بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Shuhaib radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«عَجَبًا لِأَمْرِ
الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ،
إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ،
صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ» [صحيح مسلم]
"Sangat menakjubkan
urusan seorang Mukmin, semua urusannya terasa baik, dan itu tidak terjadi pada
siapapun kecuali pada seorang Mukmin, jika ia mendapat kebaikan ia bersyukur,
maka itu baik baginya, dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka itu baik
baginya". [Sahih Muslim]
Semua manusia pasti merasakan musibah dan cobaan
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{إِنَّا
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيه} [الإنسان: 2]
Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak
mengujinya. [Al-Insaan:2]
{الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ
وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ}
[الملك: 2]
(Allah) Yang menjadikan mati
dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. [Al-Mulk: 2]
Cobaan bisa berupa bencana atau kenikmatan
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَنَبْلُوكُمْ
بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ} [الأنبياء: 35]
Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya
kepada kamilah kamu dikembalikan. [Al-Anbiyaa':35]
{وَبَلَوْنَاهُمْ
بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ} [الأعراف: 168]
Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang
buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). [Al-A'raaf:168]
Bahkan orang lebih banyak
lalai dari cobaan kenikmatan dan membuat mereka terjerumus, Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{ فَإِذَا
مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَانَا ثُمَّ إِذَا خَوَّلْنَاهُ نِعْمَةً مِنَّا قَالَ
إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ بَلْ هِيَ فِتْنَةٌ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
} [الزمر: 49]
Maka apabila manusia
ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat
dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena
kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu
tidak mengetahui. [Az-Zumar:49]
{كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ
لَيَطْغَى . أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى} [العلق: 6- 7]
Ketahuilah! Sesungguhnya
manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. [Al-'Alaq: 6-7]
Dari 'Amr bin 'Auf radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
فَوَاللَّهِ مَا الفَقْرَ
أَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا
بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا، وَتُهْلِكَكُمْ
كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ [صحيح البخاري ومسلم]
“Demi Allah, bukanlah
kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian, akan tetapi aku khawatir jika
kenikmatan dunia dilapangkan atas kalian sebagaimana telah dilapangkan atas
umat sebelum kalian. Kemudian kalian berlomba-lomba meraihnya sebagaimana
mereka berlomba-lomba dan akhirnya membinasakan kalian sebagaimana telah
membinasakan mereka”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Hikmah di balik musibah.
Pertama: Bersyukur ketika mendapatkan nikmat.
1.
Keutamaan bersyukur.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ
شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ} [إبراهيم: 7]
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih". [Ibrahim:7]
{مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ
إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا} [النساء: 147]
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur
dan beriman?! Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. [An-Nisaa’: 147]
2.
Tiga tahapan syukur:
a) Syukur
dengan hati.
Meyakini bahwa segala nikmat yang diperoleh
datangnya dari Allah semata, Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ
اللَّهِ} [النحل: 53]
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allah-lah (datangnya). [An-Nahl: 53]
b) Syukur
dengan lisan.
Dengan mengucapkan “Alhamdulillah”, Allah subhanahu
wa ta'alaa berfirman menceritakan ucapan syukur ahli surga:
{الْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ}
[الأعراف: 43]
“Segala puji bagi
Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini, dan kami sekali-kali tidak
akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk". [Al-A'raaf:43]
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam jika melihat sesuatu yang menyenangkannya beliau
mengatakan ..
الْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَات
"Segala puji
bagi Allah yang dengan nikmatnya sempuna segala amal saleh".
Dan jika melihat sesuatu yang tidak menyenangkannya
beliau mengatakan ...
الْحَمْدُ لِلَّهِ
عَلَى كُلِّ حَالٍ
"Segala puji
bagi Allah atas segala hal". [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
c) Syukur
dengan perbuatan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{اعْمَلُوا
آلَ دَاوُودَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ} [سبأ: 13]
Beramallah hai keluarga Daud untuk bersyukur
(kepada Allah), dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih. [Saba':13]
Al-Mugirah bin Syu'bah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mendirikan shalat malam sampai kakinya bengkak, ditanyakan
kepadanya: Kenapa engkau malakukan ini padahal Allah telah mengampuni
dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab:
«أَفَلاَ أَكُونُ
عَبْدًا شَكُورًا» [صحيح البخاري ومسلم]
“Tidakkah aku menjadi seorang hamba yang
bersyukur?!” [Sahih Bukhari dan Muslim]
Kedua: Bersabar ketika ditimpa musibah.
