Minggu, 18 Agustus 2024

Kitab I’tisham; Berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

"كِتَابُ الِاعْتِصَامِ بِالكِتَابِ وَالسُّنَّةِ"

“Kitab: Berpegang tuguh terhadap Al-Qur’an dan Sunnah”

Dalam kitab ini, imam Bukhari menjelaskan tentang wajibnya berpegang teguh terhadap Al-Qur’an dan Sunnah dalam segala aktifitas kehidupan. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا} [آل عمران: 103]

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai. [Ali 'Imran:103]

Beliau meriwayatkan 2 hadits dan 3 atsar dari sahabat Nabi .

A.    Hadits Umar bin Khthab radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7268 - حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ الحُمَيْدِيُّ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ [بن عيينة]، عَنْ مِسْعَرٍ [بن كِدام] وَغَيْرِهِ، عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ [الجَدَلي]، عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ [الأحمسي]، قَالَ: قَالَ رَجُلٌ مِنَ اليَهُودِ لِعُمَرَ: يَا أَمِيرَ المُؤْمِنِينَ، لَوْ أَنَّ عَلَيْنَا نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ: {اليَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا} [المائدة: 3]، لاَتَّخَذْنَا ذَلِكَ اليَوْمَ عِيدًا، فَقَالَ عُمَرُ: «إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيَّ يَوْمٍ نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ، نَزَلَتْ يَوْمَ عَرَفَةَ، فِي يَوْمِ جُمُعَةٍ»

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Zubair Al-Humaidiy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan [bin ‘Uyainan], dari Mis'ar [bin Kidam] dan lainnya, dari Qais bin Muslim [Al-Jadaliy], dari Thariq bin Syihab [Al-Ahmasiy], ia berkata, "Seorang laki-laki Yahudi berkata kepada Umar, "Wahai Amirul Mukminin, kalaulah ayat ini diturunkan kepada kami, yaitu ayat: '(Hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan Aku sempurnakan bagi kalian Nikmat-Ku dan Aku ridhai Islam sebagai agama kalian)' [Al-Ma`idah: 3], niscaya telah kami jadikan hari itu sebagai hari raya." Lantas Umar berkata, "Sungguh, aku tahu hari apa ayat itu diturunkan. Ayat itu diturunkan di hari Arafah pada hari Jumat."

سَمِعَ سُفْيَانُ مِنْ مِسْعَرٍ، وَمِسْعَرٌ قَيْسًا، وَقَيْسٌ طَارِقًا "

Sufyan mendengar dari Mis'ar, Mis'ar mendengar dari Qais, dan Qais mendengar dari Thariq.

Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada Kitab Iman bab 34; Bertambah dan berkurangnya iman

B.     Atsar Umar bin Khthab radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7269 - حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ عُقَيْلٍ [بن خالد الأيلي]، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ، أَنَّهُ سَمِعَ عُمَرَ، الغَدَ حِينَ بَايَعَ المُسْلِمُونَ أَبَا بَكْرٍ، وَاسْتَوَى عَلَى مِنْبَرِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، تَشَهَّدَ قَبْلَ أَبِي بَكْرٍ فَقَالَ: «أَمَّا بَعْدُ، فَاخْتَارَ اللَّهُ لِرَسُولِهِ ﷺ الَّذِي عِنْدَهُ عَلَى الَّذِي عِنْدَكُمْ، وَهَذَا الكِتَابُ الَّذِي هَدَى اللَّهُ بِهِ رَسُولَكُمْ، فَخُذُوا بِهِ تَهْتَدُوا وَإِنَّمَا هَدَى اللَّهُ بِهِ رَسُولَهُ»

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Al-Laits, dari Uqail [bin Khalid Al-Aeliy], dari Ibn Syihab, ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik, ia mendengar Umar sehari setelah kewafatan Nabi, ketika kaum muslimin berbaiat kepada Abu Bakar dan berdiri di atas mimbar Rasulullah , Umar memberi kesaksian sebelum Abu Bakar seraya berkata, "Amma ba'du. Allah memilih untuk rasul-Nya apa yang berada di sisi-Nya, untuk mengatasi apa yang berada di sisi kalian, dan kitab inilah yang dengannya Allah memberi petunjuk kepada rasul kalian, maka ambillah sebagai petunjuk, niscaya kalian mendapatkan petunjuk, sesungguhnya dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk (hidayah) rasul-Nya."

