بسم الله الرحمن الرحيم
Umar bin Khathab bin Nufail
Al-Qurasyiy Al-‘Adawiy, Abu Hafsh Al-Faaruuq Amiirul Mu’miniin. Khalifah kedua
setelah Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma.
Beliau wafat tahun 23 hijriyah di
Madinah.
Diantara keistimewaannya:
Rasulullah mendo’akannya agar memeluk Islam
Dari Ibnu Umar radhiyallahu
‘anhuma; Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam pernah berdoa:
«اللَّهُمَّ
أَعِزَّ الإِسْلَامَ بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِي جَهْلٍ أَوْ
بِعُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ»
"Ya Allah, muliakanlah Islam
dengan salah satu diantara kedua orang yang paling Engkau cintai, Abu Jahal
atau Umar bin Khaththab."
Ibnu Umar berkata; "Dan
ternyata yang lebih Allah cintai di antara keduanya adalah Umar bin
Khaththab." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Abdullah bin Mas'ud radhiallahu
'anhu berkata;
«مَا زِلْنَا
أَعِزَّةً مُنْذُ أَسْلَمَ عُمَرُ»
"Kami (umat Islam) selalu
mendapat kemuliaan (kemenangan) sejak 'Umar masuk Islam". [Shahih Bukhari]
Memiliki sifat kenabian
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«لَوْ
كَانَ نَبِيٌّ بَعْدِي لَكَانَ عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ»
“Seandainya ada nabi setelahku maka itu
adalah Umar bin Khathab”. [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Setan jin dan manusia takut kepadanya
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu
‘anhu;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِيهًا يَا ابْنَ الخَطَّابِ، وَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ مَا لَقِيَكَ الشَّيْطَانُ سَالِكًا فَجًّا قَطُّ، إِلَّا سَلَكَ فَجًّا غَيْرَ
فَجِّكَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Iya wahai Ibnu Al-Khathab, demi Dzat
yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada satu setanpun yang berjumpa
denganmu pada suatu lorong melainkan dia akan mencari lorong lain selain lorong
yang kamu lalui". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata; "Suatu ketika Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam duduk-duduk, maka kami mendengar suara hiruk pikuk dan
suara anak-anak kecil, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
berdiri, ternyata seorang budak wanita habasyah sedang menari dan bermain,
sedangkan di sekitarnya ada beberapa anak-anak kecil, maka beliau bersabda:
"Kemarilah wahai Aisyah dan lihatlah."
Akupun datang, sambil menaruh daguku di atas
pundak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam aku melihat pertunjukan
itu -yaitu antara pundak sampai kepala beliau-, maka beliau bersabda kepadaku:
"Apakah kamu sudah puas, apakah kamu sudah puas?"
Jawabku; "Belum." karena aku masih
ingin berada di dekat beliau, tiba-tiba Umar –radhiyallahu ‘anhu- muncul,
maka orang-orang (yang ada di situ) sama berlarian."
Aisyah berkata; maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«إِنِّي لَأَنْظُرُ إِلَى شَيَاطِينِ الإِنْسِ
وَالجِنِّ قَدْ فَرُّوا مِنْ عُمَرَ»
"Sesungguhnya aku telah melihat syetan dari
jenis jin dan manusia telah lari dari Umar."
Aisyah berkata; "Lalu aku pun
kembali." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Salah seorang dari 10
yang mendapat jaminan masuk surga dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«أَبُو بَكْرٍ فِي الجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الجَنَّةِ،
وَعُثْمَانُ فِي الجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الجَنَّةِ، وَطَلْحَةُ فِي الجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ
فِي الجَنَّةِ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي الجَنَّةِ، وَسَعْدٌ فِي الجَنَّةِ،
وَسَعِيدٌ فِي الجَنَّةِ، وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الجَرَّاحِ فِي الجَنَّةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Abu Bakr (akan masuk) dalam surga, Umar
dalam surga, Utsman dalam surga, Ali dalam surga, Thalhah dalam surga,
Az-Zubair dalam surga, Abdurrahman bin ‘Auf dalam surga, Sa’ad (bin Abi
Waqqash) dalam surga, Sa’id (bin Zayd) dalam surga, dan Abu ‘Ubaidah bin
Al-Jarraah dalam surga”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Yang paling dicintai Nabi dari kalangan laki-laki
setelah Abu Bakr
Amru bin Al-‘Ash radhiyallahu
‘anhuma berkata; Aku menemui Rasulullah seraya bertanya; Ya Rasulullah,
siapakah orang yang paling engkau cintai?
