imran berkata: Aku bertanya: Wahai
Rasulullah, ini untukmu dan keluargamu saja, dan berlaku untuk kalian, atau
untuk seluruh kaum muslimin secara umum? Beliau menjawab: “Tidak, tapi untuk
kaum muslimin seluruhnya”.
Al-Hakim rahimahullah berkata:
" هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ
وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ "
“Hadits ini sanadnya shahih dan tidak
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim”
Ø
Namun dibantah oleh Adz-Dzhabiy rahimahullah dalam
kitabnya “At-Talikhish”, beliau berkata:
" فيه أبو حمزة
الثمالي، وهو ضعيف جداً، والنضر بن إسماعيل
وليس بذاك ". [مختصر تلخيص الذهبي (6/ 2798)]
“Pada sanadnya ada Abu Hamzah Ats-Tsumaliy, dan dia sangat lemah periwayatan
haditsnya. Sedangkan An-Nadhr bin Isma’il tidak
begitu bagus” [Mukhtashar Talkhish Adz-Dzahabiy 6/2798]
Sanad ini sangat
lemah karena dua cacat:
1.
An-Nadhr bin Isma’il, Abu Al-Migirah Al-Bajaliy[7] (w.182H); Dilemahkan oleh Ibnu Ma’in, Ibnu
Hibban berkata: Ia banyak melakukan kesalahan, pantas untuk ditinggalkan.
2.
Abu Hamzah Ats-Tsumaliy[8]; Periwayatan haditsnya sangat lemah.
Lihat: Silsilah Adh-Dha’ifah karya syekh
Albaniy (2/15) no.528.
E. Hadtis Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu
‘anhu.
Hadits pertama: Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam “Al-Mustadrak” (4/247)
no.7525, dan Al-‘Uqailiy dalam kitab “Adh-Dhu’afaa’ Al-Kabiir”
(2/37);
عن دَاوُد بْن
عَبْدِ الْحَمِيدِ، ثَنَا عَمْرُو بْنُ قَيْسٍ الْمُلَائِيُّ، عَنْ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لِفَاطِمَةَ عَلَيْهَا الصَّلَاةُ
وَالسَّلَامُ: «قَوْمِي إِلَى أُضْحِيَّتِكَ فَاشْهَدِيهَا فَإِنَّ لَكِ بِأَوَّلِ
قَطْرَةٍ تَقْطُرُ مِنْ دَمِهَا يُغْفَرُ لَكِ مَا سَلَفَ مِنْ ذُنُوبُكَ»
قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا لَنَا أَهْلَ الْبَيْتِ خَاصَّةً أَوْ لَنَا
وَلِلْمُسْلِمِينَ عَامَّةً؟ قَالَ: «بَلْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِينَ عَامَّةً»
Dari Daud bin Abdil
Hamid, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, ‘Amr bin Qais
Al-Mulaiy, dari ‘Athiyah, dari Abu Sa’id
Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu; Bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda kepada Fathimah ‘alaihashalatu
wassalam: “Berdirilah menuju hewan kurbanmu, dan saksikanlah, karena
sesungguhnya untukmu ketika awal tetesan darahnya, ampunan semua dosa yang
telah engkau lakukan”. Fathimah bertanya: Wahai Rasulullah, apakah ini untuk
kita keluargamu saja, atau untuk kaum muslimin secara umum? Beliau menjawab:
“Untuk kita dan kaum muslimin seluruhnya”.
Al-‘Uqailiy
rahimahullah berkata:
"دَاوُدُ بْنُ
عَبْدِ الْحَمِيدِ الْكُوفِيُّ عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ الْمُلَائِيِّ، بِأَحَادِيثَ
لَا يُتَابَعُ عَلَيْهَا"
“Daud bin Abdil Hamid Al-Kufiy meriwayatkan dari ‘Amr
bin Qais Al-Mulaiy beberapa hadits yang tidak ada pendukungknya”.
Ø
Adz-Dzhabiy rahimahullah
berkata dalam kitabnya “At-Talikhish”:
"عطية واهٍ"
“’Athiyah; Waahin (sangat lemah)”
Hadits
ini sangat lemah dengan dua cacat:
1)
Daud
bin Abdul Hamid Al-Kufiy[9];
Abu Hatim berkata: Haditsnya lemah. Al-Azdiy mengatakan: Haditsnya mungkar.
