بسم
الله الرحمن الرحيم
Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu,
Nabi ﷺ bersabda:
"مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ
مِنَ الهُدَى وَالعِلْمِ، كَمَثَلِ الغَيْثِ الكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا، فَكَانَ
مِنْهَا نَقِيَّةٌ، قَبِلَتِ المَاءَ، فَأَنْبَتَتِ الكَلَأَ وَالعُشْبَ
الكَثِيرَ، وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ، أَمْسَكَتِ المَاءَ، فَنَفَعَ اللَّهُ
بِهَا النَّاسَ، فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا، وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً
أُخْرَى، إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لاَ تُمْسِكُ مَاءً وَلاَ تُنْبِتُ كَلَأً،
فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللَّهِ، وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ
بِهِ فَعَلِمَ وَعَلَّمَ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا، وَلَمْ
يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ"
"Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku
dengan membawanya adalah seperti hujan yang lebat yang turun mengenai tanah.
Diantara tanah itu ada jenis yang dapat menyerap air sehingga dapat menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Dan di antaranya ada tanah yang
keras lalu menahan air (tergenang) sehingga dapat diminum oleh manusia, memberi
minum hewan ternak dan untuk menyiram tanaman. Dan yang lain ada permukaan
tanah yang berbentuk lembah yang tidak dapat menahan air dan juga tidak dapat
menumbuhkan tanaman. Perumpamaan itu adalah seperti orang yang faham agama
Allah dan dapat memanfa'atkan apa yang aku diutus dengannya, dia mempelajarinya
dan mengajarkannya, dan juga perumpamaan orang yang tidak dapat mengangkat
derajat dan tidak menerima hidayah Allah dengan apa yang aku diutus
dengannya". [Shahih Al-Bukhari]
Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada Kitab Ilmu bab 20; Keutamaan orang yang berilmu dan mengajarkannya
Penjelasan singkat hadits ini:
1)
Memberi
perumpamaan agar lebih mudah dipahami.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَيَضْرِبُ
اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ} [إبراهيم: 25]
Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka
selalu ingat.
[Ibrahim: 25]
{وَتِلْكَ
الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ} [الحشر: 21]
Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia
supaya mereka berfikir. [Al-Hasyr:21]
2)
Persamaan
antara ilmu dan air.
Diantaranya:
a.
Air hujan menghidupkan tanah, memberi manfaat pada makhluk
hidup, sedangkan ilmu menghidupkan hati.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَجَعَلْنَا
مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ} [الأنبياء : 30]
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman? [Al-Anbiya': 30]
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ
لِمَا يُحْيِيكُمْ} [الأنفال:
24]
"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah
dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan
kepada kamu."
[Al-Anfaal: 24]
Ø Dari Abu Musa radiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ
رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّت" [صحيح البخاري]
"Perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya dengan orang
yang tidak mengingat Tuhannya, seperti orang hidup dengan orang mati".
[Sahih Bukhari]
Lihat: Keutamaan dzikir
b.
Air hujan mengalir ke tempat rendah, seperti ilmu diraih
oleh orang yang tawadhu’.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{سَأَصْرِفُ
عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَإِن
يَرَوْا كُلَّ آيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوا بِهَا وَإِن يَرَوْا سَبِيلَ الرُّشْدِ لَا
يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا وَإِن يَرَوْا سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ۚ
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ} [الأعراف : 146]
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya
di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika
melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka
melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya,
tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang
demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu
lalai dari padanya. [Al-A’raf: 146]
Ø Abdullah bin
Al-Mu'taz -rahimahullah-
berkata:
"الْمُتَوَاضِعُ فِي طِلابِ الْعِلْمِ
أَكْثَرُهُمْ عِلْمًا، كَمَا أَنَّ الْمَكَانَ الْمُنْخَفِضَ أَكْثَرُ الْبِقَاعِ
مَاءً"
"Orang tawadhu' di antara penuntut ilmu adalah orang
yang paling banyak ilmunyaa, sebagaimana tempat yang rendah lebih banyak
menampung air". [Al-Jaami' li akhlaq Arrawi]
Ø Seorang penyair
berkata:
الْعِلْمُ حَرْبُ الفَتَى الْمُتَعالِي
... كَالسَّيْلِ حَرْبٌ لِلْمَكانِ العالِي
Ilmu itu
musuh bagi pemuda yang sombong … seperti aliran air menjauhi tempat yang tinggi
Lihat: Akhlak ulama dan penuntut ilmu
c.
