بسم الله الرحمن الرحيم
Imam
Bukhari -rahimahullah- berkata:
بَابُ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الكِتَابَ»
Bab: Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam: “Ya Allah, ajarkanlah dia Al-Kitab".
Dalam bab ini, imam Bukhari memberikan
isyarat terhadap bab sebelumnya, bahwa diantara sebab keunggulan Ibnu ‘Abbas
dari Al-Hurr bin Qais adalah adanya do’a Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
untuk Ibnu ‘Abbas agar diberi ilmu oleh Allah subhanahu wata’alla.
75 - حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ [عبد الله بن
عمرو المُقْعَد]، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الوَارِثِ [بن سعيد]، قَالَ:
حَدَّثَنَا خَالِدٌ [بن مهران الحذّاء]، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
قَالَ: ضَمَّنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ:
«اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الكِتَابَ»
Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar
[Abdullah bin ‘Amr Al-Muq’ad] berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdul
Warits [bin Sa’id], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Khalid [bin
Mihran Al-Haddza’], dari 'Ikrimah, dari Ibnu 'Abbas, ia berkata: Pada
suatu hari Rasulullah ﷺ mendekapku lalu bersabda, "Ya Allah, ajarkanlah dia
Kitab".
Penjelasan
singkat hadits ini:
- Biografi Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Beliau adalah anak paman Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Lahir di Mekah tiga tahun sebelum hijrah Nabi.
Ia digelari “Al-Bahr” dan “Al-Habr” karena
keluasan ilmunya. Salah seroang sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits,
dan salah seorang “Al-‘Abaadilah” yang ahli fiqhi dari kalangan sahabat.
Beliau berumur tiga belas tahun ketika Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, dan ia sendiri wafat pada tahun 68
hijriyah di Thaif dalam usianya yang ke 71 atau 72 tahun.
Lihat: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas
- Hadits ini punya sebab wurud.
Ibnu
'Abbas radhiyallahu 'anhuma
berkata: Pernah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi tempat buang hajat, lalu aku menyiapkan untuknya bejana berisi
air.
Beliau
lantas bertanya:
مَنْ وَضَعَ هَذَا؟
"Siapa
yang meletakkan ini?"
Aku
lalu memberitahukannya, maka beliau pun bersabda:
«اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ
فِي الدِّينِ» [صحيح البخاري]
"Ya
Allah pandaikanlah dia dalam agama." [Sahih Bukhari]
- Membalas kebaikan walau dengan do’a.
Abdullah bin Umar radhiallahu
'anhuma berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا
مَا تُكَافِئُونَهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ»
"Barangsiapa yang berbuat
kebaikan kepada kalian maka balaslah, kemudian apabila kalian tidak mendapat
sesuatu untuk membalasnya maka doakanlah dia hingga kalian melihat bahwa kalian
telah membalasnya." [Sunan Abi Daud: Shahih]
- Rasulullah mendo’akan ilmu untuk Ibnu ‘Abbas
sebanyak dua kali.
Ibnu
Abbas radhiyallahu 'anhuma
berkata:
«دَعَا
لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُؤْتِيَنِي اللَّهُ الحِكْمَةَ
مَرَّتَيْنِ» [سنن الترمذي:
صحيح]
"Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akanku agar Allah memberiku Al Hikmah
hingga dua kali." [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Ø
Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma berkata:
" أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ، فَصَلَّيْتُ خَلْفَهُ، فَأَخَذَ
بِيَدِي، فَجَرَّنِي، فَجَعَلَنِي حِذَاءَهُ، فَلَمَّا أَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى صَلاتِهِ، خَنَسْتُ، فَصَلَّى رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ لِي: «مَا
شَأْنِي أَجْعَلُكَ حِذَائِي فَتَخْنِسُ؟» ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
أَوَيَنْبَغِي لِأَحَدٍ أَنْ يُصَلِّيَ حِذَاءَكَ، وَأَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ
الَّذِي أَعْطَاكَ اللَّهُ؟ قَالَ: فَأَعْجَبْتُهُ، فَدَعَا اللَّهَ لِي أَنْ
يَزِيدَنِي عِلْمًا وَفَهْمًا، قَالَ: ثُمَّ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نَامَ حَتَّى سَمِعْتُهُ يَنْفُخُ، ثُمَّ أَتَاهُ بِلالٌ، فَقَالَ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، الصَّلاةَ. فَقَامَ فَصَلَّى، مَا أَعَادَ وُضُوءًا "
Aku
mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada akhir malam,
lalu aku shalat di belakang beliau, kemudian beliau meraih tanganku hingga
menempatkanku sejajar dengan beliau. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam kembali pada shalatnya, aku mundur, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam melanjutkan shalatnya. Selesai shalat beliau bertanya
kepadaku: "Aku telah menempatkanmu sejajar denganku, namun mengapa engkau
mundur?
