Rabu, 22 September 2021

Kitab Ilmu bab 48 dan 49; Memilih ilmu yang akan diamalkan dan disampaikan

 بسم الله الرحمن الرحيم

A.    Bab 48.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابُ مَنْ تَرَكَ بَعْضَ الِاخْتِيَارِ، مَخَافَةَ أَنْ يَقْصُرَ فَهْمُ بَعْضِ النَّاسِ عَنْهُ، فَيَقَعُوا فِي أَشَدَّ مِنْهُ

“Bab: Seorang meninggalkan sebagian pendapat pilihannya karena khawatir sebagian orang kurang memahami hal itu sehingga mereka terjerumus pada seseuatu yang lebih buruk”.

Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan pentingnya berhati-hati dalam menerapkan ilmu (pendapat) yang dimiliki agar tidak menjadi sumber fitnah (kekacauan/musibah) bagi orang lain. Sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam dalam hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

126 - حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ إِسْرَائِيلَ [بن يونس بن أبي إسحاق]، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ [عمرو بن عبد الله السبيعي]، عَنِ الأَسْوَدِ [بن يزيد النخعي]، قَالَ: قَالَ لِي ابْنُ الزُّبَيْرِ، كَانَتْ عَائِشَةُ تُسِرُّ إِلَيْكَ كَثِيرًا فَمَا حَدَّثَتْكَ فِي الكَعْبَةِ؟ قُلْتُ: قَالَتْ لِي: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " يَا عَائِشَةُ لَوْلاَ قَوْمُكِ حَدِيثٌ عَهْدُهُمْ - قَالَ ابْنُ الزُّبَيْرِ - بِكُفْرٍ، لَنَقَضْتُ الكَعْبَةَ فَجَعَلْتُ لَهَا بَابَيْنِ: بَابٌ يَدْخُلُ النَّاسُ وَبَابٌ يَخْرُجُونَ " فَفَعَلَهُ ابْنُ الزُّبَيْرِ

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Musa, dari Isra'il [bin Yunus bin Abi Ishaq], dari Abu Ishaq [‘Amr bin Abdillah As-Sabi’iy], dari Al-Aswad [bin Yazid An-Nakha’iy], ia berkata: Ibnu Az-Zubair berkata kepadaku, "'Aisyah banyak merahasiakan (hadits) kepadamu. Apa yang pernah dibicarakannya kepadamu tentang Ka'bah?" Aku (Al-Aswad) berkata, "Aisyah berkata kepadaku, "Nabi berkata kepadaku, "Wahai 'Aisyah, kalau bukan karena kaummu masih dekat zaman mereka, - Ibnu Az-Zubair menyebutkan, "Dengan kekufuran-, maka Ka'bah akan aku rubah, lalu aku buat dua pintu untuk orang-orang masuk dan satu untuk mereka keluar." Di kemudian hal ini dilaksanakan oleh Ibnu Zubair.".

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Aisyah radhiyallahu ‘anha.

Lihat: Aisyah binti Abi Bakr dan keistimewaannya

2.      Boleh meninggalkan satu pendapat yang dianggap lebih kuat untuk menghidari fitnah dan kerusakan yang lebih besar.

Jabir radhiyallahu 'anhu berkata;

كَانَتِ الأَنْصَارُ حِينَ قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْثَرَ، ثُمَّ كَثُرَ المُهَاجِرُونَ بَعْدُ، فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أُبَيٍّ: أَوَقَدْ فَعَلُوا، وَاللَّهِ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى المَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الأَعَزُّ مِنْهَا الأَذَلَّ، فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: دَعْنِي يَا رَسُولَ اللَّهِ أَضْرِبْ عُنُقَ هَذَا المُنَافِقِ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «دَعْهُ لاَ يَتَحَدَّثُ النَّاسُ أَنَّ مُحَمَّدًا يَقْتُلُ أَصْحَابَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

Jumlah kaum Anshar saat Nabi datang lebih banyak, namun setelah itu jumlah kaum Muhajirin menjadi lebih banyak dari jumlah mereka. Kemudian Abdullah bin Ubbay berkata, "Bukankah mereka telah melakukannya? Demi Allah, jika kita kembali ke Madinah, niscaya orang-orang mulia akan mengusir orang-orang hina darinya." Umar bin Al Khaththab radhiallahu'anhu berkata, "Izinkanlah aku wahai Rasulullah untuk menebas leher orang munafik ini." Tetapi Nabi bersabda, "Biarkanlah ia, agar orang-orang tidak berkomentar bahwa Muhammad membunuh sahabatnya sendiri." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Abdurrahman bin Zayd –rahimahullah- berkata: Usman melakukan shalat di Mina empat raka'at. Lalu Abdullah bin Mas'ud berkata:

«صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ، وَمَعَ أَبِي بَكْرٍ رَكْعَتَيْنِ، وَمَعَ عُمَرَ رَكْعَتَيْنِ وَمَعَ عُثْمَانَ صَدْرًا مِنْ إِمَارَتِهِ، ثُمَّ أَتَمَّهَا ، ثُمَّ تَفَرَّقَتْ بِكُمُ الطُّرُقُ فَلَوَدِدْتُ أَنْ لِي مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ مُتَقَبَّلَتَيْنِ»

“Aku telah shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (di Mina) dua raka'at, bersama Abu Bakr dua raka'at, bersama Umar dua raka'at, dan bersama Usman di awal khilafahnya kemudian ia menyempurnakan shalat empat raka'at. Kemudian kalian berselisih arah, maka aku berharap andai saja shalat yang aku lakuan empat raka'at, yang dua raka'atnya pun diterimah”.

Lalu ia ditanya: Engkau mencela Usman kemudian engkaupun shalat bersamanya empat raka'at?

Ibnu Mas'ud menjawab:

«الْخِلَافُ شَرٌّ» [سنن أبي داود: صحيح]

“Perselisihan itu buruk”. [Sunan Abi Daud: Sahih]

Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan

3.      Meninggalkan nahi mungkar jika akan menimbulkan kemungkaran yang lebih besar.

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Seorang A'raby kencing berdiri dalam mesjid, maka para sahabat ingin memukulnya, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada mereka:

«دَعُوهُ وَهَرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ، أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ، وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ» [صحيح البخاري]

"Biarkan ia menyelesaikan kencingnya, kemudian kalia sirami kencingnya denga seember air, sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan ummat, bukan untuk menyusahkannya." [Sahih Bukhari]

Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (34) Abu Sa'id; Mencegah kemungkaran

4.      Meninggalkan perkara sunnah sesekali karena khawatir orang menganggapnya wajib.

'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:

«إِنْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَدَعُ الْعَمَلَ وَهُوَ يُحِبُّ أَنْ يَعْمَلَ بِهِ، خَشْيَةَ أَنْ يَعْمَلَ بِهِ النَّاسُ فَيُفْرَضَ عَلَيْهِمْ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Rasulullah meninggalkan amalan yang sebenarnya beliau suka melakukannya, karena beliau khawatir jangan-jangan para sahabat menirunya sehingga amalan itu diwajibkan." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلاَةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Seandainya bukan karena aku akan menyulitkan bagi umatku atau bagi orang-orang maka akan aku perintahkan mereka bersiwak setiap hendak salat". [Sahih Bukhari dan Muslim]

5.      Menghindari buruk sangka orang lain.

Shafiyyah binti Huyay radhiyallahu 'anhu berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعْتَكِفًا، فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلًا، فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ قُمْتُ فَانْقَلَبْتُ، فَقَامَ مَعِي لِيَقْلِبَنِي وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِي دَارِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ، فَمَرَّ رَجُلَانِ مِنْ الْأَنْصَارِ، فَلَمَّا رَأَيَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْرَعَا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَلَى رِسْلِكُمَا، إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ» فَقَالَا: سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: «إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ، وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا سُوءًا»

Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang melaksanakan i'tikaf aku datang menemui Beliau di malam hari, lalu aku berbincang-bincang sejenak dengan Beliau, kemudian aku berdiri hendak pulang, Beliau juga ikut berdiri bersama aku untuk mengantar aku. Saat itu Shafiyyah tingal di rumah Usamah bin Zaid. (Ketika kami sedang berjalan berdua itu) ada dua orang laki-laki yang lewat, dan tatkala melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keduanya bergegas. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Kalian tenang saja. Sungguh wanita ini adalah Shofiyah binti Huyay".

Maka keduanya berkata: "Maha suci Allah, wahai Rasulullah".

