بسم الله الرحمن الرحيم
Beberapa keutamaan shalat yang disebutkan dalam hadits-hadits
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Syi’ar Islam yang paling mulia setelah dua
kalimat syahadat
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
" الإِسْلاَمُ: أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ، وَلاَ
تُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمَ الصَّلاَةَ، ... " [صحيح البخاري ومسلم]
“Islam
adalah engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun,
mendirikan shalat, ... “ [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Mu’adz
bin Jabal radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلَامُ، وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ،
وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Inti
agama adalah Islam (dua kalimat syahadat), tiangnya adalah shalat, dan
puncaknya adalah jihad”. [Sunan Tirmidzy: Sahih]
Dari Ibnu
Umar radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
" بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ،
وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالحَجِّ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ " [صحيح البخاري
ومسلم]
“Islam
dibangun atas lima perkara: Bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah
selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, menjalankan ibadah haji, dan berpuasa Ramadhan”. [Sahih Bukhari
dan Muslim]
Amalan yang paling dicintai oleh Allah
Abdullah
bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Amalan
apakah yang paling dicintai oleh Allah? Rasulullah menjawab:
«الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا»
“Shalat
tepat pada waktunya!”
Ibnu
Mas’ud berkata: Kemudian apa? Rasulullah menjawab:
«ثُمَّ بِرُّ الوَالِدَيْنِ»
“Berbuat
baik kepada kedua orang tua!”
Ibnu
Mas’ud berkata: Kemudian apa? Rasulullah menjawab:
«الجِهَادُ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ»
“Jihad di
jalan Allah!”
Ibnu
Mas’ud berkata: Rasulullah menyampaikannya kepadaku, dan seandainya aku terus
bertanya maka beliau akan terus menjawabnya! [Sahih Bukhari dan Muslim]
Amalan terbaik dan mulia
Dari Tsauban
radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
« وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلَاةَ
» [سنن ابن ماجه: صحيح]
“Dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya amalan kalian yang terbaik adalah shalat”. [Sunan
Ibnu Majah: Sahih]
Dari Abdullah
bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« وَاعْلَمُوا أَنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَعْمَالِكُمُ
الصَّلَاةَ » [سنن ابن ماجه: صحيح]
“Dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya amalan kalian yang termulia adalah shalat”.
[Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Cahaya di dunia dan di akhirat
Dari Abu
Malik Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَالصَّلَاةُ نُورٌ [صحيح مسلم]
“Dan
shalat adalah cahaya”. [Sahih Muslim]
Tidak diperangi
Dari Ibnu
Umar radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَيُقِيمُوا
الصَّلاَةَ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ
وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الإِسْلاَمِ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ» [صحيح البخاري
ومسلم]
“Aku
diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada Tuhan
yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikan shalat, dan membayar zakat. Jika mereka melakukan itu maka
terjagalah dariku darah dan harta mereka kecuali dengan hak Islam, dan
perhitungan mereka kepada Allah”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا
لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَإِذَا قَالُوهَا، وَصَلَّوْا صَلاَتَنَا، وَاسْتَقْبَلُوا
قِبْلَتَنَا، وَذَبَحُوا ذَبِيحَتَنَا، فَقَدْ حَرُمَتْ عَلَيْنَا دِمَاؤُهُمْ وَأَمْوَالُهُمْ،
إِلَّا بِحَقِّهَا وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ» [صحيح البخاري]
“Aku
diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan: Tiada Tuhan
yang berhak disembah selain Allah! Dan jika mereka mengucapkannya, dan
mendirikan shalat yang kita lakukan, menghadap kiblat kita, dan menyembelih
seperti kita menyembelih, maka haram bagi kita darah dan harta mereka, kecuali
dengan haknya, dan perhitungan mereka kepada Allah”. [Sahih Bukhari]
Menghapuskan dosa-dosa
Ibnu
Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: Seorang laki-laki melakukan dosa dengan mencium seorang wanita
yang tidak halal baginya, maka ia mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam kemudian meceritakan hal tersebut, maka diturunkanlah kepadanya
ayat:
{وَأَقِمِ الصَّلاَةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ، وَزُلَفًا
مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ، ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ}
[هود: 114]
Dan
dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat. [Huud:114]
Orang itu bertanya:
Apakah ini khusus untukku?
