بسم الله الرحمن الرحيم
Sa’ad bin Abi Waqqash Malik bin
Uhaib atau Wuhaib bin Abdil Manaf bin Zuhrah bin Kilab Al-Qurasyiy Az-Zuhriy,
Abu Ishaq -radhiyallahu 'anhu-.
Ikut perang Badar bersama Nabi –shallallahu
‘alaihi wasallam-, dan peperangan lainnya. Beliau wafat tahun 55 hijriyah.
Diantara keistimewaannya:
Salah
satu dari sepuluh sahabat yang dijamin surga.
Dari 'Abdurrahman bin 'Auf
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«أَبُو بَكْرٍ فِي
الجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الجَنَّةِ، وَعُثْمَانُ فِي الجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الجَنَّةِ،
وَطَلْحَةُ فِي الجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِي الجَنَّةِ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ
عَوْفٍ فِي الجَنَّةِ، وَسَعْدٌ فِي الجَنَّةِ، وَسَعِيدٌ فِي الجَنَّةِ، وَأَبُو عُبَيْدَةَ
بْنُ الجَرَّاحِ فِي الجَنَّةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Abu Bakr (akan masuk) dalam surga, Umar
dalam surga, Utsman dalam surga, Ali dalam surga, Thalhah dalam surga,
Az-Zubair dalam surga, Abdurrahman bin 'Auf dalam surga, Sa'ad (bin Abi
Waqqash) dalam surga, Sa'id (bin Zayd) dalam surga, dan Abu 'Ubaidah bin
Al-Jarraah dalam surga". [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Salah satu dari yang terdahulu masuk Islam
Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu
'anhu berkata:
«مَا
أَسْلَمَ أَحَدٌ إِلَّا فِي اليَوْمِ الَّذِي أَسْلَمْتُ فِيهِ، وَلَقَدْ مَكَثْتُ
سَبْعَةَ أَيَّامٍ، وَإِنِّي لَثُلُثُ الإِسْلاَمِ» [صحيح البخاري]
"Tidak ada seorangpun yang masuk Islam kecuali pada hari ketika aku
masuk Islam. Dan sungguh aku telah berdiam melewati tujuh hari dan sungguh aku
adalah orang ketiga yang masuk Islam". [Shahih Bukhari]
Yang paling pertama melemparkan panah dalam jihad di jalan
Allah
Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu
'anhu berkata:
«وَاللهِ
إِنِّي لَأَوَّلُ رَجُلٍ مِنَ الْعَرَبِ، رَمَى بِسَهْمٍ فِي سَبِيلِ اللهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya aku adalah orang pertama dari Arab
yang melesakkan panah di jalan Allah”. [Shahih Bukhari dan Muslim]
Rasulullah menjadikan kedua orang tuanya sebagai tebusan
untuk Sa’ad
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
'anhu berkata:
مَا سَمِعْتُ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمَعَ أَبَوَيْهِ لِأَحَدٍ إِلَّا لِسَعْدِ بْنِ
مَالِكٍ، فَإِنِّي سَمِعْتُهُ يَقُولُ يَوْمَ أُحُدٍ: «يَا سَعْدُ ارْمِ فِدَاكَ أَبِي
وَأُمِّي» [صحيح البخاري ومسلم]
"Aku belum pernah mendengar Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam-
menyertakan kedua orangtua beliau sebagai tebusan kepada seseorang selain Sa'ad
bin Malik (Abi Waqqash), sesungguhnya aku pernah mendengar beliau bersabda pada
perang Uhud: "Wahai Sa'ad, lemparlah demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu."
