بسم الله الرحمن الرحيم
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَتَوَكَّلْ عَلَى
الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (217) الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ (218) وَتَقَلُّبَكَ
فِي السَّاجِدِينَ (219) إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [الشعراء: 217 - 220]
Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang
Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk
sembahyang), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang
yang sujud. Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[Asy-Syu’araa’: 217-220]
{هُوَ الَّذِي خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ
السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ
بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ} [الحديد: 4]
Dialah yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy Dia mengetahui apa yang
masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari
langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu
berada. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. [Al-Hadiid:4]
{إِنَّ اللَّهَ لا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ
فِي الْأَرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ} [آل عمران: 5]
Sesungguhnya bagi Allah tidak ada
satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit. [Ali ‘Imran:
5]
{إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ} [الفجر:
14]
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. [Al-Fajr: 14]
{يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا
تُخْفِي الصُّدُورُ} [غافر: 19]
Dia (Allah) mengetahui (pandangan) mata
yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. [Gaafir: 19]
Lihat: Bersama Allah 'azza wa jalla
Ayat seperti ini sangat banyak dan
diketahui, adapun hadits:
Yang pertama:
1/60- عَنْ عُمرَ بنِ الخطابِ، رضيَ اللَّهُ
عنه، قَالَ: "بَيْنما نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْد رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ
عَلَيْهِ وسَلَّم، ذَات يَوْمٍ إِذْ طَلع عَلَيْنَا رجُلٌ شَديدُ بياضِ الثِّيابِ،
شديدُ سوادِ الشَّعْر، لا يُرَى عليْهِ أَثَر السَّفَرِ، وَلا يَعْرِفُهُ منَّا
أَحدٌ، حتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، فَأَسْنَدَ
رَكْبَتَيْهِ إِلَى رُكبَتيْهِ، وَوَضع كفَّيْه عَلَى فخِذيهِ وَقالَ: يَا محمَّدُ
أَخبِرْنِي عَنِ الإسلامِ فقالَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم:
الإِسلامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وأَنَّ مُحَمَّداً رسولُ
اللَّهِ وَتُقِيمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤتِيَ الزَّكاةَ، وتصُومَ رَمضَانَ، وتحُجَّ
الْبيْتَ إِنِ استَطَعتَ إِلَيْهِ سَبيلاً. قَالَ: صدَقتَ. فَعجِبْنا لَهُ
يسْأَلُهُ ويصدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِيمانِ. قَالَ: أَنْ تُؤْمِن
بِاللَّهِ وملائِكَتِهِ، وكُتُبِهِ ورُسُلِهِ، والْيومِ الآخِرِ، وتُؤمِنَ
بالْقَدَرِ خَيْرِهِ وشَرِّهِ. قَالَ: صدقْتَ قَالَ: فأَخْبِرْنِي عَنِ
الإِحْسانِ. قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللَّه كَأَنَّكَ تَراهُ. فإِنْ لَمْ تَكُنْ
تَراهُ فإِنَّهُ يَراكَ قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعةِ. قَالَ: مَا
المسْؤُولُ عَنْهَا بأَعْلَمَ مِن السَّائِلِ. قَالَ: فَأَخْبرْنِي عَنْ
أَمَاراتِهَا. قَالَ أَنْ تلدَ الأَمَةُ ربَّتَها، وَأَنْ تَرى الحُفَاةَ
الْعُراةَ الْعالَةَ رِعاءَ الشَّاءِ يتَطاولُون في الْبُنيانِ ثُمَّ انْطلَقَ،
فلبثْتُ ملِيًّا، ثُمَّ قَالَ: يَا عُمرُ، أَتَدرِي منِ السَّائِلُ قلتُ: اللَّهُ
ورسُولُهُ أَعْلمُ قَالَ: فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعلِّمُكم دِينِكُمْ
"رواه مسلمٌ.
Dari Umar bin Al-Khathab radhiyallahu
'anhu, ia berkata: Ketika kami duduk di sisi Rasulullah ﷺ di suatu hari, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki
yang bajunya sangat putih, rambutnya sangat hitam, tidak tampak padanya
bekas-bekas perjalanan. Tidak seorang pun dari kami mengenalnya, hingga dia
mendatangi Nabi ﷺ lalu merapatkan
lututnya pada lutut Nabi ﷺ dan meletakkan kedua
telapak tangannya di atas pahanya, kemudian ia berkata, 'Wahai Muhammad,
kabarkanlah kepadaku tentang Islam? '
Rasulullah ﷺ
menjawab: "Islam adalah kesaksian bahwa tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan puasa Ramadhan, serta haji ke
Baitullah jika kamu mampu melakukannya."
Dia berkata, 'Kamu benar.'
Umar berkata, 'Maka kami kaget terhadapnya
karena dia menanyakannya dan membenarkannya.' Dia bertanya lagi, 'Kabarkanlah
kepadaku tentang iman itu? '
Beliau menjawab: "Kamu beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan
takdir baik dan buruk."
Dia berkata, 'Kamu benar.'
Dia bertanya lagi, 'Kabarkanlah kepadaku
tentang ihsan itu? '
Beliau menjawab: "Kamu menyembah Allah
seakan-akan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu."
Dia bertanya lagi, 'Kapankah hari akhir
itu? '
Beliau menjawab: "Tidaklah orang yang
ditanya itu lebih mengetahui daripada orang yang bertanya."
Dia bertanya, 'Lalu kabarkanlah kepadaku
tentang tanda-tandanya? '
Beliau menjawab: "Apabila seorang
budak melahirkan tuannya, dan kamu melihat orang yang tidak beralas kaki,
telanjang, miskin, penggembala kambing, namun bermegah-megahan dalam membangun
bangunan."
Kemudian dia bertolak pergi. Maka aku tetap
saja heran kemudian beliau berkata; "Wahai Umar, apakah kamu tahu siapa
penanya tersebut?"
Aku menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih
tahu.'
Beliau bersabda: "Itulah Jibril, dia
mendatangi kalian untuk mengajarkan kepada kalian tentang agama kalian'."
[Diriwayatkan oleh Muslim]
Lihat: Syarah
Arba'in Nawawiy, hadits (2) Umar; Jibril bertanya tentang iman, islam, ihsan,
dan kiamat
Yang kedua:
2/62- عن أبي ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جُنَادةَ،
وأبي عبْدِ الرَّحْمنِ مُعاذِ بْنِ جبلٍ رضيَ اللَّه عنهما، عنْ رسولِ اللَّهِ
صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، قَالَ: "اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ
وأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحسنةَ تَمْحُهَا، وخَالقِ النَّاسَ بخُلُقٍ حَسَنٍ
"رواهُ التِّرْمذيُّ وقال: حديثٌ حسنٌ.
Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan
Abu Abdirrahman Mu’adz bin Jabal radhiyallahu 'anhuma; dari Rasulullah
ﷺ beliau bersabda: "Bertakwalah
kamu dimanapun berada, ikutkanlah keburukan dengan melakukan kebaikan yang akan
menghapuskannya, dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang mulia".
[Diriwayatkan oleh Tirmidziy, ia berkata: Hadits ini derajatnya Hasan]
Lihat hadits: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (18) Abu Dzar dan Mu’adz; Bertakwa, berbuat baik, dan berakhlak mulia
Yang ketiga:
3/63- الثَّالثُ: عن ابنِ عبَّاسٍ، رضيَ
اللَّه عنهمَا، قَالَ: "كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ
وسَلَّم يوْماً فَقال: "يَا غُلامُ إِنِّي أُعلِّمكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ
اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَل
اللَّه، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، واعلَمْ: أَنَّ الأُمَّةَ لَو
اجتَمعتْ عَلَى أَنْ ينْفعُوكَ بِشيْءٍ، لَمْ يَنْفعُوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَد
كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوك بِشَيْءٍ، لَمْ
يَضُرُّوكَ إِلاَّ بَشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّه عليْكَ، رُفِعَتِ الأقْلامُ،
وجَفَّتِ الصُّحُفُ". رواهُ التِّرمذيُّ وقَالَ: حديثٌ حسنٌ صَحيحٌ.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma, ia berkata: Aku pernah berada di belakang Rasulullah ﷺ
pada suatu hari, beliau bersabda: "Hai 'nak, sesungguhnya aku akan
mengajarimu beberapa kalimat; jagalah Allah niscaya Ia menjagamu, jagalah Allah
niscaya kau menemui-Nya di hadapanmu, bila kau meminta, mintalah pada Allah dan
bila kau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah, ketahuilah sesungguhnya
seandainya ummat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan memberi
manfaat apa pun selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu dan seandainya bila
mereka bersatu untuk membahayakanmu, mereka tidak akan membahayakanmu sama
sekali kecuali yang telah ditakdirkan Allah padamu, pena-pena telah diangkat
dan lembaran-lembaran telah kering. (maksudnya takdir telah ditetapkan)".
[Diriwayatkan oleh imam Tirmidziy dan berkata: Hadits ini hasan shahih]
Dan dalam riwayat lain selain
At-Tirmidziy:
"احفظَ اللَّهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ،
تَعَرَّفْ إِلَى اللَّهِ في الرَّخَاءِ يعرِفْكَ في الشِّدةِ، واعْلَمْ أَنّ مَا
أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصيبَك، وَمَا أَصَابَكَ لمْ يَكُن لِيُخْطِئَكَ
واعْلَمْ أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْب، وأَنَّ
مَعَ الْعُسرِ يُسْراً".
"Jagalah Allah niscaya engkau
mendapatiNya di hadapanmu. Ingatlah Dia di waktu lapang niscaya Dia akan ingat
kepadamu di waktu sempit. Dan ketahuilah bahwa apa yang tidak ditakdirkan untuk
menjadi bagianmu tidak akan engkau dapatkan, dan apa saja yang ditakdirkan
menjadi bagianmu tidak akan meleset darimu. Dan ketahuilah bahwa pertolongan
itu (datang) setelah kesabaran, dan kelapangan itu (datang) setelah kesempitan
serta bahwa kemudahan itu (datang) setelah kesulitan."
Lihat: Syarah
Arba’in Nawawiy, hadits (19) Abdullah bin ‘Abbas;
Jagalah Allah
Yang keempat:
4/63- الرَّابعُ: عنْ أَنَس رضي اللَّهُ عنه
قالَ: "إِنَّكُمْ لَتَعْملُونَ أَعْمَالاً هِيَ أَدقُّ في أَعْيُنِكُمْ مِنَ
الشَّعَرِ، كُنَّا نَعْدُّهَا عَلَى عَهْدِ رسولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ
وسَلَّم مِنَ الْمُوِبقاتِ" رواه البخاري.
Dari Anas radhiallahu'anhu,
ia mengatakan: "Sungguh kalian mengerjakan beberapa amalan yang menurut
kalian lebih remeh daripada seutas rambut, padahal kami dahulu semasa Nabi ﷺ menganggapnya diantara dosa-dosa besar
(yang membinasakan)." [Shahih Bukhari]
Penjelasan singkat
hadits ini:
1.
Biografi
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Jangan
meremehkan satu maksiat.
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ
الذُّنُوبِ، فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ
"، وَإِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَرَبَ لَهُنَّ
مَثَلًا: كَمَثَلِ قَوْمٍ نَزَلُوا أَرْضَ فَلَاةٍ، فَحَضَرَ صَنِيعُ الْقَوْمِ،
فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَنْطَلِقُ، فَيَجِيءُ بِالْعُودِ، وَالرَّجُلُ يَجِيءُ
بِالْعُودِ ، حَتَّى جَمَعُوا سَوَادًا، فَأَجَّجُوا نَارًا، وَأَنْضَجُوا مَا
قَذَفُوا فِيهَا [مسند أحمد: صحيح]
"Hati-hatilah
kalian dari dosa kecil yang diremehkan, karena dosa-dosa tersebut akan
berkumpul (menjadi besar) pada seseorang sampai membinasakannya". Kemudian Rasulullah ﷺ
mengambil satu perumpamaan seperti suatu kaum yang singgah di padang
yang tandus kemudian tiba waktu makan mereka maka setiap orang pergi mancari
kayu bakar, seorang datang dengan ranting dan yang lain juga membawa ranting
sampai mereka mengumpulkan ranting yang banyak kemudian mereka membuat api yang
sangat besar dan membakar apa yang mereka akan makan. [Musnad Ahmad: Hasan]
Ø Abdullah bin
Mas'ud radhiyallahu
'anhu berkata:
«إِنَّ
المُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ
عَلَيْهِ، وَإِنَّ الفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ»
فَقَالَ بِهِ هَكَذَا، بِيَدِهِ فَوْقَ أَنْفِهِ [صحيح البخاري]
"Sesungguhnya
orang mukmin melihat dosa-dosanya seperti ia duduk di pangkal gunung, ia
khawatir gunung itu akan menimpanya, sedangkan orang fajir (selalu berbuat
dosa) melihat dosa-dosanya seperti lalat yang menempel di batang hidungnya,
kemudian ia mengusirnya seperti ini lalu terbang." Menepis dengan
tangannya di atas hidungnya. [Shahih Bukhari]
Ø Bilal bin
Sa’d Ad-Dimasyqiy rahimahullah
berkata:
«لاَ
تَنْظُرْ إِلَى صِغَرِ الْخَطِيئَةِ وَلَكِنِ انْظُرْ مَنْ عَصَيْتَ» [الطيوريات: رجاله ثقات]
“Jangan
melihat kepada kecilnya satu dosa, akan tetapi lihatlah kepada siapa engkau
berdosa”. [Ath-Thuyuriyat: Perawinya tsiqah]
Yang kelima:
5/64- الْخَامِس: عَنْ أبي هريْرَةَ، رضي
اللَّه عنه، عن النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "إِنَّ اللَّهَ
تَعَالَى يَغَارُ، وَغَيْرَةُ اللَّهِ تَعَالَى، أنْ يَأْتِيَ المؤمن مَا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ" متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu,
dari Nabi ﷺ, bahwa beliau
bersabda, "Sesungguhnya Allah itu cemburu. Dan kecemburuan Allah datang,
bilamana seorang mukmin melakukan hal yang diharamkan Allah." [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Penjelasan singkat
hadits ini:
1)
Biografi
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya
2)
Allah 'azza wajalla memiliki sifat cemburu.
