Kamis, 08 Agustus 2019

Syarah Kitab Tauhid bab (3); Siapa yang mengaplikasikan tauhid akan masuk surga tanpa perhitungan

بسم الله الرحمن الرحيم



Dalam bab ini syekh Muhammad bin Abdil Wahhab –rahimahullah- menyebutkan 2 ayat dan 1 hadits:
1)      Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِّلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [النحل : 120]
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan). [An-Nahl: 120]
2)      Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{إِنَّ الَّذِينَ هُم مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِم مُّشْفِقُونَ (57) وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ (58) وَالَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ (59) وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (60) أُولَٰئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ} [المؤمنون : 57-61]
Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,  mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. [Al-Mu'minuun: 5-61]
Hushain bin Abdurrahman radhiyallahu 'anhu berkata:
كُنْتُ عِنْدَ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ فَقَالَ: أَيُّكُمْ رَأَى الْكَوْكَبَ الَّذِي انْقَضَّ الْبَارِحَة؟َ قُلْت:ُ أَنَا، ثُمَّ قُلْت:ُ أَمَا إِنِّي لَمْ أَكُنْ فِي صَلَاةٍ، وَلَكِنِّي لُدِغْت.ُ قَالَ: فَمَاذَا صَنَعْت؟َ قُلْت:ُ اسْتَرْقَيْتُ! قَال:َ فَمَا حَمَلَكَ عَلَى ذَلِكَ؟ قُلْتُ: حَدِيثٌ حَدَّثَنَاهُ الشَّعْبِي!ُّ فَقَال:َ وَمَا حَدَّثَكُمْ الشَّعْبِيُّ؟ قُلْتُ: حَدَّثَنَا عَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ حُصَيْبٍ الْأَسْلَمِيِّ أَنَّهُ قَال: "َ لَا رُقْيَةَ إِلَّا مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمَةٍ  " 
فَقَال:َ قَدْ أَحْسَنَ مَنْ انْتَهَى إِلَى مَا سَمِع،َ وَلَكِنْ حَدَّثَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ، فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْط،ُ وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلَانِ، وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ. إِذْ رُفِعَ لِي سَوَادٌ عَظِيمٌ، فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِي، فَقِيلَ لِي: هَذَا مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَوْمُه،ُ وَلَكِنْ انْظُرْ إِلَى الْأُفُق!ِ فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ. فَقِيلَ لِي: انْظُرْ إِلَى الْأُفُقِ الْآخَر!ِ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيم،ٌ فَقِيلَ لِي: هَذِهِ أُمَّتُك،َ وَمَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ  "
ثُمَّ نَهَضَ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ فَخَاضَ النَّاسُ فِي أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ. فَقَالَ بَعْضُهُمْ: فَلَعَلَّهُمْ الَّذِينَ صَحِبُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم.َ وَقَالَ بَعْضُهُم:ْ فَلَعَلَّهُمْ الَّذِينَ وُلِدُوا فِي الْإِسْلَامِ وَلَمْ يُشْرِكُوا بِاللَّهِ. وَذَكَرُوا أَشْيَاء،َ فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَال:َ مَا الَّذِي تَخُوضُونَ فِيه؟ِ فَأَخْبَرُوهُ فَقَالَ: " هُمْ الَّذِينَ لَا يَرْقُونَ وَلَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ  "
فَقَامَ عُكَّاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ فَقَالَ: ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُم!ْ فَقَال:َ أَنْتَ مِنْهُم.ْ ثُمَّ قَامَ رَجُلٌ آخَرُ فَقَال:َ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُم!ْ فَقَالَ: " سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ  "
‘Aku sedang bersama Said bin Jubair, dia berkata, 'Siapa di antara kalian yang tadi malam melihat bintang jatuh?’
Aku menjawab; ‘Aku, namun aku tidak dalam shalat, sebab aku disengat (binatang).'
Sa'id berkata; ‘Lantas apa yang kamu perbuat?’
Aku menjawab; ‘Aku meminta untuk diruqyah.'
