Senin, 14 Oktober 2019

Keistimewaan Ali bin Abi Thalib

بسم الله الرحمن الرحيم


Ali bin Abi Thalib bin Abdil Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaaf Al-Qurasyiy Al-Hasyimiy, Amirul Mu’minin Abu Al-Hasan radhiyallahu ‘anhu.
Beliau wafat tahun 40 hijriyah.
Diantara keistimewaannya:
1.      Diantara sahabat yang pertama masuk Islam.
Zaid bin Arqam radhiyallahu 'anhu berkata;
«أَوَّلُ مَنْ أَسْلَمَ عَلِيٌّ»
"Orang yang pertama kali masuk Islam adalah Ali."
'Amru bin Murrah -rahimahullah- berkata; Aku menyebut hal itu dihadapan Ibrahim An-Nakha'iy -rahimahullah-, akan tetapi dia mengingkarinya seraya berkata; "Orang yang pertama kali masuk Islam adalah Abu Bakar Ash Shidiq." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
2.      Salah seorang dari 10 yang mendapat jaminan masuk surga dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dari 'Abdurrahman bin 'Auf radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«أَبُو بَكْرٍ فِي الجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الجَنَّةِ، وَعُثْمَانُ فِي الجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الجَنَّةِ، وَطَلْحَةُ فِي الجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِي الجَنَّةِ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي الجَنَّةِ، وَسَعْدٌ فِي الجَنَّةِ، وَسَعِيدٌ فِي الجَنَّةِ، وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الجَرَّاحِ فِي الجَنَّةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Abu Bakr (akan masuk) dalam surga, Umar dalam surga, Utsman dalam surga, Ali dalam surga, Thalhah dalam surga, Az-Zubair dalam surga, Abdurrahman bin 'Auf dalam surga, Sa'ad (bin Abi Waqqash) dalam surga, Sa'id (bin Zayd) dalam surga, dan Abu 'Ubaidah bin Al-Jarraah dalam surga". [Sunan Tirmidziy: Shahih]
3.      Mencintai dan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.
Salamah radhiyallahu 'anhu berkata;
كَانَ عَلِيٌّ قَدْ تَخَلَّفَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي خَيْبَرَ وَكَانَ بِهِ رَمَدٌ فَقَالَ: أَنَا أَتَخَلَّفُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟! فَخَرَجَ عَلِيٌّ فَلَحِقَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا كَانَ مَسَاءُ اللَّيْلَةِ الَّتِي فَتَحَهَا اللَّهُ فِي صَبَاحِهَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم:َ لَأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ غَدًا رَجُلًا يُحِبُّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَيُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يَفْتَحُ اللَّهُ عَلَيْهِ! فَإِذَا نَحْنُ بِعَلِيٍّ وَمَا نَرْجُوهُ فَقَالُوا: هَذَا عَلِيٌّ فَأَعْطَاهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّايَةَ فَفَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ
'Ali pernah tertinggal dari Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- dalam perang Khaibar (tahun 7 H) karena saat itu dia terkena penyakit mata. Dia berkata; "Aku tertinggal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?!".
Kemudian 'Ali keluar menyusul dan bertemu dengan Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam-. Pada waktu malam hari dimana kemudian pada pagi harinya Allah memenangkan Kaum Muslimin, Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
"Aku akan memberikan bendera komando perang ini kepada seorang laki-laki", atau "Bendera ini akan diambil besok pagi oleh seorang laki-laki yang Allah dan Rasul-Nya mencintainya dan ia mencintai Allah dan Rasul-Nya dan Allah akan memberi kemenangan ini lewat tangannya".
Ketika kami bersama 'Ali padahal kami tidak menginginkan keberadaannya, mereka berkata; "Ini 'Ali".
Maka Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- memberikan bendera itu kepadanya lalu Allah memberi kemenangan kepadanya. [Sahih Bukhari]
4.      Kedudukannya di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti Musa dan Harun.
Dari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu; bahwa Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- pernah menugasi Ali bin Abu Thalib untuk menjaga kaum muslimin ketika terjadi perang Tabuk (tahun 9 H)." Ali berkata;
أَتُخَلِّفُنِي فِي الصِّبْيَانِ وَالنِّسَاء
"Ya Rasulullah, mengapa engkau hanya menugasi saya untuk menjaga kaum wanita dan anak-anak?"
