Selasa, 14 November 2017

Keistimewaan Abu Bakr Ash-Shiddiiq

بسم الله الرحمن الرحيم


Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Namanya Abdullah bin Abi Quhafah Utsman bin ‘Amr, Al-Qurasyiy At-Taymiy. Beliau wafat tahun 13 hijriyah.

Diantara keistimewaannya:

Yang paling pertama masuk Islam dari kaum laki-laki

'Ammar radhiyallahu ‘anhu berkata;
«رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا مَعَهُ، إِلَّا خَمْسَةُ أَعْبُدٍ، وَامْرَأَتَانِ وَأَبُو بَكْرٍ»
"Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak ada orang yang bersama beliau (pertama kali memeluk Islam) kecuali lima orang budak, dua orang wanita, dan Abu Bakr". [Shahih Bukhari]

Yang paling dicintai oleh Nabi dari kaum lelaki

Amru bin Al Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata; Aku menemui Rasulullah seraya bertanya; Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling engkau cintai?
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam menjawab: “Aisyah.”
Lalu saya tanyakan lagi; Kalau dari kaum laki-laki, siapakah orang yang paling engkau cintai?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: “Ayah Aisyah (Abu Bakr).”
Saya bertanya lagi; Lalu siapa?
Rasulullah menjawab: “Umar bin Khaththab.”
Kemudian beliau menyebutkan beberapa orang sahabat lainnya. Setelah itu aku pun diam karena aku takut termasuk orang yang paling terakhir. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Yang paling berjasa kepada Nabi

Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan khuthbahnya:
«إِنَّ اللَّهَ خَيَّرَ عَبْدًا بَيْنَ الدُّنْيَا وَبَيْنَ مَا عِنْدَهُ فَاخْتَارَ مَا عِنْدَ اللَّهِ»
"Sesungguhnya Allah telah menawarkan kepada seorang hamba untuk memilih antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya. Kemudian hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah."
Maka tiba-tiba Abu Bakar Ash-Shidiq menangis. Aku berpikir dalam hati, apa yang membuat orang tua ini menangis, hanya karena Allah menawarkan kepada seorang hamba untuk memilih antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya lalu hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah?" Dan ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah yang dimaksud hamba tersebut. Dan Abu Bakr adalah orang yang paling memahami isyarat itu. Kemudian beliau berkata:
«يَا أَبَا بَكْرٍ لاَ تَبْكِ، إِنَّ أَمَنَّ النَّاسِ عَلَيَّ فِي صُحْبَتِهِ وَمَالِهِ أَبُو بَكْرٍ، وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيلًا مِنْ أُمَّتِي لاَتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ، وَلَكِنْ أُخُوَّةُ الإِسْلاَمِ وَمَوَدَّتُهُ، لاَ يَبْقَيَنَّ فِي المَسْجِدِ بَابٌ إِلَّا سُدَّ، إِلَّا بَابُ أَبِي بَكْرٍ»
"Wahai Abu Bakar, jangalah kamu menangis. Sesungguhnya manusia yang paling berjasa terhadapku dalam persahabatannya dan hartanya adalah Abu Bakar. Seandainya aku boleh mengambil kekasih dari ummatku, tentulah Abu Bakar orangnya. Akan tetapi yang ada adalah persaudaraan Islam dan berkasih sayang dalam Islam. Sungguh, tidak ada satupun pintu di dalam Masjid yang tersisa melainkan akan tertutup kecuali pintunya Abu Bakar." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Abu Ad-Darda' radliallahu 'anhu berkata; "Aku duduk di samping Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba Abu Bakr datang sambil memegang tepi bajunya hingga terlihat lututnya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Adapun teman kalian ini telah marah?".
Maka Abu Bakr memberi salam lalu berkata; "Aku punya masalah dengan Ibnu Al-Khaththab lalu aku terlanjur marah kepadanya namun kemudian aku menyesal, aku pun datang menemuinya untuk meminta maaf namun dia enggan memafkan aku. Maka itu aku datang kepada baginda".
Maka beliau bersabda: "Allah akan mengampunimu, wahai Abu Bakr". Beliau mengucapkan kalimat ini tiga kali.
Kemudian 'Umar menyesal lalu mendatangi kediaman Abu Bakr dan bertanya; "Apakah ada Abu Bakr?". Orang-orang menjawab; "Tidak ada". Kemudian 'Umar menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang kedatangannya ini membuat wajah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam nampak marah namun ketegangan itu berhenti karena kedatangan Abu Bakr yang langsung duduk bersimpuh pada lutut beliau seraya berkata; "Wahai Rasulullah, aku sudah berbuat aniaya dua kali".
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ بَعَثَنِي إِلَيْكُمْ فَقُلْتُمْ كَذَبْتَ، وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ صَدَقَ، وَوَاسَانِي بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَهَلْ أَنْتُمْ تَارِكُوا لِي صَاحِبِي»
"Sesungguhnya Allah mengutus aku kepada kalian namun kalian mengatakan; "Kamu pendusta" sedangkan Abu Bakr berkata; "Dia orang yang jujur', dan dia berjuang untukku mengorbankan dirinya dan hartanya. Apakah kalian akan meninggalkan kepadaku sahabatku?"-Beliau ulang dua kali-. Maka sejak saat itu Abu Bakr tidak disakiti lagi. [Shahih Bukhari]