Dari 'Abdullah bin Mas’ud radhiallahu'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لاَ
أَحَدَ أَغْيَرُ مِنَ اللَّهِ، وَلِذَلِكَ حَرَّمَ الفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ، وَلاَ شَيْءَ أَحَبُّ إِلَيْهِ المَدْحُ مِنَ اللَّهِ، وَلِذَلِكَ
مَدَحَ نَفْسَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Tidak
ada yang lebih pencemburu dari Allah. Karena itulah Dia mengharamkan segala
yang keji baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Dan tidak ada yang lebih
suka dipuji selain Allah karena itulah Dia memuji diri-Nya." [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Aisyah radhiallahu'anha;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«يَا
أُمَّةَ مُحَمَّدٍ، مَا أَحَدٌ أَغْيَرَ مِنَ اللَّهِ أَنْ يَرَى عَبْدَهُ أَوْ
أَمَتَهُ تَزْنِي، يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ، لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ،
لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا» [صحيح البخاري]
"Wahai
umat Muhammad, tidak ada yang lebih cemburu daripada Allah saat Dia melihat
hambanya atau hamba perempuannya berzina. Wahai U'mmat Muhamamd, sekiranya
kalian tahu apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan
kalian akan banyak menangis." [Shahih Bukhari]
Ø Asma` binti
Abi Bakr radhiyallahu
‘anhuma, Rasulullah ﷺ
bersabda:
«لاَ
شَيْءَ أَغْيَرُ مِنَ اللَّهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Tidak
ada yang lebih pencemburu daripada Allah." [Shahih Bukhari dan Muslim]
3)
Allah
cemburu jika disekutukan.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda: Allah tabaraka
wata'ala berfirman dalam hadits qudsi:
" أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ
الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي، تَرَكْتُهُ
وَشِرْكَهُ " [صحيح مسلم]
"Aku
adalah yang paling tidak membutuhkan sekutu, barangsiapa yang melakukan amalah
yang menyekutukan Aku di dalamnya dengan selain-Ku maka Aku abaikan ia dengan
sekutunya". [Sahih Muslim]
Ø Dari Mahmud bin Labiid radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ
عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ "
"Sesungguhnya
di antara yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil."
Sahabat bertanya: Apa itu syirik kecil?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab:
" الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللهُ عَزَّ
وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ:
اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ
تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً " [مسند أحمد: حسن]
Riya, Allah 'azza wajalla berkata
kepada mereka pada hari kiamat di saat manusia mendapat balasan dari amalannya:
"Pergilah kalian pada orang-orang yang kau lakukan ibadah deminya di
dunia, lihatlah apakah mereka bisa memberimu imbalan?" [Musnad Ahmad:
Hasan]
Ø Isa bin Abdirrahman bin Abi Laila –rahimahullah- berkata;
Suatu ketika aku menjenguk Abdullah bin Ukaim Abu Ma'bad Al-Juhaniy radhiyallahu'anhu
dan wajahnya berwarna kemerahan karena sakit, lantas kami pun berkata,
"Tidakkah engkau menggantungkan sesuatu (di lehermu untuk menyembuhkanmu)?”
Ia menjawab: Kematian lebih dekat (baik)
dari itu, Nabi ﷺ pernah bersabda:
«مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ إِلَيْهِ»
"Barang
siapa yang menggantungkan sesuatu (jampi atau mantra) di badannya, maka Allah
akan membiarkannya dengan jampi-jampinya." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
4)
Keutamaan
sifat cemburu.
Diantaranya:
a. Nabi shallallahu ‘alaih wasallam
bersifat pencemburu.
Abu Hurairah radhiyallahu'anhu
berkata; Sa'ad bin Ubadah radhiyallahu'anhu pernah bertanya, "Wahai
Rasulullah, (bagaimana pendapatmu) jika saya mendapati istriku bersama dengan
lelaki lain, apakah saya membiarkannya sampai saya mendatangkan empat orang
saksi?"
Rasulullah ﷺ
menjawab, "Ya."
Sa'ad berkata, "Sekali-kali tidak,
demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, jika saya (mendatainya bersama
laki-laki lain) sungguh saya akan mendahuluinya dengan pedang sebelum
mendatangkan empat orang saksi."
Rasulullah ﷺ
bersabda,
«اسْمَعُوا إِلَى مَا
يَقُولُ سَيِّدُكُمْ، إِنَّهُ لَغَيُورٌ، وَأَنَا أَغْيَرُ مِنْهُ، وَاللهُ
أَغْيَرُ مِنِّي» [صحيح مسلم]
"Dengarlah apa yang dikatakan oleh
pemuka kalian, ternyata dia pencemburu, sedangkan saya lebih cemburu darinya,
dan Allah lebih cemburu daripada saya." [Shahih Muslim]
b. Seorang mu’min memiliki sifat cemburu.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللهَ يَغَارُ،
وَإِنَّ الْمُؤْمِنَ يَغَارُ، وَغَيْرَةُ اللهِ أَنْ يَأْتِيَ الْمُؤْمِنُ مَا
حَرَّمَ عَلَيْهِ» [صحيح مسلم]
'Sesungguhnya Allah memiliki kecemburuan
dan orang mukmin juga memiliki kecemburuan. Kecemburuan Allah adalah
apabila seorang mukmin mengerjakan apa yang di haramkan oleh Allah.'"
