Sabtu, 27 November 2021

Syarah Riyadhushalihin Bab (05) Muraqabah

بسم الله الرحمن الرحيم

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (217) الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ (218) وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ (219) إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [الشعراء: 217 - 220]

Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Asy-Syu’araa’: 217-220]

{هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ} [الحديد: 4]

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. [Al-Hadiid:4]

{إِنَّ اللَّهَ لا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ} [آل عمران: 5]

Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit. [Ali ‘Imran: 5]

{إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ} [الفجر: 14]

Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. [Al-Fajr: 14]

{يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ} [غافر: 19]

Dia (Allah) mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. [Gaafir: 19]

Lihat: Bersama Allah 'azza wa jalla

Ayat seperti ini sangat banyak dan diketahui, adapun hadits:

Yang pertama:

1/60- عَنْ عُمرَ بنِ الخطابِ، رضيَ اللَّهُ عنه، قَالَ: "بَيْنما نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْد رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، ذَات يَوْمٍ إِذْ طَلع عَلَيْنَا رجُلٌ شَديدُ بياضِ الثِّيابِ، شديدُ سوادِ الشَّعْر، لا يُرَى عليْهِ أَثَر السَّفَرِ، وَلا يَعْرِفُهُ منَّا أَحدٌ، حتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، فَأَسْنَدَ رَكْبَتَيْهِ إِلَى رُكبَتيْهِ، وَوَضع كفَّيْه عَلَى فخِذيهِ وَقالَ: يَا محمَّدُ أَخبِرْنِي عَنِ الإسلامِ فقالَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: الإِسلامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وأَنَّ مُحَمَّداً رسولُ اللَّهِ وَتُقِيمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤتِيَ الزَّكاةَ، وتصُومَ رَمضَانَ، وتحُجَّ الْبيْتَ إِنِ استَطَعتَ إِلَيْهِ سَبيلاً. قَالَ: صدَقتَ. فَعجِبْنا لَهُ يسْأَلُهُ ويصدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِيمانِ. قَالَ: أَنْ تُؤْمِن بِاللَّهِ وملائِكَتِهِ، وكُتُبِهِ ورُسُلِهِ، والْيومِ الآخِرِ، وتُؤمِنَ بالْقَدَرِ خَيْرِهِ وشَرِّهِ. قَالَ: صدقْتَ قَالَ: فأَخْبِرْنِي عَنِ الإِحْسانِ. قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللَّه كَأَنَّكَ تَراهُ. فإِنْ لَمْ تَكُنْ تَراهُ فإِنَّهُ يَراكَ قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعةِ. قَالَ: مَا المسْؤُولُ عَنْهَا بأَعْلَمَ مِن السَّائِلِ. قَالَ: فَأَخْبرْنِي عَنْ أَمَاراتِهَا. قَالَ أَنْ تلدَ الأَمَةُ ربَّتَها، وَأَنْ تَرى الحُفَاةَ الْعُراةَ الْعالَةَ رِعاءَ الشَّاءِ يتَطاولُون في الْبُنيانِ ثُمَّ انْطلَقَ، فلبثْتُ ملِيًّا، ثُمَّ قَالَ: يَا عُمرُ، أَتَدرِي منِ السَّائِلُ قلتُ: اللَّهُ ورسُولُهُ أَعْلمُ قَالَ: فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعلِّمُكم دِينِكُمْ "رواه مسلمٌ.

Dari Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Ketika kami duduk di sisi Rasulullah di suatu hari, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang bajunya sangat putih, rambutnya sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan. Tidak seorang pun dari kami mengenalnya, hingga dia mendatangi Nabi lalu merapatkan lututnya pada lutut Nabi dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas pahanya, kemudian ia berkata, 'Wahai Muhammad, kabarkanlah kepadaku tentang Islam? '

Rasulullah menjawab: "Islam adalah kesaksian bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan puasa Ramadhan, serta haji ke Baitullah jika kamu mampu melakukannya."

Dia berkata, 'Kamu benar.'

Umar berkata, 'Maka kami kaget terhadapnya karena dia menanyakannya dan membenarkannya.' Dia bertanya lagi, 'Kabarkanlah kepadaku tentang iman itu? '

Beliau menjawab: "Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk."

Dia berkata, 'Kamu benar.'

Dia bertanya lagi, 'Kabarkanlah kepadaku tentang ihsan itu? '

Beliau menjawab: "Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu."

Dia bertanya lagi, 'Kapankah hari akhir itu? '

Beliau menjawab: "Tidaklah orang yang ditanya itu lebih mengetahui daripada orang yang bertanya."

Dia bertanya, 'Lalu kabarkanlah kepadaku tentang tanda-tandanya? '

Beliau menjawab: "Apabila seorang budak melahirkan tuannya, dan kamu melihat orang yang tidak beralas kaki, telanjang, miskin, penggembala kambing, namun bermegah-megahan dalam membangun bangunan."

Kemudian dia bertolak pergi. Maka aku tetap saja heran kemudian beliau berkata; "Wahai Umar, apakah kamu tahu siapa penanya tersebut?"

Aku menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.'

Beliau bersabda: "Itulah Jibril, dia mendatangi kalian untuk mengajarkan kepada kalian tentang agama kalian'." [Diriwayatkan oleh Muslim]

Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (2) Umar; Jibril bertanya tentang iman, islam, ihsan, dan kiamat

Yang kedua:

2/62- عن أبي ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جُنَادةَ، وأبي عبْدِ الرَّحْمنِ مُعاذِ بْنِ جبلٍ رضيَ اللَّه عنهما، عنْ رسولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، قَالَ: "اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحسنةَ تَمْحُهَا، وخَالقِ النَّاسَ بخُلُقٍ حَسَنٍ "رواهُ التِّرْمذيُّ وقال: حديثٌ حسنٌ.

Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Mu’adz bin Jabal radhiyallahu 'anhuma; dari Rasulullah beliau bersabda: "Bertakwalah kamu dimanapun berada, ikutkanlah keburukan dengan melakukan kebaikan yang akan menghapuskannya, dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang mulia". [Diriwayatkan oleh Tirmidziy, ia berkata: Hadits ini derajatnya Hasan]

Lihat hadits: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (18) Abu Dzar dan Mu’adz; Bertakwa, berbuat baik, dan berakhlak mulia

Yang ketiga:

3/63- الثَّالثُ: عن ابنِ عبَّاسٍ، رضيَ اللَّه عنهمَا، قَالَ: "كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يوْماً فَقال: "يَا غُلامُ إِنِّي أُعلِّمكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَل اللَّه، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، واعلَمْ: أَنَّ الأُمَّةَ لَو اجتَمعتْ عَلَى أَنْ ينْفعُوكَ بِشيْءٍ، لَمْ يَنْفعُوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَد كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوك بِشَيْءٍ، لَمْ يَضُرُّوكَ إِلاَّ بَشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّه عليْكَ، رُفِعَتِ الأقْلامُ، وجَفَّتِ الصُّحُفُ". رواهُ التِّرمذيُّ وقَالَ: حديثٌ حسنٌ صَحيحٌ.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Aku pernah berada di belakang Rasulullah pada suatu hari, beliau bersabda: "Hai 'nak, sesungguhnya aku akan mengajarimu beberapa kalimat; jagalah Allah niscaya Ia menjagamu, jagalah Allah niscaya kau menemui-Nya di hadapanmu, bila kau meminta, mintalah pada Allah dan bila kau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah, ketahuilah sesungguhnya seandainya ummat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan memberi manfaat apa pun selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu dan seandainya bila mereka bersatu untuk membahayakanmu, mereka tidak akan membahayakanmu sama sekali kecuali yang telah ditakdirkan Allah padamu, pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering. (maksudnya takdir telah ditetapkan)". [Diriwayatkan oleh imam Tirmidziy dan berkata: Hadits ini hasan shahih]

Dan dalam riwayat lain selain At-Tirmidziy:

"احفظَ اللَّهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللَّهِ في الرَّخَاءِ يعرِفْكَ في الشِّدةِ، واعْلَمْ أَنّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصيبَك، وَمَا أَصَابَكَ لمْ يَكُن لِيُخْطِئَكَ واعْلَمْ أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْب، وأَنَّ مَعَ الْعُسرِ يُسْراً".

"Jagalah Allah niscaya engkau mendapatiNya di hadapanmu. Ingatlah Dia di waktu lapang niscaya Dia akan ingat kepadamu di waktu sempit. Dan ketahuilah bahwa apa yang tidak ditakdirkan untuk menjadi bagianmu tidak akan engkau dapatkan, dan apa saja yang ditakdirkan menjadi bagianmu tidak akan meleset darimu. Dan ketahuilah bahwa pertolongan itu (datang) setelah kesabaran, dan kelapangan itu (datang) setelah kesempitan serta bahwa kemudahan itu (datang) setelah kesulitan."

Lihat: Syarah Arba’in Nawawiy, hadits (19) Abdullah bin ‘Abbas; Jagalah Allah

Yang keempat:

4/63- الرَّابعُ: عنْ أَنَس رضي اللَّهُ عنه قالَ: "إِنَّكُمْ لَتَعْملُونَ أَعْمَالاً هِيَ أَدقُّ في أَعْيُنِكُمْ مِنَ الشَّعَرِ، كُنَّا نَعْدُّهَا عَلَى عَهْدِ رسولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مِنَ الْمُوِبقاتِ" رواه البخاري.

Dari Anas radhiallahu'anhu, ia mengatakan: "Sungguh kalian mengerjakan beberapa amalan yang menurut kalian lebih remeh daripada seutas rambut, padahal kami dahulu semasa Nabi menganggapnya diantara dosa-dosa besar (yang membinasakan)." [Shahih Bukhari]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Jangan meremehkan satu maksiat.

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ، فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ "، وَإِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَرَبَ لَهُنَّ مَثَلًا: كَمَثَلِ قَوْمٍ نَزَلُوا أَرْضَ فَلَاةٍ، فَحَضَرَ صَنِيعُ الْقَوْمِ، فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَنْطَلِقُ، فَيَجِيءُ بِالْعُودِ، وَالرَّجُلُ يَجِيءُ بِالْعُودِ ، حَتَّى جَمَعُوا سَوَادًا، فَأَجَّجُوا نَارًا، وَأَنْضَجُوا مَا قَذَفُوا فِيهَا [مسند أحمد: صحيح]

"Hati-hatilah kalian dari dosa kecil yang diremehkan, karena dosa-dosa tersebut akan berkumpul (menjadi besar) pada seseorang sampai membinasakannya". Kemudian Rasulullah mengambil satu perumpamaan seperti suatu kaum yang singgah di padang yang tandus kemudian tiba waktu makan mereka maka setiap orang pergi mancari kayu bakar, seorang datang dengan ranting dan yang lain juga membawa ranting sampai mereka mengumpulkan ranting yang banyak kemudian mereka membuat api yang sangat besar dan membakar apa yang mereka akan makan. [Musnad Ahmad: Hasan]

Ø  Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:

«إِنَّ المُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ» فَقَالَ بِهِ هَكَذَا، بِيَدِهِ فَوْقَ أَنْفِهِ [صحيح البخاري]

"Sesungguhnya orang mukmin melihat dosa-dosanya seperti ia duduk di pangkal gunung, ia khawatir gunung itu akan menimpanya, sedangkan orang fajir (selalu berbuat dosa) melihat dosa-dosanya seperti lalat yang menempel di batang hidungnya, kemudian ia mengusirnya seperti ini lalu terbang." Menepis dengan tangannya di atas hidungnya. [Shahih Bukhari]

Ø  Bilal bin Sa’d Ad-Dimasyqiy rahimahullah berkata:

«لاَ تَنْظُرْ إِلَى صِغَرِ الْخَطِيئَةِ وَلَكِنِ انْظُرْ مَنْ عَصَيْتَ» [الطيوريات: رجاله ثقات]

“Jangan melihat kepada kecilnya satu dosa, akan tetapi lihatlah kepada siapa engkau berdosa”. [Ath-Thuyuriyat: Perawinya tsiqah]

Yang kelima:

5/64- الْخَامِس: عَنْ أبي هريْرَةَ، رضي اللَّه عنه، عن النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَغَارُ، وَغَيْرَةُ اللَّهِ تَعَالَى، أنْ يَأْتِيَ المؤمن مَا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ" متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, dari Nabi , bahwa beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah itu cemburu. Dan kecemburuan Allah datang, bilamana seorang mukmin melakukan hal yang diharamkan Allah." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya

2)      Allah 'azza wajalla memiliki sifat cemburu.