Penjelasan singkat atsar ini:

1.      Biografi Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Keistimewaan Umar bin Khathab

2.      Al-Qur’an sumber hidayah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا} [الإسراء: 9]

Sesungguhnya Al-Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. [Al-Israa':9]

Ø  Dalam riwayat lain;

أَنَّهُ سَمِعَ خُطْبَةَ عُمَرَ الآخِرَةَ حِينَ جَلَسَ عَلَى المِنْبَرِ، وَذَلِكَ الغَدَ مِنْ يَوْمٍ تُوُفِّيَ النَّبِيُّ ، فَتَشَهَّدَ وَأَبُو بَكْرٍ صَامِتٌ لاَ يَتَكَلَّمُ، قَالَ: «كُنْتُ أَرْجُو أَنْ يَعِيشَ رَسُولُ اللَّهِ حَتَّى يَدْبُرَنَا، يُرِيدُ بِذَلِكَ أَنْ يَكُونَ آخِرَهُمْ، فَإِنْ يَكُ مُحَمَّدٌ قَدْ مَاتَ، فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَدْ جَعَلَ بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ نُورًا تَهْتَدُونَ بِهِ، هَدَى اللَّهُ مُحَمَّدًا ، وَإِنَّ أَبَا بَكْرٍ صَاحِبُ رَسُولِ اللَّهِ ، ثَانِيَ اثْنَيْنِ، فَإِنَّهُ أَوْلَى المُسْلِمِينَ بِأُمُورِكُمْ، فَقُومُوا فَبَايِعُوهُ»، وَكَانَتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ قَدْ بَايَعُوهُ قَبْلَ ذَلِكَ فِي سَقِيفَةِ بَنِي سَاعِدَةَ، وَكَانَتْ بَيْعَةُ العَامَّةِ عَلَى المِنْبَرِ [صحيح البخاري]

Anas mendengar khotbah Umar yang terakhir ketika dia duduk di atas mimbar, itu terjadi keesokan harinya setelah kewafatan Nabi , Umar mengucapkan syahadat sedang Abu Bakar diam membisu tidak berbicara sama sekali. Kata Umar, 'aku sangat berharap seandainya Rasulullah masih hidup hingga beliau hidup di belakang kita.' -Maksud Umar adalah seandainya Nabi yang meninggal terakhir kali diantara para sahabat.- 'meskipun Muhammad telah meninggal, tapi sesungguhnya Allah Ta'ala telah menjadikan cahaya ditengah-tengah kalian yang bisa kalian jadikan untuk petunjuk. Allah telah menganugerahkan petunjuk kepada Muhammad , dan sesungguhnya Abu Bakar adalah sahabat Rasulullah , satu diantara dua orang (yang bersama beliau di gua tsur), dia adalah manusia yang paling utama untuk memegang amanat kepemimpinan urusan kalian, maka berdirilah kalian dan berbaiatlah kepadanya.' Sebagian diantara mereka ketika itu telah berbaiat kepadanya sebelum moment itu di Saqifah Bani Sa'idah, dan itulah baiat umum di atas mimbar. [Shahih Bukhari]

Lihat: Keistimewaan Al-Qur'an

C.     Hadits Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7270 - حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ [بن خالد]، عَنْ خَالِدٍ [بن مهران الحذاء]، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: ضَمَّنِي إِلَيْهِ النَّبِيُّ ﷺ، وَقَالَ: «اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الكِتَابَ»

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Wuhaib [bin Khalid], dari Khalid [bin Mihran Al-Hadzza’], dari Ikrimah, dari Ibn Abbas ia berkata, "Nabi pernah mendekapku sambil berdoa, "Ya Allah, ajarkanlah padanya al-kitab (Al-Qur'an)."

Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada Kitab Ilmu bab 17; Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam “Ya Allah, ajarkanlah dia Al-Kitab"

D.    Atsar Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7271 - حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَبَّاحٍ، حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ [بن سليمان]، قَالَ: سَمِعْتُ عَوْفًا [بن أبي جميلة]، أَنَّ أَبَا المِنْهَالِ [سيّار بن سلامة الرِّيَاحي]، حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا بَرْزَةَ، قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ يُغْنِيكُمْ - أَوْ نَعَشَكُمْ - بِالإِسْلاَمِ وَبِمُحَمَّدٍ ﷺ»

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Sabbah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Mu'tamir [bin Sulaiman], ia berkata, Aku mendengar Auf [bin Abi Jamilah], bahwa Abul Minhal [Sayyar bin Salamah Ar-Riyahiy], menceritakan kepadanya, ia mendengar Abu Barzah berkata, "Sesungguhnya Allah telah mengkayakan atau meninggikan derajat kalian dengan Islam dan dengan Muhammad ."

قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ [البخاري]: «وَقَعَ هَاهُنَا يُغْنِيكُمْ، وَإِنَّمَا هُوَ نَعَشَكُمْ، يُنْظَرُ فِي أَصْلِ كِتَابِ الِاعْتِصَامِ»

Abu Abdullah [Al-Bukhari] berkata, "Di sini tertulis 'Allah mengkayakan kalian', padahal dengan redaksi 'Sesungguhnya ketinggian derajat kalian', ini bisa dilihat dalam asli kitab yang berjudul al-I'tisham (karangan Imam Bukhari lainnya)."

Penjelasan singkat atsar ini:

1)      Biografi Abu Barzah Al-Aslamiy; Nadhlah bin ‘Ubaid bin ‘Abid radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2)      Sumber segala kebaikan adalah berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah.

Abu Al-Minhal -rahimahullah- mengatakan:

لَمَّا كَانَ ابْنُ زِيَادٍ وَمَرْوَانُ بِالشَّأْمِ، وَوَثَبَ ابْنُ الزُّبَيْرِ بِمَكَّةَ، وَوَثَبَ القُرَّاءُ بِالْبَصْرَةِ، فَانْطَلَقْتُ مَعَ أَبِي إِلَى أَبِي بَرْزَةَ الأَسْلَمِيِّ، حَتَّى دَخَلْنَا عَلَيْهِ فِي دَارِهِ، وَهُوَ جَالِسٌ فِي ظِلِّ عُلِّيَّةٍ لَهُ مِنْ قَصَبٍ، فَجَلَسْنَا إِلَيْهِ، فَأَنْشَأَ أَبِي يَسْتَطْعِمُهُ الحَدِيثَ فَقَالَ: يَا أَبَا بَرْزَةَ، أَلاَ تَرَى مَا وَقَعَ فِيهِ النَّاسُ؟ فَأَوَّلُ شَيْءٍ سَمِعْتُهُ تَكَلَّمَ بِهِ: «إِنِّي احْتَسَبْتُ عِنْدَ اللَّهِ أَنِّي أَصْبَحْتُ سَاخِطًا عَلَى أَحْيَاءِ قُرَيْشٍ، إِنَّكُمْ يَا مَعْشَرَ العَرَبِ، كُنْتُمْ عَلَى الحَالِ الَّذِي عَلِمْتُمْ مِنَ الذِّلَّةِ وَالقِلَّةِ وَالضَّلاَلَةِ، وَإِنَّ اللَّهَ أَنْقَذَكُمْ بِالإِسْلاَمِ وَبِمُحَمَّدٍ ﷺ، حَتَّى بَلَغَ بِكُمْ مَا تَرَوْنَ، وَهَذِهِ الدُّنْيَا الَّتِي أَفْسَدَتْ بَيْنَكُمْ، إِنَّ ذَاكَ الَّذِي بِالشَّأْمِ، وَاللَّهِ إِنْ يُقَاتِلُ إِلَّا عَلَى الدُّنْيَا، وَإِنَّ هَؤُلاَءِ الَّذِينَ بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ، وَاللَّهِ إِنْ يُقَاتِلُونَ إِلَّا عَلَى الدُّنْيَا، وَإِنْ ذَاكَ الَّذِي بِمَكَّةَ وَاللَّهِ إِنْ يُقَاتِلُ إِلَّا عَلَى الدُّنْيَا» [صحيح البخاري]