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam menjawab: “Aisyah.”
Lalu saya tanyakan lagi; Kalau dari kaum laki-laki, siapakah orang yang
paling engkau cintai?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: “Ayah Aisyah
(Abu Bakr).”
Saya bertanya lagi; Lalu siapa?
Rasulullah menjawab: “Umar bin Khaththab.”
Kemudian beliau menyebutkan beberapa orang sahabat lainnya. Setelah itu
aku pun diam karena aku takut termasuk orang yang paling terakhir. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Selalu bersama
dengan Nabi dan Abu Bakr
Ibnu Abbas -radhiyallahu 'anhuma- berkata:
وُضِعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ عَلَى سَرِيرِهِ، فَتَكَنَّفَهُ النَّاسُ يَدْعُونَ
وَيُثْنُونَ وَيُصَلُّونَ عَلَيْهِ، قَبْلَ أَنْ يُرْفَعَ، وَأَنَا فِيهِمْ، قَالَ
فَلَمْ يَرُعْنِي إِلَّا بِرَجُلٍ قَدْ أَخَذَ بِمَنْكِبِي مِنْ وَرَائِي، فَالْتَفَتُّ
إِلَيْهِ فَإِذَا هُوَ عَلِيٌّ، فَتَرَحَّمَ عَلَى عُمَرَ، وَقَالَ: مَا خَلَّفْتَ
أَحَدًا أَحَبَّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللهَ بِمِثْلِ عَمَلِهِ مِنْكَ، وَايْمُ اللهِ
إِنْ كُنْتُ لَأَظُنُّ أَنْ يَجْعَلَكَ اللهُ مَعَ صَاحِبَيْكَ، وَذَاكَ أَنِّي كُنْتُ
أُكَثِّرُ أَسْمَعُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «جِئْتُ
أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، وَدَخَلْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، وَخَرَجْتُ
أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، فَإِنْ كُنْتُ لَأَرْجُو، أَوْ لَأَظُنُّ، أَنْ يَجْعَلَكَ
اللهُ مَعَهُمَا» [صحيح البخاري
ومسلم]
'Pada saat Umar bin Khaththab meninggal,
dia dibaringkan di atas tempat tidurnya. Para sahabat dan kaum muslimin lainnya
berkumpul untuk bersama-sama memanjatkan doa dan ampunan kepada Allah bagi Umar
dan kebetulan pada saat itu saya pun ikut berkumpul pula di sana. Tidak ada
sesuatu yang mengejutkan saya, kecuali seorang laki-laki yang menepuk pundak
saya dari belakang. Lalu saya menoleh ke arah tersebut dan ternyata ia adalah
Ali bin Abu Thalib -radhiyallahu'anhu-. Setelah itu, ia pun memanjatkan
doa dan ampunan kepada Allah bagi Umar bin Khaththab. Tidak berapa lama
kemudian, Ali berkata; Tidak ada lagi seorangpun sepeninggalmu, yang lebih aku
cintai dari pada dirimu, hingga aku lebih suka bertemu Allah dengan membawa
kebaikan seperti kebaikan yang kau bawa hai Umar. Demi Allah, sungguh aku
berbaik sangka kepada Allah bahwasannya Dia akan menyertakanmu kepada dua orang
teman dekatmu, Rasulullah dan Abu Bakr yang telah kembali kepadaNya lebih
dahulu darimu. Sebagaimana sabda Rasulullah yang sering aku dengar; 'Aku datang
bersama Abu Bakar dan Umar. Aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar. Aku keluar
bersama Abu Bakr dan Umar. Sungguh aku berharap agar Allah senantiasa
menyertakanmu bersama Rasulullah dan Abu Bakr.' [Shahih Bukhari dan Muslim]
Sangat mencintai Nabi
Abdullah bin Hisyam -radhiyallahu
'anhu- menuturkan; Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
yang saat itu beliau menggandeng tangan Umar bin Khattab, kemudian Umar
berujar: "ya Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari
segala-galanya selain diriku sendiri."
