بسم الله الرحمن الرحيم
Ulama berselisih pendapat dalam
menentukan mana yang terbaik, apakah orang kaya yang bersyukur atau orang
miskin yang bersabar.
Berikut beberapa ayat dan hadits
yang dijadikan landasan masing-masing pendapat:
Keutamaan orang kaya yang bersyukur
1.
Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:
{أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ
اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ فَقَدْ آتَيْنَا آلَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
وَآتَيْنَاهُمْ مُلْكًا عَظِيمًا} [النساء : 54]
Ataukah
mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah
berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan hikmah kepada
keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. [An-Nisaa’: 54]
2.
Do’a nabi Sulaiman ‘alaihissalam:
{قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا
لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ} [ص : 35]
Ia
berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan
yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah yang
Maha Pemberi". [Shaad:
35]
3. Nabi Yusuf ‘alaihissalam
berkata:
{اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ
إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ} [يوسف: 55]
"Jadikanlah
aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai
menjaga, lagi berpengetahuan".
[Yusuf: 55]
4. Allah subhanahu wa
ta’aalaa berfirman:
{وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ
ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ} [النساء: 9]
Dan
hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di
belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah. [An-Nisaa’: 9]
5. Allah subhanahu wa
ta’aalaa berfirman:
{وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ
وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ
يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ} [النور: 32]
Dan
kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya, dan
Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. [An-Nuur:32]
6.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu;
Bahwasanya kaum faqir Muhajirin mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan berkata: Telah pergi orang-orang kaya dengan derajat yang tinggi
dan kenikmatan yang kekal!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya:
Kenapa demikian?
Mereka menjawab: Mereka shalat sebagaimana kami
shalat, berpuasa sebagaimana kami berpuasa, akan tetapi mereka bersedekah
sedangkan kami tidak bersedekah, mereka memerdekakan budak sedangkan kami tidak
memerdekakan budak!
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«أَفَلَا أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُونَ بِهِ
مَنْ سَبَقَكُمْ وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ؟ وَلَا يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ
مِنْكُمْ إِلَّا مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ»
“Maukah kalian kuajarkan sesuatu, jika
kalian amalkan maka kalian akan mendapatkan (derajat) orang-orang yang telah
mendahului kalian dan kalian akan mendahului orang-orang setelah kalian? Dan
tidak ada yang lebih baik dari kalian kecuali orang yang melakukan seperti yang
kalian lakukan”
Mereka menjwab: Tentu, wahai Rasulullah!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«تُسَبِّحُونَ، وَتُكَبِّرُونَ، وَتَحْمَدُونَ،
دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ مَرَّةً»
“Kalian bertasbih, bertakbir, dan bertahmid di
akhir setiap shalat (fardhu) sebanya tiga puluh tiga kali”
Kemudian (setelah itu) kaum faqir Muhajirin
kembali menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (mengeluh) dan
berkata: Saudara kami pemilik harta mendengar apa yang kami lakukan dan mereka pun
melakukan sepertinya.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ»
[صحيح مسلم]
“Itu adalah karuniah Allah yang diberikan kepada
siapa yang dikehendaki-Nya”. [Sahih Muslim]
7.
