Rabu, 27 Januari 2021

Kitab Ilmu bab 20; Keutamaan orang yang berilmu dan mengajarkannya

 بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابُ فَضْلِ مَنْ عَلِمَ وَعَلَّمَ

“Bab: Keutamaan orang yang berilmu dan mengajarkannya”

Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan tentang keutamaan orang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Beliau meriwayatkan satu hadits dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

79 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ العَلاَءِ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ أُسَامَةَ، عَنْ بُرَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ [عامر بن عبد الله بن قيس]، عَنْ أَبِي مُوسَى، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ مِنَ الهُدَى وَالعِلْمِ، كَمَثَلِ الغَيْثِ الكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا، فَكَانَ مِنْهَا نَقِيَّةٌ، قَبِلَتِ المَاءَ، فَأَنْبَتَتِ الكَلَأَ وَالعُشْبَ الكَثِيرَ، وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ، أَمْسَكَتِ المَاءَ، فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ، فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا، وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى، إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لاَ تُمْسِكُ مَاءً وَلاَ تُنْبِتُ كَلَأً، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللَّهِ، وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ فَعَلِمَ وَعَلَّمَ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا، وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ»

79 - Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-'Ala`, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Usamah, dari Buraid bin Abdullah, dari Abu Burdah [‘Amir bin Abdillah bin Qais], dari Abu Musa, dari Nabi , beliau bersabda, "Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengan membawanya adalah seperti hujan yang lebat yang turun mengenai tanah. Diantara tanah itu ada jenis yang dapat menyerap air sehingga dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Dan di antaranya ada tanah yang keras lalu menahan air (tergenang) sehingga dapat diminum oleh manusia, memberi minum hewan ternak dan untuk menyiram tanaman. Dan yang lain ada permukaan tanah yang berbentuk lembah yang tidak dapat menahan air dan juga tidak dapat menumbuhkan tanaman. Perumpamaan itu adalah seperti orang yang faham agama Allah dan dapat memanfa'atkan apa yang aku diutus dengannya, dia mempelajarinya dan mengajarkannya, dan juga perumpamaan orang yang tidak dapat mengangkat derajat dan tidak menerima hidayah Allah dengan apa yang aku diutus dengannya".

قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ [البخاري]: قَالَ إِسْحَاقُ [بن راهويه]: «وَكَانَ مِنْهَا طَائِفَةٌ قَيَّلَتِ المَاءَ»، قَاعٌ يَعْلُوهُ المَاءُ، وَالصَّفْصَفُ المُسْتَوِي مِنَ الأَرْضِ»

Berkata Abu Abdullah [Al-Bukhariy]; Ishaq [bin Rahawaih] berkata (dalam riwayat lain): "Dan diantara jenis tanah itu ada yang berbentuk lembah yang dapat menampung air”, “Qaa’un” adalah tempat air meluap (tidak ada yang tersisa), dan “Shafshaf” adalah padang sahara yang datar".

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Abu Musa Abdullah bin Qais bin Sulaim Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2)      Memberi perumpamaan agar lebih mudah dipahami.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ} [إبراهيم: 25]

Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat. [Ibrahim: 25]

{وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ} [الحشر: 21]

Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. [Al-Hasyr:21]

3)      Persamaan antara ilmu dan air.

Diantaranya:

a.       Air hujan menghidupkan tanah, memberi manfaat pada makhluk hidup, sedangkan ilmu menghidupkan hati.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} [الأنفال: 24]

"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu." [Al-Anfaal: 24]

b.      Air hujan mengalir ke tempat rendah, seperti ilmu diraih oleh orang yang tawadhu’.

Abdullah bin Al-Mu'taz -rahimahullah- berkata:

«الْمُتَوَاضِعُ فِي طِلابِ الْعِلْمِ أَكْثَرُهُمْ عِلْمًا، كَمَا أَنَّ الْمَكَانَ الْمُنْخَفِضَ أَكْثَرُ الْبِقَاعِ مَاءً»

"Orang tawadhu' di antara penuntut ilmu adalah orang yang paling banyak ilmunyaa, sebagaimana tempat yang rendah lebih banyak menampung air". [Al-Jaami' li akhlaq Arrawi]

c.       Air jika berlebihan akan merusak, demikian pula ilmu.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ» [سنن النسائي: صحيح]

“Hati-hatilah kalian dengan sikap berlebih-lebihan dalam menjalankan agama karena sesungguhnya yang membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah sikap berlebih-lebihan dalam menjalankan agama. [Sunan An-Nasa'i: Sahih]

d.      Air bermanfaat sesuai jenis tanahnya, demikian pula ilmu bermanfaat sesuai dengan pendengarnya.