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- menjawab:
أَلَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوسَى إِلَّا أَنَّهُ لَيْسَ نَبِيٌّ بَعْدِي
"Tidak inginkah kamu hai Ali memperoleh posisi di sisiku seperti posisi Harun di sisi Musa?!, hanyasaja sesudahku tidak akan ada Nabi lagi!" [Shahih Bukhari dan Muslim]
5.      Termasuk ahli bait Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu berkata: Ketika ayat ini turun:
{فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ} [آل عمران: 61]
Maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, .. " [Ali 'Imran: 61]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil Ali, Fatimah, Hasan dan Husain, kemudian berkata:
«اللهُمَّ هَؤُلَاءِ أَهْلِي»
“Ya Allah, mereka ini adalah keluargaku”. [Sahih Muslim]
6.      Orang beriman mencintainya dan orang munafiq membencinya.
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:
وَالَّذِي فَلَقَ الْحَبَّةَ، وَبَرَأَ النَّسَمَةَ، إِنَّهُ لَعَهْدُ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيَّ أَنْ لَا يُحِبَّنِي إِلَّا مُؤْمِنٌ، وَلَا يُبْغِضَنِي إِلَّا مُنَافِقٌ [صحيح مسلم]
"Demi yang menumbuhkan tanaman dan menghidupkan manusia, sesungguhnya janji Nabi yang Ummiy shallallahu 'alaihi wa sallam kepadaku bahwasanya tidak ada yang mencintaiku kecuali seorang mukmin dan tidak ada yang membenciku kecuali munafiq". [Sahih Muslim]
7.      Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk menutup pintu jalur ke masjid kecuali pintu Ali.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma;
«أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِسَدِّ الأَبْوَابِ إِلَّا بَابَ عَلِيٍّ»
“Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan menutup semua pintu kecuali pintu Ali”. [Sunan Tirmidziy: Shahih]
8.      Maula (tuan) orang beriman.
Dari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu; Mu'awiyah datang pada salah satu haji-nya, maka Sa'ad datang menemuinya, lalu mereka membicarakan Ali, maka Mu'awiyah mencacinya. Maka Sa'ad marah dan berkata: Engkau mengatakan ini kepada orang yang aku dengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ كُنْتُ مَوْلَاهُ فَعَلِيٌّ مَوْلَاهُ»
"Barangsiapa yang menjadikanku tuannya, maka Ali juga adalah tuannya".
Dan aku juga mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«أَنْتَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوسَى، إِلَّا أَنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي»
"Engkau (Ali) dariku seperti kedudukan Harun dari Musa, hanyasaja tidak ada nabi setelahku".
Dan aku juga mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ الْيَوْمَ رَجُلًا يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ»
"Aku akan memberikan bendera perang pada hari ini kepada seorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya". [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Ø  Barra` bin 'Azib radhiyallahu 'anhu menuturkan, "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat haji di waktu beliau melakukan haji. Lalu beliau singgah di tengah perjalanan, beliau lalu memerintahkan shalat berjama'ah. Kemudian beliau memegang tangan Ali radhiyallahu 'anhu dan bersabda:
«أَلَسْتُ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ؟»
"Bukankah aku lebih utama bagi kaum mukmin dari pada jiwa-jiwa mereka?"
Para sahabat menjawab; "Benar."
Beliau melanjutkan kembali:
«أَلَسْتُ أَوْلَى بِكُلِّ مُؤْمِنٍ مِنْ نَفْسِهِ؟»
"Bukankah aku lebih utama bagi seorang mukmin dari pada dirinya?
Mereka menjawab; "Benar".
Beliau bersabda:
«فَهَذَا وَلِيُّ مَنْ أَنَا مَوْلَاهُ، اللَّهُمَّ وَالِ مَنْ وَالَاهُ، اللَّهُمَّ عَادِ مَنْ عَادَاهُ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Maka ini (Ali) merupakan wali bagi orang yang menjadikan aku sebagai walinya. Ya Allah, tolonglah orang yang mencintainya. Ya Allah, musuhilah orang yang memusuhinya." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
9.      Hadir dan berduel di perang Badr.
Abu Ishaq berkata; Ada seseorang yang bertanya kepada Al-Bara' dan aku mendengarnya. Orang itu berkata; "Apakah 'Ali ikut pada perang Badar?