Dari 'Abdullah bin Mas’ud radhiallahu'anhu; Rasulullah bersabda:

«لاَ أَحَدَ أَغْيَرُ مِنَ اللَّهِ، وَلِذَلِكَ حَرَّمَ الفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَلاَ شَيْءَ أَحَبُّ إِلَيْهِ المَدْحُ مِنَ اللَّهِ، وَلِذَلِكَ مَدَحَ نَفْسَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Tidak ada yang lebih pencemburu dari Allah. Karena itulah Dia mengharamkan segala yang keji baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Dan tidak ada yang lebih suka dipuji selain Allah karena itulah Dia memuji diri-Nya." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Aisyah radhiallahu'anha; Rasulullah bersabda:

«يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ، مَا أَحَدٌ أَغْيَرَ مِنَ اللَّهِ أَنْ يَرَى عَبْدَهُ أَوْ أَمَتَهُ تَزْنِي، يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ، لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ، لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا» [صحيح البخاري]

"Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih cemburu daripada Allah saat Dia melihat hambanya atau hamba perempuannya berzina. Wahai U'mmat Muhamamd, sekiranya kalian tahu apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan kalian akan banyak menangis." [Shahih Bukhari]

Ø  Asma` binti Abi Bakr radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah bersabda:

«لاَ شَيْءَ أَغْيَرُ مِنَ اللَّهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Tidak ada yang lebih pencemburu daripada Allah." [Shahih Bukhari dan Muslim]

3)      Allah cemburu jika disekutukan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda: Allah tabaraka wata'ala berfirman dalam hadits qudsi:

" أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي، تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ " [صحيح مسلم]

"Aku adalah yang paling tidak membutuhkan sekutu, barangsiapa yang melakukan amalah yang menyekutukan Aku di dalamnya dengan selain-Ku maka Aku abaikan ia dengan sekutunya". [Sahih Muslim]

Ø  Dari Mahmud bin Labiid radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ "

"Sesungguhnya di antara yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil."

Sahabat bertanya: Apa itu syirik kecil?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

" الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ: اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً " [مسند أحمد: حسن]

Riya, Allah 'azza wajalla berkata kepada mereka pada hari kiamat di saat manusia mendapat balasan dari amalannya: "Pergilah kalian pada orang-orang yang kau lakukan ibadah deminya di dunia, lihatlah apakah mereka bisa memberimu imbalan?" [Musnad Ahmad: Hasan]

Ø  Isa bin Abdirrahman bin Abi Laila –rahimahullah- berkata; Suatu ketika aku menjenguk Abdullah bin Ukaim Abu Ma'bad Al-Juhaniy radhiyallahu'anhu dan wajahnya berwarna kemerahan karena sakit, lantas kami pun berkata, "Tidakkah engkau menggantungkan sesuatu (di lehermu untuk menyembuhkanmu)?”

Ia menjawab: Kematian lebih dekat (baik) dari itu, Nabi pernah bersabda:

«مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ إِلَيْهِ»

"Barang siapa yang menggantungkan sesuatu (jampi atau mantra) di badannya, maka Allah akan membiarkannya dengan jampi-jampinya." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

4)      Keutamaan sifat cemburu.

Diantaranya:

a.       Nabi shallallahu ‘alaih wasallam bersifat pencemburu.

Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata; Sa'ad bin Ubadah radhiyallahu'anhu pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, (bagaimana pendapatmu) jika saya mendapati istriku bersama dengan lelaki lain, apakah saya membiarkannya sampai saya mendatangkan empat orang saksi?"

Rasulullah menjawab, "Ya."

Sa'ad berkata, "Sekali-kali tidak, demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, jika saya (mendatainya bersama laki-laki lain) sungguh saya akan mendahuluinya dengan pedang sebelum mendatangkan empat orang saksi."

Rasulullah bersabda,

«اسْمَعُوا إِلَى مَا يَقُولُ سَيِّدُكُمْ، إِنَّهُ لَغَيُورٌ، وَأَنَا أَغْيَرُ مِنْهُ، وَاللهُ أَغْيَرُ مِنِّي» [صحيح مسلم]

"Dengarlah apa yang dikatakan oleh pemuka kalian, ternyata dia pencemburu, sedangkan saya lebih cemburu darinya, dan Allah lebih cemburu daripada saya." [Shahih Muslim]

b.      Seorang mu’min memiliki sifat cemburu.

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah bersabda:

«إِنَّ اللهَ يَغَارُ، وَإِنَّ الْمُؤْمِنَ يَغَارُ، وَغَيْرَةُ اللهِ أَنْ يَأْتِيَ الْمُؤْمِنُ مَا حَرَّمَ عَلَيْهِ» [صحيح مسلم]

'Sesungguhnya Allah memiliki kecemburuan dan orang mukmin juga memiliki kecemburuan. Kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin mengerjakan apa yang di haramkan oleh Allah.'" [Shahih Muslim]

Ø  Dari Jabir bin Abdillah -radhiyallahu 'anhuma-; Nabi bersabda:

" رَأَيْتُنِي دَخَلْتُ الجَنَّةَ، فَإِذَا أَنَا بِالرُّمَيْصَاءِ، امْرَأَةِ أَبِي طَلْحَةَ، وَسَمِعْتُ خَشَفَةً، فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ فَقَالَ: هَذَا بِلاَلٌ، وَرَأَيْتُ قَصْرًا بِفِنَائِهِ جَارِيَةٌ، فَقُلْتُ: لِمَنْ هَذَا؟ فَقَالَ: لِعُمَرَ، فَأَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَهُ فَأَنْظُرَ إِلَيْهِ، فَذَكَرْتُ غَيْرَتَكَ " فَقَالَ عُمَرُ: بِأَبِي وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعَلَيْكَ أَغَارُ [صحيح البخاري ومسلم]

"Aku bermimpi memasuki surga. Di sana aku bertemu Ar-Rumaishaa', yaitu istri dari Abu Thalhah lalu aku mendengar suara langkah sandal. Aku bertanya; "Siapakah dia?". Dia menjawab; "Dia adalah Bilal". Kemudian aku melihat istana yang di halamannya ada seorang sahaya wanita. Aku bertanya: "Untuk siapakah istana itu?". Dia menjawab; "Untuk 'Umar". Semula aku ingin masuk ke dalam istana itu untuk melihat-lihat namun aku teringat kecemburuanmu". Maka 'Umar berkata; "Demi engaku kukorbankan bapak dan ibuku, wahai Rasulullah, apakah aku mesti cemburu kepadamu?" [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Asma` binti Abu Bakar radhiallahu'anhuma berkata;

تَزَوَّجَنِي الزُّبَيْرُ، وَمَا لَهُ فِي الأَرْضِ مِنْ مَالٍ وَلاَ مَمْلُوكٍ، وَلاَ شَيْءٍ غَيْرَ نَاضِحٍ وَغَيْرَ فَرَسِهِ، فَكُنْتُ أَعْلِفُ فَرَسَهُ وَأَسْتَقِي المَاءَ، وَأَخْرِزُ غَرْبَهُ وَأَعْجِنُ، وَلَمْ أَكُنْ أُحْسِنُ أَخْبِزُ، وَكَانَ يَخْبِزُ جَارَاتٌ لِي مِنَ الأَنْصَارِ، وَكُنَّ نِسْوَةَ صِدْقٍ، وَكُنْتُ أَنْقُلُ النَّوَى مِنْ أَرْضِ الزُّبَيْرِ الَّتِي أَقْطَعَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رَأْسِي، وَهِيَ مِنِّي عَلَى ثُلُثَيْ فَرْسَخٍ، فَجِئْتُ يَوْمًا وَالنَّوَى عَلَى رَأْسِي، فَلَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَهُ نَفَرٌ مِنَ الأَنْصَارِ، فَدَعَانِي ثُمَّ قَالَ: «إِخْ إِخْ» لِيَحْمِلَنِي خَلْفَهُ، فَاسْتَحْيَيْتُ أَنْ أَسِيرَ مَعَ الرِّجَالِ، وَذَكَرْتُ الزُّبَيْرَ وَغَيْرَتَهُ وَكَانَ أَغْيَرَ النَّاسِ، فَعَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِّي قَدِ اسْتَحْيَيْتُ فَمَضَى، فَجِئْتُ الزُّبَيْرَ فَقُلْتُ: لَقِيَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى رَأْسِي النَّوَى، وَمَعَهُ نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِهِ، فَأَنَاخَ لِأَرْكَبَ، فَاسْتَحْيَيْتُ مِنْهُ وَعَرَفْتُ غَيْرَتَكَ، فَقَالَ: وَاللَّهِ لَحَمْلُكِ النَّوَى كَانَ أَشَدَّ عَلَيَّ مِنْ رُكُوبِكِ مَعَهُ، قَالَتْ: حَتَّى أَرْسَلَ إِلَيَّ أَبُو بَكْرٍ بَعْدَ ذَلِكَ بِخَادِمٍ تَكْفِينِي سِيَاسَةَ الفَرَسِ، فَكَأَنَّمَا أَعْتَقَنِي " [صحيح البخاري ومسلم]

Az-Zubair bin Awwam menikahiku. Saat itu, ia tidak memiliki harta dan tidak juga memiliki budak serta tidak memiliki apa-apa kecuali alat penyiram lahan dan seekor kuda. Maka akulah yang memberi makan dan minum kudanya, menjahit timbanya serta membuatkan adonan roti. Padahal aku bukanlah seorang yang pandai membuat roti. Karena itu, para tetanggaku dari kaum Anshar-lah yang membuatkan roti. Aku memindahkan biji kurma dari kebun Az-Zubair yang telah ditetapkan oleh Rasulullah di atas kepalaku. Tanah itu dariku atas duapertiga Farsakh. Suatu hari aku datang sementara biji kurma ada di atas kepalaku. Lalu aku berjumpa dengan Rasulullah yang sedang bersama beberapa orang dari kaum Anshar. Beliau kemudian memanggilku dan bersabda, "Hei, hei, rupanya beliau berhasrat untuk menaikkanku di atas kendaraan di belakangnya. Namun, aku malu untuk berjalan bersama para lelaki dan aku ingat akan kecemburuan Az-Zubair, ia adalah orang yang paling pencemburu. Maka Rasulullah radhiallahu'anhupun tahu bahwa aku malu, hingga beliau pun berlalu. Setelah itu, aku pun menemui Az-Zubair dan berkata, "Rasulullah menemuiku sementara di atas kepalaku ada biji kurma. Sedangkan beliau sedang bersama beberapa orang dari kalangan Anshar, lalu beliau mempersilakan agar aku naik kendaraan, namun aku malu dan juga tahu akan kecemburuanmu." Maka Az-Zubair pun berkata, "Demi Allah, kamu membawa biji kurma itu adalah lebih besar bagiku daripada engkau naik kendaraan bersama beliau." Akhirnya Abu Bakar pun mengutuskan seorang khadim yang dapat mencukupi pekerjaanku untuk mengurusi kuda. Dan seolah-olah ia telah membebaskanku. [Shahih Bukhari dan Muslim]

c.       Sifat cemburu seorang wanita

Anas radhiallahu'anhu berkata;