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Do’anya mustajab
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya Rasulullah -shallallahu
'alaihi wasallam- berdo’a:
«اللَّهُمَّ
اسْتَجِبْ لِسَعْدٍ إِذَا دَعَاكَ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Ya Allah, kabulkanlah do'a Sa'ad jika dia
berdo'a kepada Engkau." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Jabir bin Samurah radhiyallahu
'anhu berkata:
شَكَا أَهْلُ الكُوفَةِ سَعْدًا إِلَى عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَعَزَلَهُ،
وَاسْتَعْمَلَ عَلَيْهِمْ عَمَّارًا، فَشَكَوْا حَتَّى ذَكَرُوا أَنَّهُ لاَ يُحْسِنُ
يُصَلِّي، فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ، فَقَالَ: يَا أَبَا إِسْحَاقَ إِنَّ هَؤُلاَءِ يَزْعُمُونَ
أَنَّكَ لاَ تُحْسِنُ تُصَلِّي، قَالَ أَبُو إِسْحَاقَ: أَمَّا أَنَا وَاللَّهِ «فَإِنِّي
كُنْتُ أُصَلِّي بِهِمْ صَلاَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا
أَخْرِمُ عَنْهَا، أُصَلِّي صَلاَةَ العِشَاءِ، فَأَرْكُدُ فِي الأُولَيَيْنِ وَأُخِفُّ
فِي الأُخْرَيَيْنِ»، قَالَ: ذَاكَ الظَّنُّ بِكَ يَا أَبَا إِسْحَاقَ، فَأَرْسَلَ
مَعَهُ رَجُلًا أَوْ رِجَالًا إِلَى الكُوفَةِ، فَسَأَلَ عَنْهُ أَهْلَ الكُوفَةِ وَلَمْ
يَدَعْ مَسْجِدًا إِلَّا سَأَلَ عَنْهُ، وَيُثْنُونَ مَعْرُوفًا، حَتَّى دَخَلَ مَسْجِدًا
لِبَنِي عَبْسٍ، فَقَامَ رَجُلٌ مِنْهُمْ يُقَالُ لَهُ أُسَامَةُ بْنُ قَتَادَةَ يُكْنَى
أَبَا سَعْدَةَ قَالَ: أَمَّا إِذْ نَشَدْتَنَا فَإِنَّ سَعْدًا كَانَ لاَ يَسِيرُ
بِالسَّرِيَّةِ، وَلاَ يَقْسِمُ بِالسَّوِيَّةِ، وَلاَ يَعْدِلُ فِي القَضِيَّةِ، قَالَ
سَعْدٌ: أَمَا وَاللَّهِ لَأَدْعُوَنَّ بِثَلاَثٍ: اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ عَبْدُكَ
هَذَا كَاذِبًا، قَامَ رِيَاءً وَسُمْعَةً، فَأَطِلْ عُمْرَهُ، وَأَطِلْ فَقْرَهُ،
وَعَرِّضْهُ بِالفِتَنِ، وَكَانَ بَعْدُ إِذَا سُئِلَ يَقُولُ: شَيْخٌ كَبِيرٌ مَفْتُونٌ،
أَصَابَتْنِي دَعْوَةُ سَعْدٍ، قَالَ عَبْدُ المَلِكِ: فَأَنَا رَأَيْتُهُ بَعْدُ،
قَدْ سَقَطَ حَاجِبَاهُ عَلَى عَيْنَيْهِ مِنَ الكِبَرِ، وَإِنَّهُ لَيَتَعَرَّضُ لِلْجَوَارِي
فِي الطُّرُقِ يَغْمِزُهُنَّ [صحيح البخاري]
"Penduduk Kufah mengadukan Sa'ad (bin Abi Waqqash) kepada
'Umar. Maka 'Umar menggantinya dengan 'Ammar. Mereka mengadukan Sa'd karena
dianggap tidak baik dalam shalatnya. Maka Sa'd dikirim kepada 'Umar dan
ditanya: "Wahai Abu Ishaq (Sa’ad bin Abi Waqqash), penduduk Kufah
menganggap kamu tidak baik dalam shalat?"
Abu Ishaq menjawab, "Demi Allah, aku memimpin shalat mereka
sebagaimana shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Tidaklah
aku mengurangi sedikitpun dalam melaksanakan shalat 'Isya bersama mereka. Aku
memanjangkan bacaan pada dua rakaat pertama dan aku pendekkan pada dua rakaat
yang akhir."
'Umar berkata, "Wahai Abu Ishaq, kami juga menganggap begitu
terhadapmu."
Kemudian 'Umar mengutus seorang atau beberapa orang bersama Sa'd ke
Kufah. Orang itu kemudian bertanya kepada para penduduk tentang Sa'd, tidak ada
satupun masjid yang dikunjungi tanpa menanyakan tentang Sa'd, mereka semua
mengagumi Sa'd dan mengenalnya dengan baik. Hingga akhirnya sampai ke sebuah
masjid milik Bani 'Abs, lalu salah seorang dari mereka yang bernama Usamah bin
Qatadah dengan nama panggilan Abu Sa'dah berkata, "Jika kalian minta
pendapat kami, maka kami katakan bahwa Sa'ad adalah seorang yang tidak ikut
perang (penakut), bila membagi tidak sama rata, dan tidak adil dalam mengambil
keputusan."