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«لاَ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُونَ
أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ»
"Tidak, demi Dzat yang jiwa berada di
Tangan-Nya, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri."
Maka Umar berujar; 'Sekarang demi Allah, engkau
lebih aku cintai daripada diriku'.
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«الآنَ يَا عُمَرُ»
"sekarang (baru benar) wahai Umar."
[Shahih Bukhari]
Semangat Umar bin Khathab dalam menuntut ilmu,
mau bertanya sekalipun kepada orang yang lebih rendah darinya
Di masa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, Umar bin Khattab -radhiyallahu 'anhu- saling bergantian
dengan tetangganya dalam menuntut ilmu. Beliau berkata:
كُنْتُ أَنَا وَجَارٌ
لِي مِنَ الأَنْصَارِ فِي بَنِي أُمَيَّةَ بْنِ زَيْدٍ وَهِيَ مِنْ عَوَالِي المَدِينَةِ
وَكُنَّا نَتَنَاوَبُ النُّزُولَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
يَنْزِلُ يَوْمًا وَأَنْزِلُ يَوْمًا، فَإِذَا نَزَلْتُ جِئْتُهُ بِخَبَرِ ذَلِكَ اليَوْمِ
مِنَ الوَحْيِ وَغَيْرِهِ، وَإِذَا نَزَلَ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ [صحيح البخاري]
“Dulu aku dan seorang
tetanggaku dari kaum Anshar saling bergantian mendatangi Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam, ia pergi sehari dan aku pergi sehari. Jika aku yang
pergi maka aku menyampaikan kepadanya apa yang terjadi pada hari itu baik itu
tentang wahyu yang turun atau selainnya, dan jika ia yang pergi maka ia pun
melakukan hal yang seperti itu.” [Sahih Bukhari]
Kedalaman ilmunya
Dari Ibnu Umar -radhiyallahu
'anhuma-; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ، أُتِيتُ بِقَدَحِ لَبَنٍ،
فَشَرِبْتُ حَتَّى إِنِّي لَأَرَى الرِّيَّ يَخْرُجُ فِي أَظْفَارِي، ثُمَّ أَعْطَيْتُ
فَضْلِي عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ» قَالُوا: فَمَا أَوَّلْتَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟
قَالَ: «العِلْمَ» [صحيح البخاري
ومسلم]
"Ketika aku tidur, aku bermimpi diberi segelas susu lalu aku
meminumnya hingga aku melihat kepuasan (dari minum susu tersebut) keluar dari
kuku-kukuku, kemudian aku berikan sisanya kepada Umar bin Al Khaththab".
Orang-orang bertanya: "Apa ta'wilnya wahai Rasulullah?"
Beliau
menjawab: "Ilmu". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Kekuatan agamanya
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy -radhiyallahu
'anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ، رَأَيْتُ النَّاسَ يُعْرَضُونَ
عَلَيَّ وَعَلَيْهِمْ قُمُصٌ، مِنْهَا مَا يَبْلُغُ الثُّدِيَّ، وَمِنْهَا مَا دُونَ
ذَلِكَ، وَعُرِضَ عَلَيَّ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ وَعَلَيْهِ قَمِيصٌ يَجُرُّهُ». قَالُوا:
فَمَا أَوَّلْتَ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «الدِّينَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Ketika aku tidur, aku bermimpi melihat orang-orang dihadapkan
kepadaku. Mereka mengenakan baju, diantaranya ada yang sampai kepada buah dada
dan ada yang kurang dari itu. Dan dihadapkan pula kepadaku Umar bin Al-Khaththab dan dia mengenakan baju dan menyeretnya."
