Selasa, 23 Juli 2024

Kitab Ar-Riqaq, bab 52; Shirath jembatan neraka jahannam

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

"بَابُ الصِّرَاطُ جَسْرُ جَهَنَّمَ"

“Bab: Shirath adalah titian jahannam”

Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan tentang sifat jembatan "Shirath" yang berada di atas neraka jahannam. Beliau meriwayatkan hadits Abu Hurairah secara utuh dan hadits Abu Sa’id Al-Khudriy secara singkat.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6573 - حَدَّثَنَا أَبُو اليَمَانِ [الحكم بن نافع البهراني]، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، أَخْبَرَنِي سَعِيدٌ [بن المسيب]، وَعَطَاءُ بْنُ يَزِيدَ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ، أَخْبَرهُمَا: عَنِ النَّبِيِّ ، (ح) وَحَدَّثَنِي مَحْمُودٌ [بن غيلان]، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ أُنَاسٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ القِيَامَةِ؟ فَقَالَ: «هَلْ تُضَارُّونَ فِي الشَّمْسِ لَيْسَ دُونَهَا سَحَابٌ» قَالُوا: لاَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: «هَلْ تُضَارُّونَ فِي القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ لَيْسَ دُونَهُ سَحَابٌ» قَالُوا: لاَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: " فَإِنَّكُمْ تَرَوْنَهُ يَوْمَ القِيَامَةِ كَذَلِكَ، يَجْمَعُ اللَّهُ النَّاسَ، فَيَقُولُ: مَنْ كَانَ يَعْبُدُ شَيْئًا فَلْيَتَّبِعْهُ، فَيَتْبَعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الشَّمْسَ، وَيَتْبَعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ القَمَرَ، وَيَتْبَعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الطَّوَاغِيتَ، وَتَبْقَى هَذِهِ الأُمَّةُ فِيهَا مُنَافِقُوهَا، فَيَأْتِيهِمُ اللَّهُ فِي غَيْرِ الصُّورَةِ الَّتِي يَعْرِفُونَ، فَيَقُولُ: أَنَا رَبُّكُمْ، فَيَقُولُونَ: نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ، هَذَا مَكَانُنَا حَتَّى يَأْتِيَنَا رَبُّنَا، فَإِذَا أَتَانَا رَبُّنَا عَرَفْنَاهُ، فَيَأْتِيهِمُ اللَّهُ فِي الصُّورَةِ الَّتِي يَعْرِفُونَ، فَيَقُولُ: أَنَا رَبُّكُمْ، فَيَقُولُونَ: أَنْتَ رَبُّنَا فَيَتْبَعُونَهُ، وَيُضْرَبُ جِسْرُ جَهَنَّمَ " قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : " فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ، وَدُعَاءُ الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ: اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ! وَبِهِ كَلالِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ، أَمَا رَأَيْتُمْ شَوْكَ السَّعْدَانِ؟ " قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: " فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ، غَيْرَ أَنَّهَا لاَ يَعْلَمُ قَدْرَ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ، فَتَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ، مِنْهُمُ المُوبَقُ بِعَمَلِهِ، وَمِنْهُمُ المُخَرْدَلُ، ثُمَّ يَنْجُو حَتَّى إِذَا فَرَغَ اللَّهُ مِنَ القَضَاءِ بَيْنَ عِبَادِهِ، وَأَرَادَ أَنْ يُخْرِجَ مِنَ النَّارِ مَنْ أَرَادَ أَنْ يُخْرِجَ، مِمَّنْ كَانَ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَمَرَ المَلائِكَةَ أَنْ يُخْرِجُوهُمْ، فَيَعْرِفُونَهُمْ بِعَلامَةِ آثَارِ السُّجُودِ، وَحَرَّمَ اللَّهُ عَلَى النَّارِ أَنْ تَأْكُلَ مِنَ ابْنِ آدَمَ أَثَرَ السُّجُودِ، فَيُخْرِجُونَهُمْ قَدْ امْتُحِشُوا، فَيُصَبُّ عَلَيْهِمْ مَاءٌ يُقَالُ لَهُ مَاءُ الحَيَاةِ، فَيَنْبُتُونَ نَبَاتَ الحِبَّةِ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ، وَيَبْقَى رَجُلٌ مِنْهُمْ مُقْبِلٌ بِوَجْهِهِ عَلَى النَّارِ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ، قَدْ قَشَبَنِي رِيحُهَا، وَأَحْرَقَنِي ذَكَاؤُهَا، فَاصْرِفْ وَجْهِي عَنِ النَّارِ، فَلا يَزَالُ يَدْعُو اللَّهَ، فَيَقُولُ: لَعَلَّكَ إِنْ أَعْطَيْتُكَ أَنْ تَسْأَلَنِي غَيْرَهُ، فَيَقُولُ: لاَ وَعِزَّتِكَ لاَ أَسْأَلُكَ غَيْرَهُ، فَيَصْرِفُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ، ثُمَّ يَقُولُ بَعْدَ ذَلِكَ: يَا رَبِّ قَرِّبْنِي إِلَى بَابِ الجَنَّةِ، فَيَقُولُ: أَلَيْسَ قَدْ زَعَمْتَ أَنْ لاَ تَسْأَلَنِي غَيْرَهُ، وَيْلَكَ ابْنَ آدَمَ مَا أَغْدَرَكَ، فَلاَ يَزَالُ يَدْعُو، فَيَقُولُ: لَعَلِّي إِنْ أَعْطَيْتُكَ ذَلِكَ تَسْأَلُنِي غَيْرَهُ، فَيَقُولُ: لاَ وَعِزَّتِكَ لاَ أَسْأَلُكَ غَيْرَهُ، فَيُعْطِي اللَّهَ مِنْ عُهُودٍ وَمَوَاثِيقَ أَنْ لاَ يَسْأَلَهُ غَيْرَهُ، فَيُقَرِّبُهُ إِلَى بَابِ الجَنَّةِ، فَإِذَا رَأَى مَا فِيهَا سَكَتَ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَسْكُتَ، ثُمَّ يَقُولُ: رَبِّ أَدْخِلْنِي الجَنَّةَ، ثُمَّ يَقُولُ: أَوَلَيْسَ قَدْ زَعَمْتَ أَنْ لاَ تَسْأَلَنِي غَيْرَهُ، وَيْلَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مَا أَغْدَرَكَ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ لاَ تَجْعَلْنِي أَشْقَى خَلْقِكَ، فَلاَ يَزَالُ يَدْعُو حَتَّى يَضْحَكَ، فَإِذَا ضَحِكَ مِنْهُ أَذِنَ لَهُ بِالدُّخُولِ فِيهَا، فَإِذَا دَخَلَ فِيهَا قِيلَ لَهُ: تَمَنَّ مِنْ كَذَا، فَيَتَمَنَّى، ثُمَّ يُقَالُ لَهُ: تَمَنَّ مِنْ كَذَا، فَيَتَمَنَّى، حَتَّى تَنْقَطِعَ بِهِ الأَمَانِيُّ، فَيَقُولُ لَهُ: هَذَا لَكَ وَمِثْلُهُ مَعَهُ " قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: «وَذَلِكَ الرَّجُلُ آخِرُ أَهْلِ الجَنَّةِ دُخُولًا»