Al-Baraa’ radhiyallahu 'anhu menjawab:
«بَارَزَ وَظَاهَرَ» [صحيح البخاري]
“Ia melakukan perang tanding dan dia menang". [Shahih Bukhari]
Ø  Ali radhiyallahu 'anhu berkata; 'Utbah bin Rabi'ah telah datang dan diikuti anak dan saudaranya, kemudian ia berteriak; Siapakah yang akan berperang tanding?
Kemudian beberapa pemuda Anshar menyambutnya. Kemudian ia berkata; Siapakah kalian?
Kemudian mereka memberitahukan kepadanya, lalu ia berkata; Kami tidak butuh kepada kalian, kami hanya menghendaki anak-anak paman kami.
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata:
«قُمْ يَا حَمْزَةُ، قُمْ يَا عَلِيُّ، قُمْ يَا عُبَيْدَةَ بْنَ الْحَارِثِ»
"Berdirilah wahai Hamzah, berdirilah wahai Ali, berdirilah wahai 'Ubaidah bin Al Harits!"
Kemudian Hamzah menghadapi Utbah, dan aku menghadapi Syaibah. Dan 'Ubaidah serta Al Walid saling bergantian menebaskan pedang, dan masing-masing melukai serta melemahkan lawannya. Kemudian kami mendatangi Al-Walid lalu kami membunuhnya dan kami membawa 'Ubaidah. [Sunan Abi Daud: Shahih]
Ø  'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata;
«أَنَا أَوَّلُ مَنْ يَجْثُو بَيْنَ يَدَيِ الرَّحْمَنِ لِلْخُصُومَةِ يَوْمَ القِيَامَةِ»
"Aku adalah orang pertama yang akan berlutut di hadapan Allah Yang Maha Pengasih untuk berperkara pada hari kiamat".
Dan Qais bin 'Ubad berkata; "Telah turun ayat tentang mereka:
{هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ} [الحج: 19]
"Inilah dua golongan (Mu'min dan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Rabb mereka" (QS al-Hajj ayat 19).
Mereka adalah orang yang berperang tanding pada perang Badar, yaitu Hamzah. 'Ali, 'Ubaidah atau Abu 'Ubaidah bin Al Harits menghadapi Syaibah bin Rabi'ah, 'Utbah bin Rabi'ah dan Al Walid bin 'Utbah". [Shahih Bukhari]
10.  Mendapat gelar syahid.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di gua hira` bersama Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah dan Zubair, tiba-tiba batu besar (yang mereka injak) bergetar, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«اهْدَأْ فَمَا عَلَيْكَ إِلَّا نَبِيٌّ، أَوْ صِدِّيقٌ، أَوْ شَهِيدٌ» [صحيح مسلم]
"Tenanglah, tidaklah bersamamu kecuali seorang Nabi, atau Shiddiq, atau Syahid." [Shahih Muslim]
11.  Mendapatkan do’a Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ali radhiyallahu 'anhu berkata; Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku ke Yaman, saya berkata; "Anda mengutusku, padahal aku masih berusia sangat muda, dan saya tidak memiliki banyak pengalaman ilmu untuk memutuskan sesuatu perkara."
Ali radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menepuk dadaku dan bersabda:
«اذْهَبْ. فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ سَيُثَبِّتُ لِسَانَكَ، وَيَهْدِي قَلْبَكَ»
"Pergilah, sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla akan meneguhkan lidahmu dan menunjuki hatimu! '"
Ali berkata; Maka tidak ada persengketaan diantara dua orang yang dapat menyulitkanku. [Musnad Ahmad: Shahih ligairih]
Ø  Ali radhiyallahu 'anhu berkata; Katika Abu Thalib meninggal dunia, aku datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian aku berkata; "Sesungguhnya pamanmu yang sudah tua telah meninggal."
Beliau menjawab;
«اذْهَبْ فَوَارِهِ، ثُمَّ لَا تُحْدِثْ شَيْئًا حَتَّى تَأْتِيَنِي»
"Pergilah dan makamkan dia kemudian jangan kamu berbicara sedikitpun sampai kamu datang kepadaku."