[Shahih Muslim]
Ø Dari Jabir bin Abdillah -radhiyallahu 'anhuma-;
Nabi ﷺ bersabda:
" رَأَيْتُنِي دَخَلْتُ الجَنَّةَ،
فَإِذَا أَنَا بِالرُّمَيْصَاءِ، امْرَأَةِ أَبِي طَلْحَةَ، وَسَمِعْتُ خَشَفَةً،
فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ فَقَالَ: هَذَا بِلاَلٌ، وَرَأَيْتُ قَصْرًا بِفِنَائِهِ
جَارِيَةٌ، فَقُلْتُ: لِمَنْ هَذَا؟ فَقَالَ: لِعُمَرَ، فَأَرَدْتُ أَنْ
أَدْخُلَهُ فَأَنْظُرَ إِلَيْهِ، فَذَكَرْتُ غَيْرَتَكَ " فَقَالَ عُمَرُ:
بِأَبِي وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعَلَيْكَ أَغَارُ [صحيح البخاري ومسلم]
"Aku
bermimpi memasuki surga. Di sana aku bertemu Ar-Rumaishaa', yaitu istri dari
Abu Thalhah lalu aku mendengar suara langkah sandal. Aku bertanya;
"Siapakah dia?". Dia menjawab; "Dia adalah Bilal". Kemudian
aku melihat istana yang di halamannya ada seorang sahaya wanita. Aku bertanya:
"Untuk siapakah istana itu?". Dia menjawab; "Untuk 'Umar".
Semula aku ingin masuk ke dalam istana itu untuk melihat-lihat namun aku
teringat kecemburuanmu". Maka 'Umar berkata; "Demi engaku kukorbankan
bapak dan ibuku, wahai Rasulullah, apakah aku mesti cemburu kepadamu?"
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Asma` binti
Abu Bakar radhiallahu'anhuma
berkata;
تَزَوَّجَنِي
الزُّبَيْرُ، وَمَا لَهُ فِي الأَرْضِ مِنْ مَالٍ وَلاَ مَمْلُوكٍ، وَلاَ شَيْءٍ
غَيْرَ نَاضِحٍ وَغَيْرَ فَرَسِهِ، فَكُنْتُ أَعْلِفُ فَرَسَهُ وَأَسْتَقِي
المَاءَ، وَأَخْرِزُ غَرْبَهُ وَأَعْجِنُ، وَلَمْ أَكُنْ أُحْسِنُ أَخْبِزُ،
وَكَانَ يَخْبِزُ جَارَاتٌ لِي مِنَ الأَنْصَارِ، وَكُنَّ نِسْوَةَ صِدْقٍ،
وَكُنْتُ أَنْقُلُ النَّوَى مِنْ أَرْضِ الزُّبَيْرِ الَّتِي أَقْطَعَهُ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رَأْسِي، وَهِيَ مِنِّي عَلَى
ثُلُثَيْ فَرْسَخٍ، فَجِئْتُ يَوْمًا وَالنَّوَى عَلَى رَأْسِي، فَلَقِيتُ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَهُ نَفَرٌ مِنَ الأَنْصَارِ،
فَدَعَانِي ثُمَّ قَالَ: «إِخْ إِخْ» لِيَحْمِلَنِي خَلْفَهُ، فَاسْتَحْيَيْتُ
أَنْ أَسِيرَ مَعَ الرِّجَالِ، وَذَكَرْتُ الزُّبَيْرَ وَغَيْرَتَهُ وَكَانَ أَغْيَرَ
النَّاسِ، فَعَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِّي قَدِ
اسْتَحْيَيْتُ فَمَضَى، فَجِئْتُ الزُّبَيْرَ فَقُلْتُ: لَقِيَنِي رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى رَأْسِي النَّوَى، وَمَعَهُ نَفَرٌ مِنْ
أَصْحَابِهِ، فَأَنَاخَ لِأَرْكَبَ، فَاسْتَحْيَيْتُ مِنْهُ وَعَرَفْتُ
غَيْرَتَكَ، فَقَالَ: وَاللَّهِ لَحَمْلُكِ النَّوَى كَانَ أَشَدَّ عَلَيَّ مِنْ
رُكُوبِكِ مَعَهُ، قَالَتْ: حَتَّى أَرْسَلَ إِلَيَّ أَبُو بَكْرٍ بَعْدَ ذَلِكَ
بِخَادِمٍ تَكْفِينِي سِيَاسَةَ الفَرَسِ، فَكَأَنَّمَا أَعْتَقَنِي " [صحيح البخاري
ومسلم]
Az-Zubair bin Awwam menikahiku. Saat itu, ia tidak
memiliki harta dan tidak juga memiliki budak serta tidak memiliki apa-apa
kecuali alat penyiram lahan dan seekor kuda. Maka akulah yang memberi makan dan
minum kudanya, menjahit timbanya serta membuatkan adonan roti. Padahal aku
bukanlah seorang yang pandai membuat roti. Karena itu, para tetanggaku dari
kaum Anshar-lah yang membuatkan roti. Aku memindahkan biji kurma dari kebun Az-Zubair yang telah ditetapkan oleh Rasulullah ﷺ
di atas kepalaku. Tanah itu dariku atas duapertiga Farsakh. Suatu hari aku
datang sementara biji kurma ada di atas kepalaku. Lalu aku berjumpa dengan
Rasulullah ﷺ yang sedang bersama beberapa
orang dari kaum Anshar. Beliau kemudian memanggilku dan bersabda, "Hei,
hei, rupanya beliau berhasrat untuk menaikkanku di atas kendaraan di
belakangnya. Namun, aku malu untuk berjalan bersama para lelaki dan aku ingat
akan kecemburuan Az-Zubair, ia adalah orang yang paling pencemburu. Maka Rasulullah
radhiallahu'anhupun tahu bahwa aku malu, hingga beliau pun berlalu.
Setelah itu, aku pun menemui Az-Zubair dan berkata, "Rasulullah ﷺ menemuiku sementara di atas
kepalaku ada biji kurma. Sedangkan beliau sedang bersama beberapa orang dari
kalangan Anshar, lalu beliau mempersilakan agar aku naik kendaraan, namun aku
malu dan juga tahu akan kecemburuanmu." Maka Az-Zubair pun berkata,
"Demi Allah, kamu membawa biji kurma itu adalah lebih besar bagiku
daripada engkau naik kendaraan bersama beliau." Akhirnya Abu Bakar pun
mengutuskan seorang khadim yang dapat mencukupi pekerjaanku untuk mengurusi
kuda. Dan seolah-olah ia telah membebaskanku. [Shahih Bukhari dan Muslim]
c.