Dari Abu Kabsyah Al-Anmaariy radhiyallahu ‘anhu;
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
" إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ،
عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ، وَيَصِلُ
فِيهِ رَحِمَهُ، وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا، فَهَذَا بِأَفْضَلِ المَنَازِلِ،
وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ
يَقُولُ: لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا
سَوَاءٌ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا، فَهُوَ يَخْبِطُ
فِي مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ، وَلَا يَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ،
وَلَا يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا، فَهَذَا بِأَخْبَثِ المَنَازِلِ، وَعَبْدٍ لَمْ
يَرْزُقْهُ اللَّهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا فَهُوَ يَقُولُ: لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ
فِيهِ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ " [ سنن الترمذي: صحيح]
“Sesungguhnya dunia itu untuk empat orang; (Pertama), seorang
hamba yang dikarunia Allah harta dan ilmu, dengan ilmu ia bertakwa
kepada Allah dan dengan harta ia menyambung silaturrahim dan ia mengetahui
Allah memiliki hak padanya dan ini adalah tingkatan yang paling baik. (Kedua),
selanjutnya hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta, niatnya
tulus, ia berkata: Andai saja aku memiliki harta niscaya aku akan melakukan
seperti amalan si fulan!, maka ia mendapatkan apa yang ia niatkan, pahala
mereka berdua sama. (Ketiga), selanjutnya hamba yang diberi harta oleh Allah
tapi tidak diberi ilmu, ia melangkah serampangan tanpa ilmu menggunakan
hartanya, ia tidak takut kepada Rabbinya dengan harta itu dan tidak menyambung
silaturrahimnya serta tidak mengetahui hak Allah padanya, ini adalah tingkatan
terburuk. (Keempat), selanjutnya orang yang tidak diberi Allah harta atau pun
ilmu, ia bekata: Andai aku punya harta tentu aku akan melakukan seperti yang
dilakukan si fulan (yang serampangan mengelola hartanya)!, maka ia
mendapatkan apa yang ia niatkan, dan dosa keduanya sama." [Sunan
Tirmidziy: Sahih]
8. Dari Abu Hurairah
radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
"
بَيْنَا أَيُّوبُ يَغْتَسِلُ عُرْيَانًا، فَخَرَّ عَلَيْهِ جَرَادٌ مِنْ ذَهَبٍ، فَجَعَلَ
أَيُّوبُ يَحْتَثِي فِي ثَوْبِهِ، فَنَادَاهُ رَبُّهُ: يَا أَيُّوبُ، أَلَمْ أَكُنْ
أَغْنَيْتُكَ عَمَّا تَرَى؟ قَالَ: بَلَى وَعِزَّتِكَ، وَلَكِنْ لاَ غِنَى بِي عَنْ
بَرَكَتِكَ "
"Ketika Nabi Ayub 'alaihissalam sedang mandi dalam
keadaan telanjang tiba-tiba jatuh kaki belalang yang terbuat dari emas lalu Nabi
Ayyub mengambil dengan tangannya dan memasukkannya ke dalam pakaiannya.
Kemudian Rabbnya memanggilnya: "Wahai Ayyub, bukankah Aku telah
mencukupkan kamu dengan apa yang baru saja kamu lihat?". Ayub menjawab;
"Benar, demi keagungan-Mu. Namun aku tidak akan pernah merasa cukup dari
barakah-Mu". [Sahih Bukhari]
Dalam riwayat lain: Nai Ayyub 'alaihissalam berkata:
يَا رَبِّ، وَمَنْ
يَشْبَعُ مِنْ رَحْمَتِكَ أَوْ فَضْلِكَ؟!
“Wahai Rabb, siapakah yang merasa puas dari rahmat-Mu atau karuniah-Mu?”
[Musnad Ath-Thayalisiy]
9.
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
" لاَ حَسَدَ
إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ
فِي الحَقِّ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا
وَيُعَلِّمُهَا " [صحيح البخاري ومسلم]
"Tidak
boleh hasad kecuali pada dua orang: Seseorang yang diberi oleh Allah harta dan
menuntunnya untuk menginfakkannya dalam kebenaran, dan seorang yang diberi oleh
Allah hikmah (ilmu) kemudian ia mengamalkannya dan mengajarkannya". [Sahih
Bukhari dan Muslim]
10. Dari Ibnu Umar radhiyallahu
‘anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"
لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ
يَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ، وَآنَاءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ
مَالًا، فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ، وَآنَاءَ النَّهَارِ " [صحيح البخاري ومسلم]
“Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang: Seorang yang diberi
oleh Allah Al-Qur'an lalu ia mendirikan salat membacanya di waktu malam dan di
waktu siang, dan seorang yang diberi oleh Allah harta lalu ia sedekahkan di
waktu malam dan di waktu siang”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Hasad yang dimaksud dalam hadits ini adalah gibtha yaitu mengharapkan
suatu nikmat yang dimiliki oleh orang lain dengan tidak berharapnya hilang dari
mereka.