Maka Sa'd berkata, "Demi Allah, sungguh aku akan berdo'a dengan
tiga do'a; Ya Allah jika dia, hambamu ini, berdusta, dan mengatakan ini dengan
maksud riya' atau sum'ah, maka panjangkanlah umurnya, panjangkanlah
kefakirannya, dan campakkanlah dia dengan berbagai fitnah."
Setelah beberapa masa kemudian, orang tersebut bila ditanya mengapa
keadaannya jadi sengsara begitu, maka ia menjawab, "Aku orang tua renta
yang terkena fitnah akibat do'anya Sa'd."
'Abdul Malik berkata, "Aku sendiri melihat kedua alisnya telah
panjang ke bawah menutupi kedua matanya (sangat tua), dan sungguh dia mendatangi
anak gadis saat berada di jalan-jalan dan menggoda mereka." [Shahih
Bukhari]
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash –radhiyallahu ‘anhu-;
«أَنَّ رَجُلًا نَالَ مِنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، فَدَعَا عَلَيْهِ سَعْدُ بْنُ مَالِكٍ فَجَاءَتْهُ نَاقَةٌ أَوْ جَمَلٌ فَقَتَلَهُ،
فَأَعْتَقَ سَعْدٌ نَسَمَةً، وَحَلَفَ أَنْ لَا يَدْعُوَ عَلَى أَحَدٍ» [المستدرك على الصحيحين للحاكم: حسن]
“Bahwasanya seseorang telah mencela Ali –radhiyallahu
‘anhu-, maka Sa’ad bin Malik (Abi Waqqash) mendo’akan keburukan padannya,
dan akhirnya seekor unta menyerang orang tersebut hingga mati, kemudian Sa’ad
memerdekakan budak, dan bersumpah untuk tidak mendo’akan keburukan pada
seseorang pun”. [Al-Mustadrak: Hasan]
Beberapa ayat Al-Qur’an turun
padanya
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash –radhiyallahu
‘anhu-; Bahwasanya telah turun padanya beberapa ayat Al-Qur’an, ia berkata:
حَلَفَتْ أُمُّ سَعْدٍ أَنْ لَا تُكَلِّمَهُ أَبَدًا حَتَّى يَكْفُرَ بِدِينِهِ،
وَلَا تَأْكُلَ وَلَا تَشْرَبَ، قَالَتْ: زَعَمْتَ أَنَّ اللهَ وَصَّاكَ بِوَالِدَيْكَ،
وَأَنَا أُمُّكَ، وَأَنَا آمُرُكَ بِهَذَا. قَالَ: مَكَثَتْ ثَلَاثًا حَتَّى غُشِيَ
عَلَيْهَا مِنَ الْجَهْدِ، فَقَامَ ابْنٌ لَهَا يُقَالُ لَهُ عُمَارَةُ، فَسَقَاهَا،
فَجَعَلَتْ تَدْعُو عَلَى سَعْدٍ، فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي الْقُرْآنِ هَذِهِ
الْآيَةَ: {وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا} [العنكبوت: 8] {وَإِنْ جَاهَدَاكَ
عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي} وَفِيهَا {وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا} [لقمان: 15]
قَالَ: وَأَصَابَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَنِيمَةً
عَظِيمَةً، فَإِذَا فِيهَا سَيْفٌ فَأَخَذْتُهُ، فَأَتَيْتُ بِهِ الرَّسُولَ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: نَفِّلْنِي هَذَا السَّيْفَ، فَأَنَا مَنْ قَدْ
عَلِمْتَ حَالَهُ، فَقَالَ: «رُدُّهُ مِنْ حَيْثُ أَخَذْتَهُ» فَانْطَلَقْتُ، حَتَّى
إِذَا أَرَدْتُ أَنْ أُلْقِيَهُ فِي الْقَبَضِ لَامَتْنِي نَفْسِي، فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ،
فَقُلْتُ: أَعْطِنِيهِ، قَالَ فَشَدَّ لِي صَوْتَهُ «رُدُّهُ مِنْ حَيْثُ أَخَذْتَهُ»
قَالَ فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: {يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَنْفَالِ} [الأنفال: 1]
قَالَ: وَمَرِضْتُ فَأَرْسَلْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَأَتَانِي، فَقُلْتُ: دَعْنِي أَقْسِمْ مَالِي حَيْثُ شِئْتُ، قَالَ فَأَبَى، قُلْتُ:
فَالنِّصْفَ، قَالَ فَأَبَى، قُلْتُ: فَالثُّلُثَ، قَالَ فَسَكَتَ، فَكَانَ، بَعْدُ
الثُّلُثُ جَائِزًا. قَالَ: وَأَتَيْتُ عَلَى نَفَرٍ مِنَ الْأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرِينَ،
فَقَالُوا: تَعَالَ نُطْعِمْكَ وَنَسْقِكَ خَمْرًا، وَذَلِكَ قَبْلَ أَنْ تُحَرَّمَ
الْخَمْرُ، قَالَ فَأَتَيْتُهُمْ فِي حَشٍّ - وَالْحَشُّ الْبُسْتَانُ - فَإِذَا رَأْسُ
جَزُورٍ مَشْوِيٌّ عِنْدَهُمْ، وَزِقٌّ مِنْ خَمْرٍ. قَالَ فَأَكَلْتُ وَشَرِبْتُ مَعَهُمْ،
قَالَ فَذَكَرْتُ الْأَنْصَارَ وَالْمُهَاجِرِينَ عِنْدَهُمْ. فَقُلْتُ: الْمُهَاجِرُونَ
خَيْرٌ مِنَ الْأَنْصَارِ. قَالَ فَأَخَذَ رَجُلٌ أَحَدَ لَحْيَيِ الرَّأْسِ فَضَرَبَنِي،
بِهِ فَجَرَحَ بِأَنْفِي فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
فَأَخْبَرْتُهُ فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِيَّ - يَعْنِي نَفْسَهُ - شَأْنَ
الْخَمْرِ: {إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ
مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ} [المائدة: 90]
[صحيح مسلم]
"Ibu Sa'ad bersumpah tidak akan mau
berbicara dengan Sa'ad selama-lamanya hingga ia (Sa'ad) meninggalkan ajaran
Islam. Selain itu, ibunya juga tidak mau makan dan minum."
Ibu Sa'ad berkata kepada Sa'ad; "Hai Sa'ad,
kamu pernah mengatakan bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala telah
memerintahkanmu agar kamu selalu berbuat baik kepada kedua orang tuamu?.
Sekarang aku adalah ibumu, maka aku perintahkan kepadamu agar meninggalkan
Islam."
Mush'ab berkata; 'Ibu Sa'ad bertahan untuk tidak
makan dan minum selama tiga hari tiga malam hingga jatuh pingsan karena lemah.
Kemudian Umarah, anak laki-Iakinya, memberinya minum. Lalu ibunya itu mendo’akan
keburukan pada Sa'ad, kemudian turunlah firman Allah yang berbunyi: 'Kami
wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya' [Al-Ankabuut(29):
8]. 'Jika kedua orang tuamu memaksamu untuk menyekutukan-Ku dengan sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mematuhi keduanya
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.' [Luqmaan (31): 15].
Saad berkata; "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pernah memperoleh rampasan perang yang sangat banyak dan
ternyata di dalamnya ada sebilah pedang. Lalu saya ambil pedang itu dan
membawanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya
berkata; "Ya Rasulullah, berikanlah pedang tersebut kepada saya, karena
saya adalah orang yang telah engkau kenal perangainya."
Tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam malah berkata: "Hai Sa'ad, kembalikanlah pedang itu ke tempat
semula, di tempat kamu mengambilnya.'"
Lalu saya pergi, hingga ketika saya ingin meletakkannya
kembali, maka saya pun menyesali diri saya sendiri. Setelah itu saya
menghampiri Rasulullah sambil berkata; "Ya Rasulullah, berikanlah pedang
itu kepada saya!"
Namun Rasulullah tetap pada pendiriannya semula
dan menjawabnya dengan suara yang keras: "Hai Sa'ad, sudah 'kukatakan
kepadamu kembalikan pedang itu ke tempat di mana kamu mengambilnya!"
Setelah itu, Allah subhanahu wa ta'ala
menurunkan firmannya berbunyi: 'Mereka bertanya kepadamu tentang harta
rampasan perang' [Al Anfaal(8): 1].