Lalu Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya setan berjalan lewat aliran darah dan aku khawatir setan telah memasukkan perkara yang buruk pada hati kalian berdua". [Shahih Bukhari dan Muslim]

6.      Sebab Abdullah bin Az-Zubair -radhiyallahu 'anhuma- merenofasi ka’bah.

Atha` -rahimahullah- berkata; Ketika Baitullah terbakar pada masa Yazid bin Mu'awiyah tatkala diperangi oleh penduduk Syam, dia perintahkan agar Baitullah dibiarkan apa adanya. Ibnu Zubair juga membiarkannya hingga orang-orang datang pada musim haji dengan maksud agar Ibnu Zubair bisa menggerakkan orang-orang itu untuk melawan penduduk Syam. Setelah orang-orang pergi ke Baitullah, Ibnu Zubair berkata, "Saudara-saudara, berilah aku petunjuk (saran) tentang Ka'bah! Apakah aku harus membongkarnya lalu aku membangun kembali, atau aku perbaiki bagian-baigian yang rusak saja?"

Ibnu Abbas menjawab, "Aku mempunyai pendapat tentang Ka'bah tersebut. Menurutku, sebaiknya Anda memperbaiki bagian-bagian yang rusak saja dan biarkanlah Baitullah dalam keadaan seperti ketika orang-orang dulu baru mulai memeluk Islam. Biarkan pula batu-batu seperti ketika orang-orang baru mulai memeluk Islam dan seperti ketika Nabi diutus."

Ibnu Zubair mengingatkan, "Seandainya salah seorang diantara kalian rumahnya terbakar, tentu ia tidak akan rela sehingga dia membangunnya kembali dengan sebaik-baiknya, padahal ini adalah rumah Rabb kalian. sesungguhnya aku akan beristikharah untuk meminta petunjuk kepada Rabb-ku selama tiga kali, baru kemudian aku akan menetunkan keputusanku."

Setelah tiga kali istikharah, maka Ibnu Zubair memastikan pendapatnya untuk membongkar Ka'bah. Orang-orang menghindari dari Baitullah, jangan-jangan ada bencana dari atas yang akan menimpa orang yang naik ke Baitullah kali pertama, sehingga ada seorang memanjat lalu menjatuhkan batunya. Setelah orang-orang melihat tidak ada sesuatu yang menimpa pemanjat tersebut, barulah orang-orang berduyun-duyun merobohkannya hingga rata dengan tanah. Kemudian Ibnu Zubair memancangkan beberapa tiang lalu memasang tabir sampai kemudian bangunan tersebut meninggi. Ibnu Zubair berkata; Aku pernah mendengar Aisyah berkata bahwa Nabi bersabda:

«لَوْلَا أَنَّ النَّاسَ حَدِيثٌ عَهْدُهُمْ بِكُفْرٍ، وَلَيْسَ عِنْدِي مِنَ النَّفَقَةِ مَا يُقَوِّي عَلَى بِنَائِهِ، لَكُنْتُ أَدْخَلْتُ فِيهِ مِنَ الْحِجْرِ خَمْسَ أَذْرُعٍ، وَلَجَعَلْتُ لَهَا بَابًا يَدْخُلُ النَّاسُ مِنْهُ، وَبَابًا يَخْرُجُونَ مِنْهُ»

"Seandainya orang-orang tidak baru saja meninggalkan kekufuran dan seandainya aku mempunyai biaya yang cukup untuk membangun Baitullah sekarang ini, maka tentu aku sudah memasukkan hijr dan aku buat satu pintu masuk serta satu pintu keluar."

Ibnu Zubair berkata, "Sekarang aku sudah mempunyai biaya dan aku tidak khawatir terhadap keimanan kaum muslimin."

Atha berkata; Lalu Ibnu Zubair menambah luas Baitullah sebanyak lima hasta di bagian Hijr, kemudian ia menjelaskan posisi pondasi dengan dilihat orang banyak, lalu diantas pondasi itu didirikan bangunan. Panjang Ka'bah semual dua belas hasta tetapi setelah diperluas maka panjangnya tampak pendek, sehingga panjangnya ditambah sepuluh hasta. Lalu dibuat dua pintu, satu pintu masuk, dan satu pintu keluar.

Setelah Ibnu Zubair terbunuh, Al-Hajjaj mengirim surat kepada Abdul Malik bin Marwan untuk memberitahukan hal itu kepadanya, juga untuk memberitahukan bahwa Ibnu Zubair telah membuat bangunan di pondasi yang telah dilihat oleh kebanyakan penduduk Makkah. Jadi Abdul Malik membalas surah Al-Hajjaj, "Kami sedikit pun tidak mengikuti kesalahan Ibnu Zubair. Tentang penambahan panjang Ka'bah oleh Ibnu Zubair, maka aku tetapkan, adapun penambahan luas Ka'bah di Hijr oleh Ibnu Zubair, maka kembalikanlah seperti keadaan sebelumnya dan tutuplah pintu yang dibuat oleh Ibnu Zubair."

