Kamis, 07 November 2024

Tafsir surah Al-Kautsar

Surah ini adalah surah Makiyah, dan ada berpendapat bahwa ia adalah surah Madaniyah.

Allah ta’alaa turunkan surah ini sebagai kabar gembira bagi Nabi Muhammad . Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:

بَيْنَا رَسُولُ اللهِ ذَاتَ يَوْمٍ بَيْنَ أَظْهُرِنَا إِذْ أَغْفَى إِغْفَاءَةً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ مُتَبَسِّمًا، فَقُلْنَا: مَا أَضْحَكَكَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: «أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آنِفًا سُورَةٌ»

Suatu hari Rasulullah berada diantara kami, dan tiba-tiba beliau tertidur sebentar. Kemudian beliau mengangkat kepalanya sambil tersenyum, maka kami bertanya kepadanya: 'Wahai Rasulullah apakah yang membuat engkau tersenyum?' Beliau menjawab: 'Tadi baru saja turun kepadaku satu surat" Kemudian beliau membaca:

«بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ {إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ} [الكوثر]» [صحيح مسلم]

Bismillahirrahmaanirrahiim, {Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terpuruk} [Al Kautsar] [Sahih Muslim]

Ayat pertama:

{إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ} [الكوثر: 1]

1.  Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.

Makna Al-Kautsar:

a)      Kebaikan yang sangat banyak.

Ibnu 'Abbas radhiallahu'anhu mengatakan:

"الكَوْثَرُ: الخَيْرُ الكَثِيرُ الَّذِي أَعْطَاهُ اللَّهُ إِيَّاهُ"

'Kautsar adalah sekian banyak kebaikan yang Allah berikan kepada Muhammad.'

Abu Bisyr berkata:

قُلْتُ لِسَعِيدٍ بن جبير: إِنَّ أُنَاسًا يَزْعُمُونَ أَنَّهُ نَهَرٌ فِي الجَنَّةِ؟ فَقَالَ سَعِيدٌ: «النَّهَرُ الَّذِي فِي الجَنَّةِ مِنَ الخَيْرِ الَّذِي أَعْطَاهُ اللَّهُ إِيَّاهُ»

Saya bertanya kepada Sa'id bin Jubair, 'Banyak orang beranggapan bahwa Al-Kautsar adalah nama sungai di surga.' Sa'id menjawab, 'Sungai di surga hanyalah satu diantara sekian banyak kebaikan yang Allah berikan kepadanya.' [Shahih Bukhari]

b)      Telaga di surga.

Dari Anas bin Malik radhiallahu'anhu; Nabi bersabda:

" بَيْنَمَا أَنَا أَسِيرُ فِي الجَنَّةِ، إِذَا أَنَا بِنَهَرٍ، حَافَتَاهُ قِبَابُ الدُّرِّ المُجَوَّفِ، قُلْتُ: مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَذَا الكَوْثَرُ، الَّذِي أَعْطَاكَ رَبُّكَ، فَإِذَا طِينُهُ - أَوْ طِيبُهُ - مِسْكٌ أَذْفَرُ "

"Ketika saya berjalan di surga, tiba-tiba ada sungai yang pinggirnya berupa kubah-kubah dari mutiara berongga. Saya bertanya, 'Apa ini hai Jibril?' Jibril menjawab, 'Inilah Al-Kautsar yang Allah berikan untukmu, ' Ternyata tanahnya atau bau wanginya terbuat dari minyak misik adzfar". [Shahih Bukhari]

Sifat telaga Nabi :

1.       Luasnya: Jarak antara Jarba' dan Adzruh, dalam riwayat lain: “sejauh perjalanan sebulan”, di riwayat lain: “antara Eiliya dan Shan'a di Yaman”, di riwayat lain: “antara Madinah dan Shan'a”.