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ بَعْضِ نِسَائِهِ، فَأَرْسَلَتْ إِحْدَى أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِينَ بِصَحْفَةٍ فِيهَا طَعَامٌ، فَضَرَبَتِ الَّتِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَيْتِهَا يَدَ الخَادِمِ، فَسَقَطَتِ الصَّحْفَةُ فَانْفَلَقَتْ، فَجَمَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِلَقَ الصَّحْفَةِ، ثُمَّ جَعَلَ يَجْمَعُ فِيهَا الطَّعَامَ الَّذِي كَانَ فِي الصَّحْفَةِ، وَيَقُولُ: «غَارَتْ أُمُّكُمْ» ثُمَّ حَبَسَ الخَادِمَ حَتَّى أُتِيَ بِصَحْفَةٍ مِنْ عِنْدِ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا، فَدَفَعَ الصَّحْفَةَ الصَّحِيحَةَ إِلَى الَّتِي كُسِرَتْ صَحْفَتُهَا، وَأَمْسَكَ المَكْسُورَةَ فِي بَيْتِ الَّتِي كَسَرَتْ [صحيح البخاري]

Suatu ketika Nabi berada di tempat istrinya. Lalu salah seorang Ummahatul Mukminin mengirimkan hidangan berisi makanan. Maka istri Nabi yang beliau saat itu sedang berada di rumahnya memukul piring yang berisi makanan, maka beliau pun segera mengumpulkan makanan yang tercecer ke dalam piring, lalu beliau bersabda, "Ibu kalian rupanya sedang terbakar cemburu." Kemudian beliau menahan sang Khadim (pembantu) hingga didatangkan piring yang berasal dari rumah istri yang beliau pergunakan untuk bermukim. Lalu beliau menyerahkan piring yang bagus kepada istri yang piringnya pecah, dan membiarkan piring yang pecah di rumah istri yang telah memecahkannya. [Shahih Bukhari]

Ø  'Aisyah radhiallahu'anha berkata:

«مَا غِرْتُ عَلَى امْرَأَةٍ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ، هَلَكَتْ قَبْلَ أَنْ يَتَزَوَّجَنِي، لِمَا كُنْتُ أَسْمَعُهُ يَذْكُرُهَا، وَأَمَرَهُ اللَّهُ أَنْ يُبَشِّرَهَا بِبَيْتٍ مِنْ قَصَبٍ، وَإِنْ كَانَ لَيَذْبَحُ الشَّاةَ فَيُهْدِي فِي خَلاَئِلِهَا مِنْهَا مَا يَسَعُهُنَّ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Tidaklah aku cemburu kepada salah seorang istri-istri Nabi sebagaimana kecemburuanku terhadap Khadijah. Padahal ia meninggal dunia sebelum beliau menikahi aku. Dan disebabkan aku sering mendengar beliau menyebut-nyebutnya (memuji dan menyanjungnya) dan Allah memerintahkan beliau untuk memberi kabar gembira kepadanya bahwa dia akan mendapatkan rumah terbuat dari mutiara (di surga kelak). Dan apabila beliau menyembelih kambing, beliau selalu menghadiahkan bagian kambing itu untuk teman-temannya Khadijah apa yang dapat mencukupi mereka". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Yang keenam:

6/65- السَّادِسُ: عَنْ أبي هُريْرَةَ رضي اللَّه عنه أَنَّهُ سمِع النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُولُ: "إِنَّ ثَلاَثَةً مِنْ بَنِي إِسْرائيلَ: أَبْرَصَ، وأَقْرَعَ، وأَعْمَى، أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَبْتَليَهُمْ فَبَعث إِلَيْهِمْ مَلَكاً، فأَتَى الأَبْرَصَ فَقَالَ: أَيُّ شَيْءٍ أَحبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: لَوْنٌ حسنٌ، وَجِلْدٌ حَسَنٌ، ويُذْهَبُ عنِّي الَّذي قَدْ قَذَرنِي النَّاسُ، فَمَسَحهُ فذَهَب عنهُ قذرهُ وَأُعْطِيَ لَوْناً حَسناً. قَالَ: فَأَيُّ الْمالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: الإِبلُ - أَوْ قَالَ الْبَقَرُ- شَكَّ الرَّاوِي -فأُعْطِيَ نَاقَةً عُشرَاءَ، فَقَالَ: بارَك اللَّهُ لَكَ فِيها.

فأَتَى الأَقْرعَ فَقَالَ: أَيُّ شَيْءٍ أَحب إِلَيْكَ؟ قَالَ: شَعْرٌ حسنٌ، ويذْهبُ عنِّي هَذَا الَّذي قَذِرَني النَّاسُ، فَمسحهُ عنْهُ. أُعْطِيَ شَعراً حَسَناً. قالَ فَأَيُّ الْمَالِ. أَحبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: الْبَقرُ، فأُعِطيَ بَقَرَةً حامِلاً، وقَالَ: بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِيهَا.

فَأَتَى الأَعْمَى فَقَالَ: أَيُّ شَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: أَنْ يرُدَّ اللَّهُ إِلَيَّ بَصَري فَأُبْصِرَ النَّاسَ فَمَسَحَهُ فَرَدَّ اللَّهُ إِلَيْهِ بصَرَهُ. قَالَ: فَأَيُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِليْكَ؟ قَالَ: الْغنمُ فَأُعْطِيَ شَاةً والِداً فَأَنْتجَ هذَانِ وَولَّدَ هَذا، فكَانَ لِهَذَا وَادٍ مِنَ الإِبِلِ، ولَهَذَا وَادٍ مِنَ الْبَقَرِ، وَلَهَذَا وَادٍ مِنَ الْغَنَم.