Sa'ad berkata; "Ketika saya jatuh sakit,
saya mengutus seseorang untuk menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Setelah itu, beliau pun mendatangi saya. Lalu saya berkata kepada beliau; 'Ya
Rasulullah, izinkahlah saya membagikan harta sebagai wasiat sesuka hati
(semuanya).
Tetapi, rupanya Rasulullah melarangnya. Saya
katakan lagi; "Bagaimana kalau separuhnya?"
Beliau tetap melarangnya. Kemudian saya berkata
lagi; "Bagaimana kalau sepertiganya?"
BeIiau terdiam sesaat dan setelah itu
memperbolehkan wasiat sepertiga harta.
Saad berkata; "Saya pernah mendatangi
beberapa orang Anshar dan Muhajirin. Kemudian mereka berkata; 'Kemarilah hai
Sa'ad, kami akan memberimu makanan dan minuman keras (khamer).' (Saat itu
khamar memang belum diharamkan).
Lalu saya mendatangi untuk bergabung dengan
mereka di suatu kebun. Ternyata di sana ada kepala unta yang telah dipanggang
dan satu wadah minuman keras. Kemudian saya makan dan minum dengan sepuasnya bersama
mereka. Kebetulan pada saat itu sedang didiskusikan dan dibicarakan antara
mereka tentang keutamaan kaum Anshar dan kaum Muhajirin. Maka saya pun
menyatakan bahwa kaum Muhajirin Iebih baik dan utama daripada kaum Anshar.
Tentu saja pernyataan saya itu sangat kontroversial dan menyinggung banyak
orang yang hadir pada saat itu. Hingga ada salah seorang dari mereka mengambil
salah satu dagu dan kepala unta lalu memukulkannya kepada saya hingga
mencederai hidung saya. Lalu saya datang menemui Rasulullah dan menceritakan
apa yang telah terjadi pada diri saya. Akhirnya turunlah firman Allah yang
berbunyi: "Sesungguhnya minuman Khamr, berjudi, berkorban untuk
berhala, dan mengundi nasib dengan panah adalah terbuat keji yang termasuk
perbuatan syetan." (Al-Maidah: 90) [Shahih Muslim]
Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu
'anhu berkata:
" كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ سِتَّةَ نَفَرٍ، فَقَالَ الْمُشْرِكُونَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: اطْرُدْ هَؤُلَاءِ لَا يَجْتَرِئُونَ عَلَيْنَا. قَالَ وَكُنْتُ أَنَا وَابْنُ
مَسْعُودٍ، وَرَجُلٌ مِنْ هُذَيْلٍ، وَبِلَالٌ، وَرَجُلَانِ لَسْتُ أُسَمِّيهِمَا،
فَوَقَعَ فِي نَفْسِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا شَاءَ اللهُ
أَنْ يَقَعَ فَحَدَّثَ نَفْسَهُ فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: {وَلَا تَطْرُدِ الَّذِينَ
يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ} " [الأنعام: 52] [صحيح مسلم]
"Pada suatu hari, kami berenam menyertai
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian orang-orang musyrik
berkata kepada Rasulullah; 'Usirlah orang-orang yang tidak akan berani melawan
kami! '
Orang-orang tersebut adalah saya (Sa'ad), lbnu
Mas'ud, seorang laki-laki dari Hudzail, Bilal, dan dua orang laki-laki yang
tidak saya kenal namanya. Tak lama kemudian terlintas sesuatu dalam benak
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengatakannya dalam hati.
Maka Allah pun menurunkan firman-Nya: "Janganlah kamu mengusir
orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedangkan mereka
sangatlah mengharapkan keridhaan-Nya." (Al-An’am: 52) [Shahihh Muslim]
Saudara ibu Nabi
Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma berkata: Suatu hari
Sa’ad datang, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«هَذَا خَالِي فَلْيُرِنِي امْرُؤٌ خَالَهُ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Ini (Sa’ad) adalah saudara
ibuku, maka silakan seorang dari kalian menunjukkan kepadaku saudara ibunya”.
[Sunan Tirmidziy: Shahih]
Sa’ad bin Abi Waqqash dan ibu
Rasulullah sama-sama dari keturunan Bani Zuhrah.