Para sahabat bertanya:
"Apa maksudnya hal demikian menurut engkau, ya Rasulullah?"
Beliau
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ad-Din (agama) ". [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Kekuatan imannya
Abu Hurairah radhiallahu
'anhu berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
melaksanakan shalat Shubuh (setelah selesai) Beliau menghadap kepada jama'ah
lalu bersabda:
" بَيْنَا رَجُلٌ يَسُوقُ بَقَرَةً إِذْ
رَكِبَهَا فَضَرَبَهَا، فَقَالَتْ: إِنَّا لَمْ نُخْلَقْ لِهَذَا، إِنَّمَا خُلِقْنَا
لِلْحَرْثِ "
"Ada orang yang sedang menggiring sapi betina lalu ketika
ditungganginya dia memukul sapi tersebut, lalu sapi itu berbicara; "Aku
diciptakan bukan untuk dipukuli seperti ini, tapi aku diciptakan untuk membantu
pengembangan sawah ladang".
Lalu orang-orang berkata; "Maha suci Allah, sapi dapat
berbicara?".
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" فَإِنِّي أُومِنُ بِهَذَا، أَنَا وَأَبُو
بَكْرٍ، وَعُمَرُ "
"Aku beriman tentang kejadian itu, begitu juga Abu Bakar dan
'Umar".
Saat itu Abu Bakr dan Umar tidak hadir.
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" وَبَيْنَمَا رَجُلٌ فِي غَنَمِهِ إِذْ
عَدَا الذِّئْبُ، فَذَهَبَ مِنْهَا بِشَاةٍ، فَطَلَبَ حَتَّى كَأَنَّهُ اسْتَنْقَذَهَا
مِنْهُ، فَقَالَ لَهُ الذِّئْبُ هَذَا: اسْتَنْقَذْتَهَا مِنِّي، فَمَنْ لَهَا يَوْمَ
السَّبُعِ، يَوْمَ لاَ رَاعِيَ لَهَا غَيْرِي "
“Dan ada pula seseorang yang sedang bersama kambingnya lalu ada seekor
serigala yang akan memangsa kambingnya dan ketika serigala itu membawanya
kabur, orang itu mencarinya seakan dia mengawasi kambingnya dari ancaman
serigala maka serigala itu berbicara kepadanya; "Kini kamu merasa
menjaganya dari aku tapi siapa yang menjaganya pada hari berburu saat tidak ada
pengembala yang mengawasinya?".
Lalu orang-orang berkata; "Maha suci Allah, serigala dapat
berbicara?".
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«فَإِنِّي أُومِنُ بِهَذَا أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ
وَعُمَرُ»
"Aku beriman tentang kejadian itu, begitu juga Abu Bakar dan
'Umar".
Saat itu keduanya (Abu Bakr dan Umar) tidak hadir. [Shahih Bukhari dan
Muslim]
Beberapa pendapatnya mendapat
persetujuan langsung dari Allah
Dari Anas bin Malik -radhiyallahu 'anhu-; Umar bin Khathab
-radhiyallahu 'anhu- berkata:
" وَافَقْتُ رَبِّي فِي ثَلاَثٍ: فَقُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَوِ اتَّخَذْنَا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى، فَنَزَلَتْ:
{وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى} [البقرة: 125] وَآيَةُ الحِجَابِ،
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَوْ أَمَرْتَ نِسَاءَكَ أَنْ يَحْتَجِبْنَ، فَإِنَّهُ
يُكَلِّمُهُنَّ البَرُّ وَالفَاجِرُ، فَنَزَلَتْ آيَةُ الحِجَابِ، وَاجْتَمَعَ نِسَاءُ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الغَيْرَةِ عَلَيْهِ، فَقُلْتُ لَهُنَّ:
{عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبَدِّلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ}،
فَنَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ [صحيح البخاري]
"Pendapatku sesuai dengan ketetapan Rabbku
dalam tiga persoalan. (Yang pertama) ketika aku sampaikan kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, 'Wahai Rasulullah, seandainya Maqam Ibrahim kita jadikan
sebagai tempat shalat? Lalu turunlah ayat: '(Dan jadikanlah maqam Ibrahim
sebagai tempat shalat) ' (Qs. Al Baqarah: 125). Yang kedua tentang hijab.
Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, seandainya Tuan perintahkan isteri-isteri Tuan
untuk berhijab karena yang berkomunikasi dengan mereka ada orang yang shalih
dan juga ada yang fajir (suka bermaksiat).' Maka turunlah ayat hijab. Dan yang
ketiga, saat isteri-isteri beliau cemburu kepada beliau (sehingga banyak yang
membangkang), aku katakan kepada mereka, 'Semoga bila Beliau menceraikan kalian
Rabbnya akan menggantinya dengan isteri-isteri yang lebih baik dari kalian.'
Maka turunlah ayat tentang masalah ini." [Shahih Bukhari]
Ibnu 'Umar radhiallahu 'anhuma berkata;
"Ketika Abdullah bin Ubay meninggal dunia, anak laki-lakinya -yaitu
Abdulah bin Abdullah- datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
maka beliau berikan bajunya dan beliau perintahkannya untuk
mengafani ayahnya dengan bajunya tersebut. Lalu Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menshalati jenazah ayah Abdullah bin Abdullah bin Ubbay.
Hingga akhirnya Umar menarik baju Rasulullah seraya berkata; "Ya
Rasulullah, apakah engkau akan menshalati jenazah Abdullah bin Ubay sedangkan
dia itu orang munafik? Padahal Allah telah melarang engkau memintakan ampun
untuknya?"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab:
" إِنَّمَا خَيَّرَنِي اللَّهُ - أَوْ أَخْبَرَنِي
اللَّهُ - فَقَالَ: {اسْتَغْفِرْ لَهُمْ، أَوْ لاَ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ، إِنْ تَسْتَغْفِرْ
لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً فَلَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ} [التوبة: 80] فَقَالَ سَأَزِيدُهُ
عَلَى سَبْعِينَ "
"Sesungguhnya Allah -subhanahu wa ta'ala-
telah memberikan pilihan kepadaku atau mengabariku." Lalu beliau
membacakan ayat yang berbunyi; {Kamu memohonkun ampun bagi orang-orang munafik
atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka, maka hal itu adalah sama saja.
sekalipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali sekali-kali Allah
tidak akan mengampuni mereka} (Qs. At-Taubah 9: 80). Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: Aku akan menambah istighfar lebih dari tujuh
puluh kali untuknya."
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
tetap saja menshalatinya dan kami pun shalat bersamanya hingga Allah menurunkan
ayat Al Qur'an:
{وَلاَ تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا،
وَلاَ تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَاتُوا
وَهُمْ فَاسِقُونَ} [التوبة: 84]
Janganlah kamu sekali-kali menshalati jenazah
seorang di antara orang-orang munafik dan janganlah kamu berdiri di atas
kuburnya, sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka
mati dalam keadaan munafiq. (Qs. At-Taubah 9: 84). [Shahih Bukhari]
Kebenaran selalu terucap darinya
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-;
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّهُ قَدْ كَانَ فِيمَا مَضَى قَبْلَكُمْ
مِنَ الأُمَمِ مُحَدَّثُونَ، وَإِنَّهُ إِنْ كَانَ فِي أُمَّتِي هَذِهِ مِنْهُمْ فَإِنَّهُ
عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ " [صحيح البخاري
ومسلم]
"Sungguh telah ada pada setiap umat-umat
sebelum kalian para muhaddats (orang-orang yang selalu berpandangan
lurus/punya firasat tinggi) dan seandainya mereka ada pada umatku ini tentu dia
adalah 'Umar bin Al Khaththab -radhiyallahu 'anhu-". [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Dari Ibnu Umar -radhiyallahu 'anhuma-;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ جَعَلَ الحَقَّ عَلَى لِسَانِ
عُمَرَ وَقَلْبِهِ» [سنن الترمذي:
صحيح]
"Sesungguhnya Allah -ta'ala- telah
menempatkan kebenaran pada ucapan dan hatinya Umar."
