Jumat, 14 Mei 2021

Jadikan As-Sunnah sebagai pedoman hidup

 بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Az-Zuhriy (w.125H) –rahimahullah- berkata:

" كَانَ مَنْ مَضَى مِنْ عُلَمَائِنَا يَقُولُونَ: الِاعْتِصَامُ بِالسُّنَّةِ نَجَاةٌ " [سنن الدارمي]

“Orang terdahulu dari ulama kita berkata: Berpegang teguh dengan As-Sunnah adalah keselamatan”. [Sunan Ad-Darimiy: Shahih]

Ø  Imam Malik (w.179H) rahimahullah- berkata:

" السُّنَّةُ سَفِينَةُ نُوحٍ مَنْ رَكِبَهَا نَجَا وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرِقَ " [ذم الكلام وأهله للهروي]

“As-Sunnah ibarat perahu Nuh, siapa yang menaikinya akan selamat, dan siapa yang tidak menaikinya akan tenggelam”. [Dzammul Kalaam karya Al-Harawaih]

1.      Allah tidak menciptakan alam semesta dan manusia tanpa tujuan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ. مَا خَلَقْنَاهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ} [الدخان: 38 - 39]

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. [Ad-Dukhaan:38 - 39]

{أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ} [المؤمنون: 115]

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?! [Al-Mu'minun: 115]

2.      Tujuan penciptaan manusia adalah beribadah kepada Allah semata.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ . وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ} [البقرة: 30-31]

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu, orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" [Al-Baqarah: 30-31]

{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ} [الذاريات: 56]

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. [Adz-Dzariyaat:56]

3.      Al-Qur’an adalah pedoman kehidupan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ} [النحل: 89]

Dan kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. [An-Nahl:89]

Lihat: Keistimewaan Al-Qur’an

4.      As-Sunnah sebagai penjelasan terhadap Al-Qur’an.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ} [النحل: 64]

Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. [An-Nahl: 64]

{وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ} [النحل: 44]

Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. [An-Nahl:44]

Lihat: Sunnah Nabi adalah Wahyu

5.      Al-Qur’an dan As-Sunnah menuntun kepada kehidupan yang sebenarnya.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} [الأنفال: 24]

"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu." [Al-Anfaal:24]

{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [النحل: 97]

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [An-Nahl:97]

6.      Perintah mengamalkan sunnah Rasulullah

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ } [الحشر: 7]

Dan apa yang diberikan (disampaikan) Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. [Al-Hasyr:7]

Lihat: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai suri teladan terbaik

7.      Ancaman bagi yang menyalahi sunnah Rasulullah

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [النور: 63]

Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya (Rasul) takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. [An-Nuur:63]

Lihat: Berkah mengamalkan sunnah Rasulullah dan bahaya menyelisihinya

8.      Tidak akan sesat jika perpegang pada sunnah Rasulullah

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي " [المستدرك للحاكم: حسنه الألباني]

"Aku telah meninggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat selama kalian perpegang pada keduanya: Kitabullah (Al-Qur'an) dan sunnahku". [Mustadrak Al-Hakim: Hasan]

Ø  Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ شَيْءٍ يُقَرِّبُكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبْعِدُكُمْ مِنَ النَّارِ إِلَّا قَدْ أَمَرْتُكُمْ بِهِ، وَلَيْسَ شَيْءٌ يُقَرِّبُكُمْ مِنَ النَّارِ وَيُبْعِدُكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَّا قَدْ نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ» [مصنف ابن أبي شيبة: حسنه الألباني]

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak ada sesuatu yang mendekatkan kalian kepada surga dan menjauhkan kalian dari neraka kecuali aku telah memerintahkannya kepada kalian, dan tidak ada sesuatu yang mendekatkan kalian kepada neraka dan menjauhkan kalian dari surga kecuali aku telah melarangnya pada kalian”. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: Hasan]

Ø  Abdullah bin Mas’ud -radhiyallahu ' anhu- berkata;

«مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَلْقَى اللهَ غَدًا مُسْلِمًا، فَلْيُحَافِظْ عَلَى هَؤُلَاءِ الصَّلَوَاتِ حَيْثُ يُنَادَى بِهِنَّ، فَإِنَّ اللهَ شَرَعَ لِنَبِيِّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُنَنَ الْهُدَى، وَإِنَّهُنَّ مَنْ سُنَنَ الْهُدَى، وَلَوْ أَنَّكُمْ صَلَّيْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ كَمَا يُصَلِّي هَذَا الْمُتَخَلِّفُ فِي بَيْتِهِ، لَتَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ، وَلَوْ تَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ لَضَلَلْتُمْ، وَمَا مِنْ رَجُلٍ يَتَطَهَّرُ فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ، ثُمَّ يَعْمِدُ إِلَى مَسْجِدٍ مِنْ هَذِهِ الْمَسَاجِدِ، إِلَّا كَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ خَطْوَةٍ يَخْطُوهَا حَسَنَةً، وَيَرْفَعُهُ بِهَا دَرَجَةً، وَيَحُطُّ عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةً، وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلَّا مُنَافِقٌ مَعْلُومُ النِّفَاقِ، وَلَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يُؤْتَى بِهِ يُهَادَى بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ حَتَّى يُقَامَ فِي الصَّفِّ»