Dalam riwayat lain, dari Abi Dzar;

"عَرْضُهُ مِثْلُ طُولِهِ، مَا بَيْنَ عَمَّانَ إِلَى أَيْلَةَ" [صحيح مسلم]

“Lebarnya sama dengan panjangnya, yaitu seukuran antara Amman dan Ailah”. [Shahih Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain, dari Tsauban;

سُئِلَ عَنْ عَرْضِهِ فَقَالَ: «مِنْ مَقَامِي إِلَى عَمَّانَ» وَسُئِلَ عَنْ شَرَابِهِ فَقَالَ: «أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ، وَأَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ، يَغُتُّ فِيهِ مِيزَابَانِ يَمُدَّانِهِ مِنَ الْجَنَّةِ، أَحَدُهُمَا مِنْ ذَهَبٍ، وَالْآخَرُ مِنْ وَرِقٍ» [صحيح مسلم]

Nabi ditanya tentang luas telaga itu, maka beliau menjawab, 'Luasnya antara tempat dudukku sampai ke Amman.' Lalu seseorang bertanya tentang airnya, maka beliau menjawab, 'Airnya lebih putih daripada susu, dan lebih manis daripada madu. Di dalamnya ada dua saluran yang memancarkan air dari surga. Satu saluran terbuat dari emas dan yang satu lagi terbuat dari perak. [Shahih Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain, dari Ibnu ‘Amr;

«حَوْضِي مَسِيرَةُ شَهْرٍ، وَزَوَايَاهُ سَوَاءٌ، وَمَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنَ الْوَرِقِ» [صحيح مسلم]

"Luas telagaku sejauh sebulan perjalanan. Setiap sisinya sama panjangnya. Airnya lebih putih dari perak”. [Shahih Muslim]

Nb: Perselisihan jarak yang disebutkan Nabi karena disesuaikan dengan pemahaman pendengarnya. Atau Nabi awalnya menyampaikan jarak yang terdekat, kemudian Allah menambahkan luas telaganya dengan jarak yang terjauh.

2.       Pinggirnya: Berupa kubah-kubah dari mutiara berongga.

3.       Tanahnya: Terbuat dari minyak misik adzfar.

4.       Baunya: Lebih wangi daripada minyak misk.

5.       Airnya: Lebih manis dari madu, lebih dingin dari salju, lebih lembut dan yogut, lebih putih daripada susu, dalam riwayat lain; Lebih putih dari perak.

Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

" بَيْنَ حَوْضِي كَمَا بَيْنَ أَيْلَةَ وَمُضَرَ آنِيَتُهُ أَكْثَرُ أَوْ مِثْلُ عَدَدِ نُجُومِ السَّمَاءِ، مَاؤُهُ أَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ، وَأَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ، وَأَبْرَدُ مِنَ الثَّلْجِ، وَأَطْيَبُ رِيحًا مِنَ الْمِسْكِ، مَنْ شَرِبَ مِنْهُ لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهُ " [مسند أحمد: صحيح]

"(Jarak) telagaku seperti jarak antara Ailah dan Mudhar, bejananya lebih banyak atau sejumlah bintang dilangit, airnya lebih manis dari madu, lebih putih dari susu, lebih dingin dari es, lebih wangi dari minyak kesturi, orang yang meminumnya tidak akan dahaga setelahnya." [Musnad Ahmad: Shahih]

Ø  Dalam riwayat lain, dari Abu Barzah;

"أَلْيَنُ مِنَ الزُّبْدِ" [المستدرك على الصحيحين للحاكم: ضعيف]

“Lebih lembut dari mentega” [Al-Mustadrak karya Al-Hakim: Lemah]

6.       Cangkirnya: Banyaknya bagaikan bintang-bintang di langit.

7.       Saluran airnya: Dua saluran dari surga, satu dari emas dan satu lagi dari perak.

8.       Yang meminumnya: Tidak akan haus selama-lamanya.

9.       Posisinya: Terletak di bawah mimbar Nabi .

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu; Rasulullah bersabda:

«مِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي»

"Minbarku di atas telagaku." [Shahih Bukhari]

Orang yang diusir dari telaga Nabi :

a.       Orang yang murtad sebelum dan setelah Nabi wafat.

b.      Orang munafik.

c.       Pelaku bid’ah yang membuat perkara baru dalam agama.

d.      Pelaku dosa besar.