2)
‘Athiyah
bin Sa’ad Al-‘Aufiy[10] (w.111H); Periwayatan haditsnya dilemahkan oleh Ats-Tsauriy, Husyaim,
Imam Ahmad, Abu Hatim, dan An-Nasa’iy.
Lihat: Silsilah Adh-Dha’ifah karya syekh
Albaniy (2/15).
Hadits kedua: Diriwayatkan oleh Abu Al-Fath Sulaim bin
Ayyub Ar-Raziy dalam kitabnya “At-Targib” sebagaimana disebutkan
oleh Az-Zaila’iy dalam “Takhrij hadits Al-Kasyaf” (3/177);
Ia berkata:
أخبرنَا أَبُو سعد أَحْمد بن مُحَمَّد
بن أَحْمد أَنا أَبُو بكر عبد الله ابْن مُحَمَّد القَتَّات ثَنَا أَبُو بكر
أَحْمد بن يَحْيَى بن الْحجَّاج بن سعيد الشَّيْبَانِيّ ثَنَا عَبَّاس ابْن يزِيد
الْيَشْكُرِي ثَنَا أَبُو مُعَاوِيَة الضَّرِير عَن الْأَعْمَش عَن أبي صَالح عَن أبي
سعيد الْخُدْرِيّ عَن النَّبِي ﷺ أَنه قَالَ: (اسْتَفْرِهُوا
أُضْحِيَتكُم فَإِنَّكُم يَوْم الْقِيَامَة لَا تَرْكَبُونَ شَيْئا من الدَّوَابّ
إِلَّا الْبدن وَالْأُضْحِيَّة).
Telah
mengabarkan kepada kami, Abu Sa’d Ahmad bin Muhammad bin Ahmad, ia berkata:
Telah mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Muhammad Al-Qattat, ia berkata:
Telah menceritakan kepada kami, Abu Bakr Ahmad bin Yahya bin Al-Hajjaj bin Sa’id
Asy-Syaibaniy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, ‘Abbas bin Yazid
Al-Yasykuriy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, Abu Mu’awiyah
Adh-Dharir, dai Al-A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu Sa’id Al-Khudriy,
dari Nabi ﷺ bahwasanya beliau bersabda: “Muliakanlah hewan
sembelihan kalian, karena kalian tidak akan mengendarai sesuatu dari hewan tunggangan
kecuali sembelihan haji dan kurban”.
Al-Gumariy
rahimahullah berkata:
"في رجاله من يحتاج إلى الكشف عنهم، وهو
أبطل من الذي قبله وكلاهما من وضع الجهلة أو الزنادقة". [المداوي لعلل الجامع الصغير وشرحي
المناوي (1/ 534)]
“Pada
perawi sanadnya beberapa orang yang harus diperiksa keadaanya, hadits ini lebih
batil dari sebelumny dan keduanya adalah buatan orang bodoh atau zindiq
(pembenci Islam)”. [Al-Mudawiy]
F. Hadits Hasan bin ‘Ali radhiyallahu
‘anhuma.
Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraniy rahimahullah
dalam “Al-Mu’jam Al-Kabir” (3/84) no.2736:
عن أَبي
دَاوُدَ النَّخَعِيّ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ حَسَنِ بْنِ حَسَنٍ، عَنْ
أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «مَنْ ضَحَّى طَيِّبَةً بِهَا
نَفْسُهُ، مُحْتَسِبًا لِأُضْحِيَّتِهِ؛ كَانَتْ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ»
Dari
Abu Daud An-Nakha’iy, dari Abdullah bin Hasan
bin Hasan, dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata: Rasulullah ﷺ
bersabda: Barangsiapa yang berkurban dengan suka hati, mengharapkan pahala
untuk sembeliannya, maka itu akan menjadi pelingdungnya dari api neraka”.
Hadits
ini palsu, karena Abu
Daud An-Nakha’iy Sulaiman bin ‘Amr[11]
adalah seorang pembohong, Ibnu ‘Adiy berkata: “Ulama sepakat bahwa ia
adalah seorang pemalsu hadits”.
Lihat: Silsilah Adh-Dha’ifah karya syekh
Albaniy (2/15) no.529.
G. Hadits ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
‘anhu.
Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraniy rahimahullah
dalam “Al-Mu’jam Al-Ausath” (8/176) no.8319:
عن عَمْرو بْن
الْحُصَيْنِ، نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُلَاثَةَ، عَنْ
عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ أَبِي غَنِيَّةَ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ حَنَشٍ
الْكِنَانِيِّ، عَنْ عَلِيٍّ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ،
ضَحُّوا وَاحْتَسِبُوا بِدِمَائِهَا، فَإِنَّ الدَّمَ وَإِنْ وَقَعَ فِي
الْأَرْضِ، فَإِنَّهُ يَقَعُ فِي حِرْزِ اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ»
Dari
‘Amr bin Al-Hushain, ia berkata: Telah
mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Abdillah bin ‘Ulatsah, dari Abdul Malik
bin Abi Ganiyah, dari Al-Hakam, dari Hanasy Al-Kinaniy, dari ‘Ali, dari
Nabi ﷺ, beliau
berkata: Wahai sekalian manusia, berkurbanlah, dan harapkanlah pahala dari
darahnya, karena darah tersebut sekalipun menetes ke tanah namun sesungguhnya
ia menetes di sisi Allah ‘azza wajalla”.
Ath-Thabaraniy
rahimahullah berkata:
" لَمْ يَرْوِ هَذَا الْحَدِيثَ عَنِ
ابْنِ أَبِي غَنِيَّةَ إِلَّا ابْنُ عُلَاثَةَ، تَفَرَّدَ بِهِ: عَمْرُو بْنُ الْحُصَيْنِ "
“Tidak ada yang meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Abi Ganiyah
kecuali Ibnu ‘Ulatsah, ‘Amru bin Hushain sendiri
mereiayatkan darinya”.
Al-Hatsamiy rahimahullah berkata:
" فِيهِ عَمْرُو بْنُ الْحُصَيْنِ الْعُقَيْلِيُّ، وَهُوَ
مَتْرُوكُ الْحَدِيثِ". [مجمع الزوائد ومنبع الفوائد (4/ 17)]
“Pada sanadnya ada ‘Amru bin Al-Hushain
Al-‘Uqailiy, dan ia seorang yang ditolak periwayatan haditsnya” [Majma’
Az-Zawaid 4/17 no.5936]
Hadits ini sangat lemah,
karena dalam sanadnya ada rawiy yang bernama ‘Amru bin
Al-Hushain Al-‘Uqailiy[12];
Abu Hatim, Ibnu ‘Adiy, Ad-Daruquthniy, dan Ibnu Hajar mengatakan: Haditsnya
ditolak (matruuk).
Lihat: Silsilah Adh-Dha’ifah karya syekh
Albaniy (2/16) no.530.
H. Hadits Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu.
Diriwayatkan oleh Ar-Rafi’iy dalam
kitabnya “At-Tadwin fii Akhbar Qazwain” (3/219), dan Adh-Dhiya’
Al-Maqdisiy dalam “Al-Muntaqa min Masmu’ati Marw” (Manuskrip hal.106)
no.172:
عن عَبْد اللَّهِ بْن الْمُبَارَكِ
ثَنَا يَحْيَى بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "اسْتَفْرِهُوا ضَحَايَاكُمْ فَإِنَّهَا
مَطَايَاكُمْ عَلَى الصِّرَاطِ".
Dari Abdullah bin Al-Mubarak, ia berkata:
Telah menceritakan kepada kami, Yahya bin Abdillah,
dari bapaknya, dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ
bersabda: Muliakanlah sembelihan kurban kalian, karena ia adalah kendaraan
kalian di atas shirat (titian pada hari kiamat)”.
Hadits ini sangat
lemah karena dua cacat:
1)
Yahya bin Abdillah adalah Yahya bin ‘Ubaidillah bin Abdillah bin
Mauhib[13],
periwayatan haditsnya ditolak (matruk).
2)
‘Ubaidillah bin Abdullah bin Mauhib[14], Imam Ahmad dan Ibrahim bin Ya’qub
Al-Jurjaniy berkata: Ia tidak diketahui.
Lihat: Silsilah Adh-Dha’ifah (6/207)
no.2687, (1/173) no.74, (3/411) no.1255.