"Siapa hendak menjumpai Allah besok sebagai seorang muslim, hendaklah ia jaga semua shalat yang ada, di manapun ia mendengar panggilan shalat itu, sesungguhnya Allah telah mensyare'atkan kepada Nabi kalian sunnah-sunnah petunjuk, dan sesungguhnya shalat berjama’a, diantara sunnah-sunnah petunjuk itu, kalau kalian shalat di rumah kalian sebagaimana seseorang yang tidak hadir di masjid, berarti telah kalian tinggalkan sunnah Nabi kalian, sekiranya kalian tinggalkan sunnah Nabi kalian, sungguh kalian akan sesat, tidaklah seseorang bersuci dengan baik, kemudian ia menuju salah satu masjid yang ada, melainkan Allah menulis kebaikan baginya dari setiap langkah kakinya, dan dengannya Allah mngangkat derajatnya, dan menghapus kesalahan karenanya, dan kami menyaksikan sendiri tidaklah seseorang ketinggalan dari shalat berjama’ah, melainkan dia seorang munafik yang jelas kemunafikannya (munafik tulen), sungguh dahulu seseorang dari kami (yang sedang sakit) harus dipapah di antara dua orang hingga diberdirikan di shaff (barisan) shalat yang ada." [Shahih Muslim]

Ø  ‘Ubaidullah bin ‘Utbahrahimahullah- berkata:

«إِنَّكَ لَنْ تُخْطِئَ فِي الطَّرِيقِ مَا دُمْتَ عَلَى الْأَثَرِ» [مصنف ابن أبي شيبة]

“Sungguh engkau tidak akan salah jalan selama engkau senantiasa berjalan di atas atsar (As-Sunnah)”. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]

Lihat: Kuingin bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di surga

9.      Kebinasaan bagi yang menyalahi sunnah Rasulullah

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«ذَرُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ، فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِكَثْرَةِ سُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ، فَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيْءٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَدَعُوهُ» [صحيح مسلم]

"Abaikanlah (jangan tanyakan) apa yang aku tidak ajarkan kepada kalian, karena sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian karena banyak bertanya dan berselisih dengan para nabi mereka". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Al-'Irbaad bin Sariyah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ، لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا، لَا يَزِيغُ عَنْهَا إِلَّا هَالِكٌ» [صحيح الترغيب والترهيب]

"Aku telah meninggalkan kalian di atas jalan yang terang dan jelas, malamnya sama dengan siangnya, tidak ada yang melenceng darinya kecuali ia akan celaka". [Sahih At-Targiib wa At-Tarhiib]

Lihat: Hadits tentang sebab kebinasaan

10.  As-Sunnah sebagai penuntun dalam fitnah perselisihan dan perpecahan ummat

Al-'Irbadh bin Sariyah radhiyallahu 'anhu berkata:

صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا؟ فَقَالَ «أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ» [سنن أبي داود: صحيح]

Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat bersama kami, kemudian ia memalingkan wajahnya kepada kami dan menasehati kami dengan nasehat yang sangat mengena, air mata menetes dan hati bergetar mendengarnya. Kemudian seseorang bertanya: Ya Rasulullah, sepertinya ini adalah nasehat perpisahan, maka apa yang engkau wasiatkan kepada kami? Rasululah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: Aku wasiatkan kepada kalian untuk selalu bertakwa kepada Allah serta patuh dan taat (kepada pemerintah) sekalipun ia seorang hamba dari kaum Habasyiy, karena sesungguhnya siapa yang hidup dari kalian setelah aku meninggal maka ia akan menyaksikan perselisihan yang besar, maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah khalifah-khalifah yang mendapat hidayah dan petunjuk, berpegang teguhlah dengannya, gigitlah dengan gigi graham kalian (amalkan dengan kuat), dan jauhilah urusan yang baru, karena sesungguhnya semua yang baru dalam agama itu adalah bid'ah, dan semua bid'ah itu adalah kesesatan". [Sunan Abi Daud: Sahih]

Ø  Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata: Suatu hari kami duduk di sisi Rasulullah shallallahlu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau menulis suatu garis di depannya dan berkata:

«هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ»

"Ini adalah jalan Allah"

Kemudian beliau menulis dua garis di sebelah kanan dan kiri garis tersebut, dan berkata:

«هَذِهِ سَبِيلُ الشَّيْطَانِ»

"Ini adalah jalan-jalan syaitan"

Kemudian beliau meletakkan tangannya pada garis yang tengah, kemudian membaca ayat ini:

{وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [الأنعام: 153]

Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. [Al-An'aam:153] [Musnad Ahmad: Sahih]

Ø  Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى عَلَى بني إسرائيل حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ، حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلَانِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ، وَإِنَّ بني إسرائيل تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً»

"Akan datang pada kaumku apa yang telah menimpa Bani Israil sama persis setiap langkah demi langkah, sampai jika ada dari mereka yang berzina dengan ibunya secara terang-terangan maka pasti pada umatku pun ada orang yang melakukan itu. Dan sesungguhnya Bani Israil terlah terpecah menjadi tujuhpuluh dua golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan".

Sahabat bertanya: Siapa mereka itu Ya Rasulullah?

Rasulullah menjawab:

«مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

“Mereka yang mengikuti sunnahku dan sunnah para sahabatku”. [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Ø  Abdullah bin Ad-Dailamiy -rahimahullah- berkata:

«بَلَغَنِي أَنَّ أَوَّلَ ذَهَابِ الدِّينِ تَرْكُ السُّنَّةِ، يَذْهَبُ الدِّينُ سُنَّةً سُنَّةً، كَمَا يَذْهَبُ الْحَبْلُ قُوَّةً قُوَّةً» [سنن الدارمي]

“Telah sampai kabar kepadaku bahwa awal hilangnya agama ini adalah dengan ditinggalkannya As-Sunnah, agama ini hilang dengan hilangnya sunah satu dami satu sebagaimana seutas tali putus sehelai demi sehelai”. [Sunan Ad-Darimiy]

Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Keistimewaan Nabi Muhammad dalam Al-Qur’an - Kewajiban mengikuti cara beragama Sahabat Rasulullah - Canda tawa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...