Air jika berlebihan akan merusak, demikian pula ilmu.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
"إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ،
فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ" [سنن النسائي: صحيح]
“Hati-hatilah kalian dengan sikap berlebih-lebihan dalam
menjalankan agama karena sesungguhnya yang membinasakan umat-umat sebelum
kalian adalah sikap berlebih-lebihan dalam menjalankan agama”. [Sunan
An-Nasa'i: Shahih]
d.
Air bermanfaat sesuai jenis tanahnya, demikian pula ilmu
bermanfaat sesuai dengan pendengarnya.
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:
"حَدِّثُوا النَّاسَ بِمَا يَعْرِفُونَ،
أَتُحِبُّونَ أَنْ يُكَذَّبَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ" [صحيح البخاري]
“Sampaikanlah kepada orang-orang apa yang bisa mereka pahami,
sukakah kalian jika Allah dan rasul-Nya didustakan (karena mereka tidak
paham)?!” [Sahih Bukhari]
Ø Abdullah bin
Mas'ud radhiyallahu
'anhu berkata:
"مَا أَنْتَ بِمُحَدِّثٍ قَوْمًا
حَدِيثًا لَا تَبْلُغُهُ عُقُولُهُمْ، إِلَّا كَانَ لِبَعْضِهِمْ فِتْنَةً" [صحيح مسلم]
“Tidaklah kamu menyampaikan sesuatu kepada satu kaum yang
belum bisa mereka pahami kecuali hal itu akan menjadi fitnah (cobaan dan
masalah) bagi sebagian mereka”. [Shahih Muslim]
e.
Air yang bermanfaat ketika menumbuhkan tanaman dan
menghidupkan manusia dan hewan-hewan, demikian pula ilmu yang bermanfaat ketika
diamalkan dan diajarkan kepada orang lain.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{مَثَلُ
الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ
يَحْمِلُ أَسْفَارًا ۚ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ
اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ} [الجمعة : 5]
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat,
kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa
kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan
ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. [Al-Jumu'ah: 5]
Ø Dari Jundub
bin Abdillah Al-Azdiy radiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَثَلُ الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ
النَّاسَ الْخَيْرَ ويَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيءُ لِلنَّاسِ
ويَحْرِقُ نَفْسَهُ" [المعجم الكبير للطبراني: صححه الألباني]
“Perumpamaan orang berilmu yang mengajarkan kebaikan pada
manusia dan melupakan dirinya, seperti lampu yang menerangi untuk orang lain
tapi membakar dirinya sendiri”. [Al-Mu’jam Al-Kabiir: Shahih]
Lihat: Mengamalkan ilmu yang dimiliki
f.
Air ada yang murni jika diambil dari sumbernya, begitu pula
ilmu.
Dari Al-'Irbaad bin Sariyah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
"لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ
الْبَيْضَاءِ، لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا، لَا يَزِيغُ عَنْهَا إِلَّا هَالِكٌ" [صحيح الترغيب والترهيب]
"Aku telah meninggalkan kalian di atas jalan yang terang
dan jelas, malamnya sama dengan siangnya, tidak ada yang melenceng darinya
kecuali ia akan celaka". [Shahih At-Targiib wa At-Tarhiib]
g.
Air memadamkan api, begitu pula ilmu menghapuskan dosa.