ثُمَّ إِنَّهُ أتَى الأْبرص في صورَتِهِ وَهَيْئتِهِ، فَقَالَ: رَجُلٌ مِسْكينٌ قدِ انقَطعتْ بِيَ الْحِبَالُ في سَفَرِي، فَلا بَلاغَ لِيَ الْيَوْمَ إِلاَّ باللَّهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بِالَّذي أَعْطَاكَ اللَّوْنَ الْحَسَنَ، والْجِلْدَ الْحَسَنَ، والْمَالَ، بَعيِراً أَتبلَّغُ بِهِ في سفَرِي، فقالَ: الحقُوقُ كَثِيرةٌ. فَقَالَ: كَأَنِّي أَعْرفُكُ أَلَمْ تَكُنْ أَبْرصَ يَقْذُرُكَ النَّاسُ، فَقيراً، فَأَعْطَاكَ اللَّهُ، فقالَ: إِنَّما وَرثْتُ هَذا المالَ كَابراً عَنْ كابِرٍ، فقالَ: إِنْ كُنْتَ كَاذِباً فَصَيَّركَ اللَّهُ إِلى مَا كُنْتَ.

وأَتَى الأَقْرَع في صورتهِ وهيئَتِهِ، فَقَالَ لَهُ مِثْلَ مَا قَالَ لهذَا، وَرَدَّ عَلَيْه مِثْلَ مَاردَّ هَذَّا، فَقَالَ: إِنْ كُنْتَ كَاذِباً فَصَيّرَكَ اللهُ إِليَ مَاكُنْتَ.

وأَتَى الأَعْمَى في صُورتِهِ وهَيْئَتِهِ، فقالَ: رَجُلٌ مِسْكينٌ وابْنُ سَبِيلٍ انْقَطَعَتْ بِيَ الْحِبَالُ في سَفَرِي، فَلا بَلاغَ لِيَ اليَوْمَ إِلاَّ بِاللَّهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بالَّذي رَدَّ عَلَيْكَ بصرَكَ شَاةً أَتَبَلَّغُ بِهَا في سَفَرِي؟ فقالَ: قَدْ كُنْتُ أَعْمَى فَرَدَّ اللَّهُ إِلَيَّ بَصري، فَخُذْ مَا شِئْتَ وَدعْ مَا شِئْتَ فَوَاللَّهِ ما أَجْهَدُكَ الْيَوْمَ بِشْيءٍ أَخَذْتَهُ للَّهِ عزَّ وجلَّ. فقالَ: أَمْسِكْ مالَكَ فَإِنَّمَا ابْتُلِيتُمْ فَقَدْ رضيَ اللَّهُ عنك، وَسَخَطَ عَلَى صَاحِبَيْكَ" متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa ia mendengar Nabi bersabda, "Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil ada yang kudisan, botak dan buta. Kemudian Allah ingin menguji mereka semua, lalu Dia mengutus malaikat datang menemui mereka. Lantas ia datang menemui orang yang mengidap penyakit kudisan seraya berkata, 'Apa yang paling kamu sukai? ' Ia menjawab, 'Warna kulit yang bagus, kulit yang mulus, serta sembuhnya penyakit (kudisku ini) yang membuat orang jijik kepadaku." Rasulullah bersabda, "Lalu iapun mengabulkannya, menyembuhkan penyakit kudisnya, dan diberikan kepadanya warna kulit yang bagus dan kulit yang mulus. Ia berkata, 'Harta apa yang paling kamu senangi? ' Ia menjawab, 'Unta atau sapi.' -Perawinya ragu- Lalu ia memberikannya seekor unta yang sedang hamil tua seraya berkata, 'Semoga Allah memberkahimu dalam unta itu.'

Selanjutnya ia mendatangi orang botak kepalanya seraya bertanya kepadanya: 'Apa yang paling kamu sukai? ' Ia menjawab, 'Rambut yang bagus dan sembuhnya penyakit yang membuatku dihina orang.' Lalu iapun mengabulkannya, menyembuhkan penyakitnya serta memberinya rambut yang bagus. Ia bertanya: 'Harta apa yang paling kamu inginkan? ' Ia menjawab, 'Sapi.' Lalu diberikanlah kepadanya seekor sapi yang sedang hamil lantas ia berkata, 'Semoga Allah memberkahimu dalam sapi itu.'

Selanjutnya ia mendatangi orang yang buta matanya seraya berkata, 'Apa yang paling kamu senangi? ' Ia menjawab, 'Jika Allah mengembalikan penglihatanku hingga dengannya aku dapat melihat manusia.' Lalu iapun mengabulkannya dan Allah memulihkan penglihatannya. Ia bertanya: 'Harta apa yang paling kamu inginkan? ' Ia menjawab, 'Kambing.' Maka diberikanlah seekor kambing yang hendak beranak kepadanya, lalu tidak berapa lama kambing itupun melahirkan anaknya. Dengan begitu orang ini mempunyai sejumlah unta, yang ini mempunyai sejumlah sapi, dan yang itu mempunyai sejumlah kambing.

Kemudian ia mendatangi orang yang (tadinya) kudisan untuk kedua kalinya dalam bentuk kondisi ia dahulu, lantas berkata, 'Aku adalah seorang lelaki miskin yang sedang berada dalam perjalanan dan tidak mempunyai pekerjaan sehingga aku tidak mempunyai penghidupan kecuali dari Allah kemudian dari pemberianmu. Dengan nama Dzat yang telah memberimu warna kulit yang bagus, kulit yang mulus, serta memberimu harta berupa unta, aku memintamu untuk memberiku suatu pemberian agar aku dapat melanjutkan perjalananku. Iapun menjawab, 'Hak-hak itu sangat banyak.' Lalu ia berkata, 'Sepertinya aku mengenalmu, bukankah dulu kamu adalah seorang yang mengidap penyakit kudis yang mana para manusia selalu mengejekmu, dan kamu adalah seorang yang fakir lalu Allah memberikan (nikmat-Nya) kepadamu? ' Ia menjawab, 'Sesungguhnya aku mewarisi harta ini dari nenek moyangku yang kaya.' Iapun berkata, 'Jika kamu berdusta dalam ucapanmu itu, maka semoga saja Allah menjadikanmu seperti sediakala.'

