Selasa, 05 November 2024

Hadits An-Nu’man bin Basyir; Mensyukuri nikmat Allah

بسم الله الرحمن الرحيم

Dari An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhuma; Nabi  bersabda di atas mimbar:

" مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ، لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ، وَمَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ، لَمْ يَشْكُرِ اللهَ، التَّحَدُّثُ بِنِعْمَةِ اللهِ شُكْرٌ، وَتَرْكُهَا كُفْرٌ، وَالْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ، وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ "  [زوائد مسند أحمد: حسنه الشيخ الألباني]

"Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri yang banyak. Dan barangsiapa tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak mensyukuri Allah. Membicarakan (memanfaatkan) nikmat Allah termasuk syukur, sedangkan meninggalkannya merupakan perbuatan kufur. Hidup berja'amah adalah rahmat, sedangkan perpecahan adalah adzab." [Zawaid Musnad Ahmad: Hasan]

Perintah mensyukuri nikmat Allah ‘azza wajalla

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ} [البقرة: 152]

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. [Al-Baqarah:152]

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ} [البقرة: 172]

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. [Al-Baqarah:172]

{فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ} [النحل: 114]

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu Hanya kepada-Nya saja menyembah. [An-Nahl:114]

{وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ} [إبراهيم: 7]

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". [Ibrahim:7]

{مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا} [النساء: 147]

Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman?! Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. [An-Nisaa': 147]

Lihat: Raih keselamatan dengan bersyukur

Siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri yang banyak

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

«لَيْسَ الغِنَى عَنْ كَثْرَةِ العَرَضِ، وَلَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ»

"Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kaya hati." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ»

"Telah beruntung orang yang telah Islam, dan diberi rezki secukupnya dan Allah membuatnya merasa puas atas apa yang Ia berikan kepadanya". [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Ø  Dari Fadhalah bin 'Ubaid radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«طُوبَى لِمَنْ هُدِيَ إِلَى الإِسْلَامِ، وَكَانَ عَيْشُهُ كَفَافًا وَقَنَعَ»

"Beruntunglah bagi yang diberi hidayah pada Islam, dan memiliki kebutuhan hidup secukupnya dan ia merasa puas". [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah bersabda:

«يَا أَبَا هُرَيْرَةَ كُنْ وَرِعًا تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ، وَكُنْ قَنِعًا تَكُنْ أَشْكَرَ النَّاسِ، وَأَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا، وَأَحْسِنْ جِوَارَ مَنْ جَاوَرَكَ تَكُنْ مُسْلِمًا، وَأَقِلَّ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Wahai Abu Hurairah, Jadilah kamu seorang yang wara`, niscaya kamu menjadi manusia yang paling beribadah. Jadilah kamu menjadi seorang yang merasa kecukupan, niscaya kamu menjadi manusia yang paling bersyukur. Cintailah manusia seperti kamu mencintai dirimu sendiri, niscaya kamu akan menjadi seorang mukmin. Perbaikilah hubungan dalam bertetangga dengan tetanggamu, niscaya kamu akan menjadi seorang yang berserah diri. Dan sedikitkanlah tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Siapa tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak mensyukuri Allah ta’aalaa

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ} [الرحمن: 60]

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). [Ar-Rahman: 60]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Seseorang tidak dianggap mensyukuri Allah jika tidak mensyukuri pemberian orang lain". [Sunan Abu Daud: Shahih]

Ø  Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah bersabda:

«مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللَّهَ» [سنن الترمذي: صحيح لغيره]

"Siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, berarti ia belum bersyukur kepada Allah." [Sunan Tirmidziy: Shahih ligairih]

Ø  Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«مَنْ آتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَادْعُوا اللَّهَ لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]

"Siapa yang mengundangmu maka jawablah undangannya, dan siapa yang memberimu suatu kebaikan maka balaslah kebaikannya, dan jika kamu tidak mendapatkan sesuatu yang bisa kau berikan maka berdo'alah kepada Allah untuknya sampai kau merasa sudah membalas kebaikannya". [Sunan Abu Daud: Sahih]

Ø  Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhuma berkata, Rasulullah bersabda:

«مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ: "جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا"، فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Barang siapa yang diperlakukan dengan baik kemudian dia mengucapkan, 'JAZAAKALLAAHU KHAIRAN' (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan) maka sungguh dia telah memberikan pujian yang terbaik." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Manusia yang paling berhak disyukuri dalam kehidupan kita:

1)      Kedua orang tua.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ} [لقمان: 14]

Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. [Luqman:14]

Lihat: Kewajiban berbakti pada kedua orang tua

2)      Suami.

Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«لَا يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لَا تَشْكَرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لَا تَسْتَغْنِي عَنْهُ» [السنن الكبرى للنسائي: صحيح]

"Allah tidak memandang kepada seorang wanita yang tidak mensyukuri pemberian suaminya sedangka ia tidak bisa merasa cukup darinya". [As-Sunan Al-Kubra karya An-Nasaiy: Shahih]

Lihat: Rapor merah istri

Membicarakan (memanfaatkan) nikmat Allah termasuk syukur, sedangkan meninggalkannya merupakan perbuatan kufur.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ} [الضحى: 11]

Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. [Adh-Dhuhaa:11]

Membicarakan nikmat, dengan cara:

1.       Menyandarkan nikmat kepada Allah ‘azza wajalla.

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:

مُطِرَ النَّاسُ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ ، فَقَالَ: النَّبِيُّ : " أَصْبَحَ مِنَ النَّاسِ شَاكِرٌ وَمِنْهُمْ كَافِرٌ، قَالُوا: هَذِهِ رَحْمَةُ اللهِ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: لَقَدْ صَدَقَ نَوْءُ كَذَا وَكَذَا " قَالَ: فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ: {فَلَا أُقْسِمُ بِمَوَاقِعِ النُّجُومِ (75) وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ (76) إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ (77) فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ (78) لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ (79) تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (80) أَفَبِهَذَا الْحَدِيثِ أَنْتُمْ مُدْهِنُونَ (81) وَتَجْعَلُونَ رِزْقَكُمْ أَنَّكُمْ تُكَذِّبُونَ} [الواقعة: 75 - 82] [صحيح مسلم]

"Suatu ketika manusia diberi hujan pada masa Nabi lalu beliau berkata, "Dengan hujan ini di antara manusia ada yang berubah menjadi hamba yang bersyukur dan ada pula yang kufur. Sebagian mereka berkata, 'Hujan ini adalah sebuah bukti dari rahmat Allah.' Namun sebagian yang lain berkata, 'Bintang ini dan ini sungguh telah benar'." Ibnu Abbas berkata, "Kemudian turunlah ayat: {Lalu Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Dan sesungguhnya itu benar-benar sumpah yang besar sekiranya kamu mengetahui, dan (ini) sesungguhnya Al-Qur'an yang sangat mulia, dalam Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan seluruh alam. Apakah kamu menganggap remeh berita ini (Al-Qur'an), dan kamu menjadikan rezeki yang kamu terima (dari Allah) justru untuk mendustakan(-Nya)?} [Al-Waqi'ah: 75 - 82] [Shahih Muslim]

2.       Memanfaatkan nikmat Allah ta’aalaa dalam keta’atan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا} [الإسراء: 29]

Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal. [Al-Isra': 29]

Ø  Malik bin Nadhlah radhiyallahu 'anhu berkata:

أَتَيْتُ النَّبِيَّ فِي ثَوْبٍ دُونٍ، فَقَالَ: «أَلَكَ مَالٌ؟» قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: «مِنْ أَيِّ الْمَالِ؟» قَالَ: قَدْ آتَانِي اللَّهُ مِنَ الإِبِلِ، وَالْغَنَمِ، وَالْخَيْلِ، وَالرَّقِيقِ، قَالَ: «فَإِذَا آتَاكَ اللَّهُ مَالًا فَلْيُرَ أَثَرُ نِعْمَةِ اللَّهِ عَلَيْكَ، وَكَرَامَتِهِ» [سنن أبي داود: صحيح]

Aku mendatangi Nabi dengan pakaian yang jelek, maka beliau bertanya: "Apakah engkau mempunyai harta?" Malik menjawab: Iya! Rasulullah bertanya lagi: "Harta dari jenis apa?" Malik menjawab: Allah telah memberiku harta dari jenis unta, kambing, kuda, dan budak. Kemudian beliau bersabda: "Maka jika Allah memberimu harta maka nampakkanlah bekas nikmat dan karuniah Allah kepadamu". [Sunan Abi Daud: Sahih]

Ø  Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«كُلُوا، وَاشْرَبُوا، وَتَصَدَّقُوا، وَالْبَسُوا، فِي غَيْرِ مَخِيلَةٍ وَلَا سَرَفٍ، إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ تُرَى نِعْمَتُهُ عَلَى عَبْدِهِ» [مسند أحمد: حسن]

"Makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah kalian dengan tidak merasa bangga dan sombong serta berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah bangga bila nikmat-Nya ada pada hamba-Nya diperlihatkan." [Musnad Ahmad: Hasan]

Ø  Dalam riwayat lain:

«إِنَّ اللَّهَ يُحِبَّ أَنْ يَرَى أَثَرَ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ»

"Sesungguhnya Allah senang melihat bekas nikmat-Nya ada pada hamba-Nya". [Sunan Tirmidziy: Hasan Shahih]

Hidup berja'amah adalah rahmat, sedangkan perpecahan adalah adzab.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ (118) إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ}

Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah (tidak berselisih atau rahmat) Allah menciptakan mereka. [Huud: 118 - 119]

{وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [آل عمران: 105]

Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. [Ali 'Imran:105]

Ø  Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:

سَمِعْتُ رَجُلًا قَرَأَ آيَةً، وَسَمِعْتُ النَّبِيَّ يَقْرَأُ خِلاَفَهَا، فَجِئْتُ بِهِ النَّبِيَّ فَأَخْبَرْتُهُ، فَعَرَفْتُ فِي وَجْهِهِ الكَرَاهِيَةَ، وَقَالَ: «كِلاَكُمَا مُحْسِنٌ، وَلاَ تَخْتَلِفُوا، فَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ اخْتَلَفُوا فَهَلَكُوا» [صحيح البخاري]

Aku mendengar seseorang membaca satu ayat sedangkan aku telah mendengar Rasulullah membacanya dengan cara yang berbeda, maka aku membawanya kepada Rasulullah dan menceritakannya, dan aku melihat raut muka tidak senang dari Rasulullah seraya bersabda: “Kalian berdua sudah betul, dan janganlah berselisih, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah berselisih dan akhirnya mereka binasa." [Sahih Bukhari]

Ø  Dari 'Arfajah bin Syuraih Al-Asyja'iy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ يَدَ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ، وَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ يَرْتَكِضُ» [صحيح ابن حبان]

"Sesungguhnya tangan Allah bersama jama'ah, dan sesungguhnya setan bersama orang yang menyalahi al-jama'ah sambil berlari-lari". [Shahih Ibnu Hibban]

Ø  Dari Salman radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«الْبَرَكَةُ فِي ثَلَاثَةٍ: فِي الْجَمَاعَةِ، وَالثَّرِيدِ، وَالسُّحُورِ»

"Berkah itu ada pada tiga hal: Dalam berjama'ah, makanan "tsariid", dan sahur". [Silsilah Ash-Shahihah no.1045]

Ø  Dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ: ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَهِيَ الْجَمَاعَةُ» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]

“Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari ahli kitab telah berpecah menjadi tujuhpuluh dua umat, dan sesungguhnya umat ini (Islam) akan terpecah menjadi tujuhpuluh tiga: tujuhpuluh dua masuk neraka, dan satu masuk surga, yaitu al-jama'ah". [Sunan Abu Daud: Hasan]

Makna "al-jama'ah" dalam hadits di atas adalah kelompok yang berpegang teguh pada sunnah Rasulullah dan tuntunan para sahabatnya, sebagaimana dijelaskan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Sahabat bertanya: Siapa mereka itu Ya Rasulullah? Rasulullah menjawab:

«مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

Mereka yang mengikuti sunnahku dan sunnah para sahabatku. [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Lihat: Ni'mat persatuan dan persaudaraan dalam Islam

Ø  Adapun hadits palsu yang banyak disebutkan dalam hal ini, yaitu hadits:

«اخْتِلَاف أمتِي رَحْمَة»

“Perselisihan umatku adalah rahmat”

Maka hadits ini tidak ditemukan sumbernya yang bersanad, dan diingkari oleh kebanyakan ahli hadits, seperti Ibnu Hazmrahimahullah- ia berkata:

"لو كان الاختلاف رحمةً لكان الاتفاق سخطًا، هذا ما لا يقوله مسلِم، لأنه ليس إلا اتفاق أو اختلاف، وليس إلا رحمةٌ أو سخطٌ، وأما الحديث المذكور فباطلٌ مكذوبٌ من توليد أهلِ الفسق" [الإحكام في أصول الأحكام (5/ 64)]

“Seandainya perselisihan itu rahmat maka persatuan itu adalah murka, ini suatu yang tidak mungkin dikatakan oleh seorang muslim karena tidak ada kecuali perselisihan atau persatuan, dan tidak ada pula kecuali rahmat atau murka. Adapun hadits yang disebutkan maka itu adalah hadits batil dan dusta yang dibuat oleh orang fasik”. [Al-Ihkam fii Ushul Al-Ahkam 5/64]

Lihat: Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah karya syekh Albaniy 1/141 no.57.

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Sifat mukmin yang menakjubkan; Bersyukur dan bersabar - Kaya bersyukur Vs Miskin bersabar - Bertakwa di manapun berada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...