Lalu Ibnu Hajjaj pun membongkar Ka'bah dan mengembalikannya seperti keadaan semula. [Shahih Muslim]

B.     Bab 49.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابُ مَنْ خَصَّ بِالعِلْمِ قَوْمًا دُونَ قَوْمٍ، كَرَاهِيَةَ أَنْ لاَ يَفْهَمُوا

“Bab: Seorang memberikan ilmu khusus kepada suatu kaum yang tidak diberikan kepada kaum yang lain karena khawatir mereka tidak memahaminya”

Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan pentingnya selektif dalam menyampaikan ilmu karena khawatir sebagian orang akan salah memahaminya. Dengan meriwayatkan atsar Ali bin Abi Thalib dan hadits Anas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Pertama: Atsar Ali bin Abi Thalib.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

127 - وَقَالَ عَلِيٌّ: «حَدِّثُوا النَّاسَ، بِمَا يَعْرِفُونَ أَتُحِبُّونَ أَنْ يُكَذَّبَ، اللَّهُ وَرَسُولُهُ»؛ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ مَعْرُوفِ بْنِ خَرَّبُوذٍ، عَنْ أَبِي الطُّفَيْلِ [عامر بن واثلة الليثي]، عَنْ عَلِيٍّ بِذَلِكَ

Dan Ali berkata, "Berbicaralah dengan manusia sesuai dengan kadar pemahaman mereka, apakah kalian ingin jika Allah dan rasul-Nya didustakan?".

Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Musa, dari Ma 'ruf bin Kharrabudz, dari Abu Ath-Thufail [‘Amir bin Watsilah Al-Laitsiy], dari 'Ali seperti itu."

Penjelasan singkat atsar ini:

1)      Biografi Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Keistimewaan Ali bin Abi Thalib

2)      Pentingnya sikap selektif dalam menyampaikan ilmu.

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:

«مَا أَنْتَ بِمُحَدِّثٍ قَوْمًا حَدِيثًا لَا تَبْلُغُهُ عُقُولُهُمْ، إِلَّا كَانَ لِبَعْضِهِمْ فِتْنَةً» [صحيح مسلم]

“Tidaklah kamu menyampaikan sesuatu kepada satu kaum yang belum bisa mereka pahami kecuali hal itu akan menjadi fitnah (cobaan dan masalah) bagi sebagian mereka". [Sahih Muslim]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:

" حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وِعَاءَيْنِ: فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَبَثَثْتُهُ، وَأَمَّا الآخَرُ فَلَوْ بَثَثْتُهُ قُطِعَ هَذَا البُلْعُومُ "

"Aku menyimpan ilmu (hadits) dari Rasulullah pada dua wadah. Yang satu aku sebarkan dan sampaikan, yang satu lagi sekiranya aku sampaikan maka akan terputuslah tenggorokan ini." [Shahih Bukhari]

Lihat: Kitab Ilmu bab 42; Menghafal ilmu

3)      Tidak menyampaikan ilmu kepada orang yang bisa menyalah-gunakannya.

Dari Anas radhiyallahu 'anhu;

أَنَّ نَاسًا كَانَ بِهِمْ سَقَمٌ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ آوِنَا وَأَطْعِمْنَا، فَلَمَّا صَحُّوا، قَالُوا: إِنَّ المَدِينَةَ وَخِمَةٌ، فَأَنْزَلَهُمُ الحَرَّةَ فِي ذَوْدٍ لَهُ، فَقَالَ: «اشْرَبُوا أَلْبَانَهَا» فَلَمَّا صَحُّوا قَتَلُوا رَاعِيَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسْتَاقُوا ذَوْدَهُ، فَبَعَثَ فِي آثَارِهِمْ، فَقَطَعَ أَيْدِيَهُمْ وَأَرْجُلَهُمْ، وَسَمَرَ أَعْيُنَهُمْ، فَرَأَيْتُ الرَّجُلَ مِنْهُمْ يَكْدِمُ الأَرْضَ بِلِسَانِهِ حَتَّى يَمُوتَ قَالَ سَلَّامٌ: فَبَلَغَنِي أَنَّ الحَجَّاجَ قَالَ لِأَنَسٍ: حَدِّثْنِي بِأَشَدِّ عُقُوبَةٍ عَاقَبَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَحَدَّثَهُ بِهَذَا فَبَلَغَ الحَسَنَ، فَقَالَ: «وَدِدْتُ أَنَّهُ لَمْ يُحَدِّثْهُ بِهَذَا» [صحيح البخاري]

