Minggu, 27 Oktober 2024

Peran Ilmu Agama Untuk Kebaikan Bernegara

بسم الله الرحمن الرحيم

Ilmu agama adalah sumber kebaikan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ} [البقرة: 269]

Allah menganugerahkan Al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Quran dan As-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). [Al-Baqarah:269]

Ø  Dari Mu'awiyah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah suatu kebaikan maka ia akan diberi pemahaman tentang agama”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Uqbah bin 'Amir radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى بُطْحَانَ، أَوْ إِلَى الْعَقِيقِ، فَيَأْتِيَ مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ فِي غَيْرِ إِثْمٍ، وَلَا قَطْعِ رَحِمٍ؟»، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ نُحِبُّ ذَلِكَ، قَالَ: «أَفَلَا يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمُ، أَوْ يَقْرَأُ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ، وَثَلَاثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلَاثٍ، وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ، وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الْإِبِلِ» [صحيح مسلم]

Siapa diantara kalian yang suka pergi ke Buthaan atau ke Al-'Aqiiq setiapa hari dan mendapatkan dari sana dua ekor unta dengan tanpa dosa dan tidak pula memutuskan siraturahmi (diambil dengan halal dan suka rela)? Sahabat menjawab: Ya Rasulullah, kami suka dengan itu. Maka Rasulullah bersabda: “Tidakkah seorang dari kalian pergi ke mesjid dan belajar atau membaca dua ayat dari Al-Qur'an, maka itu lebih baik baginya dari dua ekor onta, tiga ayat lebih baik dari tiga onta, empat ayat lebih baik dari empat onta, dan semakin banyak jumalah ayatnya lebih baik dengan sebanyak itu dari onta”. [Shahih Muslim]

Kebodohan sumber keburukan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

«يُقْبَضُ العِلْمُ، وَيَظْهَرُ الجَهْلُ وَالفِتَنُ، وَيَكْثُرُ الهَرْجُ»، قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا الهَرْجُ؟ فَقَالَ: «هَكَذَا بِيَدِهِ فَحَرَّفَهَا، كَأَنَّهُ يُرِيدُ القَتْلَ»

"Ilmu akan diangkat dan akan tersebar kebodohan dan fitnah merajalela serta banyak timbul kekacauan". Ditanyakan kepada beliau: Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan kekacauan?" Maka Rasul menjawab, "Begini". Nabi memberi isyarat dengan tangannya lalu memiringkannya. Seakan yang dimaksudnya adalah pembunuhan. [Shahih Bukhari]

Ø  Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Telah bersabda Rasul :

" إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ: أَنْ يُرْفَعَ العِلْمُ وَيَثْبُتَ الجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا "

"Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan merebaknya kebodohan dan diminumnya khamer serta praktik perzinaan secara terang-terangan". [Shahih Bukhari]

Lihat: Cela kebodohan dalam Al-Qur'an

Manusia terbaik adalah yang paling berilmu.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«النَّاسُ مَعَادِنُ، خِيَارُهُمْ فِي الجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ فِي الإِسْلاَمِ، إِذَا فَقُهُوا» [صحيح البخاري ومسلم]

“Manusia itu seperti barang tambang, yang terbaik di masa jahiliyah akan menjadi yang terbaik di masa Islam jika mereka paham (ajaran Islam)”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Utsman bin 'Affan radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» [صحيح البخاري]

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya”. [Sahih Bukhari]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ، خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ» [صحيح مسلم]

“Mu'min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari mu'min yang lemah, dan pada semuanya ada kebaikan”. [Sahih Muslim]

Kekuatan yang dimaksud berupa kekuatan iman, ilmu, dan jasmani.

Lihat: Manusia yang terbaik dan yang terburuk

Pentingnya ilmu agama untuk meraih kebaikan bernegara.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ} [البقرة: 126]

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,” Dia (Allah) berfirman, “Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” [Al-Baqarah: 126]

Lihat: Do’a Nabi Ibrahim –‘alaihissalam- untuk negri

Pada ayat di atas, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mendo’akan dua kebaikan untuk negrinya:

Kebaikan pertama: Keamanan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ} [الأنعام: 82]

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." [Al-An'am:82]

{وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ} [النور: 55]

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik". [An-Nur:55]

Lihat: Hadits 'Ubaidillah bin Mihshan; Nikmat aman, sehat, dan sejahtra

Keamanan meliputi lima hal:

