Rabu, 16 Desember 2020

Kitab Ilmu bab 17; Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam “Ya Allah, ajarkanlah dia Al-Kitab"

 بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابُ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الكِتَابَ»

Bab: Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Ya Allah, ajarkanlah dia Al-Kitab".

Dalam bab ini, imam Bukhari memberikan isyarat terhadap bab sebelumnya, bahwa diantara sebab keunggulan Ibnu ‘Abbas dari Al-Hurr bin Qais adalah adanya do’a Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk Ibnu ‘Abbas agar diberi ilmu oleh Allah subhanahu wata’alla.

75 - حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ [عبد الله بن عمرو المُقْعَد]، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الوَارِثِ [بن سعيد]، قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِدٌ [بن مهران الحذّاء]، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: ضَمَّنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ: «اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الكِتَابَ»

Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar [Abdullah bin ‘Amr Al-Muq’ad] berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdul Warits [bin Sa’id], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Khalid [bin Mihran Al-Haddza’], dari 'Ikrimah, dari Ibnu 'Abbas, ia berkata: Pada suatu hari Rasulullah mendekapku lalu bersabda, "Ya Allah, ajarkanlah dia Kitab".

Penjelasan singkat hadits ini:

  1. Biografi Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Abdullah bin ‘Abbas bin Abdul Muthalib Al-Qurasyiy Al-Haasyimiy, Abu Al-‘Abbas Al-Madaniy radhiyallahu ‘anhuma.

Beliau adalah anak paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lahir di Mekah tiga tahun sebelum hijrah Nabi.

Ia digelari “Al-Bahr” dan “Al-Habr” karena keluasan ilmunya. Salah seroang sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits, dan salah seorang “Al-‘Abaadilah” yang ahli fiqhi dari kalangan sahabat.

Beliau berumur tiga belas tahun ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, dan ia sendiri wafat pada tahun 68 hijriyah di Thaif dalam usianya yang ke 71 atau 72 tahun.

Lihat: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas

  1. Hadits ini punya sebab wurud.

Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Pernah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi tempat buang hajat, lalu aku menyiapkan untuknya bejana berisi air.

Beliau lantas bertanya:

مَنْ وَضَعَ هَذَا؟

"Siapa yang meletakkan ini?"

Aku lalu memberitahukannya, maka beliau pun bersabda:

«اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ» [صحيح البخاري]

"Ya Allah pandaikanlah dia dalam agama." [Sahih Bukhari]

  1. Membalas kebaikan walau dengan do’a.

Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُونَهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ»

"Barangsiapa yang berbuat kebaikan kepada kalian maka balaslah, kemudian apabila kalian tidak mendapat sesuatu untuk membalasnya maka doakanlah dia hingga kalian melihat bahwa kalian telah membalasnya." [Sunan Abi Daud: Shahih]

  1. Rasulullah mendo’akan ilmu untuk Ibnu ‘Abbas sebanyak dua kali.

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:

«دَعَا لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُؤْتِيَنِي اللَّهُ الحِكْمَةَ مَرَّتَيْنِ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akanku agar Allah memberiku Al Hikmah hingga dua kali." [Sunan Tirmidziy: Sahih]

Ø  Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:

" أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ، فَصَلَّيْتُ خَلْفَهُ، فَأَخَذَ بِيَدِي، فَجَرَّنِي، فَجَعَلَنِي حِذَاءَهُ، فَلَمَّا أَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى صَلاتِهِ، خَنَسْتُ، فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ لِي: «مَا شَأْنِي أَجْعَلُكَ حِذَائِي فَتَخْنِسُ؟» ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَوَيَنْبَغِي لِأَحَدٍ أَنْ يُصَلِّيَ حِذَاءَكَ، وَأَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ الَّذِي أَعْطَاكَ اللَّهُ؟ قَالَ: فَأَعْجَبْتُهُ، فَدَعَا اللَّهَ لِي أَنْ يَزِيدَنِي عِلْمًا وَفَهْمًا، قَالَ: ثُمَّ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَامَ حَتَّى سَمِعْتُهُ يَنْفُخُ، ثُمَّ أَتَاهُ بِلالٌ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الصَّلاةَ. فَقَامَ فَصَلَّى، مَا أَعَادَ وُضُوءًا "

Aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada akhir malam, lalu aku shalat di belakang beliau, kemudian beliau meraih tanganku hingga menempatkanku sejajar dengan beliau. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali pada shalatnya, aku mundur, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan shalatnya. Selesai shalat beliau bertanya kepadaku: "Aku telah menempatkanmu sejajar denganku, namun mengapa engkau mundur?