Sa'id bertanya; 'Apa yang membuatmu melakukan hal itu?’
Aku menjawab; ‘Satu hadits yang diceritakan Asy Sya'bi.'
Sa'id bertanya; 'Apa yang diceritakan Asy Sya'bi.'
Aku menjawab; ‘Dia telah menceritakan kepada kami dari Buraidah bin Hushaib al Aslami, bahwa dia berkata; ‘Tidak ada ruqyah kecuali disebabkan oleh penyakit ain dan racun."
Sa'id menjawab, "Telah berbuat baik orang melaksanakan sesuai apa yang telah ia dengar, akan tetapi Ibnu Abbas -radhiyallahu 'anhu- telah menceritakan kepada kami dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda; Beberapa umat ditunjukkan kepadaku. Maka aku melihat seorang nabi bersama sekelompok kecil, ada lagi nabi yang disertai seorang atau dua orang dan ada pula nabi yang tidak disertai seorang pun. Tiba-tiba ditunjukkan kepadaku kelompok besar. Aku menyangka mereka adalah umatku. Namun dijelaskan: ‘Ini adalah Musa dan kaumnya. Lihatlah ke ufuk!’ Aku memandang ke ufuk, ternyata ada kelompok yang lebih besar. Dijelaskan lagi kepadaku: Pandanglah ke ufuk yang lain. Ternyata ada sekelompok yang lebih besar lagi. Dijelaskan padaku: ‘Ini adalah umatmu. Di antara mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan siksa.’”
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beranjak dan masuk ke rumahnya. Para sahabat membicarakan siapa yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa siksa. Sebagian berkata: Barangkali mereka adalah orang-orang yang selalu menyertai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Sebagian lagi berkata: Mungkin mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak menyekutukan Allah. Mereka saling mengemukakan pendapat masing-masing. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar, beliau bertanya: “Apa yang kalian bicarakan?”
Mereka memberitahu kepada beliau apa yang sedang mereka perbincangkan, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta untuk di ruqyah, tidak bertathayyur dan hanya kepada Rabb mereka bertawakal.”
Ukasyah bin Mihshan radhiyallahu 'anhu berdiri dan berkata: ‘Berdoalah kepada Allah semoga menjadikanku termasuk di antara mereka.’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Engkau termasuk di antara mereka.”
Kemudian yang lain berdiri dan berkata: ‘Berdoalah kepada Allah, semoga menjadikanku bagian dari mereka.’
Beliau bersabda: “Kamu telah didahului Ukasyah.” [Shahih Muslim]
Dari ayat dan hadits di atas, syekh menyebutkan 22 faidah:
1.      Mengetahui tingkatan manusia dalam tauhid.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا} [الفرقان : 43]
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? [Al-Furqaan: 43]
2.      Makna aplikasi tauhid, yaitu memurnikannya dari segala bentuk syirik.
3.      Pujian Allah kepada Nabi Ibrahim karena tidak menyekutukan Allah.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن شَيْءٍ ۖ رَّبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ} [الممتحنة : 4]
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali". [Al-Mumtahanah: 4]
4.      Pujian Allah kepada para wali-Nya karena selamat dari perbuatan syirik.
Aisyah radhiyallahu 'anha, istri Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang ayat ini:
{ وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ }
"Dan orang-orang yang memberikan apa yang Rabb mereka berikan, dengan hati yang takut" (Al Mu'minuun: 60)
Aisyah bertanya: Apa mereka orang-orang yang meminum khamar dan mencuri?