Aku
menjawab; Wahai Rasulullah, apakah pantas bagi seseorang shalat sejajar dengan
engkau, padahal engkau adalah Rasulullah yang telah Allah anugerahkan kepadamu?
Rupanya
Beliau kagum kepadaku karena ucapanku, lalu beliau berdoa untukku agar Allah
menambahkan ilmu dan pemahaman kepadaku.
Ibnu
Abbas berkata; Kemudian aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
tidur hingga aku mendengar dari beliau tarikan suara nafasnya, kemudian Bilal
datang dan berkata; Wahai Rasulullah, ayo dirikan shalat. Maka beliau berdiri
lalu shalat tanpa mengulangi wudlu. [Musnad Ahmad: Sahih]
Ø
Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan
tangannya di atas bahuku atau di atas pundaku, kemudian beliau berdoa;
«اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ
فِي الدِّينِ، وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ» [مسند أحمد: صحيح]
“Ya
Allah fahamkanlah ia terhadap agama dan ajarilah ia ta`wil (penafsiran)."
[Musnad Ahmad: Sahih]
- Selain karena do’a Nabi, Ibnu ‘Abbas memiliki
ilmu yang luas karena semangatnya dalam menuntut ilmu.
Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma ia berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
wafat, aku mengatakan kepada seorang kabilah Anshar:
يَا فُلَانُ هَلُمَّ فَلْنَسْأَلْ أَصْحَابَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِنَّهُمُ الْيَوْمَ كَثِيرٌ
'Wahai fulan, kemarilah, mari kita bertanya
kepada para sahabat Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam, jumlah mereka sekarang
banyak.'
Ia berkomentar:
واعجبًا لَكَ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ، أَتَرَى النَّاسَ
يَحْتَاجُونَ إِلَيْكَ، وَفِي النَّاسِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ تَرَى؟
'Aneh sekali kamu ini hai Ibnu Abbas radliallahu
'anhu, Apakah kamu melihat orang-orang membutuhkan kamu, sementara dalam
orang-orang ada para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang
kamu lihat? ',
Maka orang itu mengabaikan ajakanku, dan aku
menuju apa yang aku cari. Jika aku peroleh informasi suatu hadits pada
seseorang, segera aku temui, dan ia sementara tidur siang. Maka aku
(menunggunya) menjadikan selendangku untuk bantal di depan pintu rumahnya,
namun angin berhembus sampai debu mengenai wajahku, kemudian ia keluar dan
melihatku', ia berkata:
يَا ابْنَ عَمِّ رَسُولِ اللَّهِ مَا جَاءَ بِكَ؟
أَلَا أَرْسَلْتَ إِلَيَّ فَآتِيَكَ؟
'Wahai anak paman Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam, apa yang membuatmu datang (ke sini)? Mengapa
tidak kamu utus seseorang dan aku saja yang menemuimu? '
Aku menjawab:
لَا، أَنَا أَحَقُّ أَنْ آتِيَكَ
“Tidak, aku lebih layak untuk menemuimu!”, lalu
aku menanyakannya suatu hadits.
Ibnu Abbas berkata: 'Orang yang aku ajak masih
hidup hingga ia melihatku dikunjungi orang banyak (utuk menggali ilmu) ',
kemudian orang tersebut berkata: 'Pemuda ini memang lebih cerdas dibandingkan
aku' ". [Sunan Ad-Darimiy: Sahih]
- Karena keluasan ilmu Ibnu ‘Abbas, Umar bin
Khathab mengikutkannya dalam majlis orang dewasa.
Ibnu
Abbas radhiallahu 'anhuma
berkata: Umar Pernah mengajakku dalam sebuah majlis orang dewasa, sehingga
sebagian sahabat bertanya:
لِمَ تُدْخِلُ
هَذَا الفَتَى مَعَنَا وَلَنَا أَبْنَاءٌ مِثْلُهُ؟
"Mengapa
si anak kecil ini kau ikut sertakan, kami juga punya anak-anak kecil seperti
dia?"