Aku menjawab; Wahai Rasulullah, apakah pantas bagi seseorang shalat sejajar dengan engkau, padahal engkau adalah Rasulullah yang telah Allah anugerahkan kepadamu?

Rupanya Beliau kagum kepadaku karena ucapanku, lalu beliau berdoa untukku agar Allah menambahkan ilmu dan pemahaman kepadaku.

Ibnu Abbas berkata; Kemudian aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidur hingga aku mendengar dari beliau tarikan suara nafasnya, kemudian Bilal datang dan berkata; Wahai Rasulullah, ayo dirikan shalat. Maka beliau berdiri lalu shalat tanpa mengulangi wudlu. [Musnad Ahmad: Sahih]

Ø  Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan tangannya di atas bahuku atau di atas pundaku, kemudian beliau berdoa;

«اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ، وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ» [مسند أحمد: صحيح]

“Ya Allah fahamkanlah ia terhadap agama dan ajarilah ia ta`wil (penafsiran)." [Musnad Ahmad: Sahih]

  1. Selain karena do’a Nabi, Ibnu ‘Abbas memiliki ilmu yang luas karena semangatnya dalam menuntut ilmu.

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma ia berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wafat, aku mengatakan kepada seorang kabilah Anshar:

يَا فُلَانُ هَلُمَّ فَلْنَسْأَلْ أَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِنَّهُمُ الْيَوْمَ كَثِيرٌ

'Wahai fulan, kemarilah, mari kita bertanya kepada para sahabat Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam, jumlah mereka sekarang banyak.'

Ia berkomentar:

واعجبًا لَكَ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ، أَتَرَى النَّاسَ يَحْتَاجُونَ إِلَيْكَ، وَفِي النَّاسِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَرَى؟

'Aneh sekali kamu ini hai Ibnu Abbas radliallahu 'anhu, Apakah kamu melihat orang-orang membutuhkan kamu, sementara dalam orang-orang ada para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang kamu lihat? ',

Maka orang itu mengabaikan ajakanku, dan aku menuju apa yang aku cari. Jika aku peroleh informasi suatu hadits pada seseorang, segera aku temui, dan ia sementara tidur siang. Maka aku (menunggunya) menjadikan selendangku untuk bantal di depan pintu rumahnya, namun angin berhembus sampai debu mengenai wajahku, kemudian ia keluar dan melihatku', ia berkata:

يَا ابْنَ عَمِّ رَسُولِ اللَّهِ مَا جَاءَ بِكَ؟ أَلَا أَرْسَلْتَ إِلَيَّ فَآتِيَكَ؟

'Wahai anak paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apa yang membuatmu datang (ke sini)? Mengapa tidak kamu utus seseorang dan aku saja yang menemuimu? '

Aku menjawab:

لَا، أَنَا أَحَقُّ أَنْ آتِيَكَ

“Tidak, aku lebih layak untuk menemuimu!”, lalu aku menanyakannya suatu hadits.

Ibnu Abbas berkata: 'Orang yang aku ajak masih hidup hingga ia melihatku dikunjungi orang banyak (utuk menggali ilmu) ', kemudian orang tersebut berkata: 'Pemuda ini memang lebih cerdas dibandingkan aku' ". [Sunan Ad-Darimiy: Sahih]

  1. Karena keluasan ilmu Ibnu ‘Abbas, Umar bin Khathab mengikutkannya dalam majlis orang dewasa.

Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma berkata: Umar Pernah mengajakku dalam sebuah majlis orang dewasa, sehingga sebagian sahabat bertanya:

لِمَ تُدْخِلُ هَذَا الفَتَى مَعَنَا وَلَنَا أَبْنَاءٌ مِثْلُهُ؟

"Mengapa si anak kecil ini kau ikut sertakan, kami juga punya anak-anak kecil seperti dia?"

