Jumat, 18 Oktober 2024

Tafsir surah Al-Lahab

بسم الله الرحمن الرحيم

Surah Al-Lahab dikenal juga dengan surah Al-Masad, surah Tabbat, dan surah Abi Lahab. Salah satu surah Makkiy yang turun sebelum hijrah, terdiri dari 5 ayat.

Sebab turunnya surah ini:

Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhuma berkata:

لَمَّا نَزَلَتْ: {وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ} [الشعراء: 214]، صَعِدَ النَّبِيُّ عَلَى الصَّفَا، فَجَعَلَ يُنَادِي: «يَا بَنِي فِهْرٍ، يَا بَنِي عَدِيٍّ» - لِبُطُونِ قُرَيْشٍ - حَتَّى اجْتَمَعُوا فَجَعَلَ الرَّجُلُ إِذَا لَمْ يَسْتَطِعْ أَنْ يَخْرُجَ أَرْسَلَ رَسُولًا لِيَنْظُرَ مَا هُوَ، فَجَاءَ أَبُو لَهَبٍ وَقُرَيْشٌ، فَقَالَ: «أَرَأَيْتَكُمْ لَوْ أَخْبَرْتُكُمْ أَنَّ خَيْلًا بِالوَادِي تُرِيدُ أَنْ تُغِيرَ عَلَيْكُمْ، أَكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ؟» قَالُوا: نَعَمْ، مَا جَرَّبْنَا عَلَيْكَ إِلَّا صِدْقًا، قَالَ: «فَإِنِّي نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ» فَقَالَ أَبُو لَهَبٍ: تَبًّا لَكَ سَائِرَ اليَوْمِ، أَلِهَذَا جَمَعْتَنَا؟ فَنَزَلَتْ: {تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ} [المسد: 2]

Tatkala turun ayat: {Dan peringatkanlah keluargamu yang terdekat} [As Syu'ara: 214] Rasulullah naik ke bukit Shofa dan berteriak memanggil-manggil: "Wahai bani Fihr, wahai Bani 'Adi!", dari keturunan Quraisy. Hingga orang-orang pun berkumpul dan apabila ada di antara mereka yang tidak bisa hadir, mereka mengutus utusan untuk menghadirinya. Demikian juga Abu Jahal dan orang-orang Quraisy pun berdatangan. Beliau bersabda: "Apa pendapat kalian jika kuberitahukan kepada kalian bahwa pasukan berkuda dari musuh di balik lembah ini akan menyerang kalian apakah kalian akan membenarkanku (mempercayaiku)?" Mereka menjawab: Tentu, kami tidak pernah mandapatimu selain bersifat jujur. Lalu beliau berkata: "Sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan adzab yang berat". Maka Abu Lahab berkata: Celakalah kamu! Apakah untuk ini engkau mengumpulkan kami?! Maka Allah 'azza wa jalla menurunkan: {Binasalah kedua tangan abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan}. [Al Lahab: 1 - 2] [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ayat pertama:

﴿ تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ ١ ﴾

1.  Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!

Nama Abu Lahab adalah Abdul ‘Uzza bin Abdil Muthalib, paman Nabi yang paling keras menyakiti dan menghalangi da’wah beliau. Ketika surah ini turun, Abu Lahab memerintahkan anaknya ‘Utaibah menceraikan Raqayyah putri Nabi , dan memerintahkan ‘Utbah menceraikan Ummu Kultsum putri Nabi .

‘Utaibah mati dalam keadaan kafir dimakan singa ketika pergi ke Syam, sedangkan ‘Utbah masuk Islam setelah pembebasan kota Mekkah bersama Mu’tab bin Abi Lahab. Diantara yang masuk Islam adalah putrinya yaitu Darrah radhiyallahu ‘anhum.

Dikuniahi Abu Lahab karena wajahnya yang tampan.