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:

«حَدِّثُوا النَّاسَ، بِمَا يَعْرِفُونَ أَتُحِبُّونَ أَنْ يُكَذَّبَ، اللَّهُ وَرَسُولُهُ» [صحيح البخاري]

“Sampaikanlah kepada orang-orang apa yang bisa mereka pahami, sukakah kalian jika Allah dan rasul-Nya didustakan (karena mereka tidak paham)?!” [Sahih Bukhari]

Ø  Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:

«مَا أَنْتَ بِمُحَدِّثٍ قَوْمًا حَدِيثًا لَا تَبْلُغُهُ عُقُولُهُمْ، إِلَّا كَانَ لِبَعْضِهِمْ فِتْنَةً» [صحيح مسلم]

“Tidaklah kamu menyampaikan sesuatu kepada satu kaum yang belum bisa mereka pahami kecuali hal itu akan menjadi fitnah (cobaan dan masalah) bagi sebagian mereka”. [Sahih Muslim]

e.       Air yang bermanfaat ketika menumbuhkan tanaman dan menghidupkan manusia dan hewan-hewan, demikian pula ilmu yang bermanfaat ketika diamalkan dan diajarkan kepada orang lain.

Dari Jundub bin Abdillah Al-Azdiy radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَثَلُ الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ النَّاسَ الْخَيْرَ ويَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيءُ لِلنَّاسِ ويَحْرِقُ نَفْسَهُ» [المعجم الكبير للطبراني: صححه الألباني]

“Perumpamaan orang berilmu yang mengajarkan kebaikan pada manusia dan melupakan dirinya, seperti lampu yang menerangi untuk orang lain tapi membakar dirinya sendiri”. [Al-Mu’jam Al-Kabiir: Sahih]

f.        Air ada yang murni jika diambil dari sumbernya, begitu pula ilmu.

Dari Al-'Irbaad bin Sariyah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ، لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا، لَا يَزِيغُ عَنْهَا إِلَّا هَالِكٌ» [صحيح الترغيب والترهيب]

"Aku telah meninggalkan kalian di atas jalan yang terang dan jelas, malamnya sama dengan siangnya, tidak ada yang melenceng darinya kecuali ia akan celaka". [Sahih At-Targiib wa At-Tarhiib]

4)      Empat jenis orang yang mendengarkan ilmu:

Pertama: Menerima dan memahaminya, mengamalkannya kemudian mengajarkannya.

Kedua: Hanya menerima tapi tidak memahami, namun ia mengajarkannya kepada orang lain.

Dari Zayd bin Tsabit radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا، فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Allah memberi cahaya pada wajah (atau kenimatan) pada orang yang mendengar dariku suatu hadits kemudian ia menghafalnya untuk ia sampaikan kepada orang lain. Karena bisa jadi seorang yang menghafal suatu pemahaman (hadits) kemudian menyampaikannya kepada orang yang lebih paham darinya, dan bisa jadi orang yang menghafal suatu pemahaman (hadits) tapi ia tidak paham". [Sunan Abu Daud: Sahih]

Lihat: Kitab Ilmu bab 9

Ketiga: Tidak menerima sama sekali sehingga tidak bisa memberi manfaat untuk orang lain.

Allah subhanahu wata’alaa berfirman:

{وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى} [طه: 124-126]

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, Mengapa Engkau menghimpunkan Aku dalam keadaan buta, padahal Aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat kami, maka kamu melupakannya (meninggalkannya), dan begitu (pula) pada hari Ini kamupun dilupakan (ditinggalkan)". [Thaaha: 124-126]

Ø  Dari Abu Waqid Al-Laitsiy radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah ketika sedang duduk bermajelis di Masjid bersama para sahabat datanglah tiga orang. Yang dua orang menghadap Nabi , dan yang seorang lagi pergi. Yang dua orang berdiri sejenak di hadapan Nabi , kemudian satu diantaranya melihat tempat kosong dalam majelis maka ia duduk di tempat itu, sedang yang kedua duduk di belakang majelis, sedang yang ketiga berbalik pergi.

Setelah Rasulullah selesai bermajelis, beliau bersabda,

«أَلاَ أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلاَثَةِ؟ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلَى اللَّهِ فَآوَاهُ اللَّهُ، وَأَمَّا الآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللَّهُ مِنْهُ، وَأَمَّا الآخَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللَّهُ عَنْهُ»

"Maukah kalian aku beritahu tentang ketiga orang tadi? Adapun seorang diantara mereka, dia mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah mendekatkan ia kepada-Nya. Yang kedua, dia malu (tidak mengisi tempat yang kosong), maka Allah pun malu kepadanya. Sedangkan yang ketiga berpaling dari Allah maka Allah pun berpaling darinya."