1.      Keamanan jiwa setiap manusia.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد: 28]

Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra'd: 28]

2.      Keamanan dalam berfikir.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا} [الإسراء: 36]

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. [Al-Israa':36]

{وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (168) إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ} [البقرة: 168، 169]

Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. [Al-Baqarah: 168-169]

{قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَن تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ} [الأعراف: 33]

Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui". [Al-A'raaf: 33]

Ø  Abu Qilabah Al-Bashriy (w.104H) rahimahullah berkata:

«مَا ابْتَدَعَ قَوْمٌ بِدْعَةً قَطُّ، إِلَّا اسْتَحَلُّوا بِهَا السَّيْفَ» [مصنف عبد الرزاق الصنعاني]

“Tidaklah suatu kaum mendatangkan perkara bid’ah kecuali mereka akan menghalalkan pertumpahan darah dengan bid’ahnya itu”. [Mushannaf Abdurrazaq]

3.      Keamanan dalam berkeluarga.

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu; Nabi bersabda:

" تُنْكَحُ المَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ، تَرِبَتْ يَدَاكَ " [صحيح البخاري ومسلم]

"Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahul 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ، إِلَّا تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ، وَفَسَادٌ عَرِيضٌ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

"Jika seorang laki-laki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang melamar kepada kalian maka nikahkanlah ia, jika kalian tidak melakukannya maka akan menjadi cobaan berat di bumi dan kerusakan yang sangat besar". [Sunan Tirmidziy: Hasan]

4.      Keamanan dalam bernegara.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ} [النساء: 59]

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu. [An-Nisaa':59]

Ø  Dari 'Auf bin Malik radhiallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ، وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ، وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ، وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ»، قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَفَلَا نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ؟ فَقَالَ: «لَا، مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلَاةَ، وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلَاتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ، فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ، وَلَا تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ» [صحيح مسلم]

"Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendo'akan kalian dan kalian mendo'akan mereka. Dan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah mereka yang membenci kalian dan kalian membenci mereka, mereka mengutuk kalian dan kalian mengutuk mereka." Beliau ditanya: "Wahai Rasulullah, tidakkah kita memerangi mereka?" Maka beliau bersabda: "Tidak, selagi mereka mendirikan shalat bersama kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang tidak baik maka bencilah tindakannya, dan janganlah kalian melepas dari ketaatan kepada mereka." [Shahih Muslim]

Ø  Imam Al-Barbahariy rahimahullah berkata:

"إذا رَأيتَ الرَّجلَ يَدعُو عَلى السلطَان فَاعلمْ أنَّه صَاحبُ هَوَى، وإذا رَأيتَ الرَّجلَ يَدعُو للسلطَان بالصَّلاح فَاعلمْ أنه صَاحِبُ سنّة إنْ شَاء الله" [شرح السنة للبربهاري]

“Jika engkau melihat seseorang mendo’akan keburukan untuk penguasa maka ketahuilah bahwa orang itu adalah pengikut hawa nafsu, dan jika engkau melihat seseorang yang mendo’akan kebaikan untuk penguasa maka ketahuila bahwa orang itu adalah pengikut sunnah insyaallah”. [Syarhussunah karya Al-Barbahariy]

Menjaga kerukunan beragama

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (8) إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ} [الممتحنة: 8 - 9]

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. [Al-Mumtahanah: 8-9]

5.      Keamanan untuk seluruh dunia.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ} [النساء: 83]

Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil Amri). [An-Nisaa':83]

Ø  Dari Abdullah bin Amru radhiyallahu 'anhuma; Nabi bersabda:

«مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الجَنَّةِ، وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا» [صحيح البخاري]

"Siapa yang membunuh orang kafir yang telah mengikat perjanjian (mu'ahid) dengan pemerintahan muslimin, ia tak dapat mencium harum surga, padahal harum surga dapat dicium dari jarak empat puluh tahun." [Shahih Bukhari]

Ø  Dari beberapa sahabat Nabi ; Rasulullah berkata:

«أَلَا مَنْ ظَلَمَ مُعَاهِدًا، أَوِ انْتَقَصَهُ، أَوْ كَلَّفَهُ فَوْقَ طَاقَتِهِ، أَوْ أَخَذَ مِنْهُ شَيْئًا بِغَيْرِ طِيبِ نَفْسٍ، فَأَنَا حَجِيجُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Ketahuilah bahwa orang yang menzalimi orang kafir yang menjalin perjanjian dengan Islam atau mengurangi haknya atau membebaninya di atas kemampuannya atau mengambil darinya sesuatu yang ia relakan maka aku adalah orang yang akan membelanya pada hari kiamat." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Kebaikan kedua: Kesejahteraan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا} [القصص: 77]

