بسم الله
الرحمن الرحيم
Dari An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu
'anhuma; Nabi ﷺ bersabda di atas mimbar:
" مَنْ لَمْ يَشْكُرِ
الْقَلِيلَ، لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ، وَمَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ، لَمْ يَشْكُرِ
اللهَ، التَّحَدُّثُ بِنِعْمَةِ اللهِ شُكْرٌ، وَتَرْكُهَا كُفْرٌ، وَالْجَمَاعَةُ
رَحْمَةٌ، وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ " [زوائد مسند أحمد: حسنه الشيخ الألباني]
"Barangsiapa yang tidak mensyukuri
nikmat yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri yang banyak. Dan
barangsiapa tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak mensyukuri
Allah. Membicarakan (memanfaatkan) nikmat Allah termasuk syukur, sedangkan
meninggalkannya merupakan perbuatan kufur. Hidup berja'amah adalah rahmat,
sedangkan perpecahan adalah adzab." [Zawaid Musnad Ahmad: Hasan]
Perintah mensyukuri
nikmat Allah ‘azza wajalla
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ} [البقرة: 152]
Karena itu, ingatlah kamu
kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan
janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. [Al-Baqarah:152]
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا
لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ} [البقرة: 172]
Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan
bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
[Al-Baqarah:172]
{فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا
طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ} [النحل: 114]
Maka makanlah yang halal lagi baik
dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah,
jika kamu Hanya kepada-Nya saja menyembah. [An-Nahl:114]
{وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ
لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ} [إبراهيم: 7]
Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". [Ibrahim:7]
{مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ
إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا} [النساء: 147]
Mengapa
Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman?! Dan Allah adalah Maha
Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. [An-Nisaa': 147]
Lihat: Raih keselamatan dengan bersyukur
Siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka
ia tidak akan mampu mensyukuri yang banyak
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«لَيْسَ الغِنَى عَنْ كَثْرَةِ العَرَضِ، وَلَكِنَّ الغِنَى غِنَى
النَّفْسِ»
"Bukanlah kekayaan itu karena
banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kaya hati." [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللهُ
بِمَا آتَاهُ»
"Telah beruntung orang yang
telah Islam, dan diberi rezki secukupnya dan Allah membuatnya merasa puas atas
apa yang Ia berikan kepadanya". [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Ø Dari Fadhalah bin 'Ubaid radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«طُوبَى لِمَنْ هُدِيَ إِلَى الإِسْلَامِ، وَكَانَ عَيْشُهُ كَفَافًا
وَقَنَعَ»
"Beruntunglah bagi yang
diberi hidayah pada Islam, dan memiliki kebutuhan hidup secukupnya dan ia
merasa puas". [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda:
«يَا أَبَا هُرَيْرَةَ
كُنْ وَرِعًا تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ، وَكُنْ قَنِعًا تَكُنْ أَشْكَرَ النَّاسِ،
وَأَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا، وَأَحْسِنْ جِوَارَ
مَنْ جَاوَرَكَ تَكُنْ مُسْلِمًا، وَأَقِلَّ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ
تُمِيتُ الْقَلْبَ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Wahai Abu Hurairah, Jadilah kamu
seorang yang wara`, niscaya kamu menjadi manusia yang paling beribadah. Jadilah
kamu menjadi seorang yang merasa kecukupan, niscaya kamu menjadi manusia yang