Telah menceritakan kepada kami Abul Yaman [Al-Hakam bin Nafi' Al-Bahraniy], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Syu'aib, dari Az-Zuhriy, ia berkata: Telah mengabariku Sa'id [bin Al-Musayyib] dan 'Atho' bin Yazid, bahwasanya Abu Hurairah mengabari keduanya dari Nabi -lewat jalur periwayatan lain-Telah mengabariku Mahmud [bin Gailan], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq, ia berkata: Telah mengabari kami Ma'mar, dari Az-Zuhriy, dari 'Atho' bin Yazid Al-Laitsiy, dari Abu Hurairah mengatakan; Beberapa orang bertanya, 'wahai Rasulullah, apakah kami bisa melihat Tuhan kami pada hari kiamat?' Nabi menjawab, "Apakah kalian mendapat kesulitan melihat matahari ketika tidak ada mendung?" 'Tidak wahai Rasulullah' Jawab mereka. Nabi bertanya lagi, "Apakah kalian menadapat kesulitan melihat rembulan ketika purnama?" Mereka menjawab, 'Tidak wahai Rasulullah.' Nabi bersabda, "Sungguh kalian melihat-Nya pada hari kiamat. Allah kemudian menghimpun seluruh manusia kemudian berfirman, 'Siapa yang menyembah sesuatu, hendaklah ia mengikuti sesembahannya, ' Orang-orang pun mengikuti yang pernah disembahnya, ada yang mengikuti matahari karena menyembahnya, ada yang mengikuti bulan karena menyembahnya, ada yang mengikuti thaghut (segala sesembahan selain Allah) karena menyembahnya, sehingga yang tersisa adalah umat ini yang di dalamnya terdapat orang-orang munafiknya. Allah kemudian mendatangi mereka dengan bentuk yang belum pernah mereka kenal, dan mengatakan, 'Aku adalah Tuhan kalian' Namun mereka malah menjawab, 'kami berlindung kepada Allah dari-Mu, inilah tempat kami, sampai Tuhan kami mendatangi kami, kalaulah Tuhan kami mendatangi kami, niscaya kami mengenal-Nya.' Kemudian Allah mendatangi mereka dengan bentuk yang mereka kenal dan mengatakan, 'Aku Tuhan kalian!' 'Betul, engkau Tuhan kami' Jawab mereka. Mereka lantas mengikuti-Nya dan dipasanglah jembatan jahanam." Rasulullah bersabda, "Akulah manusia pertama-tama yang menyeberangi. Dan doa para rasul ketika itu ialah, 'Allahumma Sallim-sallim (ya Allah selamatkanlah, selamatkanlah).' Dalam jembatan itu terdapat sekian banyak besi-besi pengait seperti pohon yang berduri tajam. Bukankah kalian pernah melihat pohon berduri tajam?" 'betul, ya Rasulullah, ' jawab mereka. Nabi meneruskan, 'Besi-besi pengait itu bagaikan pohon berduri tajam, hanya tidak ada yang tahu besarannya selain Allah. Besi-besi pengait itu menyambar manusia tergantung dengan amalan mereka, ada diantara mereka yang celaka lantaran amalannya, ada diantara mereka yang tercabik kemudian selamat. Hingga jika Allah selesai memutuskan diantara hamba-Nya, dan ingin mengeluarkan yang dikehendaki-Nya dari neraka dari mereka yang mengucapkan laa-ilaaha-illallah, Dia perintahkan malaikat untuk mengentaskan mereka, dan para malaikat mengenali mereka dengan bekas-bekas sujud, dan Allah mengharamkan neraka untuk memakan bekas-bekas sujud yang ada pada diri anak Adam, malaikat pun mengentaskan mereka setelah mereka gosong terbakar, mereka diguyur air yang disebut dengan air kehidupan, sehingga mereka tumbuh bagaikan tumbuhnya biji di tepi sungai, dan ada seseorang diantara mereka menghadapkan wajahnya kearah neraka dan mengatakan, 'Ya tuhanku, bau neraka telah menyesakkan hidungku dan nyalanya telah membakarku, maka palingkanlah wajahku dari neraka.' Hamba itu tiada henti memanjatkan doa untuk dipalingkan wajahnya dari neraka. Maka Allah berfirman, 'bisa jadi engkau jika Aku kabulkan permintaanmu, kamu minta yang lain lagi!' hamba itu menjawab, 'Tidak, demi kebesaran -Mu, aku tidak akan meminta yang lain lagi.' Allah pun memalingkan wajahnya dari neraka. Tetapi setelah itu ia meminta kembali, 'ya Tuhanku, dekatkanlah aku ke pintu surga!' Allah menegur, 'Bukankah engkau telah menyatakan sanggup untuk tidak meminta-Ku selainnya, celaka engkau wahai anak adam, betapa banyaknya alasanmu!' hamba itu tiada henti memohon, sehingga Allah pun menjawab, 'bisa jadi jika Aku kabulkan permintaanmu, kamu akan meminta-Ku yang lain lagi.' Hamba menjawab, 'Tidak, demi kebesaran-Mu, saya tidak akan meminta-Mu selainnya.' Maka Allah meminta janji dan ikrar agar ia tidak meminta-Nya selain itu, sehingga Allah mendekatkannya ke pintu surga. Namun setelah hamba tadi melihat isinya, ia diam beberapa saat sesuai kehendak Allah, kemudian ia berkata, 'Ya Tuhanku, masukkanlah aku ke dalam surga!' Allah menjawab, 'Bukankah engkau telah menyatakan sanggup untuk tidak meminta-Ku selainnya, celaka engkau wahai anak Adam, alangkah banyaknya alasanmu.' Hamba terus merengek dengan mengucapkan, 'Wahai Tuhanku, janganlah Engkau jadikan aku menjadi manusia yang paling sengsara.' Hamba tiada henti memanjatkan doanya hingga Allah tertawa. Dan jika Allah telah tertawa, berarti ia mengizinkan hamba-Nya masuk surga. Setelah hamba memasukinya, dikatakan kepadanya, 'mengkhayallah seperti ini!' maka ia pun mengkhayal, kemudian dikatakan kepadanya lagi, 'mengkhayallah seperti ini!' maka ia pun mengkhayal sampai khayalannya benar-benar habis, kemudian Allah berkata kepadanya, 'Inilah bagimu dan semisalnya.'"