Besar
perhatiaanya kepada Nabi
Aisyah radhiyallahu
'anha berkata:
كَانَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَهِرَ، فَلَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ، قَالَ: «لَيْتَ
رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِي صَالِحًا يَحْرُسُنِي اللَّيْلَةَ»، إِذْ سَمِعْنَا صَوْتَ
سِلاَحٍ، فَقَالَ: «مَنْ هَذَا؟»، فَقَالَ: " أَنَا سَعْدُ بْنُ أَبِي وَقَّاصٍ جِئْتُ
لِأَحْرُسَكَ "، وَنَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ [صحيح البخاري]
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
pernah berjaga-jaga (tidak tidur) di malam hari. Ketika sampai di Madinah,
Beliau bersabda: "Seandainya ada seorang sholih yang ronda menjagaku di
waktu malam".
Ketika kami mendengar suara senjata, Beliau
bertanya: "Siapakah itu".
Orang itu menjawab: "Saya Sa'ad bin Abu Waqqash
datang untuk menjaga Tuan".
Maka kemudian Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam tidur. [Shahih Bukhari]
Dalam riwayat lain:
Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu
'anhu berkata:
وَقَعَ فِي نَفْسِي خَوْفٌ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
فَجِئْتُ أَحْرُسُهُ
"Di dalam benak saya kekhawatiran terhadap
diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. OIeh karena itu, saya
datang ke sini untuk menjaganya."
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
فَدَعَا لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ نَامَ.
[صحيح مسلم]
Kemudian Rasulullah -shallallahu 'alaihi
wasallam- pun mendoakan kebaikan bagi Sa'ad dan setelah itu beliau tidur.
[Shahih Muslim]
Kesaksian Umar untuk Sa’ad
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu
'anhu:
«عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهُ مَسَحَ عَلَى الخُفَّيْنِ» وَأَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ سَأَلَ عُمَرَ
عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ: نَعَمْ، إِذَا حَدَّثَكَ شَيْئًا سَعْدٌ، عَنِ النَّبِيّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلاَ تَسْأَلْ عَنْهُ غَيْرَهُ. [صحيح البخاري]
Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
bahwa beliau mengusap sepasang sepatunya."
'Abdullah bin 'Umar menanyakan hal ini kepada
'Umar ia lalu menjawab, "Ya. Jika Sa'ad menceritakan kepadamu sebuah
hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka janganlah kamu
bertanya kepada selainnya." [Shahih Bukhari]
Salah satu dari enam ahli syura dan
kandidat khalifah setelah Umar
Umar bin Khathab radhiyallahu
'anhu berwasiat sebelum wafatnya:
إِنِّي لاَ أَعْلَمُ أَحَدًا أَحَقَّ بِهَذَا الأَمْرِ مِنْ هَؤُلاَءِ النَّفَرِ
الَّذِينَ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَنْهُمْ
رَاضٍ، فَمَنِ اسْتَخْلَفُوا بَعْدِي فَهُوَ الخَلِيفَةُ فَاسْمَعُوا لَهُ وَأَطِيعُوا،
فَسَمَّى عُثْمَانَ، وَعَلِيًّا، وَطَلْحَةَ، وَالزُّبَيْرَ، وَعَبْدَ الرَّحْمَنِ
بْنَ عَوْفٍ، وَسَعْدَ بْنَ أَبِي وَقَّاصٍ [صحيح البخاري]
Aku tidak mengetahui seseorang yang lebih berhak
pada perkara ini (khilafah) selain daripada mereka, yaitu orang-orang yang
ketika Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam meninggal beliau telah
meridhai mereka, maka barangsiapa yang menggantikan aku setelahku maka dialah
khalifah, wajib dengar dan taatlah padanya. Lalu ia menyebut nama: 'Utsman,
'Ali, Thalhah, Az-Zubair, 'Abdur-Rahman bin 'Auf, dan Saad bin Abi Waqqash.
[Shahih Bukhari]
Dalam riwayat lain:
فَالْخِلَافَةُ شُورَى بَيْنَ هَؤُلَاءِ السِّتَّةِ، الَّذِينَ تُوُفِّيَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَنْهُمْ رَاضٍ [صحيح مسلم]
Maka kekhilafahan adalah dipilih dengan cara
musyawarah di antara enam orang yang Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam
wafat dalam keadaan ridha kepada mereka. [Shahih Muslim]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Keistimewaan Sahabat Rasulullah - Keistimewaan Abu Bakr Ash-Shiddiiq - Keistimewaan Umar bin Khathab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...