Rasulullah
menjawab:
«لِمَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ أُمَّتِي»
“Untuk
semua yang mengamalkannya dari umatku”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ
أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا، مَا تَقُولُ: ذَلِكَ يُبْقِي مِنْ
دَرَنِهِ "
“Bagaimana
menurut kalian jika ada sungai di depan pintu seorang dari kalian, ia mandi di
dalamnya setiap hari lima kali, apa pendapat kalian: Apakah masih ada yang tersisa
dari kotorannya?”
Sahabat
menjawab: Tidak tersisa dari kotorannya sedikitpun!
Rasulullah
bersabda:
«فَذَلِكَ
مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الخَمْسِ، يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الخَطَايَا» [صحيح البخاري ومسلم]
“Maka yang
demikian itu seperti shalat lima waktu, Allah menghapuskan dengannya
dosa-dosa”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Usman
bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَا مِنَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلَاةٌ
مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا، إِلَّا كَانَتْ كَفَّارَةً
لِمَا قَبْلَهَا مِنَ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ»
[صحيح مسلم]
“Tidaklah
seorang muslim datang kepadanya waktu shalat wajib kemudian ia menyempurnakan
wudhu-nya, khusyu’ dan ruku’nya, kecuali ia akan menghapuskan yang telah lalu
dari dosa-dosanya selama ia tidak melakukan dosa besar, dan itu untuk setiap
masa”. [Sahih Muslim]
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى
الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ
الْكَبَائِرَ» [صحيح مسلم]
“Shalat
lima waktu, shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya, puasa Ramadhan ke Ramadhan
berikutnya, adalah penghapus dosa diantaranya jika ia meninggalkan dosa besar”.
[Sahih Muslim]
Dari Salman
Al-Faarisiy radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ الْمُسْلِمَ لِيُصَلِّيَ وَخَطَايَاهُ
مَوْضُوعَةٌ عَلَى رَأْسِهِ , فَكُلَّمَا سَجَدَ تَحَاتَّتْ عَنْهُ , فَتَفْرُغُ حِينَ
يَفْرُغُ مِنْ صَلَاتِهِ , وَقَدْ تَحَاتَّتْ خَطَايَاهُ» [المعجم الصغير للطبراني:
صححه الشيخ الألباني]
“Sesungguhnya
seorang muslim mendirikan shalat sementara dosa-dosanya terletak di atas
kepalanya, maka setiap kali ia sujud dosa-dosa tersebut berjatuhan. Maka ia
selesai dari salatnya dan telah berjatuhan seluruh dosa-dosanya”. [Al-Mu’jam
Ash-Shagiir: Sahih]
Yang paling pertama diperiksa pada hari kiamat
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ
يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ،
وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ،
قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ
بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ
" [سنن الترمذي: صحيح]
“Sesungguhnya
yang pertama diperiksa pada seorang hamba di hari kiamat dari amalannya adalah
shalat-nya, maka jika sempurna maka beruntunglah ia dan selamatlah ia, dan jika
rusak maka celakalah ia dan rugilah ia. Kemudian jika ada sesuatu yang kurang
dari shalat wajibnya, Allah ‘azza wa jalla berfirman: Periksalah, apakah
hamba-Ku memiliki shalat sunnah. Maka dengannya disempurnakan apa yang kurang
dari shalat wajibnya. Kemudian setelah itu amalan lain diperiksa seperti itu.”