Selanjutnya ia mendatangi si botak dalam bentuknya dahulu, lalu ia berkata kepadanya sebagaimana yang dikatakannya kepada orang pertama dan iapun menolaknya sebagaimana orang pertama menolaknya. Lalu ia berkata, 'Jika kamu berdusta dalam ucapanmu, maka semoga saja Allah akan menjadikanmu seperti sediakala.'

Kemudian ia mendatangi orang (yang tadinya) buta matanya dalam bentuk aslinya seraya berkata, 'Aku adalah seorang lelaki miskin yang sedang berada dalam perjalanan, dalam perjalananku ini aku tidak mempunyai pekerjaan sehingga aku tidak mempunyai sumber penghidupan kecuali dari Allah kemudian dari pemberianmu. Demi Dzat yang telah mengembalikan penglihatanmu dan memberimu sejumlah kambing, kumohon berikanlah sesuatu kepadaku sehingga aku dapat melanjutkan perjalananku lagi.' Ia berkata, 'Dulu mataku buta lalu Allah menyembuhkannya, maka ambillah (hartaku) sesuka hatimu dan tinggallah apa yang tidak kau sukai. Sungguh Demi Allah, harta yang kau ambil tidak akan membuatku bersedih.' Maka ia berkata, 'Peliharalah hartamu karena sesungguhnya kalian sedang diuji. Kamu telah diridhai dan kedua temanmu telah dimurkai." [Muttafaqun ‘alaihi]

Lihat: Kisah si Kudisan, si Botak, dan si Buta yang diuji

Yang ketujuh:

7/66- السَّابِعُ: عَنْ أبي يَعْلَى شَدَّادِ بْن أَوْسٍ رضي اللَّه عنه عن النَّبيّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "الكَيِّس مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِما بَعْدَ الْموْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَه هَواهَا، وتمَنَّى عَلَى اللَّهِ" رواه التِّرْمِذيُّ وقالَ: حديثٌ حَسَنٌ.

Dari Abu Ya’laa Syaddad bin Aus radhiyallahu 'anhu, dari Nabi beliau bersabda, "Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan kepada Allah." [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy, dan ia berkata: Hadits hasan]

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2)      Keutamaan orang berakal.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ} [الأنفال: 22]

Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun (tidak berakal). [Al-Anfaal:22]

Lihat: Apakah anda berakal?

3)      Ciri orang berakal.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ} [الحج: 46]

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. [Al-Hajj: 46]

Ø  Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata;  Saya bersama dengan Rasulullah , tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar kepada beliau, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi dan bertanya:

أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ؟ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا، وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ» [سنن ابن ماجه: حسن]

"Orang mukmin yang bagaimanakah yang paling bijak?" Beliau menjawab, "Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah orang-orang yang bijak." [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

4)      Intropeksi diri.

Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata:

" حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ، وَإِنَّمَا يَخِفُّ الحِسَابُ يَوْمَ القِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا " [سنن الترمذي: معلق]

“Hisablah (hitunglah) diri kalian sebelum kalian dihitung dan persiapkanlah untuk hari semua dihadapkan (kepada Rabb Yang Mahaagung), hisab (perhitungan) akan ringan pada hari kiamat bagi orang yang selalu menghisab dirinya ketika di dunia." [Sunan Tirmidziy: Mu’allaq]

Ø  Maimun bin Mihran rahimahulah berkata:

«لَا يَكُونُ العَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ كَمَا يُحَاسِبُ شَرِيكَهُ مِنْ أَيْنَ مَطْعَمُهُ وَمَلْبَسُهُ» [سنن الترمذي: معلق]

“Seorang hamba tidak akan bertakwa hingga dia menghisab dirinya sebagaimana dia menghisab temannya dari mana dia mendapatkan makan dan pakaiannya." [Sunan Tirmidziy: Mu’allaq]

5)      Beramal untuk akhirat.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ} [الأنعام: 32]

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka (hanya sebentar dan tidak kekal). Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu (memiliki akal untuk) memahaminya? [Al-An’am:32]

Ø  Al-Barra radhiyallahu ‘anhu berkata:

كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةٍ، فَجَلَسَ عَلَى شَفِيرِ الْقَبْرِ، فَبَكَى، حَتَّى بَلَّ الثَّرَى، ثُمَّ قَالَ: «يَا إِخْوَانِي لِمِثْلِ هَذَا فَأَعِدُّوا» [سنن ابن ماجه: حسن]

"Kami pernah mengantar jenazah bersama Rasulullah , kemudian beliau duduk di sisi kuburan dan menangis hingga membasahi tanah. Beliau bersabda, "Wahai saudaraku, bersiap-siaplah untuk hal seperti ini." [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Lihat: Hadits Al-Baraa’; Ketika ajal menjemput dan pertanyaan alam kubur

6)      Buruknya mengikuti hawa nafsu.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا (43) أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا } [الفرقان: 43-44]

Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami (berakal)? Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). [Al-Furqaan: 43-44]

7)      Buruknya angan-angan tanpa amal.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{لَيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلَا أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا (123) وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا} [النساء: 123-124]

(Pahala dari Allah) itu bukanlah angan-anganmu dan bukan (pula) angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas sesuai dengan kejahatan itu, dan dia tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah. Dan barangsiapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun. [An-Nisa': 123-124]

{يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ (13) يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّى جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ} [الحديد: 13 - 15]

Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu, di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah (kematian dan hari kiamat); Dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu. [Al-Hadiid: 13-14]

Ø  Al-Hasan Al-Bashriy -rahimahullah- berkata:

" إِنَّ قَوْمًا أَلْهَتْهُمْ أَمَانِيُّ الْمَغْفِرَةِ حَتَّى خَرَجُوا مِنَ الدُّنْيَا وَلَيْسَتْ لَهُمْ حَسَنَةٌ، يَقُولُ: إِنِّي لَحَسَنُ الظَّنِّ بِرَبِّي، وَكَذَبَ لَوْ أَحْسَنَ الظَّنَّ بِرَبِّهِ لَأَحْسَنَ الْعَمَلَ " [الوجل والتوثق بالعمل لابن أبي الدنيا]