Ibnu Umar berkata; "Tidaklah suatu perkara
terjadi pada suatu masyarakat, kemudian mereka memberi tanggapan, dan Umar
memberi tanggapan lain, kecuali Al-Quran turun seperti yang diucapkan
Umar." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Kehebatan dalam memimpin sebagai khalifah
Dari Abdullah bin Umar -radhiyallahu
'anhuma-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«أُرِيتُ كَأَنِّي أَنْزِعُ بِدَلْوِ بَكْرَةٍ
عَلَى قَلِيبٍ، فَجَاءَ أَبُو بَكْرٍ فَنَزَعَ ذَنُوبًا أَوْ ذَنُوبَيْنِ، فَنَزَعَ
نَزْعًا ضَعِيفًا وَاللهُ، تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَغْفِرُ لَهُ، ثُمَّ جَاءَ عُمَرُ،
فَاسْتَقَى فَاسْتَحَالَتْ غَرْبًا، فَلَمْ أَرَ عَبْقَرِيًّا مِنَ النَّاسِ يَفْرِي
فَرْيَهُ، حَتَّى رَوِيَ النَّاسُ وَضَرَبُوا الْعَطَنَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Dalam tidurku, aku bermimpi menarik timba
(mengambil air) untuk memberi minum unta dari suatu sumur. Kemudian Abu Bakr
datang lalu menarik (mengambil air) satu atau dua timba dan pada tarikannya itu
ada kelemahan dan Allah mengampuninya. Kemudian 'Umar bin Al Khaththab datang
lalu mengambil timba tersebut sehingga dapat mengambil air yang banyak. Aku
belum pernah melihat di kalangan manusia ada orang yang berbuat saperti apa
yang diperbuat olehnya lalu memberi minum unta-unta hingga manusia menjadi puas
karenanya". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu
sebagai pintu yang menutup cobaan besar yang akan menimpa umat Islam
Dari Hudzaifah radhiyallahu
‘anhu; Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya: Siapa yang menghafal satu
hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang fitnah (cobaan)?
Hudzaifah -radhiyallahu
'anhu- berkata: Aku mendengar beliau bersabda:
«فِتْنَةُ
الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَجَارِهِ، تُكَفِّرُهَا الصَّلاَةُ
وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ»
“Fitnah (cabaan) seseorang pada
keluarganya, harta, dan tetangganya; dihapuskan dosa-dosanya oleh ibadah
shalat, puasa, dan sedekah”
Umar berkata: Bukan ini yang aku
tanyakan, aku bertanya tentang cobaan yang sangat besar bagaikan badai yang
bergemuruh di lautan.
Hudzaifah berkata: Sesungguhnya
antara engau dan kejadian itu ada pintu yang tertutup.
Umar bertanya: Apakah nanti pintu
itu akan terbuka atau rusak?
Hudzaifah menjawab: Akan rusak.
Umar berkata: Itu berarti tidak
akan tertutup lagi sampai hari kiamat.
Perawi (Abu Wail) berkata: Maka
kami meminta kepada Masruuq: Tanyakan kepada Hudzaifah, apakah Umar tahu siapa
sebenarnya yang dimaksud dengan pintu itu?
Maka Masruq menanyakannya, dan
Hudzaifah menjawab: Iya, Umar tahu sebagaimana ia tahu bahwa setelah siang ada
malam.
Dalam riwayat lain, Hudzaifah berkata:
Pintu itu adalah Umar. [Shahih Bukhari]
Mendapat predikat syahid
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Bahwasanya Nabis shallallahu
‘alaihi wa sallam mendaki bukit Uhud bersama Abu Bakr, Umar, dan Utsman.