[Sunan Tirmidziy: Sahih]
Pintu masuk surga
Dari ‘Ubadah
bin Ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«خَمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللَّهُ عَلَى
الْعِبَادِ، فَمَنْ جَاءَ بِهِنَّ لَمْ يُضَيِّعْ مِنْهُنَّ شَيْئًا اسْتِخْفَافًا
بِحَقِّهِنَّ، كَانَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ
لَمْ يَأْتِ بِهِنَّ فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ، إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ، وَإِنْ
شَاءَ أَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ» [سنن أبي داود: صححه الشيخ الألباني]
“Lima
shalat, Allah mewajibkannya kepada semua hamba, maka barangsiapa yang
mendirikannya, tidak melalaikan satupun darinya karena meremehkan haknya maka
untuknya di sisi Allah janji akan memasukkannya syurga, dan barangsiapa yang
tidak mendirikannya maka tidak ada untuknya di sisi Allah janji, jika Allah
menghendaki akan menyiksanya, dan jika Allah menghendaki Allah akan
memasukkannya syurga”. [Sunan Abu Dawud: Sahih]
Dari Abu
Qatadah bin Rib’iy radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: «إِنِّي فَرَضْتُ عَلَى أُمَّتِكَ خَمْسَ صَلَوَاتٍ
وَعَهِدْتُ عِنْدِي عَهْدًا أَنَّهُ مَنْ جَاءَ يُحَافِظُ عَلَيْهِنَّ لِوَقْتِهِنَّ
أَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهِنَّ فَلَا عَهْدَ لَهُ عِنْدِي»
[سنن أبي داود: حسنه الشيخ الألباني]
“Allah
ta’aalaa berfirman: Sesungguhnya aku mewajibkan atas umatmu lima shalat,
dan Aku berjanji pada diri-Ku suatu janji bahwasanya barangsiapa yang
menjaganya (mendirikannya) tepat waktu maka aku akan memasukkannya surga, dan
barangsiapa yang tidak menjaganya maka tidak ada janji untuknya pada-Ku”.
[Sunan Abu Dawud: Hasan]
Mengankat derajat
Ma’daan
bin Abi Thalhah Al-Ya’mariy rahimahullah berkata: Aku menemui Tsauban
radhiyallahu ‘anhu bekas budak
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka aku bertanya: Beritahulah
aku tentang amalan yang jika aku amalkan maka Allah akan memasukkanku ke surga?
Maka ia terdiam, kemudian aku menanyainya lagi namun ia tetap diam, kemudian
aku menanyainya yang ke tiga kali maka ia berkata: Aku telah menanyakan hal itu
pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda:
«عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ، فَإِنَّكَ
لَا تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً، إِلَّا رَفَعَكَ اللهُ بِهَا دَرَجَةً، وَحَطَّ عَنْكَ
بِهَا خَطِيئَةً»
“Hendaklah
engkau memperbanyak sujud kepada Allah, karena sesungguhnya engkau tidak sujud
kepada Allah satu sujud kecuali Allah mengangkatmu dengannya satu derajat dan
menghapus darimu dengannya satu dosa”
Ma’daan
berkata: Kemudian aku menemui Abu Ad-Dardaa’, dan aku menanyainya tentang itu,
maka ia berkata kepadaku seperti apa yang dikatakan Tsauban kepadaku. [Sahih
Muslim]
Bersama Rasulullah di syurga
Rabi’ah
bin Ka’b Al-Aslamiy radhiyallahu
‘anhu berkata: Suatu hari aku bermalam bersama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian aku membawakannya air
wudhu dan keperluannya, maka beliau berkata kepadaku:
«سَلْ»
“Mintalah
(sesuatu dariku)!”
Maka aku
berkata: Aku memintamu menjadi temanmu (bersamamu) dalam surga!
Rasulullah
berkata:
«أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ»
“Atau
adalah selain itu?”
Aku
menjawab: Hanya itu!
Rasulullah
berkata:
«فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ»
[صحيح مسلم]
“Maka
bantulah aku atas dirimu dengan banyak sujud”. [Sahih Muslim]
Mendapat syafa’at Rasulullah
Dari
seorang pembantu Rasulullah - radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering bertanya kepada
pembantunya:
«أَلَكَ حَاجَةٌ؟»
“Apakah
engkau punya keperluan?”
Sampai
suatu hari, permbantunya berkata: Ya Rasulullah, aku punya keperluan!
Rasulullah
bertanya:
«وَمَا حَاجَتُكَ؟»
“Apa
keperluanmu?”
Ia
berkata: Yang aku perlukan adalah engkau memberi syafa’at untukku di hari
kiamat!
Rasulullah
bertanya:
«وَمَنْ دَلَّكَ عَلَى هَذَا؟»
“Siapa
yang menunjukkan ini kepadamu?”
Ia
menjawab: Tuhanku!
Rasulullah
berkata:
«إِمَّا لَا، فَأَعِنِّي بِكَثْرَةِ السُّجُودِ»
[مسند أحمد: صحيح]
“Jangan
tinggalkan keperluanmu ini, maka bantulah aku dengan banyak melakukan sujud”.