Kesimpulan:
Semua
hadits tentang keutamaan khusus ibadah kurban adalah sangat
lemah, Ibnu Al-‘Arabiy Al-Malikiy rahimahullah (w.543H) berkata:
"ليس في فَضلِ الأُضْحِيَّة حديثٌ صحيحٌ
يُعَوَّلُ عليه، وقد رَوَى النّاسُ فيها عجائب لم يصحّ منها شيءٌ" [المسالك في شرح موطأ مالك (5/ 145)]
“Tidak
ada tentang keutamaan berkurban hadits yang shahih yang bisa dipegangi, dan
orang-orang telah meriwayatkan beberapa hadits yang aneh tentangnya dan tidak ada
satupun yang shahih”. [Al-Masalik fii Syarh Muwatha’ Malik]
Namun sebagian ulama membolehkan untuk meriwayatkan hadits
yang dianggap tidak begitu lemah dalam masalah keutamaan amalan yang sudah ada landasan
shahihnya secara syar’iy.
Al-Baihaqiy setelah meriwayatkan beberapa hadits tentang keutamaan berkurban, beliau menukil perkataan Imam
Ahmad rahimahullah:
" هَذَا وَالَّذِي قَبْلَهُ
وَالْأَحَادِيثُ الْأَرْبَعَةُ الَّتِي قَبْلَهُ وَقَبْلَ أَثَرِ عَلِيٍّ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ فِي أَسَانِيدِهَا مَقَالٌ، غَيْرَ أَنِّي رَأَيْتُ بَعْضَ
عُلَمَائِنَا يَذْكُرُ أَمْثَالَهَا فِي فَضَائِلِ الْأَعْمَالِ، وَاللهُ
يَعْصِمُنَا مِنَ الزَّلَلِ وَالْوَبَالِ " [شعب الإيمان (9/ 453)]
“Hadits
ini dan sebelumnya, begitu pula empat hadits terdahulu dan sebelum atsar dari
‘Ali radhiyallahu ‘anhu; seluruh sanadnya bermasalah, akan tetapi aku
melihat sebagian ulama kita menyebutkan hadits-hadits seperti ini dalam
keutamaan amalan, semoga Allah melindungi kita dari kesalahan dan kebinasaan”.
[Syu’abul Iman karya Al-Baihaqiy]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Manifestasi tauhid dalam ibadah kurban - Hikmah berkurban - Ringkasan fiqhi Kurban
[1] Lihat biografi Ibrahim
bin Yazid dalam kitab: Adh-Dhu'afaa karya Al-Bukhariy hal.18,
Adh-Dhu'afaa karya An-Nasa'i hal.42, Adh-Dhu'afaa Al-Kabiir karya Al-'Uqailiy 1/82,
Al-Jarh wa At-Ta'dil karya Ibnu Abi Hatim 2/146, Al-Majruhiin karya Ibnu Hibban
1/95, Al-Kamil karya Ibnu 'Adiy 1/367, Adh-Dhu'afaa karya Ad-Daruquthniy
hal.63, Adh-Dhu'afaa karya Ibnu Jauziy 1/60, Tahdzib Al-Kamal karya Al-Mizziy
2/242, Al-Kasyif karya Adz-Dzahabiy 1/227, Diwan Adh-Dhu'afaa' karya
Adz-Dzahabiy hal.22, Taqrib At-Tahdzib karya Ibnu Hajar hal.118.
[2] Lihat biografi Al-Hasan
bin Yahya Al-Khusyaniy dalam kitab: Taariikh Ibnu Ma'in riwayat
Ad-Duuriy 4/466, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabir 1/244, Al-Jarh wa
At-Ta'diil 3/44, Al-Majruhiin 1/235,
Al-Kaamil 2/323, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/210,
Diwaan Adh-Dhu'afaa' karya Adz-Dzahabiy hal.86, Taqriib At-Tahdziib hal.164.
[3] Lihat biografi " Isma'il bin 'Ayyasy " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa'
karya An-Nasa'i hal.151, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 1/88,
Al-Majruhiin 1/124, Al-Kaamil karya 1/471,
Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/118, Tahdziib Al-Kamaal 3/163, Miizaan Al-I'tidaal karya Adz-Dzahabiy 1/240, Taqriib At-Tahdziib hal.109.
[4] Lihat biografi "Laits
bin Abi Sulaim" dalam kitab: Ath-Thabaqaat karya Ibnu Sa'ad 8/468,
Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.209, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 4/1186, Al-Jarh wa At-Ta'diil 7/177,
Al-Majruhiin 2/237, Al-Kaamil 7/233,
Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/29, Tahdziib Al-Kamaal 24/279, Diwan Adh-Dhu'afaa' hal.333, Al-Kaasyif 2/151, Nihayah Al-Igthibath hal.295, Tahdziib At-Tahdziib karya
Ibnu Hajar 3/484, Taqriib At-Tahdziib hal.817, Al-Kawakib
An-Nairaat hal.493.
