بسم الله الرحمن الرحيم
Makna Islam
Adalah pasrah dan tunduk untuk Allah dengan
tauhid, dan patuh dalam ketaatan, dan melepaskan diri dari syirik dan
pelakunya. Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:
{أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ
مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ} [آل
عمران: 83]
Maka mengapa mereka mencari agama yang lain
selain agama Allah, padahal apa yang di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya,
(baik) dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan? [Ali 'Imran: 83]
{وَأَنِيبُوا إِلَى
رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ
ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ} [الزمر: 54]
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah
dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat
ditolong. [Az-Zumar: 54]
Ø Mu’awiyah bin Haydah radhiyallahu ‘anhu berkata; Aku
berkata; 'Wahai Nabiyullah, Aku tidak mendatangimu hingga aku bersumpah sebanyak
(jumlah jari-jari tangannya), bahwa aku tidak akan mendatangimu dan tidak pula
memeluk agamamu, dan sesungguhnya aku sekarang adalah seseorang yang tidak
mengetahui sesuatupun kecuali apa yang telah Allah dan rasul-Nya ajarkan
kepadaku, Aku bertanya kepadamu karena Allah 'Azza wa Jalla, dengan apa
Allah mengutusmu kepada kami?
Rasul
menjawab, "Dengan Islam."
Ia
berkata; Aku bertanya lagi; Apa tanda-tanda Islam itu?
Beliau
bersabda:
«أَنْ
تَقُولَ: "أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَتَخَلَّيْتُ"،
وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، كُلُّ مُسْلِمٍ عَلَى مُسْلِمٍ
مُحَرَّمٌ أَخَوَانِ نَصِيرَانِ، لَا يَقْبَلُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ
مُشْرِكٍ بَعْدَمَا أَسْلَمَ عَمَلًا، أَوْ يُفَارِقَ الْمُشْرِكِينَ إِلَى
الْمُسْلِمِينَ» [سنن النسائي: حسن]
"Hendaklah
kamu mengucapkan; 'Aku telah berserah diri dengan wajahku kepada Allah 'Azza
wa Jalla dan melepaskan semua bentuk penyekutuan, lalu kamu mengerjakan
shalat, mengeluarkan zakat. Setiap muslim dengan muslim yang lainnya adalah
haram darahnya karena mereka menjadi saling bersaudara. Allah 'Azza wa Jalla
tidak akan menerima amal seorang musyrik yang telah masuk Islam hingga ia
meninggalkan negeri kaum musyirikin dan pindah ke negeri Islam." [Sunan An-Nasa’iy:
Hasan]
Ø Jibril bertanya: 'Wahai Muhammad, kabarkanlah kepadaku tentang Islam?'
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam
menjawab:
«الْإِسْلَامُ
أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ،
وَتَصُومَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا»
"Islam adalah kesaksian bahwa tidak ada tuhan (yang berhak
disembah) selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan puasa Ramadhan, serta haji ke
Baitullah jika kamu mampu melakukannya.” Dia berkata, 'Kamu benar.' [Shahih Muslim]
Lihat: Syarah Arba’in Nawawiy, hadits (2) Umar; Jibril bertanya tentang iman, islam, ihsan, dan kiamat
Perintah untuk tunduk dan patuh kepada Allah
(Islam)
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ
أَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلَا
يُطْعَمُ قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَسْلَمَ وَلَا
تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [الأنعام: 14]
Katakanlah (Muhammad), “Apakah aku akan menjadikan
pelindung selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi
makan dan tidak diberi makan?” Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan agar
aku menjadi orang yang pertama berserah diri (kepada Allah), dan jangan
sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik.” [Al-An'am: 14]
{وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ
لِرَبِّ الْعَالَمِينَ} [الأنعام: 71]
Dan kita diperintahkan agar berserah diri kepada
Tuhan seluruh alam. [Al-An'am: 71]
{قُلْ إِنِّي نُهِيتُ
أَنْ أَعْبُدَ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَمَّا جَاءَنِيَ
الْبَيِّنَاتُ مِنْ رَبِّي وَأُمِرْتُ أَنْ أُسْلِمَ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ} [غافر: 66]
Katakanlah (Muhammad), “Sungguh, aku dilarang
menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah, setelah datang kepadaku
keterangan-keterangan dari Tuhanku; dan aku diperintahkan agar berserah diri
kepada Tuhan seluruh alam.” [Gafir: 66]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (3) Ibnu Umar; Rukun Islam
Islam adalah nikmat terbesar dan paling utama
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ
يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ
يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ
كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ } [الأنعام: 125]
Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat
hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan
barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan
sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan
siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. [Al-An'am: 125]
{أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ
صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ} [الزمر: 22]
Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya
oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya
(sama dengan orang yang hatinya membatu)? [Az-Zumar: 22]
Diantara keistimewaan dan keutamaan agama
Islam:
1. Satu-satunya
agama yang diakui oleh Allah ‘azza wajalla.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{إِنَّ الدِّينَ
عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ} [آل عمران: 19]