paling bersyukur. Cintailah manusia seperti kamu mencintai dirimu sendiri,
niscaya kamu akan menjadi seorang mukmin. Perbaikilah hubungan dalam
bertetangga dengan tetanggamu, niscaya kamu akan menjadi seorang yang berserah
diri. Dan sedikitkanlah tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan
hati." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Siapa tidak berterima kasih kepada manusia,
maka ia tidak mensyukuri Allah ta’aalaa
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ} [الرحمن:
60]
Tidak ada balasan kebaikan kecuali
kebaikan (pula). [Ar-Rahman: 60]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ» [سنن أبي
داود: صحيح]
"Seseorang tidak dianggap
mensyukuri Allah jika tidak mensyukuri pemberian orang lain". [Sunan Abu Daud: Shahih]
Ø Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللَّهَ» [سنن
الترمذي: صحيح لغيره]
"Siapa yang tidak bersyukur
kepada manusia, berarti ia belum bersyukur kepada Allah." [Sunan Tirmidziy: Shahih ligairih]
Ø Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ آتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا
فَادْعُوا اللَّهَ لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ» [سنن أبي
داود: صححه الألباني]
"Siapa yang mengundangmu maka
jawablah undangannya, dan siapa yang memberimu suatu kebaikan maka balaslah
kebaikannya, dan jika kamu tidak mendapatkan sesuatu yang bisa kau berikan maka
berdo'alah kepada Allah untuknya sampai kau merasa sudah membalas
kebaikannya". [Sunan Abu Daud: Sahih]
Ø Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhuma berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ: "جَزَاكَ
اللَّهُ خَيْرًا"، فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Barang siapa yang
diperlakukan dengan baik kemudian dia mengucapkan, 'JAZAAKALLAAHU KHAIRAN' (semoga
Allah membalasmu dengan kebaikan) maka sungguh dia telah memberikan pujian yang
terbaik." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Manusia
yang paling berhak disyukuri dalam kehidupan kita:
1)
Kedua orang tua.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ
بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ} [لقمان:
14]
Dan kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; Ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu. [Luqman:14]
Lihat: Kewajiban berbakti pada kedua orang tua
2)
Suami.
Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لَا تَشْكَرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ
لَا تَسْتَغْنِي عَنْهُ» [السنن الكبرى للنسائي: صحيح]
"Allah tidak memandang kepada
seorang wanita yang tidak mensyukuri pemberian suaminya sedangka ia tidak bisa
merasa cukup darinya". [As-Sunan Al-Kubra karya An-Nasaiy: Shahih]
Lihat: Rapor merah istri
Membicarakan (memanfaatkan) nikmat Allah
termasuk syukur, sedangkan meninggalkannya merupakan perbuatan kufur.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ} [الضحى: 11]
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka
hendaklah kamu siarkan. [Adh-Dhuhaa:11]
Membicarakan
nikmat, dengan cara:
1. Menyandarkan nikmat kepada Allah ‘azza wajalla.
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma
berkata:
مُطِرَ النَّاسُ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: النَّبِيُّ ﷺ: " أَصْبَحَ مِنَ النَّاسِ شَاكِرٌ وَمِنْهُمْ كَافِرٌ،
قَالُوا: هَذِهِ رَحْمَةُ اللهِ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: لَقَدْ صَدَقَ نَوْءُ كَذَا
وَكَذَا " قَالَ: فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ: {فَلَا أُقْسِمُ بِمَوَاقِعِ
النُّجُومِ (75) وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ (76) إِنَّهُ
لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ (77) فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ (78) لَا يَمَسُّهُ إِلَّا
الْمُطَهَّرُونَ (79) تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (80) أَفَبِهَذَا