Maka aku memakamkannya dan aku datang kepada Nabi, kemudian beliau bersabda;
«اذْهَبْ فَاغْتَسِلْ، ثُمَّ لَا تُحْدِثْ شَيْئًا حَتَّى تَأْتِيَنِي»
"Mandilah kemudian jangan kamu berbicara sedikitpun sampai kamu datang kepadaku."
Maka aku mandi dan datang kepadanya, kemudian beliau mendoakanku dengan doa yang lebih aku senangi ketimbang aku memiliki unta merah dan unta hitam."
Abu Abdurrahman berkata; "Maka Ali apabila selesai memandikan mayit diapun mandi." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
12.  Bagian dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dari Al-Baraa’ bin Al-‘Azib radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam berkata kepada ‘Ali:
«أَنْتَ مِنِّي وَأَنَا مِنْكَ» [صحيح البخاري]
"Engkau bagian dariku, dan aku bagian darimu." [Shahih Bukhari]
Ø  Dari Abu Bakar radhiyallahu 'anhu bahwasannya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutusnya dengan pernyataan berlepas diri dari penduduk Makkah;
«لَا يَحُجُّ بَعْدَ الْعَامِ مُشْرِكٌ وَلا يَطُوفُ بِالْبَيْتِ عُرْيَانٌ وَلا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ، مَنْ كَانَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُدَّةٌ فَأَجَلُهُ إِلَى مُدَّتِهِ، وَاللَّهُ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولُهُ»
"Agar tidak seorang musyrik pun pergi menunaikan haji setelah tahun ini, tidak ada yang melakukan thawaf dalam keadaan telanjang dan tidak akan masuk syurga kecuali orang muslim, barangsiapa diantara dirinya dan Rasulullah ada perjanjian maka batasnya sampai sekesai perjanjian tersebut, dan Allah beserta Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik."
Yazid berkata; Maka ia berangkat dengan tiga orang. Kemudian Beliau berkata kepada Ali;
«الْحَقْهُ فَرُدَّ عَلَيَّ أَبَا بَكْرٍ وَبَلِّغْهَا أَنْتَ»
"Susul dia dan kembalikan Abu Bakar padaku dan sampaikan pernyataan itu olehmu."
Maka diapun melakukannya, dia berkata; Ketika Abu Bakar datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia menangis dan bertanya; "Wahai Rasulullah apakah telah terjadi sesuatu pada diriku?"
Beliau menjawab;
«مَا حَدَثَ فِيكَ إِلَّا خَيْرٌ، وَلَكِنْ أُمِرْتُ أَنْ لَا يُبَلِّغَهُ إِلَّا أَنَا أَوْ رَجُلٌ مِنِّي» [مسند أحمد: صحيح لغيره]
"tidak ada yang terjadi padamu kecuali kebaikan, akan tetapi aku diperintahkan agar perkara itu tidak disampaikan kecuali olehku atau salah seorang dariku". [Musnad Ahmad: Shahih ligairih]
13.  Mencacinya berarti mencaci Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Abu Abdullah Al-Jadaliy -rahimahullah- berkata, "Aku menemui Ummi Salamah radhiyallahu 'anha lalu dia berkata kepadaku, "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dicela di sisi kalian?"
Aku menjawab, "Maha Suci Allah -atau kalimat senada dengannya-."
Ummu Salamah berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ سَبَّ عَلِيًّا، فَقَدْ سَبَّنِي» [مسند أحمد: صحيح]
"Barangsiapa mencela Ali maka sesungguhnya ia telah mencelaku." [Musnad Ahmad: Shahih]
14.  Menyakitinya berarti menyakiti Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
'Amr bin Sya'si Al-Aslamy - radhiyallahu 'anhu, dia termasuk dari ahli Hudaibiyah- berkata; Saya bepergian bersama 'Ali ke Yaman, 'Ali berbuat kasar terhadapku dalam perjalanan itu sehingga saya marah terhadapnya. Ketika sampai kembali, saya mengadukan kejadian tersebut di masjid, hingga hal tersebut sampai pada Rasulullah shallallahu'alahiwasallam, saya masuk ke masjid pada suatu pagi dan Rasulullah shallallahu'alahiwasallam berada dalam kerumunan para sahabatnya. Ketika beliau melihatku, beliau menajamkan pandangannya seolah-olah mengancamku dengan pandangan beliau. Tatkala saya sudah duduk beliau bersabda:
«يَا عَمْرُو، وَاللَّهِ لَقَدْ آذَيْتَنِي»
"Wahai 'Amr, Demi Allah, sungguh kamu telah menyakitiku"
Saya menjawab, "Saya berlindung kepada Allah jika saya menyakiti anda, wahai Rasulullah".