Sesungguhnya agama (yang diridhai)
disisi Allah hanyalah Islam. [Ali 'Imran:19]
2. Allah
‘azza wajalla tidak menerima agama apapun selain Islam.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَمَنْ يَبْتَغِ
غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ}
[آل عمران: 85]
Barangsiapa mencari agama selain agama
Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia
di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. [Ali 'Imran:85]
3. Agama
seluruh Nabi dan Rasul ‘alaihimussalam.
a) Nabi Nuh ‘alaihissalam.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ
مِنَ الْمُسْلِمِينَ} [يونس: 72]
“Dan aku (Nuh) diperintah agar aku termasuk golongan orang-orang
Muslim (berserah diri).” [Yunus: 72]
b) Nabi Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub
dan keturunannya ‘alaihimussalam.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ
يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ
مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [آل عمران: 67]
Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula)
seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, Muslim dan dia tidaklah
termasuk orang-orang musyrik. [Ali 'Imran: 67]
{رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا
مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ} [البقرة: 128]
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang
berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri
kepada-Mu. [Al-Baqarah: 128]
{إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ
أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ (131) وَوَصَّى بِهَا
إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَابَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ
الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (132) أَمْ كُنْتُمْ
شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ
مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ
وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ} [البقرة: 131 - 133]
(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim),
“Berserahdirilah!” Dia menjawab, “Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.”
Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub.
“Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah
kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” Apakah kamu menjadi saksi saat maut
akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu
sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan
nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan
kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.” [Al-Baqarah: 131-133]
Lihat: Meneladani kesabaran Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
c) Nabi Yusuf ‘alaihissalam.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{تَوَفَّنِي مُسْلِمًا
وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ} [يوسف: 101]
Wafatkanlah aku (Yusuf) dalam keadaan muslim dan
gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.”
[Yusuf: 101]
d) Sulaiman dan ratu Saba’ ‘alaihimassalam.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{قَالَتْ رَبِّ إِنِّي
ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} [النمل: 44]
Dia (Balqis) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh, aku
telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada
Allah, Tuhan seluruh alam.” [An-Naml: 44]
e) Nabi Musa, Harun dan kaumnya ‘alaihimussalam.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ
فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا
لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ
كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ} [المائدة:
44]
Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di
dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang
berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian
juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan
memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. [Al-Ma'idah: 44]
{وَقَالَ مُوسَى
يَاقَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ
كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ} [يونس: 84]
Dan Musa berkata, “Wahai kaumku! Apabila kamu beriman
kepada Allah, maka bertawakallah kepada-Nya, jika kamu benar-benar orang Muslim
(berserah diri).” [Yunus: 84]
f)
Nabi Isa dan pengikutnya ‘alaihissalam.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَى مِنْهُمُ
الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ
أَنْصَارُ اللَّهِ آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ} [آل عمران: 52]
Maka ketika Isa merasakan keingkaran mereka (Bani
Israil), dia berkata, “Siapakah yang akan menjadi penolong untuk (menegakkan
agama) Allah?” Para Hawariyyun (sahabat setianya) menjawab, “Kamilah penolong
(agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah, bahwa kami adalah
orang-orang Muslim. [Ali 'Imran: 52]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam besabda:
«أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ، وَالْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى
وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ»
"Aku orang yang paling dekat
dengan 'Isa bin Maryam 'alaihis salam di dunia dan akhirat, dan para Nabi
adalah bersaudara (dari keturunan) satu ayah dengan ibu yang berbeda, sedangkan
agama mereka satu". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Nabi Isa dalam Al-Qur'an
4. Islam
yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah penutup agama para Nabi sebelumnya.