الْحَدِيثِ أَنْتُمْ مُدْهِنُونَ (81) وَتَجْعَلُونَ رِزْقَكُمْ أَنَّكُمْ
تُكَذِّبُونَ} [الواقعة: 75 - 82] [صحيح مسلم]
"Suatu ketika manusia diberi
hujan pada masa Nabi ﷺ lalu
beliau berkata, "Dengan hujan ini di antara manusia ada yang berubah
menjadi hamba yang bersyukur dan ada pula yang kufur. Sebagian mereka berkata,
'Hujan ini adalah sebuah bukti dari rahmat Allah.' Namun sebagian yang lain
berkata, 'Bintang ini dan ini sungguh telah benar'." Ibnu Abbas berkata,
"Kemudian turunlah ayat: {Lalu Aku bersumpah dengan tempat beredarnya
bintang-bintang. Dan sesungguhnya itu benar-benar sumpah yang besar sekiranya
kamu mengetahui, dan (ini) sesungguhnya Al-Qur'an yang sangat mulia, dalam
Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak ada yang menyentuhnya selain
hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan seluruh alam. Apakah kamu
menganggap remeh berita ini (Al-Qur'an), dan kamu menjadikan rezeki yang kamu
terima (dari Allah) justru untuk mendustakan(-Nya)?} [Al-Waqi'ah: 75 - 82]
[Shahih Muslim]
2. Memanfaatkan nikmat Allah ta’aalaa dalam keta’atan.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ
مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ
مَلُومًا مَحْسُورًا} [الإسراء: 29]
Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu
pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah)
nanti kamu menjadi tercela dan menyesal. [Al-Isra': 29]
Ø Malik bin Nadhlah radhiyallahu 'anhu berkata:
أَتَيْتُ النَّبِيَّ ﷺ فِي
ثَوْبٍ دُونٍ، فَقَالَ: «أَلَكَ مَالٌ؟» قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: «مِنْ أَيِّ
الْمَالِ؟» قَالَ: قَدْ آتَانِي اللَّهُ مِنَ الإِبِلِ، وَالْغَنَمِ، وَالْخَيْلِ،
وَالرَّقِيقِ، قَالَ: «فَإِذَا آتَاكَ اللَّهُ مَالًا فَلْيُرَ أَثَرُ نِعْمَةِ
اللَّهِ عَلَيْكَ، وَكَرَامَتِهِ» [سنن أبي داود: صحيح]
Aku mendatangi Nabi ﷺ dengan pakaian yang jelek, maka beliau
bertanya: "Apakah engkau mempunyai harta?" Malik menjawab: Iya!
Rasulullah ﷺ bertanya lagi: "Harta dari jenis
apa?" Malik menjawab: Allah telah memberiku harta dari jenis unta,
kambing, kuda, dan budak. Kemudian beliau bersabda: "Maka jika Allah
memberimu harta maka nampakkanlah bekas nikmat dan karuniah Allah
kepadamu". [Sunan Abi Daud: Sahih]
Ø Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«كُلُوا، وَاشْرَبُوا، وَتَصَدَّقُوا، وَالْبَسُوا، فِي غَيْرِ
مَخِيلَةٍ وَلَا سَرَفٍ، إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ تُرَى نِعْمَتُهُ عَلَى
عَبْدِهِ» [مسند أحمد: حسن]
"Makanlah, minumlah,
bersedekahlah, dan berpakaianlah kalian dengan tidak merasa bangga dan sombong
serta berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah bangga bila nikmat-Nya ada pada
hamba-Nya diperlihatkan." [Musnad Ahmad: Hasan]
Ø Dalam riwayat lain:
«إِنَّ اللَّهَ يُحِبَّ أَنْ يَرَى أَثَرَ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ»
"Sesungguhnya Allah senang
melihat bekas nikmat-Nya ada pada hamba-Nya". [Sunan Tirmidziy: Hasan
Shahih]
Hidup berja'amah adalah rahmat, sedangkan
perpecahan adalah adzab.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَا
يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ (118) إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ
خَلَقَهُمْ}
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia
menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih
pendapat, Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah
(tidak berselisih atau rahmat) Allah menciptakan mereka. [Huud: 118 - 119]
{وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ
مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [آل
عمران: 105]
Dan janganlah kamu menyerupai
orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas
kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.
