Kamis, 10 Desember 2020

Syarah Arba'in hadits (17) Syaddad; Perintah berbuat ihsan (kebaikan)

بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah , beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan supaya selalu bersikap baik terhadap setiap sesuatu, jika kamu membunuh maka bunuhlah dengan cara yang baik, jika kamu menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik, tajamkan pisaumu dan senangkanlah hewan sembelihanmu."

Diriwayatkan oleh imam Muslim.

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abu Ya’la Syaddad bin Aus Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhu.

Ia salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang mulia, wafat sebelum tahun 60 hijriyah atau sesudahnya di negri Syam.

2.     Perintah berbuat ihsan.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ} [القصص : 77]

“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.” [Al-Qashash: 77]

3.      Diantara nama Allah yang Husna “Al-Muhsin” dan mencintai perbuatuan ihsan.

Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku menghafal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dua hal, beliau bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ مُحْسِنٌ يُحِبُّ الْإِحْسَانَ إِلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ» [مصنف عبد الرزاق الصنعاني]

"Sesungguhnya Allah Maha Baik dan mencintai sikap baik terhadap setiap sesuatu, jika kamu membunuh maka bunuhlah dengan cara yang baik, jika kamu menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik, tajamkan pisaumu dan senangkanlah hewan sembelihanmu." [Mushannaf ‘Abdurrazaq Ash-Shan’aniy]

Ø  Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«إِذا حَكَمْتُمْ فاعْدِلُوا، وَإِذا قَتَلْتُمْ فأَحْسِنُوا، فإِنَّ الله مُحْسِنٌ يُحِبُّ المُحْسِنِينَ» [سلسلة الصحيحة رقم 469]

“Jika kalian berhukum maka adillah, dan jika kalian membunuh maka berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah Maha Baik (melakukan segala sesuatu dengan baik), mencintai perbuatan yang baik. [Silsilah Ash-Shahihah no.469]

Lihat: 108 asmaul husna

4.      Ihsan kepada diri sendiri.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا} [الإسراء : 7]

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. [Al-Isra’: 7]

5.      Keutamaan sikap ihsan (berbuat kebaikan).

Diantaranya:

a)      Meraih cinta Allah.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [البقرة : 195]

Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. [Al-Baqarah: 195]

Lihat: Meraih cinta Allah

b)      Bersama Allah.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ} [العنكبوت: 69]

Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. [Al-'Ankabuut: 69]

Lihat: Bersama Allah (sifat Al-Ma'iyah)

c)       Menjalankan agama dengan baik.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا} [النساء: 125]

Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus?! [An-Nisaa': 125]

d)      Mendapatkan kebaikan.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ} [الرحمن : 60]

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). [Ar-Rahman: 60]

{لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ} [النحل : 30]

Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. [An-Nahl: 30]

e)      Mendapatkan rahmat Allah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ} [الأعراف: 56]

Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. [Al-A'raaf: 56]

f)        Mendapat pahala yang besar.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ} [آل عمران : 172]

Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. [Ali ‘Imran: 172]

g)      Tidak merasa takut dan bersedih.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ} [البقرة: 112]

Tidak! Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. [Al-Baqarah: 112]

h)      Mendapatkan ampunan dosa.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ (34) لِيُكَفِّرَ اللَّهُ عَنْهُمْ أَسْوَأَ الَّذِي عَمِلُوا وَيَجْزِيَهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ الَّذِي كَانُوا يَعْمَلُونَ} [الزمر: 34، 35]

Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhannya. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang berbuat baik, agar Allah menghapus perbuatan mereka yang paling buruk yang pernah mereka lakukan dan memberi pahala kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang mereka kerjakan. [Az-Zumar: 34-35]

Lihat: Amalan penghapus dosa

i)        Mendapatkan surga.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

 {لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ} [يونس : 26]

Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. [Yunus: 26]

Lihat: Amalan menuju surga

6.      Ihsan dalam segala hal.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ} [النحل : 90]

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. [An-Nahl: 90]

{وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا} [البقرة : 83]

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia. [Al-Baqarah: 83]

{وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا (36) الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُونَ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ} [النساء : 36-37]

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. [An-Nisaa': 36-37]

{وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ} [التوبة : 100]

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. [At-Taubah: 100]

Lihat: Keutamaan akhlak mulia

7.      Tingkatan ihsan tertinggi.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Jibril 'alaihissalam bertanya: "Apakah ihsan itu?"