Sifat cemburu seorang wanita
Anas radhiallahu'anhu
berkata;
كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ بَعْضِ نِسَائِهِ،
فَأَرْسَلَتْ إِحْدَى أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِينَ بِصَحْفَةٍ فِيهَا طَعَامٌ،
فَضَرَبَتِ الَّتِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَيْتِهَا
يَدَ الخَادِمِ، فَسَقَطَتِ الصَّحْفَةُ فَانْفَلَقَتْ، فَجَمَعَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِلَقَ الصَّحْفَةِ، ثُمَّ جَعَلَ يَجْمَعُ
فِيهَا الطَّعَامَ الَّذِي كَانَ فِي الصَّحْفَةِ، وَيَقُولُ: «غَارَتْ أُمُّكُمْ»
ثُمَّ حَبَسَ الخَادِمَ حَتَّى أُتِيَ بِصَحْفَةٍ مِنْ عِنْدِ الَّتِي هُوَ فِي
بَيْتِهَا، فَدَفَعَ الصَّحْفَةَ الصَّحِيحَةَ إِلَى الَّتِي كُسِرَتْ
صَحْفَتُهَا، وَأَمْسَكَ المَكْسُورَةَ فِي بَيْتِ الَّتِي كَسَرَتْ [صحيح البخاري]
Suatu ketika Nabi ﷺ
berada di tempat istrinya. Lalu salah seorang Ummahatul Mukminin mengirimkan
hidangan berisi makanan. Maka istri Nabi yang beliau saat itu sedang berada di
rumahnya memukul piring yang berisi makanan, maka beliau pun segera
mengumpulkan makanan yang tercecer ke dalam piring, lalu beliau bersabda,
"Ibu kalian rupanya sedang terbakar cemburu." Kemudian beliau menahan
sang Khadim (pembantu) hingga didatangkan piring yang berasal dari rumah istri
yang beliau pergunakan untuk bermukim. Lalu beliau menyerahkan piring yang
bagus kepada istri yang piringnya pecah, dan membiarkan piring yang pecah di
rumah istri yang telah memecahkannya. [Shahih Bukhari]
Ø 'Aisyah radhiallahu'anha berkata:
«مَا
غِرْتُ عَلَى امْرَأَةٍ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مَا غِرْتُ
عَلَى خَدِيجَةَ، هَلَكَتْ قَبْلَ أَنْ يَتَزَوَّجَنِي، لِمَا كُنْتُ أَسْمَعُهُ
يَذْكُرُهَا، وَأَمَرَهُ اللَّهُ أَنْ يُبَشِّرَهَا بِبَيْتٍ مِنْ قَصَبٍ، وَإِنْ
كَانَ لَيَذْبَحُ الشَّاةَ فَيُهْدِي فِي خَلاَئِلِهَا مِنْهَا مَا يَسَعُهُنَّ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Tidaklah
aku cemburu kepada salah seorang istri-istri Nabi ﷺ sebagaimana kecemburuanku terhadap Khadijah. Padahal ia
meninggal dunia sebelum beliau menikahi aku. Dan disebabkan aku sering
mendengar beliau menyebut-nyebutnya (memuji dan menyanjungnya) dan Allah
memerintahkan beliau untuk memberi kabar gembira kepadanya bahwa dia akan
mendapatkan rumah terbuat dari mutiara (di surga kelak). Dan apabila beliau
menyembelih kambing, beliau selalu menghadiahkan bagian kambing itu untuk
teman-temannya Khadijah apa yang dapat mencukupi mereka". [Shahih Bukhari
dan Muslim]
Yang keenam:
6/65- السَّادِسُ: عَنْ أبي هُريْرَةَ رضي
اللَّه عنه أَنَّهُ سمِع النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُولُ:
"إِنَّ ثَلاَثَةً مِنْ بَنِي إِسْرائيلَ: أَبْرَصَ، وأَقْرَعَ، وأَعْمَى،
أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَبْتَليَهُمْ فَبَعث إِلَيْهِمْ مَلَكاً، فأَتَى الأَبْرَصَ
فَقَالَ: أَيُّ شَيْءٍ أَحبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: لَوْنٌ حسنٌ، وَجِلْدٌ حَسَنٌ،
ويُذْهَبُ عنِّي الَّذي قَدْ قَذَرنِي النَّاسُ، فَمَسَحهُ فذَهَب عنهُ قذرهُ
وَأُعْطِيَ لَوْناً حَسناً. قَالَ: فَأَيُّ الْمالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ:
الإِبلُ - أَوْ قَالَ الْبَقَرُ- شَكَّ الرَّاوِي -فأُعْطِيَ نَاقَةً عُشرَاءَ،
فَقَالَ: بارَك اللَّهُ لَكَ فِيها.
فأَتَى الأَقْرعَ فَقَالَ: أَيُّ شَيْءٍ أَحب إِلَيْكَ؟ قَالَ: شَعْرٌ
حسنٌ، ويذْهبُ عنِّي هَذَا الَّذي قَذِرَني النَّاسُ، فَمسحهُ عنْهُ. أُعْطِيَ
شَعراً حَسَناً. قالَ فَأَيُّ الْمَالِ. أَحبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: الْبَقرُ،
فأُعِطيَ بَقَرَةً حامِلاً، وقَالَ: بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِيهَا.
فَأَتَى الأَعْمَى فَقَالَ: أَيُّ شَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ:
أَنْ يرُدَّ اللَّهُ إِلَيَّ بَصَري فَأُبْصِرَ النَّاسَ فَمَسَحَهُ فَرَدَّ
اللَّهُ إِلَيْهِ بصَرَهُ. قَالَ: فَأَيُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِليْكَ؟ قَالَ:
الْغنمُ فَأُعْطِيَ شَاةً والِداً فَأَنْتجَ هذَانِ وَولَّدَ هَذا، فكَانَ لِهَذَا
وَادٍ مِنَ الإِبِلِ، ولَهَذَا وَادٍ مِنَ الْبَقَرِ، وَلَهَذَا وَادٍ مِنَ
الْغَنَم.