Kata Abu Hurairah, 'itulah laki-laki penghuni surga yang terakhir kali masuk.'

6574 - قَالَ عَطَاءٌ، وَأَبُو سَعِيدٍ الخُدْرِيُّ جَالِسٌ مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ لاَ يُغَيِّرُ عَلَيْهِ شَيْئًا مِنْ حَدِيثِهِ، حَتَّى انْتَهَى إِلَى قَوْلِهِ: «هَذَا لَكَ وَمِثْلُهُ مَعَهُ»، قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ يَقُولُ: «هَذَا لَكَ وَعَشَرَةُ أَمْثَالِهِ»، قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: حَفِظْتُ «مِثْلُهُ مَعَهُ»

Kata 'Atho`; Dan Abu Sa'id Al-Khudriy sedang duduk bersama Abu Hurairah, dan ia tidak mengubah haditsnya sedikitpun hingga ketika sampai sabdanya, 'Ini bagimu dan semisalnya bersamanya.' Maka Abu Sa'id menyelah; Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, 'Ini bagimu dan sepuluh kali semisalnya.' Abu Hurairah menjawab, 'yang aku hafal adalah semisalnya bersamanya.'

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya

2.      Biografi Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

3.      Hadits Abu Sa’id diriwayatkan secara utuh pada kitab Tauhid.

Lihat matan haditsnya di Kitab Iman bab 15; Bertingkat-tingkatnya orang beriman dalam amalan

4.      Melihat Allah ‘azza wajalla di hari kiamat.

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata:

«قَالَ النَّوَوِيُّ: مَذْهَبُ أَهْلِ السُّنَّةِ أَنَّ رُؤْيَةَ الْمُؤْمِنِينَ رَبَّهُمْ مُمْكِنَةٌ، وَنَفَتْهَا الْمُبْتَدِعَةُ مِنَ الْمُعْتَزِلَةِ وَالْخَوَارِجِ، وَهُوَ جَهْلٌ مِنْهُمْ، فَقَدْ تَضَافَرَتِ الْأَدِلَّةُ مِنَ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَإِجْمَاعِ الصَّحَابَةِ وَسَلَفِ الْأُمَّةِ عَلَى إِثْبَاتِهَا فِي الْآخِرَةِ لِلْمُؤْمِنِينَ» [فتح الباري لابن حجر (11/ 447)]