Tidak sah keislaman seseorang jika tidak
mengimani dan mengikuti Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah subhanahu
wa ta’aalaa berfirman:
{فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ
فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ} [البقرة:
137]
Maka jika mereka beriman seperti apa
yang kamu (Rasulullah dan sahabatnya) telah beriman kepadanya, sungguh mereka
telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada
dalam permusuhan (dengan kamu). [Al-Baqarah: 137]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ
مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ، وَلَا نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ
يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ» [صحيح مسلم]
"Demi Dzat yang jiwa
Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan
Nasrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan
agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka."
[Shahih Muslim]
Ø
Dari Jabir bin Abdullah -radhiallahu 'anhuma-; 'Umar bin khatab
menemui Nabi ﷺ dengan membawa tulisan yang dia dapatkan
dari Ahli Kitab. Umar membacakannya kepada Nabi ﷺ maka beliau marah seraya bersabda:
«أَمُتَهَوِّكُونَ
فِيهَا يَا ابْنَ الْخَطَّابِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ جِئْتُكُمْ
بِهَا بَيْضَاءَ نَقِيَّةً، لَا تَسْأَلُوهُمْ عَنْ شَيْءٍ فَيُخْبِرُوكُمْ
بِحَقٍّ فَتُكَذِّبُوا بِهِ، أَوْ بِبَاطِلٍ فَتُصَدِّقُوا بِهِ، وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ مُوسَى كَانَ حَيًّا، مَا وَسِعَهُ إِلَّا أَنْ
يَتَّبِعَنِي» [مسند أحمد:
حسن لغيره]
"Apakah kamu ragu sebagaimana mereka ragu padanya, Wahai
Ibnu Khottob? Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, saya datang kepada
kalian dengan membawa cahaya yang terang. Janganlah kalian bertanya kepada
mereka tentang sesuatu! Bagaimana jika mereka mengabari kalian kebenaran lalu
kalian mendustakannya atau mereka (menyampaikan) kebatilan lalu kalian
membenarkannya? Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya Musa 'alaihissalam
hidup maka tidak ada jalan lain selain dia mengikutiku." [Musnad Ahmad:
Hasan ligairih]
Ø Abdullah bin Tsabit -radhiyallahu 'anhu- berkata; 'Umar
bin Khathab datang kepada Nabi ﷺ lalu berkata,
"Wahai Rasulullah, saya pernah bertemu dengan saudaraku dari Bani
Quraidzah, lalu dia mencatatkan untukku ringkasan kitab Taurat, maukah saya
tunjukkan kepada Anda?
(Abdullah bin Tsabit radhiallahu'anhu)
berkata; Kontan wajah Rasulullah ﷺ berubah. Saya
bertanya kepada ('Umar radhiallahu'anhu): tidakkah kau melihat gerangan yang
terjadi pada wajah Rasulullah ﷺ?
Umar bergegas berkata, " Kami ridha
Allah sebagai Rabb kami, Islam sebagai agama dan Muhammad ﷺ
sebagai seorang Rasul".