[Musnad Ahmad: Sahih]
Mendapat syafa’at orang beriman
Dari Abu
Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ بِأَشَدَّ مُنَاشَدَةً
لِلَّهِ فِي اسْتِقْصَاءِ الْحَقِّ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ لِلَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ فِي النَّارِ، يَقُولُونَ: رَبَّنَا كَانُوا يَصُومُونَ
مَعَنَا وَيُصَلُّونَ وَيَحُجُّونَ، فَيُقَالُ لَهُمْ: أَخْرِجُوا مَنْ عَرَفْتُمْ،
فَتُحَرَّمُ صُوَرُهُمْ عَلَى النَّارِ، فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا قَدِ أَخَذَتِ
النَّارُ إِلَى نِصْفِ سَاقَيْهِ، وَإِلَى رُكْبَتَيْهِ، ثُمَّ يَقُولُونَ: رَبَّنَا
مَا بَقِيَ فِيهَا أَحَدٌ مِمَّنْ أَمَرْتَنَا بِهِ، فَيَقُولُ: ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ
فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ دِينَارٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ، فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا
كَثِيرًا، ثُمَّ يَقُولُونَ: رَبَّنَا لَمْ نَذَرْ فِيهَا أَحَدًا مِمَّنْ أَمَرْتَنَا،
ثُمَّ يَقُولُ: ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ نِصْفِ دِينَارٍ
مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ، فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا، ثُمَّ يَقُولُونَ: رَبَّنَا
لَمْ نَذَرْ فِيهَا مِمَّنْ أَمَرْتَنَا أَحَدًا، ثُمَّ يَقُولُ: ارْجِعُوا فَمَنْ
وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ، فَيُخْرِجُونَ
خَلْقًا كَثِيرًا ثُمَّ يَقُولُونَ: رَبَّنَا لَمْ نَذَرْ فِيهَا خَيْرًا " [صحيح
البخاري ومسلم]
“Maka
demi Yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah seorang dari kalian lebih semangat
meminta demi Allah haknya dari orang beriman kepada Allah untuk
saudara-saudaranya yang berada di neraka. Mereka berkata: Wahai Tuhan kami,
mereka dulunya berpuasa, shalat, dan menunaikan haji bersama kami! Maka
dikatakan kepada mereka: Keluarkanlah orang-orang yang kalian kenal. Kemudian
tubuh mereka diharamkan bagi neraka, lalu mereka mengeluarkan banyak orang yang
telah dibakar api sampai setengah betisnya, dan sampai lututnya. Kemudian
mereka berkata: Wahai Tuhan kami, tidak ada lagi yang tersisa di dalamnya
seorang pun dari orang-orang yang Engkau perintahkan pada kami. Maka dikatakan
pada mereka: Kembalilah, maka siapa saja yang kalian dapati dalam hatinnya
sebesar satu dinar dari keimanan maka keluarkanlah mereka! Maka mereka mengeluarkan
banyak orang. Kemudian mereka berkata: Wahai Tuhan kami tidak meninggalkan di
dalamnya seorang pun dari orang-orang yang Engkau perintahkan pada kami!
Kemudian dikatakan pada mereka: Kembalilah, maka siapa saja yang kalian dapati
dalam hatinnya sebesar setengah dinar dari keimanan maka keluarkanlah mereka!