“An-Nawawiy berkata: Madzhab Ahlissuunah bahwasanya orang beriman melihat Rabb mereka adalah sesuatu yang memungkinkan, dan ahlu bid’ah dari kaum Mu’tazilah dan Khawarij menolaknya, dan itu adalah kebodohan dari mereka. Sungguh sangat banyak dalil dari Al-Qur’an, As-Sunnah dan kesepakatan (Ijma’) sahabat begitu pula kaum salaf dari umat ini yang menetapkan hal itu di akhirat bagi orang beriman”. [Fathul Bari]

5.      Setiap manusia mengikuti sembahannya di dunia masuk neraka.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ (98) لَوْ كَانَ هَؤُلَاءِ آلِهَةً مَا وَرَدُوهَا وَكُلٌّ فِيهَا خَالِدُونَ (99) لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَهُمْ فِيهَا لَا يَسْمَعُونَ (100) إِنَّ الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِنَّا الْحُسْنَى أُولَئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ} [الأنبياء: 98 - 101]

Sungguh, kamu (orang kafir) dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah bahan bakar Jahanam. Kamu (pasti) masuk ke dalamnya. Seandainya (berhala-berhala) itu tuhan, tentu mereka tidak akan memasukinya (neraka). Tetapi semuanya akan kekal di dalamnya. Mereka merintih dan menjerit di dalamnya (neraka), dan mereka di dalamnya tidak dapat mendengar. Sungguh, sejak dahulu bagi orang-orang yang telah ada (ketetapan) yang baik dari Kami, mereka itu akan dijauhkan (dari neraka). [Al-Anbiya': 98-101]

6.      Sifat “Ash-Shurah” (gambar/bentuk) bagi Allah 'azza wajalla.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

«إِذَا قَاتَلَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ، فَلْيَجْتَنِبِ الْوَجْهَ، فَإِنَّ اللهَ خَلَقَ آدَمَ عَلَى صُورَتِهِ» [صحيح مسلم]

"Apabila salah seorang darimu berkelahi dengan saudaranya yang muslim, maka hendaklah ia menghindari bagian wajah, karena Allah telah menciptakan Adam dengan rupa dan bentukNya.'" [Shahih Muslim]

Ø  Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata, Rasulullah bersabda:

" أَتَانِي اللَّيْلَةَ رَبِّي تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِي أَحْسَنِ صُورَةٍ " [سنن الترمذي: صحيح]

"Rabb-ku Tabaraka wa Ta'ala mendatangiku tadi malam dalam bentuk yang paling indah”. [Sunan Tirmidziy: Shahih]

7.      Orang beriman mengenal Rabnya dengan tanda “betis”.

Sebagaimana pada hadits Abi Sa’id radhiyallahu 'anhu;

«فَيَقُولُ: هَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ آيَةٌ تَعْرِفُونَهُ؟ فَيَقُولُونَ: السَّاقُ، فَيَكْشِفُ عَنْ سَاقِهِ، فَيَسْجُدُ لَهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ، وَيَبْقَى مَنْ كَانَ يَسْجُدُ لِلَّهِ رِيَاءً وَسُمْعَةً، فَيَذْهَبُ كَيْمَا يَسْجُدَ، فَيَعُودُ ظَهْرُهُ طَبَقًا وَاحِدًا»

Allah kembali berfirman, 'Apakah diantara kalian dan Allah ada tanda yang mana kalian mengetahuinya?' Mereka menjawab, 'Ya, yaitu betis, ' Maka Allah pun menyingkap betis-Nya sehingga setiap mukmin bersujud kepada-Nya. Lalu tersisalah orang-orang yang sujud kepada Allah karena riya dan sum'ah sehingga ia pergi sujud dan punggungnya kembali menjadi satu bagian. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ (42) خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ وَقَدْ كَانُوا يُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ وَهُمْ سَالِمُونَ} [القلم: 42-43]

Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; Maka mereka tidak mampu, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera (tetapi mereka tidak melakukannya). [Al-Qalam: 42-43]

8.      Sifat jembatan yang terbentang di atas neraka jahannam.

Diantaranya:

a)      Lebih tipis dari rambut.

b)      Lebih tajam dari pedang.