Tiba bukit Uhud bergetar karena mereka, maka Rasulullah bersabda:
«اثْبُتْ
أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ، وَصِدِّيقٌ، وَشَهِيدَانِ» [صحيح البخاري]
“Tenanglah wahai Uhud, karena sesungguhnya di atasmu hanya ada seorang
Nabi, shiddiiq, dan dua orang syahid”. [Sahih Bukhari]
Rumah dalam surga
Dari Jabir bin Abdillah -radhiyallahu
'anhuma-; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"
رَأَيْتُنِي دَخَلْتُ الجَنَّةَ، فَإِذَا أَنَا بِالرُّمَيْصَاءِ، امْرَأَةِ أَبِي
طَلْحَةَ، وَسَمِعْتُ خَشَفَةً، فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ فَقَالَ: هَذَا بِلاَلٌ، وَرَأَيْتُ
قَصْرًا بِفِنَائِهِ جَارِيَةٌ، فَقُلْتُ: لِمَنْ هَذَا؟ فَقَالَ: لِعُمَرَ، فَأَرَدْتُ
أَنْ أَدْخُلَهُ فَأَنْظُرَ إِلَيْهِ، فَذَكَرْتُ غَيْرَتَكَ " فَقَالَ عُمَرُ:
بِأَبِي وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعَلَيْكَ أَغَارُ [صحيح البخاري ومسلم]
"Aku bermimpi memasuki surga. Di sana aku bertemu Ar-Rumaishaa’,
yaitu istri dari Abu Thalhah lalu aku mendengar suara langkah sandal. Aku bertanya;
"Siapakah dia?".
Dia menjawab; "Dia adalah Bilal".
Kemudian
aku melihat istana yang di halamannya ada seorang sahaya wanita. Aku bertanya:
"Untuk siapakah istana itu?".
Dia menjawab; "Untuk 'Umar".
Semula aku ingin masuk ke dalam istana itu untuk melihat-lihat namun aku
teringat kecemburuanmu".
Maka 'Umar berkata; "Demi engaku kukorbankan
bapak dan ibuku, wahai Rasulullah, apakah aku mesti cemburu kepadamu?".
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Tempat tertinggi di surga
Dari Abu Sa'id radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ
أَهْلَ الدَّرَجَاتِ الْعُلَى لَيَرَوْنَ مَنْ فَوْقَهُمْ، كَمَا تَرَوْنَ الْكَوْكَبَ
الدُّرِّيَّ فِي أُفُقِ السَّمَاءِ، وَإِنَّ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ مِنْهُمْ وَأَنْعَمَا»
"Sesungguhnya, penghuni
derajat yang paling tinggi (di surga), mereka dapat melihat orang-orang yang
ada di atasnya sebagaimana kalian dapat melihat bintang yang terbit di ufuk
langit, dan Abu Bakar dan Umar adalah termasuk mereka yang mendapatkan nikmat tersebut
dan lebih lagi." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
Bersungguh-sungguh dalam setiap urusan dan sangat
dermawan
Aslam Al-Qurasyiy –rahimahullah-
berkata:Ibnu 'Umar radhiallahu 'anhuma bertanya kepadaku tentang
sebagian aktifitas yang biasa dilakukan 'Umar radhiallahu 'anhu, maka aku
mengabarkan kepadanya;
«مَا
رَأَيْتُ أَحَدًا قَطُّ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ
حِينَ قُبِضَ، كَانَ أَجَدَّ وَأَجْوَدَ حَتَّى انْتَهَى مِنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ»
"Tidak pernah aku melihat
seorangpun setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang lebih
bersungguh-sungguh dan lebih dermawan (dalam harta) hingga meninggal dunia
daripada 'Umar bin Al Khaththab". [Shahih Bukhari]
Wallahu a’lam!
Referensi:
الصحيح المسند من فضائل الصحابة للشيخ مصطفى
العدوي حفظه الله
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...