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. [Al-Qashash: 77]

Mencari nafkah dengan cara yang baik

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا، فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ، خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ» [سنن ابن ماجه: صححه الألباني]

"Wahai manusia .. bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaikilah dalam berusaha, karena sesungguhnya seseorang tidak akan mati sampai semua rezkinya tercapai sekalipun datangnya lambat, maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah dalam berusaha, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram". [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Ø  Dalam riwayat lain, dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«وَلَا يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلَّا بِطَاعَتِهِ» [حلية الأولياء لأبي نعيم: صححه الألباني]

" … dan janganlah kelambatan datangnya rezki membuat seseorang dari kalian mencarinya dengan cara maksiat, karena sesungguhnya Allah tidak bisa dicapai apa yang Ia miliki kecuali dengan cara taat kepada-Nya". [Hilyah Auliya' karya Abu Nu'aim: Shahih]

Selalu merasa cukup

Dari 'Ubaidillah bin Mihshan Al-Khathmiy radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا»

"Barangsiapa di antara kalian di pagi hari merasa aman di tengah-tengah keluarganya, sehat jasmaninya, memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-harinya, maka seakan-akan dunia telah dikumpulkan untuknya." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Nabi bersabda:

«لَيْسَ الغِنَى عَنْ كَثْرَةِ العَرَضِ، وَلَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ»

"Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kaya hati." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ»

"  Telah beruntung orang yang telah Islam, dan diberi rezki secukupnya dan Allah membuatnya merasa puas atas apa yang Ia berikan kepadanya". [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Ø  Dari Fadhalah bin 'Ubaid radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«طُوبَى لِمَنْ هُدِيَ إِلَى الإِسْلَامِ، وَكَانَ عَيْشُهُ كَفَافًا وَقَنَعَ»

"Beruntunglah bagi yang diberi hidayah pada Islam, dan memiliki kebutuhan hidup secukupnya dan ia merasa puas". [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Mencari nafkah untuk berbagi dengan orang lain

Dari Abu Hurairah radhiyallahul 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ سَعَى عَلَى وَالِدَيْهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى عَلَى عِيَالِهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى مُكَاثِرًا فَفِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ» [المعجم الأوسط: حسنه الألباني]

"Barangsiapa yang mencari nafkah untuk kedua orang tuanya maka ia berada di jalan Allah, barangsiapa yang mencari nafkah untuk keluarganya (istri dan anak) maka ia berada di jalan Allah, dan barangsiapa yang mencari nafkah untuk memperbanyak harta maka ia berada di jalan setan dan sekutunya". [Al-Mu'jam Al-Ausath: Hasan]

Ø  Dari Abu Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ» قَالُوا: فَإِنْ لَمْ يَجِدْ؟ قَالَ: «فَيَعْمَلُ بِيَدَيْهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ» قَالُوا: فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ أَوْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ: «فَيُعِينُ ذَا الحَاجَةِ المَلْهُوفَ» قَالُوا: فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ: «فَيَأْمُرُ بِالخَيْرِ» أَوْ قَالَ: «بِالْمَعْرُوفِ» قَالَ: فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ: «فَيُمْسِكُ عَنِ الشَّرِّ فَإِنَّهُ لَهُ صَدَقَةٌ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Wajib bagi setiap muslim untuk bersedekah." Para sahabat bertanya; "Bagaimana jika ia tidak mendapatkannya? ' Beliau bersabda:: 'Berusaha dengan tangannya, sehingga ia bisa memberi manfaat untuk dirinya dan bersedekah.' Mereka bertanya; 'Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? ' Beliau bersabda: 'Menolong orang yang sangat memerlukan bantuan.' Mereka bertanya; 'Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? ' Beliau bersabda: 'Menyuruh untuk melakukan kebaikan' atau bersabda; 'menyuruh melakukan yang baik'. Dia berkata; 'Bagaimana jika ia tidak dapat melakukannya? ' Beliau bersabda: 'Menahan diri dari kejahatan, karena itu adalah sedekah baginya.' [Shahih Bukhari dan Muslim]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Peran ilmu agama dalam membangun bangsa - Obat kebodohan adalah bertanya - Keutamaan ilmu dan ulama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...