بسم الله الرحمن الرحيم
Allah ta’aalaa berfirman:
{إِنَّمَا أَعِظُكُمْ
بِوَاحِدَةٍ أَنْ تَقُومُوا لِلَّهِ مَثْنَى وَفُرَادَى ثُمَّ تَتَفَكَّرُوا} [سبأ: 46]
Katakanlah, “Aku hendak memperingatkan kepadamu
satu hal saja, yaitu agar kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau
sendiri-sendiri; kemudian agar kamu pikirkan (tentang Muhammad).” [Saba': 46]
{إِنَّ فِي خَلْقِ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي
الْأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى
جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا
خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ} [آل عمران: 190-191]
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri,
duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan
semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. [Ali 'Imran:
190-191]
{أَفَلَا يَنْظُرُونَ
إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (17) وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ (18)
وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ (19) وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ (20)
فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ} [الغاشية: 17 -
21]
Maka tidakkah mereka memperhatikan unta,
bagaimana diciptakan? Dan langit, bagaimana ditinggikan? Dan gunung-gunung
bagaimana ditegakkan? Dan bumi bagaimana dihamparkan? Maka berilah peringatan,
karena sesungguhnya engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan. [Al-Gasyiyah:
17-21]
{أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي
الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا} [محمد: 10]
Maka apakah mereka tidak pernah mengadakan
perjalanan di bumi sehingga dapat memperhatikan. [Muhammad: 10]
Ayat-ayat dalam bab ini sangat banyak, dan
diantara haditsnya adalah hadits yang telah disebutkan: Dari Abu Ya’laa
Syaddad bin Aus dari Nabi ﷺ beliau bersabda:
"الكَيِّس مَنْ
دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِما بَعْدَ الْموْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ
نَفْسَه هَواهَا، وتمَنَّى عَلَى اللَّهِ"
"Orang yang cerdas adalah orang yang
mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang
yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan
kepada Allah." [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy, dan ia berkata: Hadits
hasan]
Lihat bab (05) Muraqabah; hadits no.7
A.
Sifat orang berakal dan memanfaatkan akalnya.
Diantaranya:
1.
Beriman
kepada Allah ‘azza wajalla.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{فَاتَّقُوا اللَّهَ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ آمَنُوا} [الطلاق: 10]
Maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal;
(yaitu) orang-orang yang beriman. [Ath-Thalaaq: 10]
2.
Memahami
tanda-tanda kekuasaan Allah dari ciptaanNya.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا
أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا
وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ
بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ} [البقرة: 164]
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan
bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum
yang memikirkan (berakal). [Al-Baqarah: 164]
3.
Meyakini
bahwa kehidupan akhirat lebih baik dari pada kehidupan dunia.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ
خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ} [الأنعام: 32]
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau
belaka (hanya sebentar dan tidak kekal). Dan sungguh kampung akhirat itu lebih
baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu (memiliki akal untuk) memahaminya? [Al-An’am:32]
4.
Menjauhi
thaghut, tidak menyembahnya, kembali kepada Allah dan mendengarkan perkataan
lalu mengikuti apa yang paling baik.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوتَ أَنْ يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا
إِلَى اللَّهِ لَهُمُ الْبُشْرَى فَبَشِّرْ عِبَادِ (17) الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ
فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ هُمْ
أُولُو الْأَلْبَابِ} [الزمر: 17، 18]
Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah-nya dan
kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; Sebab itu sampaikanlah berita
itu kepada hamba-hamba-Ku. Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang
paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah
petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. [Az-Zumar: 17-18]
5.
Mengikuti
perintah Allah.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا
بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ
نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ
ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ} [الأنعام: 151]
Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Tuhanmu yaitu: Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat
baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak
kamu karena takut kemiskinan, kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada
mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang
nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa
yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar
(dibenarkan oleh syara')". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya
kamu memahami(nya). [Al-An’am:151]
6.
Bertakwa.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا
رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ
اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي
الْأَلْبَابِ} [البقرة: 197]
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang
menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh
rafats*, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah
kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal. [Al-Baqarah:197]
7.
Memahami
Al-Qur’an.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ}
[يوسف:
2]
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab,
agar kamu memahaminya. [Yusuf:2]
8.
Mengambil
pelajaran dari firman Allah.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ
وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ} [ص: 29]
Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai akal. [Shaad:29]
9.
Memahami
hukum Allah.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ
آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ} [البقرة: 242]
Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya
(hukum-hukum-Nya) supaya kamu memahaminya. [Al-Baqarah:242]
10.
Memahami
perumpamaan yang dibuat oleh Allah.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ
الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ
لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (41) إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ
مِنْ شَيْءٍ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (42) وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا
لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ} [العنكبوت: 41 -
43]
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah
adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling
lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka Mengetahui. Sesungguhnya Allah
mengetahui apa saja yang mereka seru selain Allah. Dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. Dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buat untuk manusia; Dan
tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. [Al-‘Ankabuut:
41-43]
11.