ثُمَّ إِنَّهُ أتَى الأْبرص في صورَتِهِ وَهَيْئتِهِ، فَقَالَ: رَجُلٌ
مِسْكينٌ قدِ انقَطعتْ بِيَ الْحِبَالُ في سَفَرِي، فَلا بَلاغَ لِيَ الْيَوْمَ
إِلاَّ باللَّهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بِالَّذي أَعْطَاكَ اللَّوْنَ الْحَسَنَ،
والْجِلْدَ الْحَسَنَ، والْمَالَ، بَعيِراً أَتبلَّغُ بِهِ في سفَرِي، فقالَ:
الحقُوقُ كَثِيرةٌ. فَقَالَ: كَأَنِّي أَعْرفُكُ أَلَمْ تَكُنْ أَبْرصَ يَقْذُرُكَ
النَّاسُ، فَقيراً، فَأَعْطَاكَ اللَّهُ، فقالَ: إِنَّما وَرثْتُ هَذا المالَ
كَابراً عَنْ كابِرٍ، فقالَ: إِنْ كُنْتَ كَاذِباً فَصَيَّركَ اللَّهُ إِلى مَا
كُنْتَ.
وأَتَى الأَقْرَع في صورتهِ وهيئَتِهِ، فَقَالَ لَهُ مِثْلَ مَا قَالَ
لهذَا، وَرَدَّ عَلَيْه مِثْلَ مَاردَّ هَذَّا، فَقَالَ: إِنْ كُنْتَ كَاذِباً
فَصَيّرَكَ اللهُ إِليَ مَاكُنْتَ.
وأَتَى الأَعْمَى في صُورتِهِ وهَيْئَتِهِ، فقالَ: رَجُلٌ مِسْكينٌ
وابْنُ سَبِيلٍ انْقَطَعَتْ بِيَ الْحِبَالُ في سَفَرِي، فَلا بَلاغَ لِيَ
اليَوْمَ إِلاَّ بِاللَّهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بالَّذي رَدَّ عَلَيْكَ بصرَكَ
شَاةً أَتَبَلَّغُ بِهَا في سَفَرِي؟ فقالَ: قَدْ كُنْتُ أَعْمَى فَرَدَّ اللَّهُ
إِلَيَّ بَصري، فَخُذْ مَا شِئْتَ وَدعْ مَا شِئْتَ فَوَاللَّهِ ما أَجْهَدُكَ
الْيَوْمَ بِشْيءٍ أَخَذْتَهُ للَّهِ عزَّ وجلَّ. فقالَ: أَمْسِكْ مالَكَ
فَإِنَّمَا ابْتُلِيتُمْ فَقَدْ رضيَ اللَّهُ عنك، وَسَخَطَ عَلَى
صَاحِبَيْكَ" متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu bahwa ia mendengar Nabi ﷺ
bersabda, "Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil ada yang kudisan,
botak dan buta. Kemudian Allah ingin menguji mereka semua, lalu Dia mengutus
malaikat datang menemui mereka. Lantas ia datang menemui orang yang mengidap
penyakit kudisan seraya berkata, 'Apa yang paling kamu sukai? ' Ia menjawab,
'Warna kulit yang bagus, kulit yang mulus, serta sembuhnya penyakit (kudisku
ini) yang membuat orang jijik kepadaku." Rasulullah ﷺ bersabda, "Lalu iapun mengabulkannya, menyembuhkan
penyakit kudisnya, dan diberikan kepadanya warna kulit yang bagus dan kulit
yang mulus. Ia berkata, 'Harta apa yang paling kamu senangi? ' Ia menjawab,
'Unta atau sapi.' -Perawinya ragu- Lalu ia memberikannya seekor unta yang
sedang hamil tua seraya berkata, 'Semoga Allah memberkahimu dalam unta itu.'
Selanjutnya ia mendatangi orang botak
kepalanya seraya bertanya kepadanya: 'Apa yang paling kamu sukai? ' Ia
menjawab, 'Rambut yang bagus dan sembuhnya penyakit yang membuatku dihina
orang.' Lalu iapun mengabulkannya, menyembuhkan penyakitnya serta memberinya
rambut yang bagus. Ia bertanya: 'Harta apa yang paling kamu inginkan? ' Ia
menjawab, 'Sapi.' Lalu diberikanlah kepadanya seekor sapi yang sedang hamil
lantas ia berkata, 'Semoga Allah memberkahimu dalam sapi itu.'
Selanjutnya ia mendatangi orang yang buta
matanya seraya berkata, 'Apa yang paling kamu senangi? ' Ia menjawab, 'Jika
Allah mengembalikan penglihatanku hingga dengannya aku dapat melihat manusia.'
Lalu iapun mengabulkannya dan Allah memulihkan penglihatannya. Ia bertanya:
'Harta apa yang paling kamu inginkan? ' Ia menjawab, 'Kambing.' Maka
diberikanlah seekor kambing yang hendak beranak kepadanya, lalu tidak berapa
lama kambing itupun melahirkan anaknya. Dengan begitu orang ini mempunyai
sejumlah unta, yang ini mempunyai sejumlah sapi, dan yang itu mempunyai
sejumlah kambing.
Kemudian ia mendatangi orang yang (tadinya)
kudisan untuk kedua kalinya dalam bentuk kondisi ia dahulu, lantas berkata,
'Aku adalah seorang lelaki miskin yang sedang berada dalam perjalanan dan tidak
mempunyai pekerjaan sehingga aku tidak mempunyai penghidupan kecuali dari Allah
kemudian dari pemberianmu. Dengan nama Dzat yang telah memberimu warna kulit yang
bagus, kulit yang mulus, serta memberimu harta berupa unta, aku memintamu untuk
memberiku suatu pemberian agar aku dapat melanjutkan perjalananku. Iapun
menjawab, 'Hak-hak itu sangat banyak.' Lalu ia berkata, 'Sepertinya aku
mengenalmu, bukankah dulu kamu adalah seorang yang mengidap penyakit kudis yang
mana para manusia selalu mengejekmu, dan kamu adalah seorang yang fakir lalu
Allah memberikan (nikmat-Nya) kepadamu? ' Ia menjawab, 'Sesungguhnya aku
mewarisi harta ini dari nenek moyangku yang kaya.' Iapun berkata, 'Jika kamu
berdusta dalam ucapanmu itu, maka semoga saja Allah menjadikanmu seperti
sediakala.'
Selanjutnya ia mendatangi si botak dalam
bentuknya dahulu, lalu ia berkata kepadanya sebagaimana yang dikatakannya
kepada orang pertama dan iapun menolaknya sebagaimana orang pertama menolaknya.
Lalu ia berkata, 'Jika kamu berdusta dalam ucapanmu, maka semoga saja Allah
akan menjadikanmu seperti sediakala.'