Bahwa beberapa orang sedang menderita sakit, lalu mereka berkata, "Wahai Rasulullah, berilah kami tempat untuk menginap dan jamulah kami, ketika keadaan mereka mulai membaik, mereka berkata, "Sesungguhnya kota Madinah tidak cocok untuk kami". Lantas beliau menyuruh mereka supaya pergi ke padang tempat gembalaan unta-unta milik beliau, lalu beliau bersabda, "Setelah itu minumlah susunya." Ketika mereka semuanya sehat, ternyata mereka membunuh penggembala Nabi dan merampok sejumlah unta beliau, maka beliau memerintahkan untuk mengejar mereka. Kemudian beliau memotong tangan-tangan mereka dan kaki-kaki mereka serta mencongkel mata mereka, dan aku melihat salah seorang dari mereka menjulurkan lidahnya ke tanah sampai akhirnya mati terkapar."

Sallam berkata; telah sampai kepadaku bahwa Al-Hajjaj pernah berkata kepada Anas, "Ceritakanlah kepadaku tentang hukuman yang paling sadis yang pernah dilakukan oleh Nabi , lalu Anas menceritakan hadits di atas, ternyata hal itu sampai kepada Al-Hasan, maka dia berkata, "Aku berharap bahwa Anas tidak menyampaikan kepadanya hadits ini." [Shahih Bukhari]

Kedua: Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

128 - حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي [هشام بن أبي عبد الله الدستوائي]، عَنْ قَتَادَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمُعاذٌ رَدِيفُهُ عَلَى الرَّحْلِ، قَالَ: «يَا مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ»، قَالَ: لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَسَعْدَيْكَ، قَالَ: «يَا مُعَاذُ»، قَالَ: لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَسَعْدَيْكَ ثَلاَثًا، قَالَ: «مَا مِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ، إِلَّا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ»، قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ: أَفَلاَ أُخْبِرُ بِهِ النَّاسَ فَيَسْتَبْشِرُوا؟ قَالَ: «إِذًا يَتَّكِلُوا» وَأَخْبَرَ بِهَا مُعَاذٌ عِنْدَ مَوْتِهِ تَأَثُّمًا

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Hisyam, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Bapakku [Hisayam bin Abi ‘Abdillah Ad-Dastuwaiy], dari Qatadah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik; bahwa Nabi menunggang kendaraan sementara Mu'adz membonceng di belakangnya. Beliau lalu bersabda, "Wahai Mu'adz bin Jabal!" Mu'adz menjawab, "Wahai Rasulullah, aku penuhi panggilanmu." Beliau memanggil kembali, "Wahai Mu'adz!" Mu'adz menjawab, "Wahai Rasulullah, aku penuhi panggilanmu." Hal itu hingga terulang tiga kali, beliau lantas bersabda, "Tidaklah seseorang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan Muhammad adalah Rasulullah, tulus dari dalam hatinya, kecuali Allah akan mengharamkan baginya neraka." Mu'adz lalu bertanya, "Apakah boleh aku memberitahukan hal itu kepada orang, sehingga mereka bergembira dengannya?" Beliau menjawab, "Nanti mereka jadi malas (untuk beramal)." Mu'adz lalu menyampaikan hadits itu ketika dirinya akan meninggal karena takut dari dosa."

129 - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ [بن سليمان التيمي]، قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي قَالَ: سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، قَالَ: ذُكِرَ لِي أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ: «مَنْ لَقِيَ اللَّهَ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الجَنَّةَ»، قَالَ: أَلاَ أُبَشِّرُ النَّاسَ؟ قَالَ: «لاَ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَتَّكِلُوا»

Telah menceritakan kepada kami Musaddad, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Mu'tamir [bin Sulaiman At-Taimiy], ia berkata: Aku mendengar Bapakku berkata: Aku mendengar Anas bin Malik berkata, "Disebutkan kepadaku bahwa Nabi pernah bersabda kepada Mu'adz bin Jabal, "Barangsiapa berjumpa Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, maka dia akan masuk surga." Mu'adz bertanya, "Bolehkan jika itu aku sampaikan kepada manusia?" Beliau menjawab, "Jangan, karena aku khawatir mereka akan jadi malas (untuk beramal)."

Lihat penjelasannya di sini: Hadits Mu'adz; Hak Allah atas hamba-Nya

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Ilmu bab 47; “Tidaklah kalian diberi ilmu kecuali sedikit”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...