Beliau menjawab:
لَا يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ وَلَكِنَّهُمْ الَّذِينَ يَصُومُونَ وَيُصَلُّونَ وَيَتَصَدَّقُونَ وَهُمْ يَخَافُونَ أَنْ لَا يُقْبَلَ مِنْهُمْ أُولَئِكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ
Bukan, wahai putri Ash-Shiddiq, tapi mereka adalah orang-orang yang puasa, shalat dan bersedekah, mereka takut kalau amalan mereka tidak diterima. Mereka itulah orang yang bersegera dalam kebaikan." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
5.      Diantara bentuk aplikasi tauhid adalah tidak meminta ruqyah dan tidak berobat dengan api panas (kai').
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata:
{وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ} [الشعراء : 80]
Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. [Asy-Syu'araa': 80]
6.      Inti aplikasi tauhid adalah senantiasa tawakkal kepada Allah.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{فَإِن تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ} [التوبة: 129]
Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung". [At-Taubah: 129]
7.      Dalamnya ilmu sahabat Nabi karena mereka tahu bahwa keutamaan masuk surga tanpa perhitungan (hisab) tidak bisa didapat kecuali dengan beramal.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ} [النجم : 39]
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. [An-Najm: 39]
● Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ خَافَ أَدْلَجَ وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ الْمَنْزِلَ أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ غَالِيَةٌ أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ الْجَنَّةُ
"Barangsiapa yang takut maka dia berjalan, dan barangsiapa yang berjalan niscaya dia akan sampai ke tempat tinggal, ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu sangat mahal, ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu adalah surga." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
8.      Semangat sahabat Nabi untuk mendapatkan kebaikan.
Dari Sahal bin Sa'ad radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ketika perang Khaibar:
لَأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ غَدًا رَجُلًا يُفْتَحُ عَلَى يَدَيْهِ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيُحِبُّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ
"Sungguh bendera perang ini akan aku berikan esok hari kepada seseorang yang peperangan ini akan dimenangkan melalui tangannya. Orang itu mencintai Allah dan Rosul-Nya dan Allah dan Rosul-Nya juga mencintainya".
Maka orang-orang melalui malam mereka dengan bertanya-tanya siapa yang akan diberikan kepercayaan itu. Keesokan harinya setiap orang dari mereka berharap diberikan kepercayaan itu.
Maka Beliau berkata: "Mana 'Ali?"
Dijawab: "Dia sedang sakit kedua matanya".
Maka (setelah 'Ali datang) Beliau meludahi kedua matanya lalu mendo'akannya hingga sembuh seakan-akan belum pernah terkena penyakit sedikitpun. Lalu Beliau memberikan bendera perang kepadanya.
Kemudian Ali bertanya: "Apakah aku perangi mereka hingga mereka menjadi seperti kita (Muslim)?".
Beliau menjawab:
انْفُذْ عَلَى رِسْلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ وَأَخْبِرْهُمْ بِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
"Melangkahlah ke depan hingga kamu memasuki tempat tinggal mereka lalu serulah mereka ke dalam Islam dan beritahu kepada mereka tentang apa yang diwajibkan atas mereka. Demi Allah, bila ada satu orang saja yang mendapat petunjuk melalui dirimu maka itu lebih baik bagimu dari pada unta-unta merah (yang paling bagus) ". [Shahih Bukhari dan Muslim]
9.      Kemuliaan umat Islam dengan kuantitas dan kualitas.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ يَشْفَعُ فِي الْجَنَّةِ ، وَأَنَا أَكْثَرُ الْأَنْبِيَاءِ تَبَعًا " [صحيح مسلم]
“Aku adalah orang yang paling pertama memberi syafaa'at masuk surga, dan aku adalah Nabi yang paling banyak pengikutnya”. [Sahih Muslim]
Dari Buraidah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
" أَهْلُ الجَنَّةِ عِشْرُونَ وَمِائَةُ صَفٍّ ثَمَانُونَ مِنْهَا مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ وَأَرْبَعُونَ مِنْ سَائِرِ الأُمَمِ "
“Penduduk surga terdiri dari seratus dua puluh barisan, delapan puluh dari mereka adalah dari umat ini (Islam), dan empat puluhnya lagi dari umat-umat yang lain”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
10.  Keutamaan pengikut Nabi Musa ‘alaihissalam.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنبِيَاءَ وَجَعَلَكُم مُّلُوكًا وَآتَاكُم مَّا لَمْ يُؤْتِ أَحَدًا مِّنَ الْعَالَمِينَ} [المائدة : 20]
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain". [Al-Maidah: 20]
● Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam besabda:
كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ
"Bani Isra'il, kehidupan mereka selalu didampingi oleh para Nabi, bila satu Nabi meninggal dunia, akan digantikan Nabi setelahnya. [Shahih Bukhari dan Muslim]