Maka mereka mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata: Wahai Tuhan
kami tidak meninggalkan di dalamnya seorang pun dari orang-orang yang Engkau
perintahkan pada kami! Kemudian dikatakan pada mereka: Kembalilah, maka siapa
saja yang kalian dapati dalam hatinnya sebesar dzarrah (atom) dari keimanan
maka keluarkanlah mereka! Maka mereka mengeluarkan banyak orang. Kemudian
mereka berkata: Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan di dalamnya sedikitpun
kebaikan! [Sahih Bukhari dan Muslim]
Sujud di hari kiamat
Dari Abu
Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَيُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ فَلَا يَبْقَى مَنْ كَانَ يَسْجُدُ لِلَّهِ مِنْ تِلْقَاءِ
نَفْسِهِ إِلَّا أَذِنَ اللهُ لَهُ بِالسُّجُودِ، وَلَا يَبْقَى مَنْ كَانَ يَسْجُدُ
اتِّقَاءً وَرِيَاءً إِلَّا جَعَلَ اللهُ ظَهْرَهُ طَبَقَةً وَاحِدَةً، كُلَّمَا أَرَادَ
أَنْ يَسْجُدَ خَرَّ عَلَى قَفَاهُ [صحيح البخاري ومسلم]
Kemudian
disingkapkanlah betis, maka tidak tersisa dari orang-orang yang dulunya (di
dunia) sujud demi Allah atas kerelaan dirinya kecuali Allah mengizinkan
untuknya melakukan sujud, dan tidak tersisa dari orang-orang yag dulunya sujud
karena rasa takut dan riya kecuali Allah menjadikan punggung mereka bersatu
(tidak bisa dibengkokkan), setiap kali mereka ingin sujud mereka tersugkur”.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Bekas sujud tidak terbakar api neraka
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
حَتَّى إِذَا فَرَغَ اللَّهُ مِنَ القَضَاءِ بَيْنَ عِبَادِهِ، وَأَرَادَ أَنْ
يُخْرِجَ مِنَ النَّارِ مَنْ أَرَادَ أَنْ يُخْرِجَ، مِمَّنْ كَانَ يَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَمَرَ المَلائِكَةَ أَنْ يُخْرِجُوهُمْ، فَيَعْرِفُونَهُمْ
بِعَلامَةِ آثَارِ السُّجُودِ، وَحَرَّمَ اللَّهُ عَلَى النَّارِ أَنْ تَأْكُلَ مِنَ
ابْنِ آدَمَ أَثَرَ السُّجُودِ، فَيُخْرِجُونَهُمْ [صحيح البخاري ومسلم]
“ ...
Sampai ketika Allah selesai mengadili di antara hamba-hamba-Nya dan ingin
mengeluarkan dari neraka (dengan rahmat-Nya) orang yang dikehendakinya untuk
dikeluarkan dari orang-orang yang dulunya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang
berhak disembah selain Allah, Allah memerintahkan malaikat untuk mengeluarkan
mereka. Maka malaikat mengetahui mereka dengan tanda bekas sujud, dan Allah
telah mengharamkan bagi neraka untuk membakar bekas sujud dari anak cucu Adam,
kemudian malaikat mengeluarkan mereka (dari neraka) ... “. [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Wasiat terakhir Rasulullah
Ummu
Salamah radhiyallahu ‘anha berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
di waktu sakitnya yang membuatnya wafat:
«الصَّلَاةَ، وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ»
“Jagalah shalat
dan hak harta yang kalian miliki!”
Dan
Rasulullah terus-menerus mengucapkannya sampai tidak bisa lagi disebutkan oleh
lidahnya. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Kebanyakan wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
ketika didatangi kematian saat ruhnya akan keluar:
«الصَّلَاةَ، وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ»
[سنن ابن ماجه: صحيح]
“Jagalah shalat
dan hak harta yang kalian miliki!” [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Ali bin
Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: Akhir ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:
«الصَّلَاةَ الصَّلَاةَ، اتَّقُوا اللَّهَ فِيمَا
مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ» [سنن أبي داود: صحيح]
“Jagalah
shalat kalian, jagalah shalat kalian, dan bertakwalah kepada Allah atas harta
yang kalian miliki!” [Sunan Abu Dawud: Sahih]
Memberikan ketenangan
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Bilal radhiyallahu
‘anhu:
«قُمْ يَا بِلَالُ فَأَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ»
[سنن أبي داود: صحيح]
“Bangkitlah
wahai Bilal, maka tenangkanlah kami dengan mendirikan salat!”. [Sunan Abu
Dawud: Sahih]
Abu Musa radhiyallahu ‘anhu berkata: Suatu hari
terjadi gerhana matahari, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit
dengan terkejut, khawatir akan datangnya hari kiamat. Kemudian beliau
mendatangi mesjid kemudian shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang
terpanjang yang pernah aku saksikan beliau melakukannya, kemudian bersabda:
«هَذِهِ الآيَاتُ الَّتِي يُرْسِلُ اللَّهُ، لاَ
تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، وَلَكِنْ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ،
فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ، فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ»
[صحيح البخاري ومسلم]
“Ini
adalah tanda-tanda yang dikirim oleh Allah, bukan karena mati dan hidupnya
seseorang, akan tetapi dengannya Allah menakut-nakuti hamba-Nya. Maka jika
kalian melihat sesuatu yang seperti itu maka segeralah mengingat-Nya
(mendirikan shalat), berdo’a kepada-Nya, dan meminta ampunan-Nya”. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Pahalanya diperebutkan oleh Malaikat
Rifa’ah
bin Rafi’Az-Zuraqiy radhiyallahu
‘anhu berkata: Suatu hari kami shalat dibelakang Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian ketika mengangkat kepalanya dari
ruku’ beliau membaca:
" سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
"
“Allah
mendengar orang yang memuji-Nya”
Seorang
berkata dibelakangnya:
رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
“Engkaulah
Tuhan kami dan hanya untuk-Mu segala pujian, pujian yang banyak baik dan
berberkah”
Kemudian
setelah selesai shalat, Rasulullah bertanya:
«مَنِ المُتَكَلِّمُ»
“Siapa
yang membaca do’a tersebut?”