11. Dari Hakim bin Hizam
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«اليَدُ العُلْيَا
خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى» [صحيح البخاري]
"Tangan
yang di atas (memberi) lebih baik dari tangan yang di bawah (meminta)".
[Sahih Bukhari]
12. Rasulullah shallallahu
‘alahi wa sallam bersabda kepada Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu
‘anhu:
إِنَّكَ أَنْ تَدَعَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَدَعَهُمْ عَالَةً
يَتَكَفَّفُونَ النَّاسَ فِي أَيْدِيهِمْ [صحيح البخاري ومسلم]
“Sungguh engkau meninggalkan ahli warismu
dalam keadaan kaya, lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam
keadaan miskin, meminta-minta kepada manusia dengan tangan mereka”. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
13. Ketika
Ka’b bin Malik radhiyallahu ‘anhu ingin menafkahkan seluruh
hartanya sebagai rasa syukur saat taubatnya diterima oleh Allah, Rasulullah shallallahu
‘alahi wa sallam bersabda:
«أَمْسِكْ عَلَيْكَ بَعْضَ مَالِكَ فَهُوَ خَيْرٌ
لَكَ»
“Simpan sebagian hartamu unuk dirimu karena itu
lebih baik bagimu”. [Sahih Bukhari]
14. Ketika
Fathimah binti Qais radhiyallahu ‘anha dilamar oleh Abu Jahm dan
Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuma, dan meminta saran
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
«أَمَّا أَبُو جَهْمٍ، فَلَا يَضَعُ عَصَاهُ عَنْ
عَاتِقِهِ، وَأَمَّا مُعَاوِيَةُ فَصُعْلُوكٌ لَا مَالَ لَهُ، انْكِحِي أُسَامَةَ بْنَ
زَيْدٍ»
“Adapun Abu Jahm maka ia tidak pernah
meninggalkan cambuknya dari lehernya, adapun Mu’awiyah maka ia sangat miskin
tidak punya harta, kawinilah Usamah bin Zayd!” [Sahih Muslim]
15. ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alahi wa sallam mengutus seseorang kepadaku dan bersabda:
" خُذْ عَلَيْكَ ثِيَابَكَ وَسِلَاحَكَ، ثُمَّ ائْتِنِي "
“Pakailah pakaian dan senjatamu, kemudian temui
aku!”
Maka aku menemui beliau saat beliau berwudhu,
kemudian memandangiku dengan seksama kemudian menganggukkan kepala dan
bersabda:
" إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أَبْعَثَكَ عَلَى
جَيْشٍ فَيُسَلِّمَكَ اللهُ وَيُغْنِمَكَ، وَأَزْعبُ لَكَ مِنَ الْمَالِ رَغْبَةً صَالِحَةً
"
“Sesungguhnya aku ingin mengutusmu dalam pasukan
perang maka Allah akan menyelamatkanmu dan memberimu harta rampasan perang, dan
aku memberikanmu harta dengan niat yang baik”
‘Amr berkata: Wahai Rasulullah, aku tidak masuk
Islam karena ingin harta, akan tetapi aku masuk Islam karena mencintai Islam,
dan berharap bisa bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam!