Umar
menjawab:
«إِنَّهُ
مِمَّنْ قَدْ عَلِمْتُمْ»
"Sesungguhnya
ia seperti yang telah kalian ketahui"
Maka
suatu hari Umar mengundang mereka dan mengajakku bersama mereka. Seingatku,
Umar tidak mengajakku saat itu selain untuk mempertontonkan kepada mereka
kualitas keilmuanku. Lantas Umar bertanya;
مَا تَقُولُونَ
فِي {إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالفَتْحُ، وَرَأَيْتَ
النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا} حَتَّى خَتَمَ السُّورَةَ
Bagaimana
komentar kalian tentang ayat "Jika pertolongan Allah dan kemenangan
datang, dan kau lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
-hingga ahkir surat (An-Nashr 1-3)-”.
Sebagian
sahabat berkomentar: "Kita diperintahkan agar memuji Allah dan meminta
ampunan kepada-Nya, tepatnya ketika kita diberi pertolongan dan diberi
kemenangan."
Sebagian
lagi berkomentar; "Kalau kami nggak tahu." Atau bahkan tidak
berkomentar sama sekali.
Lantas
Umar bertanya kepadaku; "Wahai Ibnu Abbas, beginikah kamu berkomentar
mengenai ayat tadi?
Aku
menjawab: Tidak!
Umar
bertanya: Lalu komentarmu?
Ibnu
Abbas menjawab;
هُوَ أَجَلُ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْلَمَهُ اللَّهُ لَهُ: إِذَا جَاءَ نَصْرُ
اللَّهِ وَالفَتْحُ فَتْحُ مَكَّةَ، فَذَاكَ عَلاَمَةُ أَجَلِكَ: فَسَبِّحْ بِحَمْدِ
رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
"Surat
tersebut adalah pertanda wafat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
sudah dekat, Allah memberitahunya dengan ayatnya: "Jika telah datang
pertolongan Allah dan kemenangan", itu berarti penaklukan Makkah dan itulah
tanda ajalmu (Muhammad), karenanya "Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan
mohonlah ampunan, sesungguhnya Dia Maha Menerima taubat".
Umar
berkata:
«مَا
أَعْلَمُ مِنْهَا إِلَّا مَا تَعْلَمُ»
"Aku
tidak tahu penafsiran ayat tersebut selain seperti yang kamu (Ibnu Abbas)
ketahui." [Sahih Bukhari]
Ø
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu
'anhu berkata:
«نِعْمَ،
تُرْجُمَانُ الْقُرْآنِ ابْنُ عَبَّاسٍ» [مصنف ابن أبي شيبة: صحيح]
“Sebaik-baik
penafsir Al-Qur’an adalah Ibnu ‘Abbas”. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: Sahih]
- Hanya Allah yang memberi ilmu.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1)
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي
عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ} [العلق:
1 - 5]
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam*, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. [Al-'Alaq:
1-5]
- Berdo’a untuk diberi ilmu.
Allah subhanahu waa ta'aalaa
berfirman:
{وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا} [طه: 114]
Dan katakanlah: "Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." [Thaaha: 114]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering membaca do'a ini
...
اللَّهُمَّ انْفَعَنِيْ بِمَا عَلَّمْتَنِيْ ، وَعَلِّمْنِيْ مَا
يَنْفَعَنِيْ ، وَزِدْنِيْ عِلْمًا
"Ya Allah .. berikanlah aku
manfaat dari ilmu yang telah Engkau ajarkan padaku, dan ajarkanlah aku ilmu
yang bermanfaat untukku, dan tambahkanlah aku ilmu." [Sunan Tirmidzi:
Sahih]
Lihat: Bagaimana menuntut ilmu
- Mendo’akan orang lain agar diberi ilmu.
Dari Ubaiy bin Ka'b radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadanya:
«يَا أَبَا الْمُنْذِرِ، أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ
مَعَكَ أَعْظَمُ؟»
"Wahai Abu Al-Mudzir, tahukah
kamu ayat apa dalam Al-Qur'an yang kamu hafal yang paling mulia?"
Ubay menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih
tahu!
Rasulullah bertanya lagi:
«يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ
مَعَكَ أَعْظَمُ؟»
"Wahai Abu Al-Mudzir, tahukah
kamu ayat apa dalam Al-Qur'an yang kamu hafal yang paling mulia?"