[Ali 'Imran:105]
Ø Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:
سَمِعْتُ رَجُلًا قَرَأَ آيَةً،
وَسَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقْرَأُ خِلاَفَهَا، فَجِئْتُ بِهِ
النَّبِيَّ ﷺ فَأَخْبَرْتُهُ، فَعَرَفْتُ فِي وَجْهِهِ الكَرَاهِيَةَ، وَقَالَ:
«كِلاَكُمَا مُحْسِنٌ، وَلاَ تَخْتَلِفُوا، فَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ
اخْتَلَفُوا فَهَلَكُوا» [صحيح البخاري]
Aku mendengar seseorang membaca satu ayat
sedangkan aku telah mendengar Rasulullah ﷺ membacanya dengan cara yang berbeda, maka aku membawanya kepada
Rasulullah ﷺ dan menceritakannya, dan aku melihat raut
muka tidak senang dari Rasulullah seraya bersabda: “Kalian berdua sudah
betul, dan janganlah berselisih, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian
telah berselisih dan akhirnya mereka binasa." [Sahih Bukhari]
Ø Dari 'Arfajah bin Syuraih Al-Asyja'iy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ يَدَ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ، وَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ
مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ يَرْتَكِضُ» [صحيح ابن حبان]
"Sesungguhnya tangan Allah
bersama jama'ah, dan sesungguhnya setan bersama orang yang menyalahi al-jama'ah
sambil berlari-lari". [Shahih Ibnu Hibban]
Ø Dari Salman radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«الْبَرَكَةُ فِي ثَلَاثَةٍ: فِي الْجَمَاعَةِ، وَالثَّرِيدِ،
وَالسُّحُورِ»
"Berkah itu ada pada tiga
hal: Dalam berjama'ah, makanan "tsariid", dan sahur". [Silsilah
Ash-Shahihah no.1045]
Ø
Dari Mu'awiyah bin Abi
Sufyan radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ
سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ: ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ،
وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَهِيَ الْجَمَاعَةُ» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]
“Ketahuilah sesungguhnya orang-orang
sebelum kalian dari ahli kitab telah berpecah menjadi tujuhpuluh dua umat, dan
sesungguhnya umat ini (Islam) akan terpecah menjadi tujuhpuluh tiga: tujuhpuluh
dua masuk neraka, dan satu masuk surga, yaitu al-jama'ah".
[Sunan Abu Daud: Hasan]
Makna
"al-jama'ah" dalam hadits di atas adalah kelompok yang berpegang
teguh pada sunnah Rasulullah ﷺ dan tuntunan para sahabatnya, sebagaimana
dijelaskan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin 'Amr radhiyallahu
'anhuma; Sahabat bertanya: Siapa mereka itu Ya Rasulullah? Rasulullah
menjawab:
«مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي» [سنن الترمذي: حسنه
الألباني]
Mereka yang mengikuti sunnahku dan sunnah
para sahabatku. [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Lihat: Ni'mat persatuan dan persaudaraan dalam Islam
Ø Adapun hadits palsu yang banyak disebutkan dalam hal ini, yaitu
hadits:
«اخْتِلَاف أمتِي رَحْمَة»
“Perselisihan umatku adalah rahmat”
Maka hadits ini tidak ditemukan sumbernya
yang bersanad, dan diingkari oleh kebanyakan ahli hadits, seperti Ibnu Hazm
–rahimahullah- ia berkata:
"لو كان الاختلاف رحمةً لكان الاتفاق
سخطًا، هذا ما لا يقوله مسلِم، لأنه ليس إلا اتفاق أو اختلاف، وليس إلا رحمةٌ أو
سخطٌ، وأما الحديث المذكور فباطلٌ مكذوبٌ من توليد أهلِ الفسق" [الإحكام
في أصول الأحكام (5/ 64)]
“Seandainya perselisihan itu rahmat maka
persatuan itu adalah murka, ini suatu yang tidak mungkin dikatakan oleh seorang
muslim karena tidak ada kecuali perselisihan atau persatuan, dan tidak ada pula
kecuali rahmat atau murka. Adapun hadits yang disebutkan maka itu adalah hadits
batil dan dusta yang dibuat oleh orang fasik”. [Al-Ihkam fii Ushul Al-Ahkam 5/64]
Lihat: Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah karya syekh Albaniy 1/141 no.57.
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Sifat mukmin yang menakjubkan; Bersyukur dan bersabar - Kaya bersyukur Vs Miskin bersabar - Bertakwa di manapun berada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...