Mengambil
pelajaran dari kisah-kisah Al-Qur’an.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ} [يوسف: 111]
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal. [Yusuf: 111]
12.
Tidak
mengambil teman kepercayaan dari selain orang beriman.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ
لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ
وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ
تَعْقِلُونَ} [آل عمران: 118]
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman
kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak
henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang
menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang
disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah kami
terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. [Ali Imran: 118]
13.
Meyakini
hukum qishaash.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ} [البقرة: 179]
Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai
orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. [Al-Baqarah:179]
14. Menerima sumpah Allah.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2) وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ
(3) وَاللَّيْلِ إِذَا يَسْرِ (4) هَلْ فِي ذَلِكَ قَسَمٌ لِذِي حِجْرٍ} [الفجر: 1 - 5]
Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang ganjil, dan
malam bila berlalu. Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat
diterima) oleh orang-orang yang berakal. [Al-Fajr: 1-5]
B.
Sifat orang yang
tidak berakal.
Diantaranya:
1)
Orang
kafir.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَمَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا كَمَثَلِ الَّذِي يَنْعِقُ بِمَا لَا
يَسْمَعُ إِلَّا دُعَاءً وَنِدَاءً صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ} [البقرة: 171]
Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah
seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain
panggilan dan seruan saja*. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu)
mereka tidak mengerti (tidak berakal). [Al-Baqarah:171]
*Dalam ayat Ini orang kafir disamakan dengan binatang yang tidak
mengerti arti panggilan penggembalanya.
2)
Menjadikan
hawa nafsunya sebagai Tuhan.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ
وَكِيلًا (43) أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ
هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا} [الفرقان: 43-44]
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau
apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami
(berakal)? Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). [Al-Furqaan: 43-44]
3)
Menyembah
selain Allah.
Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:
{قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكُمْ شَيْئًا
وَلَا يَضُرُّكُمْ (66) أُفٍّ لَكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَفَلَا
تَعْقِلُونَ} [الأنبياء: 66، 67]
Ibrahim berkata: “Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu
yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat
kepada kamu? Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka
apakah kamu tidak memahami?” [Al-Anbiyaa’: 66-67]
4)
Membuat-buat
kedustaan terhadap Allah.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{مَا جَعَلَ اللَّهُ مِنْ بَحِيرَةٍ وَلَا سَائِبَةٍ وَلَا وَصِيلَةٍ
وَلَا حَامٍ وَلَكِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَأَكْثَرُهُمْ
لَا يَعْقِلُونَ} [المائدة: 103]
Allah sekali-kali tidak pernah mensyari'atkan adanya bahiirah*,
saaibah**, washiilah*** dan haam****. akan tetapi orang-orang kafir
membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti
(tidak berakal). [Al-Maidah:103]
*Bahiirah: Ialah unta betina yang telah beranak lima kali
dan anak kelima itu jantan, lalu unta betina itu dibelah telinganya,
dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi dan tidak boleh diambil air susunya.
**Saaibah: Ialah unta betina yang dibiarkan pergi kemana
saja lantaran sesuatu nazar. Seperti, jika seorang Arab Jahiliyah akan
melakukan sesuatu atau perjalanan yang berat, maka ia biasa bernazar akan
menjadikan untanya saaibah bila maksud atau perjalanannya berhasil dengan
selamat.
***Washiilah: Seekor domba betina melahirkan anak kembar
yang terdiri dari jantan dan betina, maka yang jantan Ini disebut washiilah,
tidak disembelih dan diserahkan kepada berhala.
****Haam: Unta jantan yang tidak boleh diganggu gugat lagi,
karena telah dapat membuntingkan unta betina sepuluh kali. Perlakuan terhadap
bahiirah, saaibah, washiilah dan haam Ini adalah kepercayaan Arab Jahiliyah.
5)
Memusuhi
dan memerangi Islam.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{لَا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلَّا فِي قُرًى مُحَصَّنَةٍ أَوْ
مِنْ وَرَاءِ جُدُرٍ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ
شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ} [الحشر: 14]
Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali
dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara
sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati
mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum
yang tidak mengerti (tidak berakal). [Al-Hasyr:14]
6)
Menjadikan
salat sebagai ejekan dan permainan.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ} [المائدة: 58]
Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka
menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka
benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal. [Al-Maidah:58]
7)
Menyuruh
orang lain mengerjakan kebaikan dan melupakan dirinya sendiri.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ
تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ} [البقرة: 44]
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu
melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)?
Maka tidaklah kamu berpikir? [Al-Baqarah:44]
8)
Penghuni
neraka.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ
السَّعِيرِ} [الملك: 10]
Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan
(peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang
menyala-nyala". [Al-Mulk: 10]
Lihat: Apakah anda berakal?
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Riyadhushalihin Bab (08) Istiqamah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...