Serta merta hilanglah kesedihan dari Nabi ﷺ lalu bersabda:
«وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ أَصْبَحَ فِيكُمْ مُوسَى ثُمَّ اتَّبَعْتُمُوهُ،
وَتَرَكْتُمُونِي لَضَلَلْتُمْ، إِنَّكُمْ حَظِّي مِنَ الْأُمَمِ، وَأَنَا
حَظُّكُمْ مِنَ النَّبِيِّينَ» [مسند أحمد: حسن لغيره]
"Sungguh Demi Dzat yang jiwaku berada
di tangan-Nya, kalaulah di antara kalian terdapat Musa, lalu kalian
mengikutinya dan meninggalkanku, sungguh kalian sesat. Sungguh kalian adalah
umat yang diperuntukkan bagiku, dan aku adalah Nabi yang diperuntukkan bagi kalian'. [Musnad Ahmad: Hasan
ligairih]
Ø Dari Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" لَيْسَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ - يَعْنِي عِيسَى - وَإِنَّهُ نَازِلٌ،
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ: رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ
وَالْبَيَاضِ، بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ، كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ، وَإِنْ لَمْ
يُصِبْهُ بَلَلٌ، فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلَى الْإِسْلَامِ، فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ،
وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ، وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ، وَيُهْلِكُ اللَّهُ فِي زَمَانِهِ
الْمِلَلَ كُلَّهَا إِلَّا الْإِسْلَامَ، وَيُهْلِكُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ،
فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً، ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّي
عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ "
“Tidak ada antara aku dan ia (Isa) seorang nabi, dan
sesungguhnya ia akan turun (di akhir zaman), maka jika kalian melihatnya maka
kenalilah ia: Seorang laki-laki, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek
(marbuu’), kulitnya kemerah-merahan dan putih, berbaju kekuningan (tidak
mencolok), seolah-olah kepalanya meneteskan air, sekalipun tidak basah. Maka ia
memerangi manusia agar masuk Islam, menghancurkan salib, membunuh babi,
meninggalkan jizya (uang perdamaian), Allah membinasakan semua agama pada
masanya kecuali Islam, Al-Masiih membunuh Dajjal. Maka ia tinggal di bumi
selama empat puluh tahun, kemudian diwafatkan. Maka umat Islam
men-shalatinya”. [Sunan Abi Daud: Shahih]
Lihat: Keistimewaan Nabi Muhammad dalam Al-Qur’an
5. Agama
yang sempurna.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ
لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ}
[المائدة: 3]
Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai
Islam itu jadi agama bagimu. [Al-Maidah:3]
6. Agama
terbaik dan mengajarkan kebaikan.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ
وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ} [النساء: 125]
Dan siapakah yang lebih baik agamanya
dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun
mengerjakan kebaikan. [An-Nisaa': 125]
7. Agama
yang mudah dan toleran.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ
حَرَجٍ} [الحج: 78]
Dan
Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. [Al-Hajj: 78]
Ø
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda suatu hari:
" لَتَعْلَمُ
يَهُودُ أَنَّ فِي دِينِنَا فُسْحَةً، إِنِّي أُرْسِلْتُ بِحَنِيفِيَّةٍ سَمْحَةٍ
" [مسند أحمد:
سنده حسن]
“Agar orang Yahudi tahu bahwa dalam agama kita ada
kelonggaran, sesungguhnya aku diutus dengan agama yang lurus dan ringan”.