Berkata Rabi’ah bin ‘Ibad dari Bani Ad-Diil radhiyallahu ‘anhu, ia seorang yang hidup di masa Jahiliyah:

رَأَيْتُ النَّبِيَّ فِي الْجَاهِلِيَّةِ فِي سُوقِ ذِي الْمَجَازِ، وَهُوَ يَقُولُ: " يَا أَيُّهَا النَّاسُ قُولُوا: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تُفْلِحُوا ". وَالنَّاسُ مُجْتَمِعُونَ عَلَيْهِ، وَوَرَاءَهُ رَجُلٌ وَضِيءُ الْوَجْهِ، أَحْوَلُ ذُو غَدِيرَتَيْنِ يَقُولُ: إِنَّهُ صَابِئٌ كَاذِبٌ يَتْبَعُهُ حَيْثُ ذَهَبَ، فَسَأَلْتُ عَنْهُ، فَذَكَرُوا لِي نَسَبَ رَسُولِ اللَّهِ ، وَقَالُوا لِي: هَذَا عَمُّهُ أَبُو لَهَبٍ [مسند أحمد: صحيح لغيره]

Saat masih jahiliah, saya pernah melihat Nabi di pasar Dzul Majaz. Saat itu, beliau bersabda, "Wahai sekalian manusian, ucapkanlah, 'LAA ILAAHA ILLALLAH, niscaya kalian akan selamat." Maka orang-orang pun mengerumuninya, sementara di belakangnya ada seorang laki-laki yang berwajah tampan, bermata juling dan rambut terjalin dua bagian, si laki-laki berkata, "Dia adalah seorang yang murtad (keluar dari agama nenek moyangnya) dan pendusta." Laki-laki itu selalu mengikutinya kemana pun beliau pergi. Maka saya pun menanyakan siapa lelaki itu, mereka pun menurutkan nasab Rasulullah dan berkata, "Laki-laki ini adalah pamannya, yakni Abu Lahab. [Musnad Ahmad: Shahih Ligairih]

Kebinasaan dinisbatkan kepada tangan karena:

a.       Tangan terkadang disebutkan untuk mewakili seluruh tubuh.

b.       Tangan yang paling banyak menyebabkan kecelakaan bagi seseorang.

Kenapa kalimat {تبّ} diulang?

a)       Yang pertama adalah do’a kebinasaan bagi Abu Lahab, sedangkan yang kedua adalah berita bahwa Abu Lahab betul-betul telah binasa.

b)      Yang pertama berita kebinasaan bagi tangannya, yang kedua kebinasaan untuk dirinya.

Ayat kedua:

﴿ مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ ٢ ﴾

2.  Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.

Makna kata {ما}?

a.       Bermakna pertanyaan: Apakah berguna baginya harta dan apa yang dia usahakan?

b.       Bermakna penolakan: Tidaklah berguna …. .

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَالَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ (25) وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ (26) يَالَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ (27) مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ (28) هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ} [الحاقة: 25 - 29]

Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata, “Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku. Sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku. Wahai, kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu. Hartaku sama sekali tidak berguna bagiku. Kekuasaanku telah hilang dariku.”  [Al-Haqqah: 25-29]

{وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ (87) يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ} [الشعراء: 87 - 89]

Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. [Asy-Syu'araa': 87 - 89]

Ø  Abdullah bin Asy-Syikhir radhiyallahul 'anhu berkata: Aku mendatangi Nabi dan beliau tengah membaca:

{أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ} [التكاثر: 1]

Bermegah-megahan telah melalaikanmu. [At-Takaatsur: 1]

Beliau bersabda:

" يَقُولُ ابْنُ آدَمَ: مَالِي، مَالِي، قَالَ: وَهَلْ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ، أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ؟ " [صحيح مسلم]

Anak cucu Adam berkata: 'Hartaku, hartaku'." Beliau meneruskan: "Hartamu wahai anak cucu Adam tidak lain adalah yang kau makan lalu kau habiskan, yang kau kenakan lalu kau usangkan atau yang kau sedekahkan lalu kau habiskan." [Shahih Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahul 'anhu; Rasulullah bersabda:

" يَقُولُ الْعَبْدُ: مَالِي، مَالِي، إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلَاثٌ: مَا أَكَلَ فَأَفْنَى، أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى، أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى، وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ، وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ " [صحيح مسلم]

Seorang hamba berkata, 'Hartaku, hartaku!' Sesungguhnya hartanya ada tiga: Yang ia makan lalu ia habiskan, yang ia kenakan lalu ia usangkan atau yang ia berikan (sedekahkan) lalu ia miliki, selain itu akan lenyap dan akan ia tinggalkan untuk manusia.'" [Shahih Muslim]

Ayat ketiga:

﴿ سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ ٣ ﴾

3.  Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{انْطَلِقُوا إِلَى ظِلٍّ ذِي ثَلَاثِ شُعَبٍ (30) لَا ظَلِيلٍ وَلَا يُغْنِي مِنَ اللَّهَبِ} [المرسلات: 30، 31]

Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai tiga cabang, yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka.”  [Al-Mursalat: 30-31]

Ayat keempat:

﴿ وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ ٤ ﴾

4.  Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).

Nama istri Abu Lahab adalah Al-‘Aura’ binti Jamil.

Kenapa ia digelari pembawa kayu bakar?

a)       Karena ia menaruh kayu berduri di jalan yang dilewati oleh Nabi .

b)      Ia merendahkan Nabi dengan mengatainya miskin dengan menjual kayu bakar, maka ia pun dihina dengan gelar tersebut.

c)       Ia suka mengadu-domba menyalakan api permusuhan.

d)      Pembawa kayu bakar artinya pembawa dosa-dosa.

Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma berkata:

لَمَّا نَزَلَتْ: {تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ} [المسد: 1] جَاءَتِ امْرَأَةُ أَبِي لَهَبٍ إِلَى النَّبِيِّ ، وَمَعَهُ أَبُو بَكْرٍ، فَلَمَّا رَآهَا أَبُو بَكْرٍ، قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهَا امْرَأَةٌ بَذِيئَةٌ، وَأَخَافُ أَنْ تُؤْذِيَكَ، فَلَوْ قُمْتَ، قَالَ: «إِنَّهَا لَنْ تَرَانِي»، فَجَاءَتْ، فَقَالَتْ: يَا أَبَا بَكْرِ إِنَّ صَاحِبَكَ هَجَانِي، قَالَ: لَا، وَمَا يَقُولُ الشِّعْرَ، قَالَتْ: أَنْتَ عِنْدِي مُصَدَّقٌ، وَانْصَرَفَتْ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ تَرَكَ، قَالَ: «لَا، لَمْ يَزَلْ مَلَكٌ يَسْتُرُنِي عَنْهَا بِجَنَاحِهِ» [صحيح ابن حبان]

“Ketika turun surah {Binasalah kedua tangan Abu Lahab} Istri Abu Lahab datang kepada Nabi yang sedang bersama Abu Bakr. Ketika Abu Bakr melihatnya, ia berkata: Wahai Rasulullah, ia adalah seorang wanita yang buruk ucapannya dan aku khawatir akan menyakitimu, sebaikanya engkau pergi! Maka Nabi berkata: “Ia tidak bisa melihatku”. Maka ia datang dan berkata: Wahai Abu Bakr, sesungguhnya sahabatmu mencelaku dengan sya’irnya. Abu Bakr berkata: Tidak, ia tidak melantunkan sya’ir. Ia berkata: Engkau benar menurutku. Kemudian ia pergi. Abu Bakr berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah, ia tidak melihatmu. Nabi menjawab: “Tidak, ada malaikat yang senantiasa menutupiku dengan sayapnya”. [Shahih Ibnu Hibban]

Ayat kelima:

﴿ فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ ࣖ ٥ ﴾

5.  Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.