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

«أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاك»

"Kamu beribadah menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya, dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu". [Shahih Bukhari]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (2) Umar; Jibril bertanya tentang iman, islam, ihsan, dan kiamat

8.      Hikmah diisebutkannya perintah ihsan saat menjalankan qishash dan penyembelihan.

Diantaranya:

a)      Karena ibadah ini dzahirnya tidak ada ihsan.

b)      Penyebutan contoh paling rendah menunjukkan yang lebih tinggi lebih diutamakan.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ وَلَا يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَأْخُذُوا مِمَّا آتَيْتُمُوهُنَّ شَيْئًا إِلَّا أَن يَخَافَا أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَعْتَدُوهَا وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ} [البقرة : 229]

Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim. [Al-Baqarah: 229]

9.      Ihsan ketika menerapkan hukum qishash.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْأُنثَى بِالْأُنثَى فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [البقرة : 178]

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. [Al-Baqarah: 178]

10.  Ihsan ketika menyembelih.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:

مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رَجُلٍ وَاضِعٍ رِجْلَهُ عَلَى صَفْحَةِ شَاةٍ وَهُوَ يُحِدُّ شَفْرَتَهُ وَهِيَ تَلْحَظُ إِلَيْهِ بِبَصَرِهَا، فَقَالَ: «أَفَلَا قَبْلَ هَذَا تُرِيدُ أَنْ تُمِيتَهَا مَوْتَتَيْنِ» [المعجم الأوسط للطبراني: صحيح]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati seorang laki-laki yang sedang meletakkan kakinya pada leher kambing sambil mengasah pisaunya, sedangkan kambing tersebut menyaksikan dengan matanya, maka beliau bersabda: “Tidakkah itu (mengasah pisau) dilakukan sebelum sebelum ini? Apakah engkau ingin membunuhnya dua kali?” [Al-Mu’jam Al-Ausath karya Ath-Thabaraniy: Shahih]

Ø  Qurrah radhiyallahu ‘anhu bertanya: Wahai Rasulullah, saya hendak menyembelih kambing namun saya sangat menyayanginya. Atau, saya terlalu sayang kepada kambing jika harus menyembelihnya!

Rasulullah bersabda:

«وَالشَّاةُ إِنْ رَحِمْتَهَا، رَحِمَكَ اللَّهُ» [مسند أحمد: صحيح]

"Jika kamu mengasihinya maka Allah akan mengasihimu". [Musnad Ahmad: Shahih]

Ø  Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ رَحِمَ وَلَوْ ذَبِيحَةً، رَحِمَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ» [الأدب المفرد للبخاري: حسن]

“Siapa yang mengasihi sekalipun pada seekor sembelihan, maka Allah akan mengasihinya pada hari kiamat”. [Al-Adabul Mufrad karya Al-Bukhariy: Hasan]

11.  Ihsan kepada hewan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" قَرَصَتْ نَمْلَةٌ نَبِيًّا مِنَ الأَنْبِيَاءِ، فَأَمَرَ بِقَرْيَةِ النَّمْلِ، فَأُحْرِقَتْ، فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ: أَنْ قَرَصَتْكَ نَمْلَةٌ أَحْرَقْتَ أُمَّةً مِنَ الأُمَمِ تُسَبِّحُ " [صحيح البخاري ومسلم]

"Seekor semut menggigit seorang nabi kemudian ia memerintahkan untuk membakar sarang semut tersebut. Maka Alllah menurunkan wahyu sebagai teguran kepadanya bahwa engkau telah digigit satu semut kemudian engkau membalasnya dengan membakar satu umat yang bertasbih?" [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" غُفِرَ لِامْرَأَةٍ مُومِسَةٍ، مَرَّتْ بِكَلْبٍ عَلَى رَأْسِ رَكِيٍّ يَلْهَثُ، كَادَ يَقْتُلُهُ العَطَشُ، فَنَزَعَتْ خُفَّهَا، فَأَوْثَقَتْهُ بِخِمَارِهَا، فَنَزَعَتْ لَهُ مِنَ المَاءِ، فَغُفِرَ لَهَا بِذَلِكَ " [صحيح البخاري ومسلم]