Kemudian ia mendatangi orang (yang tadinya)
buta matanya dalam bentuk aslinya seraya berkata, 'Aku adalah seorang lelaki
miskin yang sedang berada dalam perjalanan, dalam perjalananku ini aku tidak
mempunyai pekerjaan sehingga aku tidak mempunyai sumber penghidupan kecuali
dari Allah kemudian dari pemberianmu. Demi Dzat yang telah mengembalikan penglihatanmu
dan memberimu sejumlah kambing, kumohon berikanlah sesuatu kepadaku sehingga
aku dapat melanjutkan perjalananku lagi.' Ia berkata, 'Dulu mataku buta lalu
Allah menyembuhkannya, maka ambillah (hartaku) sesuka hatimu dan tinggallah apa
yang tidak kau sukai. Sungguh Demi Allah, harta yang kau ambil tidak akan
membuatku bersedih.' Maka ia berkata, 'Peliharalah hartamu karena sesungguhnya
kalian sedang diuji. Kamu telah diridhai dan kedua temanmu telah
dimurkai." [Muttafaqun ‘alaihi]
Lihat: Kisah si Kudisan, si Botak, dan si Buta yang diuji
Yang ketujuh:
7/66- السَّابِعُ: عَنْ أبي يَعْلَى شَدَّادِ
بْن أَوْسٍ رضي اللَّه عنه عن النَّبيّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ:
"الكَيِّس مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِما بَعْدَ الْموْتِ، وَالْعَاجِزُ
مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَه هَواهَا، وتمَنَّى عَلَى اللَّهِ" رواه التِّرْمِذيُّ
وقالَ: حديثٌ حَسَنٌ.
Dari Abu Ya’laa Syaddad bin Aus radhiyallahu 'anhu, dari
Nabi ﷺ beliau bersabda, "Orang yang cerdas
adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah
kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa
nafsunya dan berangan angan kepada Allah." [Diriwayatkan oleh
At-Tirmidziy, dan ia berkata: Hadits hasan]
Penjelasan singkat
hadits ini:
1)
Biografi
Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2)
Keutamaan
orang berakal.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ
عِنْدَ اللَّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ} [الأنفال: 22]
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang
seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli yang
tidak mengerti apa-apapun (tidak berakal). [Al-Anfaal:22]
Lihat: Apakah anda berakal?
3)
Ciri
orang berakal.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي
الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ
يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى
الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ} [الحج: 46]
Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi,
lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai
telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah
mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. [Al-Hajj: 46]
Ø Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata;
Saya bersama dengan Rasulullah ﷺ, tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar
kepada beliau, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi ﷺ dan bertanya:
أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ؟ قَالَ:
«أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا، وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا،
أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ» [سنن ابن ماجه: حسن]
"Orang mukmin yang bagaimanakah yang
paling bijak?" Beliau menjawab, "Orang yang paling banyak mengingat
kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah
orang-orang yang bijak." [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
4)
Intropeksi
diri.
Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata:
"
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ
الأَكْبَرِ، وَإِنَّمَا يَخِفُّ الحِسَابُ يَوْمَ القِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ
نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا " [سنن الترمذي: معلق]
“Hisablah
(hitunglah) diri kalian sebelum kalian dihitung dan persiapkanlah untuk hari
semua dihadapkan (kepada Rabb Yang Mahaagung), hisab (perhitungan) akan ringan
pada hari kiamat bagi orang yang selalu menghisab dirinya ketika di
dunia." [Sunan Tirmidziy: Mu’allaq]
Ø Maimun bin
Mihran rahimahulah
berkata:
«لَا
يَكُونُ العَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ كَمَا يُحَاسِبُ شَرِيكَهُ
مِنْ أَيْنَ مَطْعَمُهُ وَمَلْبَسُهُ» [سنن الترمذي: معلق]
“Seorang
hamba tidak akan bertakwa hingga dia menghisab dirinya sebagaimana dia
menghisab temannya dari mana dia mendapatkan makan dan pakaiannya." [Sunan
Tirmidziy: Mu’allaq]
5)
Beramal
untuk akhirat.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ
أَفَلَا تَعْقِلُونَ} [الأنعام: 32]
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari
main-main dan senda gurau belaka (hanya sebentar dan tidak kekal). Dan sungguh
kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah
kamu (memiliki akal untuk) memahaminya? [Al-An’am:32]
Ø Al-Barra radhiyallahu ‘anhu berkata:
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةٍ، فَجَلَسَ عَلَى شَفِيرِ الْقَبْرِ، فَبَكَى،
حَتَّى بَلَّ الثَّرَى، ثُمَّ قَالَ: «يَا إِخْوَانِي لِمِثْلِ هَذَا فَأَعِدُّوا»
[سنن ابن
ماجه: حسن]
"Kami pernah mengantar jenazah bersama
Rasulullah ﷺ, kemudian beliau duduk di sisi kuburan dan menangis hingga
membasahi tanah. Beliau bersabda, "Wahai saudaraku, bersiap-siaplah untuk
hal seperti ini." [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Lihat: Hadits Al-Baraa’; Ketika ajal menjemput dan pertanyaan alam kubur
6)
Buruknya
mengikuti hawa nafsu.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ
إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا (43) أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ
أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ
هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا } [الفرقان: 43-44]
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan
hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara
atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau
memahami (berakal)? Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). [Al-Furqaan: 43-44]
7)
Buruknya
angan-angan tanpa amal.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{لَيْسَ
بِأَمَانِيِّكُمْ وَلَا أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ
بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا (123) وَمَنْ
يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا} [النساء: 123-124]
(Pahala dari Allah) itu
bukanlah angan-anganmu dan bukan (pula) angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa
mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas sesuai dengan kejahatan itu, dan
dia tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah. Dan barangsiapa
mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman,
maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun. [An-Nisa': 123-124]
{يَوْمَ
يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انْظُرُونَا
نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا
فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ
مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ (13) يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا
بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ
وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّى جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ
الْغَرُورُ} [الحديد: 13 -
15]
Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata
kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat
mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka):
"Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)".
Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu, di sebelah
dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang
munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata:
"Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab:
"Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran
kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga
datanglah ketetapan Allah (kematian dan hari kiamat); Dan kamu telah ditipu
terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu. [Al-Hadiid: 13-14]
Ø Al-Hasan
Al-Bashriy -rahimahullah-
berkata:
" إِنَّ
قَوْمًا أَلْهَتْهُمْ أَمَانِيُّ الْمَغْفِرَةِ حَتَّى خَرَجُوا مِنَ الدُّنْيَا
وَلَيْسَتْ لَهُمْ حَسَنَةٌ، يَقُولُ: إِنِّي لَحَسَنُ الظَّنِّ بِرَبِّي،
وَكَذَبَ لَوْ أَحْسَنَ الظَّنَّ بِرَبِّهِ لَأَحْسَنَ الْعَمَلَ " [الوجل والتوثق بالعمل لابن أبي الدنيا]
"Satu
kaum dilalaikan oleh angan-angan ampunan sampai ia keluar dari duni (mati)
tanpa melakukan kebaikan, ia mengatakan: Aku berbaik sangka kepada Rabbku! Dan
ia telah berdusta (dengan ucapannya itu), seandainya ia berbaik sangka kepada
Rabbnya maka tentu ia akan beramal dengan baik". [Al-Wajal karya Ibnu Abi
Ad-Dunya]
Yang kedelapan:
8/67- الثَّامِنُ: عَنْ أبي هُرَيْرَةَ رضي
اللَّهُ عنهُ قَالَ: قالَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "مِنْ
حُسْنِ إِسْلامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَالاَ يَعْنِيهِ"، حديثٌ حسنٌ رواهُ
التِّرْمذيُّ، وغيرُهُ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, ia berkata; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam-
bersabda: "Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan
sesuatu yang tidak bermanfaat baginya." [Hadits hasan, diriwayatkan oleh
At-Tirmidziy dan selainnya]
Lihat: Syarah
Arba'in hadits (12) Abu Hurairah; Meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat
Yang kesembilan:
9/68- التَّاسعُ: عَنْ عُمَرَ رضي اللَّهُ
عنه عَنِ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "لاَ يُسْأَلُ
الرَّجُلُ فيمَ ضَربَ امْرَأَتَهُ" رواه أبو داود وغيرُه.
Dari Umar radhiyallahu 'anhu dari
Nabi ﷺ,
beliau bersabda, "Seorang laki-laki tidaklah ditanya kenapa ia memukul
istrinya." [Diriwayatkan oleh Abu Daud dan selainnya]
Penjelasan singkat
hadits ini:
1)
Biografi
Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Keistimewaan Umar bin Khathab
2)
Tidak
menanyakan sesuatu yang tidak bermanfaat.
Dari Al-Mugirah bin Syu'bah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ
ثَلاَثًا: قِيلَ وَقَالَ، وَإِضَاعَةَ المَالِ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya
Allah membenci dari kalian tiga perkara: Banyak bicara (yang tidak bermanfaat),
menghambur-hamburkan harta, dan banyak meminta (bertanya)". [Sahih Bukhari
dan Muslim]
3)
Tidak
ikut campur dalam urusan pribadi seseorang, kecuali jika diminta.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَإِنْ
خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِنْ
أَهْلِهَا إِنْ يُرِيدَا إِصْلَاحًا يُوَفِّقِ اللَّهُ بَيْنَهُمَا إِنَّ اللَّهَ
كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا} [النساء: 35]
Dan jika kamu
khawatir terjadi persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang juru
damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga perempuan.
Jika keduanya (juru damai itu) bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah
memberi taufik kepada suami-istri itu. Sungguh, Allah Mahateliti, Maha Mengenal. [An-Nisa': 35]
4)
Larangan
membeberkan rahasia hubungan suami-istri.
Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ مِنْ أَعْظَمِ الْأَمَانَةِ عِنْدَ
اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، الرَّجُلَ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ، وَتُفْضِي
إِلَيْهِ، ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا» [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya
amanat yang paling besar di sisi Allah pada Hari Kiamat adalah seseorang yang
bersetubuh dengan istrinya dan istri bersetubuh dengan suaminya, kemudian dia
(suami) menyebarkan rahasianya." [Shahih Muslim]
5)
Larangan
memukul istri.
Aisyah radiyallahu 'anha
berkata:
«مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ امْرَأَةً لَهُ قَطُّ وَلَا خَادِمًا» [مسند أحمد: صحيح]
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
tidak pernah memukul istrinya sama sekali dan tidak pula pembantunya”. [Musnad
Ahmad: Sahih]
Ø Dari Abdullah bin Zam'ah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لاَ يَجْلِدُ أَحَدُكُمُ امْرَأَتَهُ جَلْدَ
العَبْدِ، ثُمَّ يُجَامِعُهَا فِي آخِرِ اليَوْمِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Janganlah seorang dari kalian mencambuk
istrinya seperti cambukan budak kemudian ia menggaulinya di akhir hari”. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
6)
Boleh
memukul istri jika darurat.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ
فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ
أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا
كَبِيرًا} [النساء: 34]
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyuzuznya (pembangkangan), maka nasehatilah mereka dan jauhilah mereka di
tempat tidur mereka, dan pukuatilah mereka dan jauhilah mereka di tempat tidur
mereka, dan pukuka dan jauhilah mereka di tempat tidur mereka, dan puku mereka,
dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu
mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar. [An-Nisaa: 34]
Ø Dari Jabir
bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda
ketika khutbah di padang Arafah:
«اتَّقُوا اللهَ
فِي النِّسَاءِ، فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوهُنَّ بِأَمَانِ اللهِ، وَاسْتَحْلَلْتُمْ
فُرُوجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللهِ، وَلَكُمْ عَلَيْهِنَّ أَنْ لَا يُوطِئْنَ
فُرُشَكُمْ أَحَدًا تَكْرَهُونَهُ، فَإِنْ فَعَلْنَ ذَلِكَ فَاضْرِبُوهُنَّ
ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ، وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ
بِالْمَعْرُوفِ» [صحيح مسلم]
"Bertakwahlah
kalian kepada Allah (jangalah diri kalian) terhadap wanita. Karena kalian
mengambil mereka sebagai amanah Allah, dan mereka halal bagimu dengan kalimat
Allah. Setelah itu, kamu punya hak atas mereka, yaitu supaya mereka tidak
membolehkan orang lain menduduki tikarmu. Jika mereka melanggar, pukullah
mereka dengan cara yang tidak membahayakan. Sebaliknya mereka punya hak
atasmu, yaitu nafkah dan pakaian yang pantas". [Shahih Muslim]
Ø Mu'awiyah Al-Qusyairiy radhiyallahu 'anhu bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Ya Rasulullah apakah hak istri
terhadap kami?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab:
«أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ،
وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ، أَوِ اكْتَسَبْتَ، وَلَا تَضْرِبِ الْوَجْهَ،
وَلَا تُقَبِّحْ، وَلَا تَهْجُرْ إِلَّا فِي الْبَيْتِ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
"Memberinya
makan jika kamu makan, memberinya pakaian jika kamu memakai pakaian, jangan
memukul wajah, jangan menghinanya, dan jangan menjauhinya kecuali dalam
rumah". [Sunan Abu Daud: Sahih]
Lihat: Raih kebahagiaan dunia akhirat dalam berkeluarga
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Riyadhushalihin Bab (04) Jujur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...