Pendapat ulama tentang ayat ini:

a.       Istri Abu Lahab punya kalung permata di lehernya, ia bersumpah akan menafkahkannya untuk menyakiti Nabi . Maka Allah mengancamnya dengan kalung api di neraka.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{خُذُوهُ فَغُلُّوهُ (30) ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ (31) ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ} [الحاقة: 30 - 32]

Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. [Al-Haaqqah: 30 - 32]

b.       Ia membawa kayu bakar dengan tali digantungkan di lehernya, maka Allah mencekiknya dengan tali tersebut.

c.       Ia membawa kayu berduri dengan tali di lehernya kemudian ia letakkan di jalan yang sering dilalui oleh Nabi .

Surah ini merupakan salah satu mu’jizat Nabi, karena surah ini turun sebelum wafatnya Abu Lahab dan istrinya, dan mereka tidak masuk Islam sampai wafat.

Abu Lahab wafat setelah perang Badar, ia tidak ikut perang tersebut, ia mengutus Al-‘Ash bin Hisyam sebagai penggantinya dengan imbalan pelunasan utangnya. Ia wafat disebabkan wabah penyakit ‘Adasah, anaknya membiarkan ia mati tanpa dikuburkan hingga membusuk setelah tiga hari.

Syubhat: Abu Lahab mendapat keringanan azab karena bergembira menyambut kelahiran Nabi .

Urwah bin Az-Zubair -rahimahullah- berkata:

«وثُوَيْبَةُ مَوْلاَةٌ لِأَبِي لَهَبٍ: كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا، فَأَرْضَعَتِ النَّبِيَّ ﷺ، فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ، قَالَ لَهُ: مَاذَا لَقِيتَ؟ قَالَ أَبُو لَهَبٍ: لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ» [صحيح البخاري]

Tsuwaibah adalah bekas budak Abu Lahab. Waktu itu, Abu Lahab membebaskannya, lalu Tsuwaibah pun menyusui Nabi . Dan ketika Abu Lahab meninggal, ia pun diperlihatkan kepada sebagian keluarganya di alam mimpi dengan keadaan yang memprihatinkan. Sang kerabat berkata padanya, "Apa yang telah kamu dapatkan?" Abu Lahab berkata."Setelah kalian, aku belum pernah mendapati sesuatu nikmat pun, kecuali aku diberi minum lantaran memerdekakan Tsuwaibah." [Shahih Bukhari]

Jawaban dari syubhat ini:

1)      Riwayat ini lemah, sekalipun dalam shahih Bukhari tapi sanadnya mursal (terputus), karena ‘Urwah seorang tabi’in tidak mendapati kejadian dari kisah tersebut, dan informasi ini disampaikan oleh seorang yang tidak diketahui dan hanya bersumber dari sebuah mimpi yang tidak bisa dijadikan landasan hukum.

2)      Adapun riwayat yang menyebutkan bahwa Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah karena ia yang pertama kali memberikan berita gembira kepadanya akan kelahiran Nabi ; Maka riwayat tersebut tidak didapatkan sanadnya.

3)      Kalaupun riwayat tersebut benar, maka kegembiraan Abu Lahab ini hanya sebatas naluri kekeluargaan ketika mendapatkan berita kelahiran. Bukan kegembiraan syar’I yang mendapatkan ganjaran pahala, karena Allah telah menurunkan ayat yang menetapkan kecelakaan bagi Abu Lahab atas kekufuran dan kedzaliman yang ia lakukan kepada Nabi .

4)      Kalaupun benar bahwa Abu Lahab mendapatkan sedikit kenikmatan di neraka karena kegembiraannya dengan kelahiran Nabi padahal ia dalam keadaan musyrik dan mati dalam keadaan musyrik, maka ini menunjukkan betepa besar karuniah yang didapatkan bagi orang bergembira dengan kelahiran Nabi .

5)      Kegembiraan terhadap lahirnya Nabi tidak mesti diiringi dengan perayaan yang tidak dicontohkan oleh Nabi dan para sahabatnya.

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Tafsir surah Al-Ikhlash - Tafsir surah “Al-Kafirun” - Jangan jadi manusia merugi (surah Al-'Ashr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...