Umar menjawab:

«إِنَّهُ مِمَّنْ قَدْ عَلِمْتُمْ»

"Sesungguhnya ia seperti yang telah kalian ketahui"

Maka suatu hari Umar mengundang mereka dan mengajakku bersama mereka. Seingatku, Umar tidak mengajakku saat itu selain untuk mempertontonkan kepada mereka kualitas keilmuanku. Lantas Umar bertanya;

مَا تَقُولُونَ فِي {إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالفَتْحُ، وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا} حَتَّى خَتَمَ السُّورَةَ

Bagaimana komentar kalian tentang ayat "Jika pertolongan Allah dan kemenangan datang, dan kau lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, -hingga ahkir surat (An-Nashr 1-3)-”.

Sebagian sahabat berkomentar: "Kita diperintahkan agar memuji Allah dan meminta ampunan kepada-Nya, tepatnya ketika kita diberi pertolongan dan diberi kemenangan."

Sebagian lagi berkomentar; "Kalau kami nggak tahu." Atau bahkan tidak berkomentar sama sekali.

Lantas Umar bertanya kepadaku; "Wahai Ibnu Abbas, beginikah kamu berkomentar mengenai ayat tadi?

Aku menjawab: Tidak!

Umar bertanya: Lalu komentarmu?

Ibnu Abbas menjawab;

هُوَ أَجَلُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْلَمَهُ اللَّهُ لَهُ: إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالفَتْحُ فَتْحُ مَكَّةَ، فَذَاكَ عَلاَمَةُ أَجَلِكَ: فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

"Surat tersebut adalah pertanda wafat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sudah dekat, Allah memberitahunya dengan ayatnya: "Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan", itu berarti penaklukan Makkah dan itulah tanda ajalmu (Muhammad), karenanya "Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan, sesungguhnya Dia Maha Menerima taubat".

Umar berkata:

«مَا أَعْلَمُ مِنْهَا إِلَّا مَا تَعْلَمُ»

"Aku tidak tahu penafsiran ayat tersebut selain seperti yang kamu (Ibnu Abbas) ketahui." [Sahih Bukhari]

Ø  Abdullah bin Mas’ud radhiallahu 'anhu berkata:

«نِعْمَ، تُرْجُمَانُ الْقُرْآنِ ابْنُ عَبَّاسٍ» [مصنف ابن أبي شيبة: صحيح]

“Sebaik-baik penafsir Al-Qur’an adalah Ibnu ‘Abbas”. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: Sahih]

  1. Hanya Allah yang memberi ilmu.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ} [العلق: 1 - 5]

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam*, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. [Al-'Alaq: 1-5]

  1. Berdo’a untuk diberi ilmu.

Allah subhanahu waa ta'aalaa berfirman:

{وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا} [طه: 114]

Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." [Thaaha: 114]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering membaca do'a ini ...

اللَّهُمَّ انْفَعَنِيْ بِمَا عَلَّمْتَنِيْ ، وَعَلِّمْنِيْ مَا يَنْفَعَنِيْ ، وَزِدْنِيْ عِلْمًا

"Ya Allah .. berikanlah aku manfaat dari ilmu yang telah Engkau ajarkan padaku, dan ajarkanlah aku ilmu yang bermanfaat untukku, dan tambahkanlah aku ilmu." [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Lihat: Bagaimana menuntut ilmu

  1. Mendo’akan orang lain agar diberi ilmu.

Dari Ubaiy bin Ka'b radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadanya:

«يَا أَبَا الْمُنْذِرِ، أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ مَعَكَ أَعْظَمُ؟»

"Wahai Abu Al-Mudzir, tahukah kamu ayat apa dalam Al-Qur'an yang kamu hafal yang paling mulia?"

Ubay menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu!

