بسم الله الرحمن الرحيم
Dari ‘Abdurrahman
bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
«أَبُو
بَكْرٍ فِي الجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الجَنَّةِ، وَعُثْمَانُ فِي الجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ
فِي الجَنَّةِ، وَطَلْحَةُ فِي الجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِي الجَنَّةِ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ
بْنُ عَوْفٍ فِي الجَنَّةِ، وَسَعْدٌ فِي الجَنَّةِ، وَسَعِيدٌ فِي الجَنَّةِ، وَأَبُو
عُبَيْدَةَ بْنُ الجَرَّاحِ فِي الجَنَّةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Abu Bakr (akan masuk) dalam surga, Umar dalam surga, Utsman
dalam surga, Ali dalam surga, Thalhah dalam surga, Az-Zubair dalam surga,
Abdurrahman bin ‘Auf dalam surga, Sa’ad (bin Abi Waqqash) dalam surga, Sa’id
(bin Zayd) dalam surga, dan Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarraah dalam surga”. [Sunan
Tirmidziy: Shahih]
Sepuluh
sahabat ini adalah manusia terbaik setelah para Nabi shallallahu ‘alaihim wasallam.
Pertama:
Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu
‘anhu.
Namanya Abdullah bin Abi Quhafah Utsman bin ‘Amr,
Al-Qurasyiy At-Taymiy.
Laki-laki
pertama memeluk Islam, ayah dari Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi
waslalam. Khalifah pertama dan wafat tahun 13 hijriyah.
Lihat: Keistimewaan Abu Bakr Ash-Shiddiiq
Kedua:
Umar
bin Khathab radhiyallahu
‘anhu.
Umar bin Khathab bin Nufail Al-Qurasyiy
Al-‘Adawiy, Abu Hafsh Al-Faaruuq Amiirul Mu’miniin.
Khalifah kedua setelah Abu Bakr Ash-Shiddiq
radhiyallahu ‘anhuma. Aya dari Hafsah istri Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. Beliau wafat tahun 23 hijriyah di Madinah.
Lihat: Keistimewaan Umar bin Khathab
Ketiga:
‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu.
‘Utsman bin ‘Affan bin Abi Al-‘Ash bin
Umayyah bin Abdisyams Al-Qurasyiy Al-Umawiy. Amirul Mu’minin Abu Abdillah dan
Abu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu.
Diberi gelar “Dzun Nuuraini” karena
menikahi dua putri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu Ruqayyah dan
Ummu Kultsum radhiyallahu ‘anhuma.
Khalifah ketiga dan wafat tahun 35 hijriyah
di Madinah.
Lihat: Keistimewaan ‘Utsman bin ‘Affan
Keempat:
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Ali bin Abi Thalib bin Abdil Muthalib bin
Hasyim bin Abdi Manaaf Al-Qurasyiy Al-Hasyimiy, Amirul Mu’minin Abu Al-Hasan radhiyallahu
‘anhu.
Beliau adalah anak paman Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam, suami dari Fatimah binti Rasulullah, dan khalifah keempat.
Wafat tahun 40 hijriyah.
Lihat: Keistimewaan Ali bin Abi Thalib
Kelima:
Thalhah bin Ubaidillah
radhiyallahu
‘anhu.
Thalhah
bin Ubaidillah bin Utsman Al-Qurasyiy At-Taimiy, Abu Muhammad Al-Madaniy.
Beliau
adalah salah seorang dari 8 sahabat yang paling pertama memeluk Islam. Beliau
wafat tahun 36 hijriyah.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
Keenam:
Az-Zubair bin ‘Awwam radhiyallahu ‘anhu.
Az-Zubair
bin ‘Awwam bin Khuwailid, Abu Abdillah radhiyallahu ‘anhu. Ia anak dari
bibi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam Shafiyah binti Abdil Muthalib.
Ia
mengikuti perang Badr dan seluruh peperangan lainnya bersama Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam. Beliau wafat tahun 36 hijriyah.
Lihat:
Keistimewaan Az-Zubair bin ‘Awwam
Ketujuh:
Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu.
Abdurrahman
bin ‘Auf bin ‘Abdi ‘Auf, Abu Muhammad Az-Zuhriy. Beliau termasuk
sahabat yang hijrah dua kali, ikut perang Badr, Uhud, dan semua peperangan
lainnya bersama Nabi shallallahu ‘alaih wasallam. Beliau wafat tahun 32
hijriyah.