[Musnad Ahmad: Sanadnya Hasan]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" إِنَّ الدِّينَ
يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ " [صحيح البخاري]
"Sesungguhnya agama Islam itu mudah (jika mengikuti Al-Qur'an dan Sunnah
dengan baik), dan seseorang tidak mempersulit urusan agama (dengan sesuatu yang
tidak disyari'atkan) kecuali ia akan terkalahkan olehnya". [Sahih Bukhari]
Lihat: Keringanan syari'at Islam dalam puasa
8. Agama
petunjuk.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ
وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
وَالْأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ
تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ} [آل عمران: 20]
Kemudian jika mereka membantah engkau (Muhammad)
katakanlah, “Aku berserah diri kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang
yang mengikutiku.” Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Kitab
dan kepada orang-orang buta huruf, ”Sudahkah kamu masuk Islam?” Jika mereka
masuk Islam, berarti mereka telah mendapat petunjuk, tetapi jika mereka
berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Dan Allah Maha Melihat
hamba-hamba-Nya. [Ali 'Imran: 20]
{وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا
الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا} [الجن:
14]
Dan di antara kami ada yang Islam dan ada yang
menyimpang dari kebenaran. Siapa yang Islam, maka mereka itu telah memilih
jalan yang lurus. [Al-Jinn: 14]
9. Agama keamanan dan keselamatan.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{بَلَى مَنْ أَسْلَمَ
وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ
عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ} [البقرة: 112]
Tidak! Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan
tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. [Al-Baqarah: 112]
Ø Dari ‘Adiy bin Hatim radhiyallahu 'anhu,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya:
«يَا عَدِيُّ بْنَ حَاتِمٍ أَسْلِمْ تَسْلَمْ»
"Wahai Adiy, masuklah Islam,
maka kamu akan selamat." [Musnad Ahmad: Hasan]
10. Agama
kekuatan dan kemuliaan.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{يَقُولُونَ لَئِنْ
رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ وَلِلَّهِ
الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا
يَعْلَمُونَ} [المنافقون: 8]
Mereka berkata, “Sungguh, jika kita kembali ke
Madinah (kembali dari perang Bani Mustalik), pastilah orang yang kuat akan
mengusir orang-orang yang lemah dari sana.” Padahal kekuatan itu hanyalah bagi
Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu
tidak mengetahui. [Al-Munafiqun:8]
Ø Thariq bin Syihab –rahimahullah- berkata:
لَمَّا
قَدِمَ عُمَرُ الشَّامَ أَتَتْهُ الْجُنُودُ وَعَلَيْهِ إِزَارٌ وَخُفَّانِ
وَعِمَامَةٌ وَأَخَذَ بِرَأْسِ بَعِيرِهِ يَخُوضُ الْمَاءَ، فَقَالُوا لَهُ: يَا
أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، تَلْقَاكَ الْجُنُودُ وَبِطَارِقَةِ الشَّامِ وَأَنْتَ
عَلَى هَذَا الْحَالِ؟ قَالَ: فَقَالَ عُمَرُ: «إِنَّا قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللَّهُ
بِالْإِسْلَامِ , فَلَنْ نَلْتَمِسُ الْعِزَّ بِغَيْرِهِ» [مصنف ابن أبي شيبة]
“Ketika
Umar datang ke Syam, prajurit mendatanginya dan ia sedang memakai sarung, dua
sepatu kulit, surban sambil memegang kepala ontanya melalui air, maka mereka
berkata kepadanya: Wahai amirul mu’minin, prajurit menemuimu dan pemimpin
pasukan Romawi sedangkan engkau dalam keadaan seperti ini? Maka Umar berkata: Kita
adalah kaum yang telah Allah kuatkan (muliakan) dengan Islam, maka kita tidak
akan mengharapkannya dari selainnya”. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]
11. Agama
keberuntungan.
Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللهُ
بِمَا آتَاهُ»
"Telah beruntung orang yang
telah Islam, dan diberi rezki secukupnya dan Allah membuatnya merasa puas atas
apa yang Ia berikan kepadanya". [Sunan Tirmidziy: Sahih]
12. Menghapuskan
dosa-dosa terdahulu.
Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إِذَا أَسْلَمَ العَبْدُ فَحَسُنَ
إِسْلاَمُهُ، يُكَفِّرُ اللَّهُ عَنْهُ كُلَّ سَيِّئَةٍ كَانَ زَلَفَهَا، وَكَانَ
بَعْدَ ذَلِكَ القِصَاصُ: الحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ
ضِعْفٍ، وَالسَّيِّئَةُ بِمِثْلِهَا إِلَّا أَنْ يَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهَا
" [صحيح البخاري]
"Jika seorang hamba masuk
Islam kemudian baik keislamannya maka Allah menghapuskan darinya semua dosa
yang telah ia lakukan, kemudian setelah itu adalah qishash: Satu kebaikan
diganjar dengan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali, dan satu keburukan
diganjar dengan satu keburukan yang setimpal kecuali jika Allah
memaafkannya". [Sahih Bukhari]
Ø Amru bin Ash radhiyallahu 'anhu berkata,
"Ketika Allah 'Azza wa Jalla menempatkan Islam dalam hatiku, maka
aku mendatangi Nabi ﷺ agar beliau
membaiatku. Kemudian beliau mengulurkan tangannya kepadaku, lalu aku berkata,
"Wahai Rasulullah, aku tidak akan membaiatmu sebelum engkau memberi maaf
atas kesalahan-kesalahanku yang telah lalu."