11.  Semua umat diperlihatkan kepada Nabi shallallahu ' alaihi wasallam.
12.  Semua umat masing-masing dibangkitkan dan dikumpulkan bersama Nabinya.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَتَرَىٰ كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً ۚ كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَىٰ إِلَىٰ كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ} [الجاثية : 28]
Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan. [Al-Jaatsiyah: 28]
13.  Sedikit orang yang mengikuti da'wah para Nabi –‘alaihimussalam-.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ} [الروم: 42]
Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." [Ar-Ruum:42]
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/2011/08/paling-banyak-vs-paling-sedikit.html
14.  Nabi yang tidak punya pengikut akan datang dengan sendirian.
15.  Manfaat dari mengetahui hal ini adalah tidak terlalu bangga dengan jumlah yang banyak, dan tidak risih dengan jumlah sedikit.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ} [الأنعام : 116]
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Al-An'aam: 116]
16.  Boleh meruqyah dari penyakit 'ain dan demam (hadits Buraidah).
Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif radhiyallahu 'anhu berkata, "'Amir bin Rabi'ah melintasi Sahl bin Hunaif yang sedang mandi, lalu dia berkata, "Aku tidak pernah melihat seperti hari ini dan tidak ada kulit yang di sembunyikan."
Maka tidak lama kemudian Sahl bin Hunaif pun pingsan. Kemudian ia di bawa ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan di katakan kepada beliau, "Sahl pingsan! " Beliau pun bertanya: "Siapakah yang anggap tlh menyerangnya (dgn 'ain)?"
Mereka menjawab, "'Amir bin Rabi'ah."
Beliau bersabda:
عَلَامَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيَدْعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ
"Atas perkara apa seseorang dari kalian menyakiti saudaranya? Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, maka hendaknya ia mendo'akan keberkahan padanya."
Kemudian beliau meminta air dan memerintahkan 'Amir untuk berwudlu, maka 'Amir lantas membasuh muka dan kedua tangannya sampai siku, kedua mata kaki dan apa yang ada di dalam bajunya. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk menyiram Sahl (dengan bekas air mandi 'Amir). Beliau memerintahkan supaya menuangkan tempat air tersebut dari belakang tubuh 'Amir." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
17.  Kedalaman ilmu ulama salaf, karena ucapannya: "Telah berbuat baik orang melaksanakan sesuai apa yang telah ia dengar (ketahui), akan tetapi .... ".
Ia mengetahui bahwa hadits pertama (hadits Buraidah) tidak bertentangan dengan yang kedua (hadits Ibnu Abbas)
18.  Ulama salaf menjauhi pujian manusia atas apa yang mereka tidak lakukan.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَفْرَحُونَ بِمَا أَتَوا وَّيُحِبُّونَ أَن يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَلَا تَحْسَبَنَّهُم بِمَفَازَةٍ مِّنَ الْعَذَابِ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [آل عمران : 188]
Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan (berupa keburukan) dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih. [Ali 'Imran: 188]
Dari Asma` radhiyallahu 'anha; Bahwa seroang wanita bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki madu (isteri lain dari suaminya), karena itu apakah aku akan mendapat dosa, bila aku menampak-nampakkan kepuasan dari suamiku dengan suatu hal yang tak diberikannya kepadaku?"