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ أُنَادِيهِمْ أَلَا هَلُمَّ فَيُقَالُ: إِنَّهُمْ قَدْ بَدَّلُوا بَعْدَكَ! فَأَقُولُ: سُحْقًا سُحْقًا»

"Sesungguhnya ada beberapa orang dari umatku yang akan dihalang-halangi mendatangi telagaku, sebagaimana unta hilang yang dihalang-halangi. Aku berseru kepada mereka: 'Kemarilah!' Lalu dikatakan: 'Sesungguhnya mereka telah mengganti (ajaranmu) setelahmu.' Maka aku berkata: 'Menjauhlah, menjauhlah.'" [Shahih Muslim]

Ø  Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhuma berkata: Nabi bersabda kepada Ka'b bin 'Ujroh:

«أَعَاذَكَ اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ»، قَالَ: وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ؟، قَالَ: " أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي، لَا يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي، وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي، فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي، وَلَسْتُ مِنْهُمْ، وَلَا يَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ، وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي " [مسند أحمد: إسناده قوي]

"Semoga Allah melindungimu dari pemerintahan orang-orang yang bodoh”, Ka'b bin 'Ujroh radhiyallahu'anhu bertanya: Apa itu kepemerintahan orang bodoh? Rasulullah bersabda: "Yaitu para pemimpin negara sesudahku yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula berjalan dengan sunnahku, barangsiapa yang membenarkan mereka dengan kebohongan mereka serta menolong mereka atas kedholiman mereka maka dia bukanlah golonganku, dan aku juga bukan termasuk golongannya, mereka tidak akan datang kepadaku di atas telagaku, barang siapa yang tidak membenarkan mereka atas kebohongan mereka, serta tidak menolong mereka atas kedholiman mereka maka mereka adalah golonganku dan aku juga golongan mereka serta mereka akan mendatangiku di atas telagaku”. [Musnad Ahmad: Sanadnya kuat]

Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 53; Tentang Al-Haudh (telaga)

Ayat kedua:

{فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ} [الكوثر: 2]

2.  Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah.

Perintah shalat yang dimaksud:

a.       Shalat secara umum, untuk mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah ta’aalaa.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ} [الأنعام: 162 - 163]

Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". [Al-An'am: 162 - 163]

b.      Shalat idul Adha, karena ada perintah menyembelih setelah shalat.

Al-Barra' radhiallahu'anhu berkata:

خَطَبَنَا النَّبِيُّ ﷺ يَوْمَ النَّحْرِ، قَالَ: «إِنَّ أَوَّلَ مَا نَبْدَأُ بِهِ فِي يَوْمِنَا هَذَا أَنْ نُصَلِّيَ، ثُمَّ نَرْجِعَ، فَنَنْحَرَ فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ أَصَابَ سُنَّتَنَا، وَمَنْ ذَبَحَ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ، فَإِنَّمَا هُوَ لَحْمٌ عَجَّلَهُ لِأَهْلِهِ لَيْسَ مِن النُّسُكِ فِي شَيْءٍ»، فَقَامَ خَالِي أَبُو بُرْدَةَ بْنُ نِيَارٍ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنَا ذَبَحْتُ قَبْلَ أَنْ أُصَلِّيَ وَعِنْدِي جَذَعَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُسِنَّةٍ قَالَ: " اجْعَلْهَا مَكَانَهَا - أَوْ قَالَ: اذْبَحْهَا - وَلَنْ تَجْزِيَ جَذَعَةٌ عَنْ أَحَدٍ بَعْدَكَ " [صحيح البخاري]

"Nabi pernah menyampaikan khotbah kepada kami pada hari Iduladha, sabdanya, 'Sesungguhnya yang pertama kali kita laksanakan pada hari ini adalah menunaikan salat, kemudian setelah kembali di rumah masing-masing, kita lanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban. Maka, barang siapa yang mengerjakan seperti itu, berarti ia telah meniti sunah kami. Dan barang siapa yang menyembelih hewan sebelum pelaksanaan salat Id, maka hal itu hanyalah sekedar daging yang dipersembahkan untuk keluarganya dan tidak dianggap sebagai ibadah kurban.' Tiba-tiba bangkitlah pamanku, Abu Burdah bin Niyar dari duduknya seraya mengutarakan, 'Wahai Rasulullah, aku telah menyembelih hewan sebelum salat, namun aku masih memiliki anak kambing berumur kurang dari setahun yang lebih baik dari kambing berumur dua tahun (yang telah kusembelih sebelumnya).' Maka beliau pun bersabda, 'Jadikanlah ia sebagai pengganti (dari apa yang telah engkau sembelih sebelum salat)' -atau beliau bersabda- 'Sembelihlah, namun tidak lagi diperbolehkan untuk orang selainmu.'" [Shahih Bukhari]

Lihat: Ringkasan fiqhi Kurban

Perintah menyembeli yang dimaksud:

a)      Berkurban di hari raya idul Adha.

Dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha; Nabi bersabda:

«إِذَا دَخَلَتِ الْعَشْرُ، وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ، فَلَا يَمَسَّ مِنْ شَعَرِهِ وَبَشَرِهِ شَيْئًا» [صحيح مسلم]

"Jika sepuluh awal bulan Dzulhijjah telah masuk, dan seseorang dari kalian ingin berkurban, maka jaganlah ia mencukur rambutnya dan kulitnya sedikit pun". [Sahih Muslim]

b)      Berkurban secara umum, tidak menyembelih kecuali untuk Allah.

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

«لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ» [صحيح مسلم]

“Allah mengutuk orang yang menyembelih untuk selain Allah." [Shahih Muslim]

Lihat: Kitab tauhid bab 10; Tentang menyembelih untuk selain Allah

Mensyukuri nikmat Allah dengan beribadah.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ} [سبأ: 13]

Beramallah wahai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. [Saba':13]

Ø  Dari Al-Mughirah bin Syu'bah radhiyallahu 'anhu;

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى حَتَّى انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ، فَقِيلَ لَهُ: أَتَكَلَّفُ هَذَا؟ وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، فَقَالَ: «أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا»

Nabi shalat hingga kedua kaki beliau bengkak, dikatakan pada beliau: Apa Tuan memaksakan ini padahal Allah telah mengampuni dosa yang terlalu dan yang di kemudian? Beliau menyahut: "Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?!" [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ayat ketiga:

{إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ} [الكوثر: 3]

3.  Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).

Makna “abtar”:

a.       Terputus dari rahmat Allah ta’aalaa.

b.      Terputus penyebutan nama mereka dengan pujian.

Orang musyrik menghina Nabi dengan panggilan “abtar” artinya terputus namanya karena tidak memiliki anak laki-laki yang hidup untuk membawa namanya. Maka Allah memutuskan nama mereka tidak dikenang dengan pujian, sedangkan nama Nabi terus dikenang dan dipuji sampai hari kiamat.

Ø  Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah  pernah bertanya kepada para sahabat:

«مَا تَعُدُّونَ الرَّقُوبَ فِيكُمْ؟» قَالَ قُلْنَا: الَّذِي لَا يُولَدُ لَهُ، قَالَ: «لَيْسَ ذَاكَ بِالرَّقُوبِ وَلَكِنَّهُ الرَّجُلُ الَّذِي لَمْ يُقَدِّمْ مِنْ وَلَدِهِ شَيْئًا» [صحيح مسلم]

'Menurut kalian, siapakah orang yang mandul itu?' Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Kami menjawab, 'Yaitu orang yang tidak mempunyai anak.' Rasulullah bersabda, 'Bukan itu yang dimaksud dengan mandul. Tetapi yang dimaksud dengan mandul adalah orang yang anaknya tidak dapat memberikan kebaikan.' [Shahih Muslim]

Diantara faidah dari surah Al-Kautsar:

1)      Besarnya karunia Allah ta’aalaa kepada Nabi Muhammad .

2)      Senantiasa mensyukuri nikmat Allah ta’aalaa.

3)      Senantiasa ikhlas dalam beribadah hanya untuk Allah ta’aalaa.

4)      Akhir yang baik hanya untuk orang bertakwa.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{فَاصْبِرْ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ} [هود: 49]

Maka bersabarlah, sungguh, kesudahan (yang baik) adalah bagi orang yang bertakwa. [Huud: 49]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Tafsir surah Al-Lahab - Tafsir surah “Al-Kafirun” - Tafsir surah Al-Ikhlash

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...