Lihat: Kitab Ilmu bab 8

Keempat: Menerima dan mengamalkannya, namun tidak mengajarkannya kepada orang lain.

Dari Abu Ad-Dardaa' radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ، كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ» [سنن أبى داود: صححه الألباني]

"Sesungguhnya keutamaan seorang ulama terhadap seorang ahli ibadah seperti keutamaan bulan malam purnama dibandingkan dengan bintang lainnya". [Sunan Abu Daud: Sahih]

5)      Keutamaan mengajarkan ilmu yang dimiliki.

Diantaranya:

1.       Gelar orang yang terbaik.

Dari Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» [صحيح البخاري]

“Sesungguhnya yang paling afdhal dari kalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya”. [Sahih Bukhari]

2.       Mendapat selawat dari Allah, malaikat, dan seluruh makhluk.

Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«فَضْلُ العَالِمِ عَلَى العَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ، إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الخَيْرَ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Keutamaan seorang ulama dibandingkan dengan seorang ahli ibadah seperti keutamaanku dibandingkan dengan orang yang paling rendah dari kalian". "Sesungguhnya Allah, para malaikat, penduduk langit dan bumi, bahkan semut disarangnya dan ikan; mereka berselawat untuk orang yang mengajar manusia kebaikan". [Sunan At-Tirmidzi: Sahih]

3.       Dimintakan ampunan untuknya oleh seluruh makhluk

Dari Jabir dan Aisyah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مُعَلِّمُ الخَيْرِ يَسْتَغْفِرُ لهُ كُلُّ شيءٍ حتى الحيتانُ في البحارِ» [السلسلة الصحيحة رقم 1852 و3024]

“Orang yang mengajar kebaikan dimintakan ampun untuknya oleh segala sesuatu (makhluk) sampai ikan di lautan pun”. [Silsilah hadits sahih no.1852 dan 3024]

4.       Pahalanya tidak terputus

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ، وَعِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ، وَوَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ " [سنن الترمذي: صححه الألباني]

“Jika seorang manusia meninggal maka terputuslah amalannya kecuali tiga: Sedekah jariah, ilmu yang ia ajarkan (diamalkan setelah ia meninggal), dan anak saleh yang berdo'a untuknya”. [Sunan At-Tirmidzi: Sahih]

5.       Mendapatkan pahala haji.

Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُرِيدُ إِلَّا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ، تَامًّا حَجَّتَهُ» [المعجم الكبير للطبراني: حسن]

"Barangsiapa yang pergi ke masjid, tidak ada yang ia inginkan kecuali untuk menuntut ilmu yang baik atau mengajarkannya, akan mendapatkan pahala seperti pahala yang didapatkan orang yang menunaikan haji secara sempurna". [Al-Mu'jam Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]

6.       Boleh mengharapkan sepertinya

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الحَقِّ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا " [صحيح البخاري ومسلم]

"Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang: Seseorang yang diberi oleh Allah harta dan menuntunnya untuk menginfakkannya dalam kebenaran, dan seorang yang diberi oleh Allah hikmah (ilmu) kemudian ia mengamalkannya dan mengajarkannya". [Sahih Bukhari dan Muslim]

7.       Mendapatkan nikmat.

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا شَيْئًا فَبَلَّغَهُ كَمَا سَمِعَ، فَرُبَّ مُبَلِّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Allah akan memperindah seseorang yang mendengar sesuatu dariku kemudian dia sampaikan sebagaimana dia mendengarnya, maka bisa jadi orang yang menyampaikan lebih faqih dari yang mendengar". [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Lihat: Mengamalkan ilmu yang dimiliki

6)      Ancaman bagi orang yang menyembunyikan ilmu yang dimiliki.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِن بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ} [البقرة: 159]

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati. [Al-Baqarah: 159]

{إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ الْكِتَابِ وَيَشْتَرُونَ بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَئِكَ مَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ إِلَّا النَّارَ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ . أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ بِالْهُدَى وَالْعَذَابَ بِالْمَغْفِرَةِ فَمَا أَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ} [البقرة: 174- 175]

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka! [Al-Baqarah: 174-175]

Ø  Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ أَلْجَمَهُ اللَّهُ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»

"Barangsiapa ditanya mengenai suatu ilmu dan ia menyembunyikannya, maka ia akan dicambuk dengan cambuk dari api neraka pada hari kiamat." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ» يَعْنِي رِيحَهَا [سنن أبى داود: صححه الألباني]

"Barangsiapa yang menuntu ilmu yang seharusnya diniatkan demi Allah namun ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kenikmatan dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga di hari kiamat". [Sunan Abi Daud: Sahih]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Ilmu bab 19; Pergi menuntut ilmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...