Lalu beliau bersabda:
«بَلَى مَنْ آذَى عَلِيًّا فَقَدْ آذَانِي» [مسند أحمد: حسن لغيره]
"Ya, barangsiapa yang menyakiti 'Ali, dia telah menyakitiku". [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
15.  Memandikan jenazah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menguburkannya.
Amir bin Syarahil -rahimahullah- berkata;
«غَسَّلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِيٌّ، وَالْفَضْلُ، وَأُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ، وَهُمْ أَدْخَلُوهُ قَبْرَهُ»
“Ali, Al-Fadhl, dan Usamah bin Zaid memandikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mereka memasukkannya ke dalam kubur beliau”. [Sunan Abi Daud: Shahih]
16.  Salah satu dari enam ahli syura dan kandidat khalifah setelah Umar radhiyallahu ‘anhu.
Umar bin Khathab radhiyallahu 'anhu berwasiat sebelum wafatnya:
إِنِّي لاَ أَعْلَمُ أَحَدًا أَحَقَّ بِهَذَا الأَمْرِ مِنْ هَؤُلاَءِ النَّفَرِ الَّذِينَ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَنْهُمْ رَاضٍ، فَمَنِ اسْتَخْلَفُوا بَعْدِي فَهُوَ الخَلِيفَةُ فَاسْمَعُوا لَهُ وَأَطِيعُوا، فَسَمَّى عُثْمَانَ، وَعَلِيًّا، وَطَلْحَةَ، وَالزُّبَيْرَ، وَعَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْفٍ، وَسَعْدَ بْنَ أَبِي وَقَّاصٍ [صحيح البخاري]
Aku tidak mengetahui seseorang yang lebih berhak pada perkara ini (khilafah) selain daripada mereka, yaitu orang-orang yang ketika Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam meninggal beliau telah meridhai mereka, maka barangsiapa yang menggantikan aku setelahku maka dialah khalifah, wajib dengar dan taatlah padanya.
Lalu ia menyebut nama: 'Utsman, 'Ali, Thalhah, Az-Zubair, 'Abdur-Rahman bin 'Auf, dan Saad bin Abi Waqqash. [Shahih Bukhari]
Dalam riwayat lain:
فَالْخِلَافَةُ شُورَى بَيْنَ هَؤُلَاءِ السِّتَّةِ، الَّذِينَ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَنْهُمْ رَاضٍ [صحيح مسلم]
Maka kekhilafahan adalah dipilih dengan cara musyawarah di antara enam orang yang Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam wafat dalam keadaan ridha kepada mereka. [Shahih Muslim]
17.  Khulafaa’ Ar-Rasyidiin yang keempat.
Al-'Irbaad bin Sariyah radhiyallahu 'anhu berkata: Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat bersama kami, kemudian ia memalingkan wajahnya kepada kami dan menasehati kami dengan nasehat yang sangat mengena, air mata menetes dan hati bergetar mendengarnya. Kemudian seseorang bertanya: Ya Rasulullah, sepertinya ini adalah nasehat perpisahan, maka apa yang engkau wasiatkan kepada kami?
Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Aku wasiatkan kepada kalian untuk selalu bertakwa kepada Allah serta patuh dan taat (kepada pemerintah) sekalipun ia seorang hamba dari kaum Habasyiy, karena sesungguhnya siapa yang hidup dari kalian setelah aku meninggal maka ia akan menyaksikan perselisihan yang besar, maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah khalifah-khalifah yang mendapat hidayah dan petunjuk, berpegang teguhlah dengannya, gigitlah dengan gigi graham kalian (amalkan dengan kuat), dan jauhilah urusan yang baru, karena sesungguhnya semua yang baru dalam agama itu adalah bid'ah, dan semua bid'ah itu adalah kesesatan". [Sunan Abi Daud: Sahih]
Wallahu a’lam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...