Dari Jabir dan Aisyah radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
"مُعَلِّمُ الخَيْرِ يَسْتَغْفِرُ لهُ
كُلُّ شيءٍ حتى الحيتانُ في البحارِ" [السلسلة الصحيحة رقم 1852 و3024]
“Orang yang mengajar kebaikan dimintakan ampun untuknya oleh
segala sesuatu (makhluk) sampai ikan di lautan pun”. [Silsilah hadits sahih
no.1852 dan 3024]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
" إِنَّ لِلَّهِ مَلاَئِكَةً يَطُوفُونَ
فِي الطُّرُقِ يَلْتَمِسُونَ أَهْلَ الذِّكْرِ، فَإِذَا وَجَدُوا قَوْمًا
يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَنَادَوْا: هَلُمُّوا إِلَى حَاجَتِكُمْ " قَالَ:
«فَيَحُفُّونَهُمْ بِأَجْنِحَتِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا» قَالَ: "
فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ، وَهُوَ أَعْلَمُ مِنْهُمْ، مَا يَقُولُ عِبَادِي؟
قَالُوا: يَقُولُونَ: يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ
وَيُمَجِّدُونَكَ " قَالَ: " فَيَقُولُ: هَلْ رَأَوْنِي؟ " قَالَ: "
فَيَقُولُونَ: لاَ وَاللَّهِ مَا رَأَوْكَ؟ " قَالَ: " فَيَقُولُ:
وَكَيْفَ لَوْ رَأَوْنِي؟ " قَالَ: " يَقُولُونَ: لَوْ رَأَوْكَ كَانُوا
أَشَدَّ لَكَ عِبَادَةً، وَأَشَدَّ لَكَ تَمْجِيدًا وَتَحْمِيدًا، وَأَكْثَرَ لَكَ
تَسْبِيحًا " قَالَ: " يَقُولُ: فَمَا يَسْأَلُونِي؟ " قَالَ:
«يَسْأَلُونَكَ الجَنَّةَ» قَالَ: " يَقُولُ: وَهَلْ رَأَوْهَا؟ "
قَالَ: " يَقُولُونَ: لاَ وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا " قَالَ:
" يَقُولُ: فَكَيْفَ لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا؟ " قَالَ: "
يَقُولُونَ: لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا كَانُوا أَشَدَّ عَلَيْهَا حِرْصًا،
وَأَشَدَّ لَهَا طَلَبًا، وَأَعْظَمَ فِيهَا رَغْبَةً، قَالَ: فَمِمَّ
يَتَعَوَّذُونَ؟ " قَالَ: " يَقُولُونَ: مِنَ النَّارِ " قَالَ:
" يَقُولُ: وَهَلْ رَأَوْهَا؟ " قَالَ: " يَقُولُونَ: لاَ
وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا " قَالَ: " يَقُولُ: فَكَيْفَ لَوْ
رَأَوْهَا؟ " قَالَ: " يَقُولُونَ: لَوْ رَأَوْهَا كَانُوا أَشَدَّ
مِنْهَا فِرَارًا، وَأَشَدَّ لَهَا مَخَافَةً " قَالَ: " فَيَقُولُ:
فَأُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ " قَالَ: " يَقُولُ مَلَكٌ
مِنَ المَلاَئِكَةِ: فِيهِمْ فُلاَنٌ لَيْسَ مِنْهُمْ، إِنَّمَا جَاءَ لِحَاجَةٍ.
قَالَ: هُمُ الجُلَسَاءُ لاَ يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya Allah mempunyai para malaikat yang selalu
berkeliling di jalan-jalan, dan mencari-cari majelis dzikir, jika mereka
mendapati suatu kaum yang berdzikir kepada Allah mereka memanggil
teman-temannya seraya berkata; 'Kemarilah terhadap apa yang kalian cari.' Lalu
mereka pun datang seraya menaungi kaum tersebut dengan sayapnya sehingga
memenuhi langit bumi. Maka Rabb mereka bertanya padahal Dia lebih tahu dari
mereka; 'Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku?' Para malaikat menjawab; 'Mereka
mensucikan Engkau, memuji Engkau, mengagungkan Engkau.' Allah berfirman:
'Apakah mereka melihat-Ku?' Para malaikat menjawab; 'Tidak, demi Allah mereka
tidak melihat-Mu.' Allah berfirman: 'Bagaimana sekiranya mereka melihat-Ku?'
Para malaikat menjawab; 'Sekiranya mereka dapat melihat-Mu pasti mereka akan
lebih giat lagi dalam beribadah, lebih dalam mengagungkan dan memuji Engkau,
dan lebih banyak lagi mensucikan Engkau,' Allah berfirman: 'Lalu apa yang
mereka minta?' Para malaikat menjawab; 'Mereka meminta surge.' Allah berfirman:
'Apakah mereka telah melihatnya?' Para malaikat menjawab; 'Belum, demi Allah
mereka belum pernah melihatnya.' Allah berfirman: 'Bagaimana sekiranya mereka
telah melihatnya?' Para malaikat menjawab; 'Jika mereka melihatnya tentu mereka
akan lebih berkeinginan lagi dan antusias serta sangat mengharap.' Allah
berfirman: 'Lalu dari apakah mereka meminta berlindung?' Para malaikat
menjawab; 'Dari api neraka.' Allah berfirman: 'Apakah mereka telah melihatnya?'