Abu Sa’id radhiyallahu 'anhu berkata:

«بَلَغَنِي أَنَّ الْجِسْرَ أَدَقُّ مِنَ الشَّعْرَةِ، وَأَحَدُّ مِنَ السَّيْفِ» [صحيح مسلم]

“Telah sampai kepadaku bahwasanya titian tersebut lebih halus dari rambut, dan lebih tajam dari pedang”. [Shahih Muslim]

c)       Licin.

d)      Kedua sisinya ada pengait.

Sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah, memang jembatan Jahanam tersebut misterinya apa?' Nabi menjawab:

" مَدْحَضَةٌ مَزِلَّةٌ، عَلَيْهِ خَطَاطِيفُ وَكَلاَلِيبُ، وَحَسَكَةٌ مُفَلْطَحَةٌ لَهَا شَوْكَةٌ عُقَيْفَاءُ "

“Jembatan itu bisa menggelincirkan, menjatuhkan, ada pengait-pengait besi, ada duri-duri yang lebar dan tajam, durinya membengkok”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Mengenal jembatan shirathal mustaqim

9.      Yang pertama melewati titian shirath adalah Nabi Muhammad  beserta umatnya.

Lihat: Keistimewaan umat Islam

10.  Seseorang melewati shirat sesuai dengan amalannya.

11.  Keutamaan tauhid; Tidak kekal di neraka.

Dari Mu'az bin Jabal radhiyallahu'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَا مِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ، إِلَّا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ»

"Tidak seorangpun yang bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan Rasul Allah, jujur dari lubuk hatinya, kecuali Allah mengharamkan baginya api neraka".

Mu’adz bertanya: Ya Rasulullah, tidakkah ini kusampaikan kepada orang-orang dan mereka mendapatkan berita gembira?

Rasulllah menjawab:

«إِذًا يَتَّكِلُوا»

“Jangan, nanti mereka bergantung padanya (dan meninggalkan ketaatan)”. [Sahih Bukhari]

Ø  Dari 'Itban bin Malik radhiyallahu'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ»

"Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang-orang yang mengatakan: Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, ia mengatakannya hanya demi mengharapkan wajah Allah". [Bukhari-Muslim]

Lihat: Keutamaan tauhid

12.  Keutamaan shalat; Bekas sujud tidak tersentuh api neraka.

Ulama berselisih tentang maksud bekas sujud:

Pertama: Anggota tubuh yang menyentuh tanah ketika sujud, yaitu: Wajah, kedua telapak tangan dan kaki.

Kedua: Seluruh tubuh orang yang shalat.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ} [الفتح: 29]

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. [Al-Fath: 29]

Lihat: Keutamaan shalat dalam As-Sunnah

13.  Penghuni surga yang terakhir masuk.

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu, Nabi bersabda:

" إِنِّي لَأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا، وَآخِرَ أَهْلِ الجَنَّةِ دُخُولًا، رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ كَبْوًا، فَيَقُولُ اللَّهُ: اذْهَبْ فَادْخُلِ الجَنَّةَ، فَيَأْتِيهَا، فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى، فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى، فَيَقُولُ: اذْهَبْ فَادْخُلِ الجَنَّةَ، فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى، فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى، فَيَقُولُ: اذْهَبْ فَادْخُلِ الجَنَّةَ، فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا - أَوْ: إِنَّ لَكَ مِثْلَ عَشَرَةِ أَمْثَالِ الدُّنْيَا - فَيَقُولُ: تَسْخَرُ مِنِّي - أَوْ: تَضْحَكُ مِنِّي - وَأَنْتَ المَلِكُ؟ " فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ، وَكَانَ يَقُولُ: «ذَاكَ أَدْنَى أَهْلِ الجَنَّةِ مَنْزِلَةً» [صحيح البخاري ومسلم]