Maka Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam
bersabda:
" يَا عَمْرُو، نِعْمًا بِالْمَالِ الصَّالِحُ
لِلرَّجُلِ الصَّالِحِ "
“Wahai ‘Amr, sebaik-baik harta adalah untuk
orang yang baik (shalih)”. [Musnad Ahmad: Sahih]
16. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mendo’akan Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu:
«اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ، وَوَلَدَهُ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ»
“Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, dan
berkahilah apa yang telah Engkau berikan untuknya” [Sahih Bukhari dan Muslim]
17. Dari
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alahi wa
sallam bersabda:
" إِنَّ الْمُكْثِرِينَ هُمُ الْأَقَلُّونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، إِلَّا
مَنْ قَالَ كَذَا وَكَذَا " [مسند أحمد: صحيح]
“Sesungguhnya orang yang banyak hartanya adalah
orang yang paling sedikit pada hari kiamat, kecuali yang menyedekahkannya
begini dan begitu”. [Musnad Ahmad: Sahih]
18. Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alahi
wa sallam sering membaca:
اللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
"Ya
Allah .. sesungguhnya aku meminta kepada-Mu hidayah, ketakwaan, menjauhi yang
haram, dan kekayaan hati". [Sahih Muslim]
19. Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam sering berdo'a:
اللهُمَّ إِنِّيْ
أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ، وَالْفَقْرِ، وَعَذَابِ الْقَبْرِ
"Ya
Allah .. sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran, kefakiran, dan
siksaan kubur". [Musnad Ahmad: Sahih]
20. Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam jika beranjak ke tempat tidurnya membaca ...
اللهُمَّ رَبَّ
السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ، وَرَبَّ الْأَرْضِ، وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ
الْحَبِّ وَالنَّوَى، مُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ، أَعُوذُ
بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِي شَرٍّ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ ، أَنْتَ الْأَوَّلُ
فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ
الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ
شَيْءٌ، اقْضِ عَنِّي الدَّيْنَ، وَأَغْنِنِي مِنَ الْفَقْرِ
"Ya
Allah .. Tuhan langit yang tujuh dan Tuhan bumi, Tuhan segala sesuatu, Yang
menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan, Yang menurunkan kitab
Taurah, Injil, dan Al-Qur'an. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala
sesuatu yang jahat Engkaulah yang memegang ubun-ubunnya, Engkaulah yang Pertama
maka tidak ada sesuatu sebelum-Mu, dan Engkau yang Terakhir maka tidak ada
sesuatu setelah-Mu, dan Engkau yang Nampak maka tidak ada sesuatu di atas-Mu,
dan Engkau yang Tersembunyi maka tidak ada sesuatu di bawah-Mu. Bayarkanlah
utangku dan jauhkan aku dari kefakiran." [Musnad Ahmad: Sahih]
21. Dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الْفَقْرِ وَالْقِلَّةِ
وَالذِّلَّةِ، وَأَنْ تَظْلِمَ أَوْ تُظْلَمَ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
“Mintalah perlindungan kepada Allah dari
kemiskinan, kekurangan, kehinaan, dan dari berbuat dzalim atau dizalimi”.
[Sunan Ibnu Majah: Sahih]
22. Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«تَابِعُوا
بَيْنَ الحَجِّ وَالعُمْرَةِ، فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الفَقْرَ وَالذُّنُوبَ
كَمَا يَنْفِي الكِيرُ خَبَثَ الحَدِيدِ، وَالذَّهَبِ، وَالفِضَّةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Seringlah menunaikan ibadah haji dan umrah karena keduanya
menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa seperti api menghilangkan kotoran besi,
emas, dan perak”. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
23. Dari
Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahul 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ، الْغَنِيَّ،
الْخَفِيَّ»
“Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang
bertaqwa, kaya, dan tersembunyi (suka menyendiri dengan beribadah)”. [Sahih
Muslim]
Keutmaan orang miskin yang bersabar
1)
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ
بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا وَاللَّهُ وَاسِعٌ
عَلِيمٌ} [البقرة: 268]
Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh
kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan
daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. [Al-Baqarah:268]
2)
Dari Haritsah bin Wahb Al-Khuza’iy radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
" أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الجَنَّةِ؟