Tatkala Ibnu Ziyad dan Marwan di Syam, dan Ibnu Zubair membelot di Makkah, dan Al qurra' membelot di Bashrah, Aku berangkat bersama ayahku ke Abu Barzah Al Aslami hingga kami menemuinya di rumahnya sedang duduk di tempat tinggi yang terbuat dari kayu, kami pun duduk bersamanya, ayahku lantas meminta petuah-petuah Hadits seraya mengatakan, 'Wahai Abu Barzah, bukankah telah kau lihat sendiri kemelut yang melanda manusia?' yang pertama-tama kudengar dari yang diucapkannya ialah, 'Saya semata-mata mengharap pahala di sisi Allah, sungguh saya sangat marah kepada orang Quraisy, sesungguhnya kalian wahai segenap bangsa Arab, dahulu keadaan kalian seperti telah kau kenal sendiri sedemikian hina, minoritas dan sesat, kemudian Allah menyelamatkan kalian dengan Islam dan Muhammad hingga kalian memperoleh seperti yang kalian lihat sendiri. Dan inilah dunia yang merusak diantara kalian. Dan sesungguhnya yang terjadi di Syam, demi Allah, tidaklah mereka berperang selain karena duniawi, dan mereka yang berada ditengah-tengah kalian, demi Allah mereka juga tidak berperang selain karena duniawi, dan mereka yang berada di Makkah, demi Allah, mereka tidak berperang selain karena duniawi.' [Shahih Bukhari]

Ø  Thariq bin Syihab -rahimahullah- berkata:

لَمَّا قَدِمَ عُمَرُ الشَّامَ أَتَتْهُ الْجُنُودُ وَعَلَيْهِ إِزَارٌ وَخُفَّانِ وَعِمَامَةٌ وَأَخَذَ بِرَأْسِ بَعِيرِهِ يَخُوضُ الْمَاءَ، فَقَالُوا لَهُ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، تَلْقَاكَ الْجُنُودُ وَبِطَارِقَةِ الشَّامِ وَأَنْتَ عَلَى هَذَا الْحَالِ؟ قَالَ: فَقَالَ عُمَرُ: «إِنَّا قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللَّهُ بِالْإِسْلَامِ، فَلَنْ نَلْتَمِسُ الْعِزَّ بِغَيْرِهِ» [مصنف ابن أبي شيبة]

"Ketika Umar datang ke Syam, prajurit mendatanginya dan ia sedang memakai sarung, dua sepatu kulit, surban sambil memegang kepala ontanya melalui air, maka mereka berkata kepadanya: Wahai amirul mu'minin, prajurit menemuimu dan pemimpin pasukan Romawi sedangkan engkau dalam keadaan seperti ini? Maka Umar berkata: Kita adalah kaum yang telah Allah kuatkan (muliakan) dengan Islam, maka kita tidak akan mengharapkannya dari selainnya". [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]

Lihat: Jadikan As-Sunnah sebagai pedoman hidup

E.     Atsar Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7272 - حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ [بن عبد الله بن أُويس]، حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، " أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَتَبَ إِلَى عَبْدِ المَلِكِ بْنِ مَرْوَانَ يُبَايِعُهُ: وَأُقِرُّ لَكَ بِذَلِكَ بِالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ عَلَى سُنَّةِ اللَّهِ وَسُنَّةِ رَسُولِهِ فِيمَا اسْتَطَعْتُ "

Telah menceritakan kepada kami Ismail [bin Abdillah bin Uwais], ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Malik, dari Abdullah bin Dinar, bahwa Abdullah bin Umar berkirim surat kepada Abdul Malik bin Marwan sebagai pernyataan baiat terhadapnya, isinya, 'Aku berikrar terhadapmu atas yang demikian dengan mendengar dan taat, di atas sunnah Allah dan sunnah rasul-Nya semaksimal kemampuanku.'"

