بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
بَابُ حُسْنِ إِسْلاَمِ المَرْءِ
“Bab: Baiknya Islam seseorang”
Dalam bab ini Imam Bukhari menjelaskan keutamaan orang yang senantiasa memperbaiki keislamannya, dengan meriwayatkan dua hadits dari Abu Sa’id Al-Khudriy -radhiyallahu 'anhu- secara mu’allaq (sanad terputus) dan dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- secara muttashil (sanad bersambung).
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
41 - قَالَ مَالِكٌ:
أَخْبَرَنِي زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ، أَنَّ عَطَاءَ بْنَ يَسَارٍ، أَخْبَرَهُ أَنَّ
أَبَا سَعِيدٍ الخُدْرِيَّ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " إِذَا أَسْلَمَ العَبْدُ فَحَسُنَ
إِسْلاَمُهُ، يُكَفِّرُ اللَّهُ عَنْهُ كُلَّ سَيِّئَةٍ كَانَ زَلَفَهَا، وَكَانَ
بَعْدَ ذَلِكَ القِصَاصُ: الحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ
ضِعْفٍ، وَالسَّيِّئَةُ بِمِثْلِهَا إِلَّا أَنْ يَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهَا "
Berkata Malik: Telah mengabarkan kepadaku,
Zayd bin Aslam; Bahwasanya ‘Atha’ bin Yasar mengabarkan kepadanya; Bahwasanya Abu
Sa’id Al-Khudriy mengabarkan kepadanya; Bahwasanya ia mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Jika seorang hamba memeluk Islam kemudian ia
memperbaiki keislamannya, maka Allah menghapus darinya seluru kesalahan yang
telah ia lakukan kemudian setelah itu (setiap) kebaikan dibalas dengan sepuluh
hingga tujuhratus kali lipat, sedangkan keburukan akan dibalas dengan semisalnya
kecuali jika Allah 'Azza wa Jalla memaafkannya."
42 - حَدَّثَنَا
إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ:
أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِذَا
أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلاَمَهُ: فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ
بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ، وَكُلُّ سَيِّئَةٍ
يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِمِثْلِهَا "
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin
Manshur, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq, ia berkata: Telah
mengabarkan kepada kami Ma'mar, dari Hamam bin Munabbih, dari Abu Hurairah
berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
"Apabila seorang dari kalian memperbaiki keIslamannya maka dari setiap
kebaikan akan ditulis baginya sepuluh (kebaikan) yang serupa hingga tujuh ratus
tingkatan, dan setiap satu kejelekan yang dikerjakan akan ditulis satu
kejelekan saja yang serupa dengannya".
Penjelasan singkat kedua hadits di atas:
1.
Biografi Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2. Biografi Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu.
Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya
3.
Hadits Abu Sa’id yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari secara
mu’allaq, telah diriwayatkan secara muttashil oleh An-Nasa’iy
dalam kitab Sunannya (8/105) no.4998, ia berkata:
أَخْبَرَنِي أَحْمَدُ بْنُ الْمُعَلَّى
بْنِ يَزِيدَ، قَالَ: حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ صَالِحٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا
الْوَلِيدُ [بن مسلم]، قَالَ: حَدَّثَنَا مَالِكٌ، عَنْ زَيْدِ بْنِ
أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا أَسْلَمَ
الْعَبْدُ فَحَسُنَ إِسْلَامُهُ، كَتَبَ اللَّهُ لَهُ كُلَّ حَسَنَةٍ كَانَ
أَزْلَفَهَا، وَمُحِيَتْ عَنْهُ كُلُّ سَيِّئَةٍ كَانَ أَزْلَفَهَا، ثُمَّ كَانَ
بَعْدَ ذَلِكَ الْقِصَاصُ، الْحَسَنَةُ بِعَشْرَةِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ
ضِعْفٍ، وَالسَّيِّئَةُ بِمِثْلِهَا إِلَّا أَنْ يَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ عَنْهَا»
Telah mengabarkan kepadaku Ahmad bin Al
Mua'lla bin Yazid, dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Shafwan bin
Shaleh, dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Al-Walid [bin Muslim], dia
berkata; Telah
menceritakan kepada kami Malik, dari Zaid bin Aslam, dari 'Atho` bin
Yasar, dari Abu Sa'id Al-Khudriy, dia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda, "Jika seorang hamba masuk
Islam lalu memperbaiki keIslamannya maka Allah akan menuliskan untuknya setiap
kebaikan yang dia lakukan, dan dihapus setiap keburukan yang dia lakukan
kemudian setelah itu (setiap) kebaikan dibalas dengan sepuluh hingga tujuhratus
kali lipat, sedangkan keburukan akan dibalas dengan semisalnya kecuali jika
Allah 'Azza wa Jalla memaafkannya."