كُلُّ ضَعِيفٍ مُتَضَعّفٍ، لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ، أَلاَ أُخْبِرُكُمْ
بِأَهْلِ النَّارِ: كُلُّ عُتُلٍّ، جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ " [صحيح البخاري ومسلم]
“Maukah kalian kuberi tahu tentang penduduk
surga? Semua orang lemah yang dan direndahkan, kalau mereka bersumpah atas nama
Allah maka Allah akan mengabulkannya. Maukah kalian kuberi tahu tentang
penduduk nereka? Semua yang sifatnya kasar, kikir dan sombong”. [Sahih Bukhari
dan Muslim]
3)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
" احْتَجَّتِ النَّارُ، وَالْجَنَّةُ، فَقَالَتْ: هَذِهِ يَدْخُلُنِي الْجَبَّارُونَ،
وَالْمُتَكَبِّرُونَ، وَقَالَتْ: هَذِهِ يَدْخُلُنِي الضُّعَفَاءُ، وَالْمَسَاكِينُ،
فَقَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لِهَذِهِ: أَنْتِ عَذَابِي أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ، وَقَالَ لِهَذِهِ:
أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْكُمَا مِلْؤُهَا
" [صحيح مسلم]
“Neraka dan surga berdebat, neraka berkata: Yang
masuk kepadaku adalah orang-orang dzalim dan sombong! Surga berkata: Yang masuk
kepadaku adalah kaum lemah dan miskin! Maka Allah ‘azza wa jalla
berfirman kepada neraka: Engkau adalah siksaan-Ku, Aku menyiksa denganmu
siapapun yang aku inginkan! Dan berfirman kepada surga: Engkau adalah
rahmat-Ku, Aku merahmati dengamu siapapun yang Aku inginkan, dan masing-masing
dari kalian ada penghuninya”. [Sahih Muslim]
4)
Dari Usamah bin Zayd radhiyallahu ‘anhuma; Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«قُمْتُ عَلَى بَابُ الجَنَّةِ، فَكَانَ عَامَّةَ مَنْ دَخَلَهَا المَسَاكِينُ،
وَأَصْحَابُ الجَدِّ مَحْبُوسُونَ، غَيْرَ أَنَّ أَصْحَابَ النَّارِ قَدْ أُمِرَ بِهِمْ
إِلَى النَّارِ، وَقُمْتُ عَلَى بَابُ النَّارِ فَإِذَا عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا النِّسَاءُ»
[صحيح البخاري ومسلم]
“Aku berdiri di depan pintu surga, maka yang
paling banyak memasukinya adalah orang miskin. Sedangkan orang kaya ditahan,
dan penghuni neraka telah diperintahkan untuk pergi ke neraka. Dan aku berdiri
di depan pintu nereka, maka yang paling banyak memasukinya adalah kaum wanita”
[Sahih Bukhari dan Muslim]
5)
Dari ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«اطَّلَعْتُ فِي الجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الفُقَرَاءَ، وَاطَّلَعْتُ
فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ» [صحيح البخاري]
“Aku menengok ke surga maka aku melihat
kebanyakan penduduknya adalah kaum fakir, dan aku menengok ke neraka maka aku
melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita”. [Sahih Bukhari]
6)
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma; Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«اطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ، وَاطَّلَعْتُ
فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ» [صحيح مسلم]
“Aku menengok ke surga maka aku melihat
kebanyakan penduduknya adalah kaum fakir, dan aku menengok ke neraka maka aku
melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita”. [Sahih Muslim]
7)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
‘alahi wa sallam bersabda:
«يَدْخُلُ الْفُقَرَاءُ الْجَنَّةَ قَبْلَ الْأَغْنِيَاءِ
بِخَمْسِمِائَةِ عَامٍ نِصْفِ يَوْمٍ»
“Orang miskin lebih dahulu masuk surga dari
orang kaya selama lima ratus tahun setengah hari”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
8)
Dari Fadhalah bin ‘Ubaid radhiyallahu ‘anhu; Bahwasanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat bersama
sahabatnya, seorang dari mereka jatuh tersungkur dari shalatnya karena
kelaparan, mereka itu adalah penduduh emperan masjid (ahlushuffah). Sampai
orang a’rabiy berkata: Mereka adalah orang gila. Maka ketika Rasulullah selesai
shalat beliau mendatangi mereka dan bersabda:
«لَوْ تَعْلَمُونَ مَا لَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ لَأَحْبَبْتُمْ أَنْ تَزْدَادُوا
فَاقَةً وَحَاجَةً» [سنن الترمذي:
صححه الألباني]
“Andai kalian mengetahui apa yang akan kalian
peroleh dari Allah nanti maka kalian akan senang jika kalian ditambahkan
kemiskinan dan kesusahan”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
9)
Dari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahul
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلَّا بِضُعَفَائِكُمْ» [صحيح البخاري]
"Apakah kalian akan diberi pertolongan dan rezki
kecuali karena keberadaan orang-orang lemah dari kalian" [Sahih Bukhari]
10) Dari
Sahl bin Sa’ad As-Sa’diy radhiyallahu ‘anhuma; Seorang lelaki
berlalu di hadapan Rasulullah shallallahu
‘alahi wa sallam, lalu beliau
bertanya pada seorang yang duduk di sisinya:
«مَا رَأْيُكَ فِي هَذَا»
“Bagaimana menurutmu dengan orang ini?”