"Sungguh aku tahu penghuni neraka yang terakhir kali keluar dan penghuni surga yang terakhir kali masuk, yaitu seseorang yang keluar dari neraka dengan cara merayap, Allah tabarakawata'ala berfirman; 'Pergilah kamu dan masuklah ke dalam surga!' maka orang tersebut mendatanginya dan terbayang baginya bahwa surga telah membeludak. Orang kembali kembali dan berujar; 'Wahai Tuhanku, kutemukan surga telah membeludak'. Allah berfirman lagi; 'pergi dan masuklah surga.' Maka ia kembali dan terbayang baginya bahwa surga telah membeludak. Lalu ia kembali dan mengatakan; 'Ya Tuhanku, kutemukan surga telah membeludak.' Allah berfirman lagi; 'pergi dan masuklah surga, dan bagimu surga seluas dunia dan bahkan sepuluh kali sepertinya -atau- bagimu seperti sepuluh kali dunia.' Hamba tadi lantas mengatakan; 'Engkau menghinaku ataukah menertawaiku, sedang Engkau adalah Raja diraja?" Dan kulihat Rasulullah tertawa hingga gigi gerahamnya kelihatan seraya berkomentar: "Itulah penghuni surga yang tingkatannya paling rendah." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Abu Dzar radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah bersabda:

" إِنِّي لَأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولًا الْجَنَّةَ، وَآخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا، رَجُلٌ يُؤْتَى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيُقَالُ: اعْرِضُوا عَلَيْهِ صِغَارَ ذُنُوبِهِ، وَارْفَعُوا عَنْهُ كِبَارَهَا، فَتُعْرَضُ عَلَيْهِ صِغَارُ ذُنُوبِهِ، فَيُقَالُ: عَمِلْتَ يَوْمَ كَذَا وَكَذَا كَذَا وَكَذَا، وَعَمِلْتَ يَوْمَ كَذَا وَكَذَا كَذَا وَكَذَا، فَيَقُولُ: نَعَمْ، لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُنْكِرَ وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ كِبَارِ ذُنُوبِهِ أَنْ تُعْرَضَ عَلَيْهِ، فَيُقَالُ لَهُ: فَإِنَّ لَكَ مَكَانَ كُلِّ سَيِّئَةٍ حَسَنَةً، فَيَقُولُ: رَبِّ، قَدْ عَمِلْتُ أَشْيَاءَ لَا أَرَاهَا هَا هُنَا "، فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ [صحيح مسلم]

“Sesungguhnya aku mengetahui penduduk surga yang terakhir kali masuk dan penduduk neraka yang terakhir kali keluar darinya, yaitu seorang laki-laki didatangkan pada hari kiamat (ke hadapan Rabb), lalu dikatakan kepadanya, 'Tampakkanlah kepadanya dosa-dosanya yang kecil dan hapuskan dosa-dosanya yang besar.' Lalu ditampakkanlah dosa-dosanya yang kecil. Lalu dikatakan kepadanya, 'Kamu telah melakukan demikian, demikian, dan demikian. Dan kamu telah melakukan demikian, demikian, dan demikian pada suatu hari.' Lalu dia menjawab, 'Ya.' Dia tidak bisa mengingkari, dan dia meminta belas kasihan dari dosa-dosa besarnya untuk diungkapkan atasnya. Lalu dikatakan kepadanya, 'Sesungguhnya kamu mendapatkan tempat kejelekan menjadi kebaikan.' Lalu dia berkata, 'Wahai Rabbku, sungguh aku telah melakukan sesuatu yang mana aku tidak melihatnya dalam catatan amal di sini.' Abu Dzar berkata, 'Sungguh aku telah melihat Rasulullah tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya'." [Shahih Muslim]

14.  Rendahnya kenikmatan dunia dibandingkan akhirat.

Lihat: Hakikat kehidupan dunia

15.  Allah ta’aalaa tertawa dengan sifat yang sesuai keagunganNya.

Lihat: Kaedah nama dan sifat Allah

16.  Besarnya rahmat Allah ta’aalaa.

Lihat: Ramadhan bulan penuh rahmat

17.  Sifat dasar manusia suka menyalahi janji.

18.  Tidak ada yang bisa bersabar melihat kenikmatan surga.

Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 28 dan 29; Surga dan neraka

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 51; Sifat surga dan neraka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...