Senin, 09 Januari 2023

Raih keselamatan dengan bersyukur

بسم الله الرحمن الرحيم

Bersyukur adalah ibadah

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ}

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. [Al-Baqarah:172]

Bersyukur untuk kebaikan diri sendiri

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ} [النمل: 40]

Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". [An-Naml: 40]

Keutamaan bersyukur:

1)      Bersyukur untuk mendapat ridah Allah 'azza wajalla.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ}

Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu. [Az-Zumar: 7]

2)      Allah memberi balasan bagi orang yang bersyukur.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ} [آل عمران: 144]

Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. [Ali ‘Imran: 144]

3)      Bersyukur agar nikmat ditambah.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ} [إبراهيم: 7]

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". [Ibrahim:7]

4)      Menolak adzab Allah dengan bersyukur.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا} [النساء: 147]

Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman?! Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. [An-Nisaa’: 147]

{وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ} [النحل: 112]

Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian  kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. [An-Nahl:112]

Tiga tahapan syukur:

a)      Syukur dengan hati.

Meyakini bahwa segala nikmat yang diperoleh datangnya dari Allah semata, Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ} [النحل: 53]

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya). [An-Nahl: 53]

b)     Syukur dengan lisan.

Dengan mengucapkan “Alhamdulillah”, Allah subhanahu wa ta'alaa berfirman menceritakan ucapan syukur ahli surga:

{الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ} [الأعراف: 43]

Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini, dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk". [Al-A'raaf:43]

Ø  Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Rasulullah jika melihat sesuatu yang menyenangkannya beliau mengatakan ..

"الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَات"

"Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatnya sempuna segala amal saleh".

Dan jika melihat sesuatu yang tidak menyenangkannya beliau mengatakan ...

"الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ"

"Segala puji bagi Allah atas segala hal". [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

c)      Syukur dengan perbuatan.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ} [سبأ: 13]

Beramallah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah), dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih. [Saba':13]

Ø  Al-Mugirah bin Syu'bah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah mendirikan shalat malam sampai kakinya bengkak, ditanyakan kepadanya: Kenapa engkau malakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

«أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا» [صحيح البخاري ومسلم]

“Tidakkah aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?!” [Sahih Bukhari dan Muslim]

Menyukuri nikmat dengan memanfaatkannya dengan baik.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ} [الأعراف: 32]

Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat". Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. [Al-A'raf: 32]

Ø  Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«كُلُوا، وَاشْرَبُوا، وَتَصَدَّقُوا، وَالْبَسُوا، فِي غَيْرِ مَخِيلَةٍ وَلَا سَرَفٍ، إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ تُرَى نِعْمَتُهُ عَلَى عَبْدِهِ» [مسند أحمد: حسن]

"Makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah kalian dengan tidak merasa bangga dan sombong serta berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah bangga bila nikmat-Nya ada pada hamba-Nya diperlihatkan." [Musnad Ahmad: Hasan]

Mensyukuri Allah dengan mensyukuri pemberian manusia.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ" [سنن أبي داود: صحيح]

"Seseorang tidak dianggap mensyukuri Allah jika tidak mensyukuri pemberian orang lain". [Sunan At-Tirmidzi: Sahih]

Do’a meminta rasa syukur.

Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:

{وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ} [النمل: 19]

Dan dia (Nabi Sulaiman) berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". [An-Naml:19]

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". [Al-Ahqaaf:15]

Ø  Mu'az bin Jabal radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah memegang tanganku dan berkata: Wahai Mu'az .. demi Allah aku mencintaimu, demi Allah aku mencintaimu, demi Allah aku mencintaimu. Aku wasiatkan padamu wahai Mu'az untuk tidak meninggalkan membaca setiap akhir shalat ..

"اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ"

"Ya Allah bantulah aku untuk mengingat-Mu, mensyukuri-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan baik". [Sunan Abi Daud: Sahih]

Hakikat syukur.

Ibnu Rajab Al-Hanbaliy rahimahullah berkata:

"كلّ نعمةٍ على العبد من الله في دِينٍ أو دنيا يحتاج إلى شكرٍ عليها، ثمّ للتوفيق للشكر عليها نعمةٌ أخرى تحتاج إلى شكرٍ ثانٍ، ثم التوفيق للشكر الثاني نعمةٌ أخرى يحتاج إلى شكرٍ أخر، وهكذا أبدًا فلا يقدر العبد على القيام بشكر النعم، وحقيقة الشكر الإعتراف بالعجز عن الشكر" [لطائف المعارف لابن رجب الحنبلي ص395]

“Semua nikmat yang didapat seorang hamba dari Allah berupa agama atau dunia memerlukan sikap syukur, kemudian taufik Allah untuk bersyukur adalah kenikmatan baru yang harus disyukuri juga, kemudian taufik sikap syukur yang kedua adalah nikmat yang baru lagi yang juga membutuhkan rasa syukur lagi, dan demikianlah selamanya seorang hamba tidak akan mampu memenuhi tuntutan syukur atas nikmat Allah. Dan hakikat syukur adalah mengakui kelemahan hamba untuk bersyukur dengan sempurna.” [Lathaif Al-Ma'arif]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Menjadi insan yang bersyukur di bulan Ramadhan - Sifat mukmin yang menakjubkan; Bersyukur dan bersabar - Hadits tentang sujud syukur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...