Ia menjawab: Ia salah seorang yang termulia di
kalangan manusia, ini demi Allah jika ia melamar mesti dinikahkan, jika memberi
pembelaan mesti diterima!
Maka Rasulullah terdiam, kemudian seorang lelaki
lain lewat maka Rasulullah bertanya lagi kepadanya:
«مَا رَأْيُكَ فِي هَذَا»
“Bagaimana menurutmu dengan orang ini?”
Ia berkata: Wahai Rasulullah, ia seorang dari
kaum fakir umat Islam, ini jika ia melamar mesti tidak dinikahkan, jika memberi
pembelaan tidak akan diterima, jiak berbicara tidak akan didengar ucapannya!
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«هَذَا خَيْرٌ مِنْ مِلْءِ الأَرْضِ مِثْلَ هَذَا»
[صحيح البخاري]
“Orang ini (yang miskin) lebih baik dari seluruh
isi bumi seperti orang ini (sebelumnya)” [Sahih Bukhari]
11) Dari
Anas radhiyallahu ‘anhu; Rasulullha shallallahu ‘alaihi wa sallam
berdo’a:
«اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مِسْكِينًا وَأَمِتْنِي مِسْكِينًا وَاحْشُرْنِي فِي
زُمْرَةِ المَسَاكِينِ يَوْمَ القِيَامَةِ»
“Ya Allah hidupkanlah aku dalam keadaan miskin
dan matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan bangkitkanlah aku bersama kelompok
orang miskin pada hari kiamat”
Aisyah bertanya: Kenapa wahai Rasulullah?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
«إِنَّهُمْ يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ قَبْلَ أَغْنِيَائِهِمْ
بِأَرْبَعِينَ خَرِيفًا، يَا عَائِشَةُ لَا تَرُدِّي المِسْكِينَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ،
يَا عَائِشَةُ أَحِبِّي المَسَاكِينَ وَقَرِّبِيهِمْ فَإِنَّ اللَّهَ يُقَرِّبُكِ يَوْمَ
القِيَامَةِ» [سنن الترمذي:
صححه الألباني]
“Sesungguhnya mereka akan masuk surga sebelum
orang kaya selama empat puluh tahun, wahai Aisyah jangan engkau menolah
permintaan orang miskin sekalipun hanya memberi sepotong biji kurmah, wahai
Aisyah cintailah orang miskin dan dekatlah dengan mereka, karena sesungguhnya
Allah akan mendekatkan engkau pada hari kiamat”. [Sunan Tirmidziy: Disahihkahn
oleh syekh Albaniy rahimahullah, sedangkan beberapa ulama lain melemahkannya]
12) Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam berdo'a:
«اللهُمَّ اجْعَلْ رِزْقَ آلِ مُحَمَّدٍ قُوتًا» [صحيح البخاري ومسلم]
"Ya Allah, jadikanlah rezki keluarga Muhammad
yang mencukupi (tanpa berlebihan)" [Sahih Bukhari dan Muslim]
13) Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
«مَا شَبِعَ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ قَدِمَ
المَدِينَةَ، مِنْ طَعَامِ البُرِّ ثَلاَثَ لَيَالٍ تِبَاعًا، حَتَّى قُبِضَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Keluarga Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam tidak pernah kenyang sejak tiba di Madinah dari makanan gandum selama
tiga hari berturut-turut sampai beliau wafat". [Sahih Bukhari dan Muslim]
14) Dari
Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا،
وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ»
“Telah beruntung orang yang telah Islam, dan diberi
rezki secukupnya dan Allah membuatnya merasa puas atas apa yang Ia berikan
kepadanya”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
15) Dari
Fadhalah bin ‘Ubaid radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«طُوبَى لِمَنْ هُدِيَ إِلَى الإِسْلَامِ، وَكَانَ
عَيْشُهُ كَفَافًا وَقَنَعَ»
“Beruntunglah bagi yang diberi hidayah pada
Islam, dan memiliki kebutuhan hidup secukupnya dan ia merasa puas”. [Sunan
Tirmidziy: Sahih]
Mana yang
lebih baik?