Rasulullah bertanya lagi:

«يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ مَعَكَ أَعْظَمُ؟»

"Wahai Abu Al-Mudzir, tahukah kamu ayat apa dalam Al-Qur'an yang kamu hafal yang paling mulia?"

Ubai menjawab:

{اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} [البقرة: 255]

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). [Al-Baqarah: 255]

Ubai berkata: Lalu Rasulullah menepuk dadaku dan berkata:

«وَاللهِ لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ» [صحيح مسلم]

"Demi Allah, semoga Allah memudahkan ilmu bagimu wahai Abu Al-Mundzir!" [Sahih Muslim]

  1. Ilmu yang terbaik adalah ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an.

Dari Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» [صحيح البخاري]

"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya". [Sahih Bukhari]

Lihat: Keistimewaan Al-Qur’an

  1. Kasih sayang Nabi shallallahu ‘alaih wasallam kepada anak kecil.

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:

«كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُدْلِعُ لِسَانَهُ لِلْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ، فَيَرَى الصَّبِيُّ حُمْرَةَ لِسَانِهِ فَيَبْهَشُ إِلَيْهِ» [أخلاق النبي لأبي الشيخ الأصبهاني: حسنه الألباني]

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjulurkan lidahnya kepada Al-Hasan bin ‘Ali, kemudian anak kecil itu melihat merahnya lidah beliau maka ia ingin cepat menangkapnya”. [Ahkhak Nabi karya Abu Asy-Syaikh: Hasan]

Lihat: Akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

  1. Boleh mencium dan memeluk anak kecil sebagai kasih sayang.

Abu Hurairah radhiallahu'anhu berkata:

قَبَّلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ وَعِنْدَهُ الأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيمِيُّ جَالِسًا، فَقَالَ الأَقْرَعُ: إِنَّ لِي عَشَرَةً مِنَ الوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا، فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ: «مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Rasulullah pernah mencium Al-Hasan bin Ali sedangkan disamping beliau ada Al-Aqra' bin Habis At-Tamimi sedang duduk, lalu Aqra' berkata, "Sesungguhnya aku memiliki sepuluh orang anak, namun aku tidak pernah mencium mereka sekali pun, maka Rasulullah memandangnya dan bersabda: "Barangsiapa tidak mengasihi maka ia tidak akan dikasihi." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata;

كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سُوقٍ مِنْ أَسْوَاقِ المَدِينَةِ، فَانْصَرَفَ فَانْصَرَفْتُ، فَقَالَ: «أَيْنَ لُكَعُ - ثَلاَثًا - ادْعُ الحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ». فَقَامَ الحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ يَمْشِي وَفِي عُنُقِهِ السِّخَابُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ هَكَذَا، فَقَالَ الحَسَنُ بِيَدِهِ هَكَذَا، فَالْتَزَمَهُ فَقَالَ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أُحِبُّهُ فَأَحِبَّهُ، وَأَحِبَّ مَنْ يُحِبُّهُ» وَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: فَمَا كَانَ أَحَدٌ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنَ الحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ، بَعْدَ مَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا قَالَ

"Aku pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di salah satu pasar Madinah, lalu beliau pergi dan akupun ikut pergi bersama beliau, kemudian beliau bersabda: 'Dimanakah anak kecil, -beliau memangil-manggil sampai tiga kali- Panggillah Al-Hasan bin Ali Lalu datanglah Al-Hasan bin Ali sambil berjalan, sementara pada lehernya terdapat sikha` (benang yang dibentuk semacam kalung), maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendekapnya dan ia juga mendekap, lalu beliau bersabda: 'Ya Allah, sesungguhnya aku mencintainya maka cintailah ia dan cintailah orang-orang yang mencintainya.'

Abu Hurairah mengatakan; 'Maka tidak ada seorang pun yang lebih aku cintai daripada Al-Hasan bin Ali setelah aku mendengar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersebut.' [Shahih Bukhari dan Muslim]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Ilmu bab 16; Perginya Musa shallallahu ‘alaihi wasallam ke laut untuk menemui Khidhr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...