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الْمُتَشَبِّعُ بِمَا لَمْ يُعْطَ كَلَابِسِ ثَوْبَيْ زُورٍ
"Seorang yang menampakkan kepuasan dengan sesuatu yang tidak diberikan kepadanya adalah seperti halnya seorang yang memakai dua pakaian kepalsuan." [Shahih Bukhari dan Muslim]
19.  Sabda Nabi shallallahu ' alaihi wasallam kapada Ukkasyah: "Engkau bagian dari mereka (yang masuk surga tanpa perhitungan)", ini adalah tanda kenabian yaitu mengetahui perkara gaib.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا (26) إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِن رَّسُولٍ} [الجن : 26-27]
Dia adalah Tuhan Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya. [Al-Jin: 26-27]
20.  Keistimewaan 'Ukkasyah bin Mihshan bin Hurtsaan Al-Asadiy, Abu Mihshan -radhiyallahu 'anhu-.
Beliau termasuk sahabat yang terdahulu memeluk Islam, mengikuti semua peperangan bersama Nabi shallallahu ' alaihi wasallam. Ia termasuk salah satu lelaki yang tampan.
Wafat tahun 11 hijriyah pada perang melawan orang yang murtad (ahlurriddah).
21.  Boleh mempergunakan ucapan "ma'aridh", ucapan yang dimaksudkan tidak sesuai dengan maksud pendengarnya demi kebaikan.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا عَرَّضْتُم بِهِ مِنْ خِطْبَةِ النِّسَاءِ أَوْ أَكْنَنتُمْ فِي أَنفُسِكُمْ} [البقرة : 235]
Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. [Al-Baqarah: 235]
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata; Anak dari Abu Tholhah dalam kondisi sakit yang parah. Dan akhirnya dia meninggal dunia. Saat itu Abu Tholhah sedang bepergian. Ketika isterinya melihat bahwa dia (anaknya) sudah meninggal, maka dia mengerjakan sesuatu dan meletakkannya di samping rumah. Ketika Abu Tholhah sudah datang, dia bertanya: "Bagaimana keadaan anak (kita)?
Isterinya menjawab:
قَدْ هَدَأَتْ نَفْسُهُ وَأَرْجُو أَنْ يَكُونَ قَدْ اسْتَرَاحَ
"Dia sudah tenang dan aku berharap dia sudah beristirahat".
Abu Tholhah menganggap bahwa isterinya berkata, benar adanya. Maka dia tidur pada malam itu. Pada keesokan harinya, dia mandi. Ketika dia hendak pergi keluar, isterinya memberitahu bahwa anaknya sudah meninggal dunia. Kemudian dia shalat bersama Nabi shallallahu'alaihiwasallam lalu dia menceritakan apa yang sudah terjadi antara dia berdua (dengan isterinya). Maka Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam berkata,:
لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يُبَارِكَ لَكُمَا فِي لَيْلَتِكُمَا
"Semoga Allah memberkahi kalian berdua pada malam kalian itu".
Ada seorang dari kalangan Anshar berkata: "Kemudian setelah itu aku melihat keduanya memiliki sembilan anak yang semuanya telah hafal Al Qur'an". [Shahih Bukhari dan Muslim]
22.  Kemuliaan akhlak RasululIah shallallahu alaihi wa sallam.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:
" مَا سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْإِسْلَامِ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ، قَالَ: فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَأَعْطَاهُ غَنَمًا بَيْنَ جَبَلَيْنِ، فَرَجَعَ إِلَى قَوْمِهِ، فَقَالَ: يَا قَوْمِ أَسْلِمُوا، فَإِنَّ مُحَمَّدًا يُعْطِي عَطَاءً لَا يَخْشَى الْفَاقَةَ  "
"Tidak pernah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dimintai sesuatu karena Islam, melainkan selalu dipenuhinya. Pada suatu hari datang kepada beliau seorang laki-laki, lalu diberinya seekor kambing di antara dua bukit. Kemudian orang itu pulang ke kampungnya dan berseru kepada kaumnya: "Hai, kaumku! Masuk Islam-lah kalian semuanya! Sesungguhnya Muhammad telah memberiku suatu pemberian yang dia sendiri tidak takut miskin.”  [Sahih Bukhari]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Kitab Tauhid bab (2): Keutamaan Tauhid, dan yang menghapuskan dosa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...