Untuk menyimpulkan, mana yang terbaik antara
orang kaya yang bersyukur atau orang miskin yang bersabar, maka peninjauannya
harus dilihat dari dua sisi; Secara umum dan khusus (person).
Secara umum, kaya bersyukur lebih baik dari pada
miskin bersabar. Dengan alasan:
a)
Manfaat kaya bersyukur lebih banyak, selain
dirasakan untuk dirinya sendiri juga dirasakan oleh orang lain dari sedekah hartanya. Sedangkan
manfaat miskin bersabar hanyak untuk dirinya sendiri.
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ [المعجم الأوسط للطبراني: صححه الألباني]
“Orang yang paling baik adalah yang paling
banyak manfaatnya bagi manusia”. [Al-Mu’jam Al-Ausath karya Ath-Thabaraniy:
Sahih]
b)
Cobaan yang dihadapi oleh orang kaya yang bersyukur
lebih besar dan berat dari pada orang miskin yang bersabar, dan kadar pahala yang didapat biasanya dilihat dari tingkat kesulitannya.
Godaan orang kaya untuk melakukan maksiat dengan hartanya lebih
banyak.
Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:
كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى (6) أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى [العلق : 6 ، 7]
Ketahuilah!
Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya
serba cukup. [Al-‘Alaq: 6-7]
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ
يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ [الشورى : 27]
Dan
jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan
melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya
dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi
Maha Melihat. [Asy-Syuuraa: 27]
Dari 'Amr bin 'Auf radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
فَوَاللَّهِ مَا الفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ
عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا
كَمَا تَنَافَسُوهَا، وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ
“Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian, akan
tetapi aku khawatir jika kenikmatan dunia dilapangkan atas kalian sebagaimana
telah dilapangkan atas umat sebelum kalian. Kemudian kalian berlomba-lomba
meraihnya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan akhirnya membinasakan kalian
sebagaimana telah membinasakan mereka”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Sedangkan orang miskin tidak ada yang mesti ia
lakukan kecuali bersabar atas musibah kemiskinan yang menimpanya.
Oleh sebab itu, dalam hadits Abu Kabsyah
Al-Anmariy radhiyallahu ‘anahu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan empat
golongan penduduk bumi, derajat yang paling rendah adalah orang miskin yang
tidak berilmu, dan berangan-angan melakukan maksiat. Berada di bawah derajat
orang kaya yang tidak berilmu dan banyak maksiat.
c)
Sekalipun orang miskin lebih dahulu masuk surga
dan mereka lebih mendominan, tapi bukan berati bahwa kenikmantan yang mereka
dapatkan akan menyamai atau melebihi apa yang akan didapatkan oleh orang kaya yang bersyukur.
d)
Manusia paling mulia, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah seorang yang kaya dan bersyukur. Akan tetapi
beliau lebih memilih hidup dalam kesederhanaan.