Ubai menjawab:
{اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} [البقرة:
255]
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya). [Al-Baqarah: 255]
Ubai berkata: Lalu Rasulullah menepuk
dadaku dan berkata:
«وَاللهِ لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ» [صحيح
مسلم]
"Demi Allah, semoga Allah
memudahkan ilmu bagimu wahai Abu Al-Mundzir!" [Sahih Muslim]
- Ilmu yang terbaik adalah ilmu yang berkaitan
dengan Al-Qur’an.
Dari Utsman bin 'Affan radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» [صحيح
البخاري]
"Sebaik-baik kalian adalah
yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya". [Sahih Bukhari]
Lihat: Keistimewaan Al-Qur’an
- Kasih sayang Nabi shallallahu ‘alaih wasallam
kepada anak kecil.
Abu
Hurairah radhiyallahu
'anhu berkata:
«كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَيُدْلِعُ لِسَانَهُ لِلْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ، فَيَرَى الصَّبِيُّ
حُمْرَةَ لِسَانِهِ فَيَبْهَشُ إِلَيْهِ» [أخلاق النبي لأبي الشيخ الأصبهاني: حسنه الألباني]
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
pernah menjulurkan lidahnya kepada Al-Hasan bin ‘Ali, kemudian anak kecil itu
melihat merahnya lidah beliau maka ia ingin cepat menangkapnya”. [Ahkhak Nabi
karya Abu Asy-Syaikh: Hasan]
Lihat: Akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
- Boleh mencium dan memeluk anak kecil sebagai
kasih sayang.
Abu Hurairah radhiallahu'anhu
berkata:
قَبَّلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ وَعِنْدَهُ الأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ
التَّمِيمِيُّ جَالِسًا، فَقَالَ الأَقْرَعُ: إِنَّ لِي عَشَرَةً مِنَ الوَلَدِ
مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا، فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ: «مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Rasulullah ﷺ
pernah mencium Al-Hasan bin Ali sedangkan disamping beliau ada Al-Aqra' bin
Habis At-Tamimi sedang duduk, lalu Aqra' berkata, "Sesungguhnya aku
memiliki sepuluh orang anak, namun aku tidak pernah mencium mereka sekali pun,
maka Rasulullah ﷺ memandangnya dan
bersabda: "Barangsiapa tidak mengasihi maka ia tidak akan dikasihi."
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata;
كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
سُوقٍ مِنْ أَسْوَاقِ المَدِينَةِ، فَانْصَرَفَ فَانْصَرَفْتُ، فَقَالَ: «أَيْنَ
لُكَعُ - ثَلاَثًا - ادْعُ الحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ». فَقَامَ الحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ
يَمْشِي وَفِي عُنُقِهِ السِّخَابُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِيَدِهِ هَكَذَا، فَقَالَ الحَسَنُ بِيَدِهِ هَكَذَا، فَالْتَزَمَهُ
فَقَالَ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أُحِبُّهُ فَأَحِبَّهُ، وَأَحِبَّ مَنْ يُحِبُّهُ»
وَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: فَمَا كَانَ أَحَدٌ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنَ الحَسَنِ بْنِ
عَلِيٍّ، بَعْدَ مَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا
قَالَ
"Aku pernah bersama Nabi shallallahu
'alaihi wasallam di salah satu pasar Madinah, lalu beliau pergi dan akupun
ikut pergi bersama beliau, kemudian beliau bersabda: 'Dimanakah anak kecil,
-beliau memangil-manggil sampai tiga kali- Panggillah Al-Hasan bin Ali Lalu
datanglah Al-Hasan bin Ali sambil berjalan, sementara pada lehernya terdapat
sikha` (benang yang dibentuk semacam kalung), maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mendekapnya dan ia juga mendekap, lalu beliau bersabda:
'Ya Allah, sesungguhnya aku mencintainya maka cintailah ia dan cintailah orang-orang
yang mencintainya.'
Abu Hurairah mengatakan; 'Maka tidak ada
seorang pun yang lebih aku cintai daripada Al-Hasan bin Ali setelah aku
mendengar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersebut.'
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Ilmu bab 16; Perginya Musa shallallahu ‘alaihi wasallam ke laut untuk menemui Khidhr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...