4.
Bagaimana Islam seseorang dikatakan baik?
Diantaranya:
a)
Menyembah Allah seolah-olah melihatnya.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya
tentang ihsan, beliau menjawab:
«أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ
فَإِنَّهُ يَرَاكَ»
“Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu
melihat-Nya, dan jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia
melihatmu." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (2) Umar; Jibril bertanya tentang iman, islam, ihsan, dan kiamat
b)
Ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah dan mengikuti tuntunan
Nabi.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ
مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا} [النساء: 125]
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari
pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun
mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus?! [An-Nisaa':
125]
c)
Meninggalkan perkata yang tidak bermanfaat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ» [سنن ابن
ماجه: صحيح]
“Diantara kebaikan Islam seseorang adalah
meninggalkan apa yang tidak penting baginya". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (12) Abu Hurairah; Meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat
5.
Islam menghapuskan dosa-dosa terdahulu.
Amru bin Ash radhiyallahu 'anhu
berkata, "Ketika Allah 'Azza wa Jalla menempatkan Islam dalam
hatiku, maka aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam agar
beliau membaiatku. Kemudian beliau mengulurkan tangannya kepadaku, lalu aku
berkata, "Wahai Rasulullah, aku tidak akan membaiatmu sebelum engkau
memberi maaf atas kesalahan-kesalahanku yang telah lalu."
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda kepadaku:
«يَا عَمْرُو أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ
الْهِجْرَةَ تَجُبُّ مَا قَبْلَهَا مِنَ الذُّنُوبِ، يَا عَمْرُو أَمَا عَلِمْتَ
أَنَّ الْإِسْلَامَ يَجُبُّ مَا كَانَ قَبْلَهُ مِنَ الذُّنُوبِ» [مسند
أحمد: صحيح]
“Wahai Amru, tidakkah kamu tahu bahwa
hijrah menghapus dosa yang telah lalu? Wahai Amru, tidakkah kamu tahu bahwa
Islam menghapus dosa yang telah lalu?" [Musnad Ahmad: Shahih]
Bahkan dosa-dosanya digantikan menjadi kebaikan:
Abu Tawil -radhiyallahu 'anhu-
mendatangi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan bertanya:
أرأيتَ رجلاً عمل الذنوبَ كلَّها، فلم يترك منها شيئاً، وهو مع ذلك لم
يترك حاجة ولا داجة إلا أتاها، فهل لذلك من توبة؟ قال: "أليس قد أسلمت؟
" قال: أما أنا فأشهدُ أنْ لا إلهَ إلا الله وحدَه لا شريك له، وأن محمداً
رسول الله. قال: "نعم، تفعل الخيرات، وتترك السيئات، فيجعلُهُن اللهُ لك
حسناتٍ كلهنَّ". قال: وغَدَراتي وفَجَراتي؟! قال: "نعم".
Bagaimana pendapamu tentang seorang yang
melakukan semua dosa, tidak satu pun yang ia tinggalkan, apapun yang diinginkan
oleh hawa nafsunya pasti dikerjakan. Apakah ada tobat baginya?
Rasulullah balik bertanya: "Bukankah
kamu sudah masuk Islam?"
Ia menjawab: Kalau saya, aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, dan
Muhammad adalah Rasul Allah.
Rasulullah bersabda: "Iya (ada tobat
baginya), perbanyalah melakukan kebaikan dan tinggalkan keburukan, maka Allah
akan mengganti semua keburukan yang pernah kau lakukan menjadi kebaikan".
Ia bertanya lagi: Begitu juga dengan
pengkhianatanku dan kejahatanku?
Rasulullah menjawab: "Iya".
[Silsilah hadits Shahih no.3391]
6.