"Seorang wanita pezina diampuni dosanya karena ia melewati seekor anjing yang berada di sekitar sumur menjulurkan lidahnya hampir mati kehausan, lalu ia membuka sepatunya dan mengiakatnya dengan kerudungnya kemudian menimbakan air untuknya. Maka Allah mengampuni dosanya karena perbuatannya itu". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Dalam riwayat lain: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" بَيْنَا رَجُلٌ بِطَرِيقٍ، اشْتَدَّ عَلَيْهِ العَطَشُ، فَوَجَدَ بِئْرًا، فَنَزَلَ فِيهَا، فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ، فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ، يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ العَطَشِ، فَقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الكَلْبَ مِنَ العَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ مِنِّي، فَنَزَلَ البِئْرَ فَمَلاَ خُفَّهُ مَاءً، فَسَقَى الكَلْبَ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ "، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَإِنَّ لَنَا فِي البَهَائِمِ لَأَجْرًا؟ فَقَالَ: «فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Ada seorang laki-laki yang sedang berjalan lalu dia merasakan kehausan yang sangat sehingga dia turun ke suatu sumur lalu minum dari air sumur tersebut. Ketika dia keluar didapatkannya seekor anjing yang sedang menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena kehausan. Orang itu berkata: "Anjing ini sedang kehausan seperti yang aku alami tadi". Maka dia (turun kembali ke dalam sumur) dan diisinya sepatunya dengan air dan sambil menggigit sepatunya dengan mulutnya dia naik keatas lalu memberi anjing itu minum. Kemudian dia bersyukur kepada Allah maka Allah mengampuninya". Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah kita akan dapat pahala dengan berbuat baik kepada hewan?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Terhadap setiap makhluk bernyawa diberi pahala". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah dan Ibnu Umar radhiyallahu 'anhum; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ، لَمْ تُطْعِمْهَا، وَلَمْ تَسْقِهَا، وَلَمْ تَتْرُكْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Seorang wanita disiksa (dalam neraka) karena seekor kucing, ia tidak memberinya makan, tidak memberinya minum, dan tidak melepaskannya mencari makan sendiri dari serangga bumi". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" بَيْنَمَا رَجُلٌ رَاكِبٌ عَلَى بَقَرَةٍ التَفَتَتْ إِلَيْهِ، فَقَالَتْ: لَمْ أُخْلَقْ لِهَذَا، خُلِقْتُ لِلْحِرَاثَةِ "، قَالَ: «آمَنْتُ بِهِ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ، وَعُمَرُ» قَالَ أَبُو سَلَمَةَ: وَمَا هُمَا يَوْمَئِذٍ فِي القَوْمِ [صحيح البخاري ومسلم]

Ketika seseorang menunggangi seekor kerbau, sapi itu menoleh kepadanya dan berkata: "Aku tidak diciptakan untuk ditunggangi tapi aku diciptakan untuk pertanian".

Rasulullah bersabda: "Aku beriman tentang ini, begitu pula Abu Bakr dan Umar".

Abu Salamah berkata: Abu Bakr dan Umar pada saat itu tidak ada di antara mereka. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Abdullah bin Mas’ud radiyallahu 'anhu berkata: Suatu hari kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam perjalanan jauh, kemudian Rasulullah pergi untuk suatu keperluan lalu kami melihat seekor burung dengan dua anak maka kami mengambil satu anaknya. Kemudian burung itu datang dengan mengepak-ngepakkan sayapnya.

Lalu Rasulullah datang dan bertanya:

«مَنْ فَجَعَ هَذِهِ بِوَلَدِهَا؟ رُدُّوا وَلَدَهَا إِلَيْهَا»

"Siapa yang membuat burung ini marah dengan mangambil anaknya? Kembalikan anaknya kepadanya".

Kemudian melihat sarang semut yang sudah terbakar, maka Rasulullah bertanya:

«مَنْ حَرَّقَ هَذِهِ؟»

“Siapa yang membakar ini?”

Kami menjawab: Kami!

Rasulullah bersabda:

«إِنَّهُ لَا يَنْبَغِي أَنْ يُعَذِّبَ بِالنَّارِ إِلَّا رَبُّ النَّارِ» [سنن أبي داود: صحيح]

“Sesungguhnya tidak pantas menyiksa dengan api kecuali Tuhannya api”. [Sunan Abu Daud: Sahih]

Ø  Abdullah bin Ja’far radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suka menjadikan pelindungnya ketika buang hajat dari sesuatu yang tinggi atau pepohonan kurma. Maka beliau masuk ke suatu kebun milik seorang Anshar, dan di situ ada unta. Ketika unta itu melihat Rasulullah ia merintih dan mengeluarkan air mata, maka Rasulullah mendatanginya kemudian membasuh bagian belakang kepalanya lalu ia diam.

Kemudian Rasulullah bertanya:

«مَنْ رَبُّ هَذَا الْجَمَلِ، لِمَنْ هَذَا الْجَمَلُ؟»

“Siapa pemilik unta ini?”

Kemudian datang pemuda dari kaum Anshar dan berkata: Itu milikku Ya Rasulullah!

Maka Rasulullah bersabda:

«أَفَلَا تَتَّقِي اللَّهَ فِي هَذِهِ الْبَهِيمَةِ الَّتِي مَلَّكَكَ اللَّهُ إِيَّاهَا؟، فَإِنَّهُ شَكَا إِلَيَّ أَنَّكَ تُجِيعُهُ وَتُدْئِبُهُ» [سنن أبي داود: صحيح]

“Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah pada hewan ini, yang telah Allah jadikan pemilikannya kepadamu? Sesungguhnya ia mengeluh kepadaku bahwasanya engkau tidak memberinya makan dan mempekerjakannya terlalu keras”. [Sunan Abu Daud: Sahih]

Lihat: Hadits tentang hewan

Wallahu a'lam!

Lihat juga: Syarah Arba'in hadits (16) Abu Hurairah; Wasiat untuk menahan marah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...