Maka Nabi ﷺ
bersabda kepadaku:
«يَا عَمْرُو أَمَا
عَلِمْتَ أَنَّ الْهِجْرَةَ تَجُبُّ مَا قَبْلَهَا مِنَ الذُّنُوبِ، يَا عَمْرُو
أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ الْإِسْلَامَ يَجُبُّ مَا كَانَ قَبْلَهُ مِنَ الذُّنُوبِ» [مسند أحمد: صحيح]
"Wahai Amru, tidakkah kamu tahu bahwa
hijrah menghapus dosa yang telah lalu? Wahai Amru, tidakkah kamu tahu bahwa
Islam menghapus dosa yang telah lalu?" [Musnad Ahmad: Shahih]
Ø Abu Tawil -radhiyallahu 'anhu- mendatangi
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan bertanya:
أرأيتَ رجلاً عمل الذنوبَ
كلَّها، فلم يترك منها شيئاً، وهو مع ذلك لم يترك حاجة ولا داجة إلا أتاها، فهل
لذلك من توبة؟ قال: "أليس قد أسلمت؟" قال: أما أنا فأشهدُ أنْ لا إلهَ
إلا الله وحدَه لا شريك له، وأن محمداً رسول الله. قال: "نعم، تفعل الخيرات،
وتترك السيئات، فيجعلُهُن اللهُ لك حسناتٍ كلهنَّ". قال: وغَدَراتي
وفَجَراتي؟! قال: "نعم".
Bagaimana pendapamu tentang seorang yang
melakukan semua dosa, tidak satu pun yang ia tinggalkan, apapun yang diinginkan
oleh hawa nafsunya pasti dikerjakan. Apakah ada tobat baginya?
Rasulullah balik bertanya: “Bukankah kamu
sudah masuk Islam?”
Ia menjawab: Kalau saya, aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, dan
Muhammad adalah Rasul Allah.
Rasulullah bersabda: “Iya (ada tobat
baginya), perbanyalah melakukan kebaikan dan tinggalkan keburukan, maka Allah
akan mengganti semua keburukan yang pernah kau lakukan menjadi kebaikan”.
Ia bertanya lagi: Begitu juga dengan
pengkhianatanku dan kejahatanku?
Rasulullah menjawab: “Iya”. [Silsilah
hadits Shahih no.3391]
Lihat: 10 Penghapus Dosa
13. Mendapatkan
pahala kebaikan yang telah dilakukan sebelumnya.
Hakim bin Hizam radhiallahu'anhu
berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu, saat masih di zaman
jahiliah aku sering beribadah mendekatkan diri dengan cara bershadaqah,
membebaskan budak dan juga menyambung silaturrahim, apakah dari itu semuanya
aku akan mendapatkan pahala?".
Maka Nabi ﷺ
bersabda:
«أَسْلَمْتَ عَلَى مَا
سَلَفَ مِنْ خَيْرٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Kamu memeluk Islam dengan menerima pahala
dari kebaikan yang dahulu kamu lakukan". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Do’a agar diwafatkan dalam keadaan Islam
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{رَبَّنَا أَفْرِغْ
عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ} [الأعراف:
126]
(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada
kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu).” [Al-A'raf: 126]
Ø Anas radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam benyak berdo'a dengan membaca ..
«يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ
عَلَى دِينِكَ»
"Wahai Yang membolak-balikkan hati,
tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu" [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Keistimewaan Umat Islam - Keistimewaan Al-Qur'an - Keutamaan Tauhid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...