[5] Lihat biografi " Aidzullah " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa'
Ash-Shagiir karya Al-Bukhariy hal.96 , Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 3/419, Al-Jarh wa At-Ta'diil 7/38, Al-Majruhiin 2/192, Al-Kaamil 7/63, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu
Al-Jauziy 2/68, Tahdziib Al-Kamaal 14/93, Miizaan Al-I'tidaal 2/364, Taqriib At-Tahdziib hal.289.
[6] Lihat biografi " Abu
Daud " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir hal.120, Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'iy hal.242, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 4/306, Al-Jarh wa At-Ta'diil 8/489,
Al-Majruhiin 3/55, Al-Kaamil 7/59,
Adh-Dhu'afaa' karya Abu Nu'aim hal.152 , Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/165,
Tahdziib Al-Kamaal 30/10, Miizaan Al-I'tidaal 7/46, Taqriib At-Tahdziib hal.1088.
[7] Lihat biografi " An-Nadhr bin Isma’il " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa'
Al-Kabiir 4/290, Al-Jarh wa At-Ta'diil 8/474,
Al-Majruhiin 3/51, Al-Kaamil 8/266,
Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/160, Tahdziib Al-Kamaal 29/372,
Miizaan Al-I'tidaal 4/255, Taqriib At-Tahdziib hal.561.
[8] Lihat biografi Abu Hamzah Ats-Tsumaaliy dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 1/172, Al-Majruhiin 1/206, Al-Kamil 2/93, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 1/158, Miizaan Al-I'tidaal
2/83, Taqriib At-Tahdziib hal.132.
[9] Lihat biografi "
Daud bin Abdul Hamid Al-Kufiy " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa'
Al-Kabiir 2/37, Al-Jarh wa At-Ta'diil 3/418,
Miizaan Al-I'tidaal 2/11, Lisaan Al-Miizaan karya Ibnu Hajar
3/403.
[10]
Lihat biografi "‘Athiyah
Al-‘Aufiy " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 3/359,
Al-Jarh wa At-Ta'diil 6/382, Al-Majruhiin 2/176, Al-Kaamil 7/84, Tahdziib Al-Kamaal 20/145, Diwaan Adh-Dhu’afaa hal.276.
[11] Lihat biografi "
Abu Daud An-Nakha’iy " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir hal.55, Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'iy hal.185 , Adh-Dhu'afaa'
Al-Kabiir 2/134, Al-Majruhiin 1/333,
Al-Kaamil 3/245, Adh-Dhu'afaa' karya Ad-Daraquthniy hal.139,
Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 2/22, Miizaan Al-I'tidaal 3/305, Al-Kasyf Al-Hatsits karya Ibnu Al-'Ajamiy hal.130 , Lisaan Al-Miizaan 4/163.
[12]
Lihat biografi ‘Amru bin Al-Hushain dalam kitab:
Adh-Dhu'afaa' karya Abu Zur'ah Ar-Raziy 2/512, Adh-Dhu'afaa' karya Ad-Daruquthniy
2/165, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 2/224, Miizaan Al-I'tidaal 5/306, Taqriib At-Tahdziib hal.420.
[13] Lihat biografi " Yahya bin Abdillah " dalam kitab: Taariikh Ibnu
Ma'in riwayat Ad-Darimiy hal.227, Sualat Abu Daud lil imam Ahmad hal.361,
Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir hal.125, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 4/415, Al-Jarh wa At-Ta'diil 9/167,
Al-Majruhiin 3/121, Al-Kaamil 7/202, Sualaat
As-Sajziy llil Hakim hal.149, Adh-Dhu'afaa' karya Abu Nu'aim hal.161 ,
Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/199, Tahdziib Al-Kamaal 31/449,
Al-Kasyif 2/371, Taqriib At-Tahdziib hal.1061.
[14] Lihat biografi " Ubaidillah bin Abdullah bin
Mauhib " dalam kitab: Al-Jarh wa At-Ta'diil 5/321,
Ats-Tsiqat karya Ibnu Hibban 5/72, Tahdziib Al-Kamaal 19/79, Al-Kasyif 1/682, Taqriib At-Tahdziib hal.641.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...