Orang itu
menjawab: Saya!
Rasulullah
bersabda:
«رَأَيْتُ بِضْعَةً وَثَلاَثِينَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا
أَيُّهُمْ يَكْتُبُهَا أَوَّلُ» [صحيح البخاري]
“Aku
melihat tiga puluh lebih malaikat berlomba, siapa diantara mereka yang mencatat
pahalanya terlebih dahulu”. [Sahih Bukhari]
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Seorang
datang kemudian memasuki shaf shalat dalam keadaan terengah-engah, kemudian ia
membaca:
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
“Segala
puji bagi Allah, pujian yang banyak baik dan berberkah”
Kemudian
setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat, beliau
bertanya:
«أَيُّكُمُ الْمُتَكَلِّمُ بِالْكَلِمَاتِ؟»
“Siapa
dari kalian yang membaca do’a tadi?”
Maka semua
orang diam.
Kemudian
Rasulullah bertanya lagi:
«أَيُّكُمُ الْمُتَكَلِّمُ بِهَا؟ فَإِنَّهُ لَمْ
يَقُلْ بَأْسًا»
“Siapa
dari kalian yang membaca do’a tadi? Sesungguhnya ia tidak mengucapkan sesuatu
yang terlarang”
Maka orang
itu berkata: Aku datang dalam keadaan terengah-engah maka aku mengucapkannya!
Maka
Rasulullah bersabda:
«لَقَدْ رَأَيْتُ اثْنَيْ عَشَرَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا،
أَيُّهُمْ يَرْفَعُهَا» [صحيح مسلم]
“Aku telah
melihat dua belas malaikat memperebutkannya, siapa dari mereka yang mengangkat
pahalanya”. [Sahih Muslim]
Saat paling dekat dengan Allah
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ،
وَهُوَ سَاجِدٌ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ» [صحيح مسلم]
“Saat
paling dekat seorang hamba dari Tuhannya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah
berdo’a”. [Sahih Muslim]
Bermunajat dan berhadapan dengan Allah
Dari Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَامَ فِي صَلاَتِهِ
فَإِنَّهُ يُنَاجِي رَبَّهُ، أَوْ إِنَّ رَبَّهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ القِبْلَةِ، فَلاَ
يَبْزُقَنَّ أَحَدُكُمْ قِبَلَ قِبْلَتِهِ، وَلَكِنْ عَنْ يَسَارِهِ أَوْ تَحْتَ قَدَمَيْهِ»
[صحيح البخاري]
“Sesungguhnya
seorang dari kalian jika berdiri dalam shalat-nya maka sesungguhnya ia sedang
bermunajat (berbicara dengan nada rendah) dengan Tuhannya, atau sesungguhnya
Tuhannya berada antara ia dengan kiblat, maka janganlah seorang dari kalian
meludah ke arah kiblatnya, akan tetapi ke arah kirinya atau ke bawah kedua
kakinya”. [Sahih Bukhari]
Jauh dari sifat orang kafir
Dari Jabir
bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ
تَرْكَ الصَّلَاةِ» [صحيح مسلم]
“Sesungguhnya
pembeda antara seseorang dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan
shalat”. [Sahih Muslim]
Dari Buraidah
radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«العَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ،
فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Perjanjian
antara kita dengan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkannya
maka ia telah kafir”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Wallahu
a’lam!
Referensi:
تعظيم قدرالصلاة للمروزي المتوفى سنة 294هـ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...