Jika seseorang memeluk agama Islam maka semua amal kebaikan
yang sebelumnya ia lakukan akan diterima oleh Allah.
Hakim
bin Hizam radhiallahu'anhu
berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu, saat masih di zaman
jahiliah aku sering beribadah mendekatkan diri dengan cara bershadaqah,
membebaskan budak dan juga menyambung silaturrahim, apakah dari itu semuanya
aku akan mendapatkan pahala?”
Maka
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَسْلَمْتَ عَلَى مَا سَلَفَ مِنْ
خَيْرٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Kamu
memeluk Islam dengan menerima pahala dari kebaikan yang dahulu kamu
lakukan". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Aisyah radhiallahu'anha berkata:
يَا رَسُولَ اللهِ، ابْنُ جُدْعَانَ
كَانَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ يَصِلُ الرَّحِمَ، وَيُطْعِمُ الْمِسْكِينَ، فَهَلْ
ذَاكَ نَافِعُهُ؟ قَالَ: " لَا يَنْفَعُهُ، إِنَّهُ لَمْ يَقُلْ يَوْمًا:
رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ " [صحيح
مسلم]
'Wahai Rasulullah, Ibnu Jud'an pada masa
jahiliyyah selalu bersilaturrahim dan memberi makan orang miskin. Apakah itu
memberikan manfaat untuknya?’ Beliau menjawab, 'Tidak, sebab dia belum
mengucapkan, 'Rabb-ku ampunilah kesalahanku pada hari pembalasan'."
[Shahih Muslim]
Lihat: Keistimewaan agama Islam
7.
Keutamaan orang yang baik keislamannya.
Diantaranya:
a)
Meraih
cinta Allah.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَأَحْسِنُوا إِنَّ
اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [البقرة : 195]
Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. [Al-Baqarah: 195]
b)
Bersama Allah.
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ} [العنكبوت: 69]
Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. [Al-'Ankabuut: 69]
c)
Mendapatkan kebaikan.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{هَلْ جَزَاءُ
الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ} [الرحمن : 60]
Tidak ada balasan kebaikan kecuali
kebaikan (pula). [Ar-Rahman: 60]
d)
Mendapatkan rahmat Allah.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ} [الأعراف:
56]
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik. [Al-A'raaf: 56]
e)
Mendapat pahala yang besar.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا
مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ} [آل عمران :
172]
Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan
diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. [Ali ‘Imran: 172]
f)
Tidak merasa takut dan bersedih.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{بَلَى مَنْ أَسْلَمَ
وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ
عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ} [البقرة: 112]
Tidak!
Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik,
dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan
mereka tidak bersedih hati.
[Al-Baqarah: 112]
g)
Mendapatkan ampunan dosa.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ
عِنْدَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ (34) لِيُكَفِّرَ اللَّهُ
عَنْهُمْ أَسْوَأَ الَّذِي عَمِلُوا وَيَجْزِيَهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ الَّذِي
كَانُوا يَعْمَلُونَ} [الزمر: 34، 35]
Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhannya. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang berbuat baik, agar Allah menghapus perbuatan mereka yang paling buruk yang pernah mereka lakukan dan memberi pahala kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang mereka kerjakan. [Az-Zumar: 34-35]
h)
Mendapatkan surga.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى
وَزِيَادَةٌ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ
الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ} [يونس : 26]
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada
pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi
debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka
kekal di dalamnya. [Yunus: 26]
Lihat: Syarah
Arba'in Nawawiy, hadits (17) Syaddad; Perintah berbuat ihsan (kebaikan)
8.
Hadits ini menunjukkan bahwa iman itu bertingkat-tingkat
karena kebaikan Islam seseorang bertingkat-tingkat.
9.
Hadits ini juga bantahan kepada khawarij dan mu’tazilah
yang menghukumi kekal dalam neraka orang yang melakukan maksiat selain syirik.
10.
Begitu besarnya kasih-sayang Allah kepada hambaNya, melipat-gandakan
kebaikan dan keburukan tidak dilipat-gandakan bahkan bisa diampuni.
Lihat: Syarah
Arba'in hadits (37) Ibnu 'Abbas; Allah mencatat kebaikan dan keburukan
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Iman bab 31; Shalat bagian dari iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...