Penjelasan singkat atsar ini:

1.      Biografi Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Membai’at imam di atas Al-Qur’an dan Sunnah.

Abdullah bin Dinar –rahimahullah- mengatakan:

لَمَّا بَايَعَ النَّاسُ عَبْدَ المَلِكِ كَتَبَ إِلَيْهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ: إِلَى عَبْدِ اللَّهِ عَبْدِ المَلِكِ أَمِيرِ المُؤْمِنِينَ «إِنِّي أُقِرُّ بِالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ لِعَبْدِ اللَّهِ عَبْدِ المَلِكِ أَمِيرِ المُؤْمِنِينَ عَلَى سُنَّةِ اللَّهِ وَسُنَّةِ رَسُولِهِ، فِيمَا اسْتَطَعْتُ، وَإِنَّ بَنِيَّ قَدْ أَقَرُّوا بِذَلِكَ» [صحيح البخاري]

Ketika orang-orang membai’at Abdul Malik, Abdullah bin Umar menulis surat kepadanya; Kepada Hamba Allah Abdul Malik Amirul Mukminin, "Saya ikrarkan untuk senantiasa mendengar dan taat terhadap hamba Allah Abdul Malik amirul mukminin di atas sunnatullah dan sunnah rasul-Nya semaksimal kemampuanku, dan anak-anakku mengikrarkan yang sedemikian ini." [Shahih Bukhari]

3.      Haram membai’at imam karena dunia.

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu: Rasulullah bersabda:

" ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ، وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ: رَجُلٌ عَلَى فَضْلِ مَاءٍ بِطَرِيقٍ، يَمْنَعُ مِنْهُ ابْنَ السَّبِيلِ، وَرَجُلٌ بَايَعَ رَجُلًا لاَ يُبَايِعُهُ إِلَّا لِلدُّنْيَا، فَإِنْ أَعْطَاهُ مَا يُرِيدُ وَفَى لَهُ وَإِلَّا لَمْ يَفِ لَهُ، وَرَجُلٌ سَاوَمَ رَجُلًا بِسِلْعَةٍ بَعْدَ العَصْرِ، فَحَلَفَ بِاللَّهِ لَقَدْ أَعْطَى بِهَا كَذَا وَكَذَا فَأَخَذَهَا " [صحيح البخاري ومسلم]

"Ada tiga golongan yang Allah tidak akan mengajak mereka bicara pada hari kiamat, tidak memandang mereka dan tidak pula mensucikan mereka, serta bagi mereka disediakan siksa yang pedih, yaitu seseorang yang memiliki kelebihan air di jalan lalu dia enggan memberikannya kepada ibnu sabil, seseorang yang berbai'at kepada seorang (pemimpin) dan dia tidak berbai'at kepadanya kecuali demi kepentingan duniawi, bila dia diberikan apa yang sesuai dengan keinginannya maka dia memelihara janjinya, namun bila tidak maka dia tidak memelihara janjinya, dan seseorang yang menawar barang dagangan kepada seseorang setelah waktu 'Ashar, lalu dia bersumpah atas nama Allah; sungguh dengan harga sekian sekian aku memperoleh barang seperti ini, padahal dia dusta belaka". [Sahih Bukhari dan Muslim]

4.      Boleh berbai’at dengan perantara tulisan.

5.      Boleh mewakili atau diwakilkan dalam bai’at.

6.      Menta’ati imam sesuai kemampuan.

Abdullah bin Umar radhiallahu'anhuma mengatakan;

كُنَّا إِذَا بَايَعْنَا رَسُولَ اللَّهِ عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، يَقُولُ لَنَا: «فِيمَا اسْتَطَعْتُمْ» [صحيح البخاري ومسلم]

Kami ketika berbaiat kepada Rasulullah untuk mendengar dan taat, beliau mengatakan kepada kami, "Semaksimal kemampuan kalian." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Jarir bin Abdullah radiyallahu 'anhu mengatakan;

بَايَعْتُ النَّبِيَّ ﷺ عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، فَلَقَّنَنِي: فِيمَا اسْتَطَعْتُ [صحيح البخاري ومسلم]

“Aku berbaiat kepada Nabi untuk mendengar dan taat, lantas beliau menuntunku, pada perkara semampuku". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Daftar judul bab kitab Ar-Riqaq (pelembut hati) dalam Shahih Bukhari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...