Diantara
keistimewaannya:
- Salah
satu dari enam ahli syura dan kandidat khalifah setelah Umar.
Umar bin Khathab radhiyallahu
'anhu berwasiat sebelum wafatnya:
إِنِّي لاَ أَعْلَمُ أَحَدًا أَحَقَّ بِهَذَا الأَمْرِ مِنْ هَؤُلاَءِ
النَّفَرِ الَّذِينَ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَهُوَ عَنْهُمْ رَاضٍ، فَمَنِ اسْتَخْلَفُوا بَعْدِي فَهُوَ الخَلِيفَةُ
فَاسْمَعُوا لَهُ وَأَطِيعُوا، فَسَمَّى عُثْمَانَ، وَعَلِيًّا، وَطَلْحَةَ،
وَالزُّبَيْرَ، وَعَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْفٍ، وَسَعْدَ بْنَ أَبِي وَقَّاصٍ [صحيح
البخاري]
“Aku tidak mengetahui seseorang yang lebih
berhak pada perkara ini (khilafah) selain daripada mereka, yaitu orang-orang
yang ketika Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam meninggal beliau telah
meridhai mereka, maka barangsiapa yang menggantikan aku setelahku maka dialah
khalifah, wajib dengar dan taatlah padanya. Lalu ia menyebut nama: 'Utsman,
'Ali, Thalhah, Az-Zubair, 'Abdur-Rahman bin 'Auf, dan Saad bin Abi
Waqqash”. [Shahih Bukhari]
Ø Dalam riwayat lain:
"فَالْخِلَافَةُ شُورَى بَيْنَ هَؤُلَاءِ السِّتَّةِ، الَّذِينَ
تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَنْهُمْ رَاضٍ"
[صحيح مسلم]
“Maka kekhilafahan adalah dipilih dengan
cara musyawarah di antara enam orang yang Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam
wafat dalam keadaan ridha kepada mereka”. [Shahih Muslim]
- Nabi
pernah shalat di belakangnya.
Al-Mughirah bin Syu'bah radhiyallahu
'anhu berkata:
أَنَّهُ غَزَا مَعَ رَسُولِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَبُوكَ، فَتَبَرَّزَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِبَلَ الْغَائِطِ فَحَمَلْتُ مَعَهُ إِدَاوَةً قَبْلَ صَلَاةِ
الْفَجْرِ، فَلَمَّا رَجَعَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِلَيَّ أَخَذْتُ أُهَرِيقُ عَلَى يَدَيْهِ مِنَ الْإِدَاوَةِ وَغَسَلَ يَدَيْهِ
ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ، ثُمَّ ذَهَبَ يُخْرِجُ جُبَّتَهُ عَنْ
ذِرَاعَيْهِ، فَضَاقَ كُمَّا جُبَّتِهِ فَأَدْخَلَ يَدَيْهِ فِي الْجُبَّةِ،
حَتَّى أَخْرَجَ ذِرَاعَيْهِ مِنْ أَسْفَلِ الْجُبَّةِ، وَغَسَلَ ذِرَاعَيْهِ
إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ، ثُمَّ تَوَضَّأَ عَلَى خُفَّيْهِ، ثُمَّ أَقْبَلَ
فَأَقْبَلْتُ مَعَهُ حَتَّى نَجِدُ النَّاسَ قَدْ قَدَّمُوا عَبْدَ الرَّحْمَنِ
بْنَ عَوْفٍ فَصَلَّى لَهُمْ فَأَدْرَكَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِحْدَى الرَّكْعَتَيْنِ فَصَلَّى مَعَ النَّاسِ الرَّكْعَةَ
الْآخِرَةَ، فَلَمَّا سَلَّمَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ قَامَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُتِمُّ صَلَاتَهُ فَأَفْزَعَ ذَلِكَ
الْمُسْلِمِينَ فَأَكْثَرُوا التَّسْبِيحَ فَلَمَّا قَضَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ أَقْبَلَ عَلَيْهِمْ» ثُمَّ قَالَ: «أَحْسَنْتُمْ»
أَوْ قَالَ: «قَدْ أَصَبْتُمْ» يَغْبِطُهُمْ أَنْ صَلَّوُا الصَّلَاةَ لِوَقْتِهَا
[صحيح مسلم]
“Bahwa dia berperang bersama Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pada perang Tabuk. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam membuang hajat ke wc, lalu aku membawakan air sebelum shalat
fajar. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali kepadaku,
aku mulai menyiram kedua tangannya dengan air dari ember, lalu beliau mencuci
kedua tangannya tiga kali, kemudian membasuk wajahnya, kemudian mulai
mengeluarkan kedua lengannya dari jubahnya, lalu lengan jubahnya sempit, maka
beliau memasukkan kedua tangannya ke dalam jubahnya hingga mengeluarkannya dari