"Satu kaum dilalaikan oleh angan-angan ampunan sampai ia keluar dari duni (mati) tanpa melakukan kebaikan, ia mengatakan: Aku berbaik sangka kepada Rabbku! Dan ia telah berdusta (dengan ucapannya itu), seandainya ia berbaik sangka kepada Rabbnya maka tentu ia akan beramal dengan baik". [Al-Wajal karya Ibnu Abi Ad-Dunya]

Yang kedelapan:

8/67- الثَّامِنُ: عَنْ أبي هُرَيْرَةَ رضي اللَّهُ عنهُ قَالَ: قالَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "مِنْ حُسْنِ إِسْلامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَالاَ يَعْنِيهِ"، حديثٌ حسنٌ رواهُ التِّرْمذيُّ، وغيرُهُ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda: "Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya." [Hadits hasan, diriwayatkan oleh At-Tirmidziy dan selainnya]

Lihat: Syarah Arba'in hadits (12) Abu Hurairah; Meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat

Yang kesembilan:

9/68- التَّاسعُ: عَنْ عُمَرَ رضي اللَّهُ عنه عَنِ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "لاَ يُسْأَلُ الرَّجُلُ فيمَ ضَربَ امْرَأَتَهُ" رواه أبو داود وغيرُه.

Dari Umar radhiyallahu 'anhu dari Nabi , beliau bersabda, "Seorang laki-laki tidaklah ditanya kenapa ia memukul istrinya." [Diriwayatkan oleh Abu Daud dan selainnya]

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Keistimewaan Umar bin Khathab

2)      Tidak menanyakan sesuatu yang tidak bermanfaat.

Dari Al-Mugirah bin Syu'bah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلاَثًا: قِيلَ وَقَالَ، وَإِضَاعَةَ المَالِ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ " [صحيح البخاري ومسلم]

"Sesungguhnya Allah membenci dari kalian tiga perkara: Banyak bicara (yang tidak bermanfaat), menghambur-hamburkan harta, dan banyak meminta (bertanya)". [Sahih Bukhari dan Muslim]

3)      Tidak ikut campur dalam urusan pribadi seseorang, kecuali jika diminta.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِنْ أَهْلِهَا إِنْ يُرِيدَا إِصْلَاحًا يُوَفِّقِ اللَّهُ بَيْنَهُمَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا} [النساء: 35]

Dan jika kamu khawatir terjadi persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga perempuan. Jika keduanya (juru damai itu) bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-istri itu. Sungguh, Allah Mahateliti, Maha Mengenal. [An-Nisa': 35]

4)      Larangan membeberkan rahasia hubungan suami-istri.

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ مِنْ أَعْظَمِ الْأَمَانَةِ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، الرَّجُلَ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ، وَتُفْضِي إِلَيْهِ، ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا» [صحيح مسلم]

"Sesungguhnya amanat yang paling besar di sisi Allah pada Hari Kiamat adalah seseorang yang bersetubuh dengan istrinya dan istri bersetubuh dengan suaminya, kemudian dia (suami) menyebarkan rahasianya." [Shahih Muslim]

5)      Larangan memukul istri.

Aisyah radiyallahu 'anha berkata:

«مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ امْرَأَةً لَهُ قَطُّ وَلَا خَادِمًا» [مسند أحمد: صحيح]

“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah memukul istrinya sama sekali dan tidak pula pembantunya”. [Musnad Ahmad: Sahih]

Ø  Dari Abdullah bin Zam'ah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«لاَ يَجْلِدُ أَحَدُكُمُ امْرَأَتَهُ جَلْدَ العَبْدِ، ثُمَّ يُجَامِعُهَا فِي آخِرِ اليَوْمِ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Janganlah seorang dari kalian mencambuk istrinya seperti cambukan budak kemudian ia menggaulinya di akhir hari”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

6)      Boleh memukul istri jika darurat.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا} [النساء: 34]

Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuzuznya (pembangkangan), maka nasehatilah mereka dan jauhilah mereka di tempat tidur mereka, dan pukuatilah mereka dan jauhilah mereka di tempat tidur mereka, dan pukuka dan jauhilah mereka di tempat tidur mereka, dan puku mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. [An-Nisaa: 34]

Ø  Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda ketika khutbah di padang Arafah:

«اتَّقُوا اللهَ فِي النِّسَاءِ، فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوهُنَّ بِأَمَانِ اللهِ، وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللهِ، وَلَكُمْ عَلَيْهِنَّ أَنْ لَا يُوطِئْنَ فُرُشَكُمْ أَحَدًا تَكْرَهُونَهُ، فَإِنْ فَعَلْنَ ذَلِكَ فَاضْرِبُوهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ، وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ» [صحيح مسلم]

"Bertakwahlah kalian kepada Allah (jangalah diri kalian) terhadap wanita. Karena kalian mengambil mereka sebagai amanah Allah, dan mereka halal bagimu dengan kalimat Allah. Setelah itu, kamu punya hak atas mereka, yaitu supaya mereka tidak membolehkan orang lain menduduki tikarmu. Jika mereka melanggar, pukullah mereka dengan cara yang tidak membahayakan. Sebaliknya mereka punya hak atasmu, yaitu nafkah dan pakaian yang pantas". [Shahih Muslim]

Ø  Mu'awiyah Al-Qusyairiy radhiyallahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Ya Rasulullah apakah hak istri terhadap kami?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

«أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ، وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ، أَوِ اكْتَسَبْتَ، وَلَا تَضْرِبِ الْوَجْهَ، وَلَا تُقَبِّحْ، وَلَا تَهْجُرْ إِلَّا فِي الْبَيْتِ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]

"Memberinya makan jika kamu makan, memberinya pakaian jika kamu memakai pakaian, jangan memukul wajah, jangan menghinanya, dan jangan menjauhinya kecuali dalam rumah". [Sunan Abu Daud: Sahih]

Lihat: Raih kebahagiaan dunia akhirat dalam berkeluarga

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Syarah Riyadhushalihin Bab (04) Jujur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...