Para malaikat menjawab; 'Belum, demi Allah wahai Rabb, mereka belum pernah
melihatnya sama sekali.' Allah berfirman: 'Bagaimana jika seandainya mereka
melihatnya?' Para malaikat menjawab; 'Tentu mereka akan lari dan lebih takut
lagi.'" Beliau melanjutkan: 'Allah berfirman: 'Sesungguhnya Aku telah
mempersaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.' Beliau
melanjutkan; 'Salah satu dari malaikat berkata; 'Sesungguhnya diantara mereka
ada si fulan yang datang untuk suatu keperluan? ' Allah berfirman: 'Mereka
adalah suatu kaum yang majelis mereka tidak ada kesengsaraannya bagi temannya.'
[Sahih Bukhari dan Muslim]
3)
Empat jenis
orang yang mendengarkan ilmu:
Pertama: Menerima dan memahaminya,
mengamalkannya kemudian mengajarkannya.
Dari Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
"إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ
القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ" [صحيح البخاري]
“Sesungguhnya yang paling afdhal dari kalian adalah yang
mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya”. [Shahih Bukhari]
Kedua: Hanya menerima tapi tidak memahami
dengan baik, belum mampu mengamalkannya, namun ia menyampaikannya kepada orang
lain.
Dari Zayd bin Tsabit radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
"نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا
حَدِيثًا، فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ
أَفْقَهُ مِنْهُ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ" [سنن أبي داود: صحيح]
"Allah memberi cahaya pada wajah (atau kenimatan) pada
orang yang mendengar dariku suatu hadits kemudian ia menghafalnya untuk ia
sampaikan kepada orang lain. Karena bisa jadi seorang yang menghafal suatu
pemahaman (hadits) kemudian menyampaikannya kepada orang yang lebih paham
darinya, dan bisa jadi orang yang menghafal suatu pemahaman (hadits) tapi ia
tidak paham". [Sunan Abu Daud: Sahih]
Ketiga: Tidak menerima sama sekali atau
tidak mengamalkannya dan tidak mengajarkannya kepada orang lain.
Allah subhanahu wata’alaa berfirman:
{وَمَنْ
أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ
بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ
الْيَوْمَ تُنْسَى} [طه:
124-126]
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka
Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya
pada hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku,
Mengapa Engkau menghimpunkan Aku dalam keadaan buta, padahal Aku dahulunya
adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah
datang kepadamu ayat-ayat kami, maka kamu melupakannya (meninggalkannya), dan
begitu (pula) pada hari Ini kamupun dilupakan (ditinggalkan)". [Thaaha: 124-126]
Ø Dari Abu
Waqid Al-Laitsiy radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah ﷺ ketika sedang duduk bermajelis di Masjid bersama para sahabat
datanglah tiga orang. Yang dua orang menghadap Nabi ﷺ, dan yang seorang lagi pergi. Yang dua orang berdiri sejenak di
hadapan Nabi ﷺ,
kemudian satu diantaranya melihat tempat kosong dalam majelis maka ia duduk di
tempat itu, sedang yang kedua duduk di belakang majelis, sedang yang ketiga
berbalik pergi.
Setelah Rasulullah ﷺ selesai bermajelis, beliau bersabda:
"أَلاَ أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ
الثَّلاَثَةِ؟ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلَى اللَّهِ فَآوَاهُ اللَّهُ،
وَأَمَّا الآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللَّهُ مِنْهُ، وَأَمَّا الآخَرُ
فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللَّهُ عَنْهُ"
"Maukah kalian aku beritahu tentang ketiga orang tadi?
Adapun seorang diantara mereka, dia mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah
mendekatkan ia kepada-Nya. Yang kedua, dia malu (tidak mengisi tempat yang
kosong), maka Allah pun malu kepadanya. Sedangkan yang ketiga berpaling dari
Allah maka Allah pun berpaling darinya."
Keempat: Menerima dan mengamalkannya, namun
tidak mengajarkannya kepada orang lain.
Dari Abu Ad-Dardaa' radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
"إِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى
الْعَابِدِ، كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ"
[سنن أبى داود:
صححه الألباني]
"Sesungguhnya keutamaan seorang ulama terhadap seorang
ahli ibadah seperti keutamaan bulan malam purnama dibandingkan dengan bintang
lainnya". [Sunan Abu Daud: Shahih]
Ø Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ
أَلْجَمَهُ اللَّهُ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ"
"Barangsiapa ditanya mengenai suatu ilmu dan ia
menyembunyikannya, maka ia akan dicambuk dengan cambuk dari api neraka pada
hari kiamat." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Wallahu a'lam!
Lihat juga: Keutamaan ilmu dan ulama - Cela kebodohan dalam Al-Qur'an - Semangat salaf menimba ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...