arah bawah jubah, lalu membasuh kedua lengannya hingga ke siku, kemudian
berwudhu pada kedua khufnya kemudian kembali ke depan. Lalu aku beranjak
bersama beliau hingga mendapatkan manusia yang telah menyuruh maju Abdurrahman
bin Auf lalu dia mengimami mereka. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mendapati salah satu dari dua rakaat, lalu beliau shalat bersama
manusia pada rakaat terakhir. Ketika Abdurrahman bin Auf mengucapkan salam,
maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri menyempurnakan
shalatnya, lalu hal tersebut mengambil perhatian kaum muslimin, lalu mereka
memperbanyak tasbih. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menyelesaikan shalatnya, beliau menghadap mereka kemudian bersabda,
"Kalian telah berbuat baik" atau beliau bersabda, "Kalian telah
benar”, membuat mereka termotivasi untuk melakukan shalat pada waktunya."
[Shahih Muslim]
- Nabi
mengakui ia sebagai sahabatnya.
Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu
berkata; suatu ketika di antara Khalid bin Walid dan 'Abdur Rahman bin 'Auf
ada sedikit permasalahan. Lalu Khalid mencelanya. Maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«لَا تَسُبُّوا أَحَدًا
مِنْ أَصْحَابِي، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَوْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، مَا
أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ، وَلَا نَصِيفَهُ» [صحيح
مسلم]
"Janganlah kalian mencela seseorang
dari sahabatku, karena sesungguhnya seseorang dari kalian seandainya
menginfakkan emas sebesar gunung Uhud maka ia tidak akan dapat menandingi satu
mud atau setengahnya dari apa yang telah diinfakkan para sahabatku.' [Shahih
Muslim]
- Berbuat
baik kepada Istri Nabi setelah beliau wafat.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:
«خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ
لِأَهْلِي مِنْ بَعْدِي»
“Sebaik-baik
dari kalian adalah yang berbuat baik kepada keluargaku setelah wafatku”.
Abu
Hurairah berkata:
فَبَاعَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ
عَوْفٍ حَدِيقَةً بِأَرْبَعِ مِائَةِ أَلْفٍ، فَقَسَمَهَا فِي أَزْوَاجِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Maka
Abdurrahman bin ‘Auf menjual kebunnya seharga 400.000 kemudian ia bagikan
kepada istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. [As-Sunnah karya Ibnu Abi
‘Ashim: Hasan ligairih]
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
Kedelapan:
Sa’ad bin Abi Waqqash
radhiyallahu ‘anhu.
Sa’ad bin Abi Waqqash Malik bin Uhaib atau
Wuhaib bin Abdil Manaf bin Zuhrah bin Kilab Al-Qurasyiy Az-Zuhriy, Abu Ishaq -radhiyallahu
'anhu-.
Ikut perang Badar bersama Nabi –shallallahu
‘alaihi wasallam-, dan peperangan lainnya. Beliau wafat tahun 55 hijriyah.
Lihat: Keistimewaan Sa’ad bin Abi Waqqash
Kesembilan:
Sa'id bin Zaid radhiyallahu 'anhu.
Sa'id
bin Zaid bin Amru bin Nufail Al-Qurasyiy Al-‘Adawiy, Abu Al-A’war radhiyallahu
'anhu. Ia adalah anak paman Umar bin Khathab, dan suami dari saudari Umar
yaitu Fathimah binti Al-Khathab. Diriwayatkan bahwa dialah dan suaminya yang
menjadi sebab masuk Islamnya Umar radhiyallahu ‘anhum.
Termasuk
sahabat yang terdahulu masuk Islam dan hijrah ke Madinah. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam mengutusnya bersama Thalhah untuk memata-matai rombongan
dagang Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan. Oleh sebab itu Rasulullah
memberikan bagian untuknya dari rampasan perang Badr.