Anas bin Malik radiyallahu 'anhu berkata:
" مَا سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْإِسْلَامِ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ، قَالَ: فَجَاءَهُ
رَجُلٌ فَأَعْطَاهُ غَنَمًا بَيْنَ جَبَلَيْنِ، فَرَجَعَ إِلَى قَوْمِهِ، فَقَالَ:
يَا قَوْمِ أَسْلِمُوا، فَإِنَّ مُحَمَّدًا يُعْطِي عَطَاءً لَا يَخْشَى الْفَاقَةَ
"
"Tidak pernah Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dimintai sesuatu karena Islam, melainkan selalu
dipenuhinya. Pada suatu hari datang kepada beliau seorang laki-laki, lalu
diberinya sekelompok kambing yang memenuhi antara dua bukit. Kemudian orang itu
pulang ke kampungnya dan berseru kepada kaumnya: "Hai, kaumku! Masuk
Islam-lah kalian semuanya! Sesungguhnya Muhammad telah memberiku suatu
pemberian tanpa ada rasa takut miskin.” [Sahih Bukhari]
e)
Tiga manusia terbaik setelah para Nabi, sahabat
termulia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tergolong orang yang kaya
yang bersyukur. Mereka adalah Abu Bakr, Umar, dan Utsman radhiyallahu ‘anhum.
Adapun untuk menilai secara person, apakah si
Fulan yang kaya dan bersyukur lebih baik dari si Fulan yang miskin dan
bersabar?
Maka kita tidak bisa menentukannya, karena yang
menjadi ukuran terbaik di sisi Allah 'azza wa jalla adalah yang paling bertakwa, dan itu tidak
ada yang tahu selain Allah sendiri.
{إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ} [الحجرات: 13]
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. [Al-Hujuraat:13]
Dan tidak menutup kemungkinan si miskin yang
bersabar itu punya amalan yang bisa mengalahkan amalan si kaya yang bersyukur
tersebut.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam besabda:
«مَا
الَّذِي يُعْطِي مِنْ سَعَةٍ بِأَعْظَمَ أَجْرًا مِنَ الَّذِي يَقْبَلُ إِذَا كَانَ
مُحْتَاجًا»
“Tidaklah yang memberi dalam kondisi
berkecukupan (kaya) lebih besar pahalanya dari yang menerima jika ia
membutukan”.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَا الْمُعْطِي مِنْ سَعَةٍ بِأَفْضَلَ مِنَ
الْآخِذِ إِذَا كَانَ مُحْتَاجًا»
“Tidaklah orang yang memberi dalam kondisi
berkecukupan (kaya) lebih baik daripada orang yang menerima jika ia
membutuhkan”.
Kesimpulan:
Kaya dan miskin adalah takdir Allah subhanahu
wa ta’aala, manusia hanya diperintahkan untuk berusaha semampunya.
Siapa yang ditakdirkan kaya maka bersyukurlah,
maka itu lebih baik baginya.
Dan siapa yang ditakdirkan miskin maka
bersabarlah, maka itu lebih baik baginya.
Dari Shuhaib radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ
ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ
خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ» [صحيح مسلم]
"Sangat menakjubkan urusan seorang Mukmin, semua
urusannya terasa baik, dan itu tidak terjadi pada siapapun kecuali pada seoran
Mukmin, jika ia mendapat kebaikan ia bersyukur, maka itu baik baginya, dan jika
ditimpa musibah ia bersabar, maka itu baik baginya". [Sahih Muslim]
Allah subhanahu wa ta'aalaa menilai seseorang dari apa yang ia usahakan, bukan
hasilnya.
Wallahu ta’aalaa a’lam!
Referensi:
شرح صحيح البخاري لابن بطال 10/167
التوضيح لشرح الجامع الصحيح لابن الملقن
29/453
Lihat juga: Mau rezeki berlimpah? - Meminta, memberi dan menerima - Rezeki hanya dari Allah ta'alaa - Keutamaan zakat, infaq, dan sedekah dalam As-Sunnah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...