1)
Sabar itu ada tiga macam:
a. Sabar
dalam ketaatan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ
وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا} [مريم: 65]
Tuhan (yang
menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka
sembahlah Dia dan berteguh hatilah (sabar) dalam beribadat kepada-Nya. Apakah
kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)? [Maryam:65]
{وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ
وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى}
[طه: 132]
Dan perintahkanlah
kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.
Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan
akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. [Thaahaa:132]
b. Sabar
dari maksiat.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَلَا
تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ
عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ} [ص: 26]
Dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang
berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. [Shaad: 26]
{فَأَمَّا مَنْ طَغَى (37) وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (38)
فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى (39) وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ
وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى (40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى} [النازعات: 37 - 41]
Adapun orang yang melampaui batas, dan
lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat
tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan
diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat
tinggal(nya). [An-Nazi’aat: 37-41]
c. Sabar
atas musibah.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا
لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ
وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ} [البقرة: 155 - 157]
Dan sungguh akan Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (Sesungguhnya kami adalah
milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali). Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk. [Al-Baqarah: 155-157]
2)
Keutamaan bersabar.
Diantara keutamaan yang
akan diraih oleh orang yang bersabar:
1. Meraih cinta
Allah.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{وَاللَّهُ
يُحِبُّ الصَّابِرِينَ} [آل عمران: 146]
Allah mencintai orang-orang
yang sabar. [Ali 'Imran:146]
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ
عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلَاءِ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ،
فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ» [سنن الترمذي: حسن]
“Sesungguhnya besar suatu
pahala tergantung besarnya cobaan, dan sesungguhnya Allah jika mencintai suatu
kaum akan ditimpakan bencana, maka barangsiapa yang ridha maka untuknya
keridhaan Allah, dan barangsiapa yang murka maka untuknya pula murka Allah”.
[Sunan Tirmidziy: Sahih]
2. Mendapatkan
ampunan.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{إِلَّا
الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ
كَبِيرٌ} [هود: 11]
Kecuali orang-orang yang
sabar, dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala
yang besar. [Huud:11]
Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu berkata: Ya Rasulullah .. siapakah orang yang
paling berat cobaannya?
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menjawab:
"
الْأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ الصَّالِحُونَ، ثُمَّ الْأَمْثَلُ، فَالْأَمْثَلُ مِنَ النَّاسِ،
يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ صَلابَةٌ زِيدَ
فِي بَلائِهِ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ خُفِّفَ عَنْهُ، وَمَا يَزَالُ الْبَلاءُ
بِالْعَبْدِ حَتَّى يَمْشِيَ عَلَى ظَهْرِ الْأَرْضِ لَيْسَ عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
" [مسند أحمد: حسن]
“Para Nabi, kemudian
orang-orang saleh, kemudian yang mirip dengan mereka, kemudian yang mirip
dengan mereka dari manusia. Seseorang dicoba sesuai kadar keimanannya, jika
agamanya kuat maka akan ditambah cobaannya, dan jika agamanya rendah maka akan
diringankan cobaannya. Seorang hamba akan terus diberi cobaan sampai ia
berjalan di atas bumi tanpa ada satu dosapun yang tersisa darinya”. [Musnad
Ahmad: Haditsnya Hasan]
3. Mendapatkan
pahala tanpa batas.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{إِنَّمَا
يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ} [الزمر: 10]
Sesungguhnya hanya
orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. [Az-Zumar:10]
Lihat: Keutamaan bersabar.
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Hadits Abu Hurairah; Jika amanah sudah dilalaikan - Syarah Kitab Tauhid bab (2): Keutamaan Tauhid, dan yang menghapuskan dosa - Puasa melatih untuk menjauhi harta haram
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...