Urwah
bin Az-Zubair rahimahullah berkata:
سَعِيدُ بْنُ
زَيْدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ نُفَيْلٍ قَدِمَ مِنَ الشَّامِ بَعْدَ مَا رَجَعَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ بَدْرٍ، فَكَلَّمَ رَسُولَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَضَرَبَ لَهُ بِسَهْمِهِ، قَالَ: وَأَجْرِي
يَا رَسُولَ اللهِ زَعَمُوا؟ قَالَ: «وَأَجْرُكَ» [المعجم الكبير للطبراني]
Sa’id
bin Zayd bin ‘Amr bin Nufail tiba dari Syam setelah Rasulullah kembali dari
perang Badr, kemudian ia berbicara kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam lalu beliau memberinya bagian dari harta ramapasan perang. Zayd
berkata: Begitu pula pahalaku, wahai Rasulullah? Mereka menganggap bahwa aku
tidak mendapatkannya. Rasulullah menjawab: “Dan pahalamu juga kau dapatkan”.
[Al-Mu’jam Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy]
Beliau
juga hadir pada perang Uhud, Khandak dan peperangan lainnya bersama Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam. Dan wafat pada tahun 50 atau 51 atau 52 hijriyah
din Madinah.
Kesepuluh:
Abu
‘Ubaidah bin Al-Jarrah radhiyallahu ‘anhu.
Namanya: Amir bin Abdillah bin Al-Jarrah
Al-Qurasyiy radhiyallahu ‘anhu. Beliau ikut perang Badar dan peperangan
setelahnya. Wafat tahun 18 hijriyah pada masa wabah ‘Amwas pada usia 58 tahun.
Diantara keistimewaannya:
a) Orang kepercayaan umat Islam.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لِكُلِّ أُمَّةٍ أَمِينٌ وَأَمِينُ هَذِهِ الأُمَّةِ أَبُو
عُبَيْدَةَ بْنُ الجَرَّاحِ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
"Setiap ummat memiliki orang
kepercayaan, sedangkan orang kepercayaan ummat ini adalah Abu 'Ubaidah bin
Jarrah." [Sunan Tirmidziy: Sahih]
b) Sebaik-baik lelaki.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«نِعْمَ الرَّجُلُ أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الجَرَّاحِ» [سنن
الترمذي: صححه الألباني]
"Sebaik-baik orang (dari kaum
laki-laki) adalah Abu 'Ubadah bin Al-Jarrah." [Sunan Tirmidziy: Sahih]
c) Salah satu yang pantas menjadi khalifah.
Abu Bakr radhiyallahu 'anhu
berkata setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
" بَايِعُوا عُمَرَ،
أَوْ أَبَا عُبَيْدَةَ بْنَ الجَرَّاحِ" [صحيح
البخاري]
“Bai’atlah
Umar atau Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah”. [Shahih Bukhari]
Ø Aisyah radhiyallahu 'anha ditanya:
" مَنْ كَانَ
رَسُولُ اللهِ ﷺ مُسْتَخْلِفًا لَوِ اسْتَخْلَفَهُ؟
قَالَتْ: أَبُو بَكْرٍ، فَقِيلَ لَهَا: ثُمَّ مَنْ؟ بَعْدَ أَبِي بَكْرٍ قَالَتْ:
عُمَرُ، ثُمَّ قِيلَ لَهَا: مَنْ بَعْدَ عُمَر؟َ قَالَتْ: أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ
الْجَرَّاحِ " ثُمَّ انْتَهَتْ إِلَى هَذَا [صحيح
مسلم]
'Siapakah orang yang akan ditunjuk sebagai
khalifah, seandainya Rasulullah ﷺ
menghendaki untuk menunjuk seorang khalifah? Aisyah menjawab, 'Abu Bakr.'
Aisyah ditanya lagi; Lalu siapa lagi? Aisyah menjawab, 'Umar bin Khaththab.'
Ditanya lagi, kemudian siapa lagi? Dia menjawab, Abu Ubaidah bin Jarrah.
Kemudian Aisyah mengakhirnya sampai di situ. [Shahih Muslim]
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
Wallahu a’lam!
Lihat
juga: 105 Biografi Sahabat Nabi - Keutamaan Sahabat Rasulullah - Kewajiban mengikuti cara beragama Sahabat Rasulullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...