Yang paling banyak bersedekah

Umar bin Al-Khathab radhiallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami agar bersedekah, dan hal tersebut bertepatan dengan keberadaan harta yang saya miliki. Lalu saya mengatakan; Apabila aku dapat mendahului Abu Bakr (dalam kebaikan) pada suatu hari maka hari ini aku akan mendahuluinya. Kemudian saya datang dengan membawa setengah hartaku, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" Saya katakan; Harta yang sama seperti itu.
Kemudian Abu Bakar datang dengan membawa seluruh harta yang ia miliki. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Abu Bakr, apakah yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" Ia berkata; saya tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya. Maka saya katakan; Saya tidak akan dapat mendahuluimu kepada sesuatupun selamanya. [Sunan Abi Daud no.1429: Hasan]

Membela Nabi dari gangguang kaum musyrik

'Urwah bin Az Zubair –rahimahullah- berkata; Aku bertanya kepada 'Abdullah bin 'Amru -radhiyallahu ‘anhuma- tentang perbuatan yang paling keras yang dilakukan kaum Musyrikin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka dia menjawab;
رَأَيْتُ عُقْبَةَ بْنَ أَبِي مُعَيْطٍ، جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي، فَوَضَعَ رِدَاءَهُ فِي عُنُقِهِ فَخَنَقَهُ بِهِ خَنْقًا شَدِيدًا، فَجَاءَ أَبُو بَكْرٍ حَتَّى دَفَعَهُ عَنْهُ، فَقَالَ: {أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ، وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ} [غافر: 28]
"Aku pernah melihat 'Uqbah bin Abu Mu'aith mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau sedang shalat, lalu dia meletakkan selendangnya pada leher beliau lalu dia menariknya dengan sekuat-kuatnya. Kemudian Abu Bakr datang lalu melepaskan selendang tersebut dari leher beliau seraya berkata (dengan mengutip firman Allah dalam surah Ghafir ayat 28 yang arinya): {"Apakah kalian akan membunuh seseorang karena dia mengatakan Rabb-ku Allah?. Sungguh dia telah datang dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas dari Rabb kalian"}. [Shahih Bukhari]

Selalu bersama dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:
وُضِعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ عَلَى سَرِيرِهِ، فَتَكَنَّفَهُ النَّاسُ يَدْعُونَ وَيُثْنُونَ وَيُصَلُّونَ عَلَيْهِ، قَبْلَ أَنْ يُرْفَعَ، وَأَنَا فِيهِمْ، قَالَ فَلَمْ يَرُعْنِي إِلَّا بِرَجُلٍ قَدْ أَخَذَ بِمَنْكِبِي مِنْ وَرَائِي، فَالْتَفَتُّ إِلَيْهِ فَإِذَا هُوَ عَلِيٌّ، فَتَرَحَّمَ عَلَى عُمَرَ، وَقَالَ: مَا خَلَّفْتَ أَحَدًا أَحَبَّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللهَ بِمِثْلِ عَمَلِهِ مِنْكَ، وَايْمُ اللهِ إِنْ كُنْتُ لَأَظُنُّ أَنْ يَجْعَلَكَ اللهُ مَعَ صَاحِبَيْكَ، وَذَاكَ أَنِّي كُنْتُ أُكَثِّرُ أَسْمَعُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «جِئْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، وَدَخَلْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، وَخَرَجْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، فَإِنْ كُنْتُ لَأَرْجُو، أَوْ لَأَظُنُّ، أَنْ يَجْعَلَكَ اللهُ مَعَهُمَا» [صحيح البخاري ومسلم]
'Pada saat Umar bin Khaththab meninggal, dia dibaringkan di atas tempat tidurnya. Para sahabat dan kaum muslimin lainnya berkumpul untuk bersama-sama memanjatkan doa dan ampunan kepada Allah bagi Umar dan kebetulan pada saat itu saya pun ikut berkumpul pula di sana. Tidak ada sesuatu yang mengejutkan saya, kecuali seorang laki-laki yang menepuk pundak saya dari belakang. Lalu saya menoleh ke arah tersebut dan ternyata ia adalah Ali bin Abu Thalib -radhiyallahu'anhu-. Setelah itu, ia pun memanjatkan doa dan ampunan kepada Allah bagi Umar bin Khaththab. Tidak berapa lama kemudian, Ali berkata; Tidak ada lagi seorangpun sepeninggalmu, yang lebih aku cintai dari pada dirimu, hingga aku lebih suka bertemu Allah dengan membawa kebaikan seperti kebaikan yang kau bawa hai Umar. Demi Allah, sungguh aku berbaik sangka kepada Allah bahwasannya Dia akan menyertakanmu kepada dua orang teman dekatmu, Rasulullah dan Abu Bakr yang telah kembali kepadaNya lebih dahulu darimu. Sebagaimana sabda Rasulullah yang sering aku dengar; 'Aku datang bersama Abu Bakar dan Umar. Aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar. Aku keluar bersama Abu Bakr dan Umar. Sungguh aku berharap agar Allah senantiasa menyertakanmu bersama Rasulullah dan Abu Bakr.' [Shahih Bukhari dan Muslim]

Menemani Nabi saat hijrah

Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:
{إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ} [التوبة: 40]
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [At-Taubah: 40]

Abu Bakr radliallahu 'anhu berkata; "Aku berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat berada di gua; "Seandainya salah seorang dari mereka melihat ke bawah kedua kakinya pasti dia melihat kita".
Maka beliau berkata:
«مَا ظَنُّكَ يَا أَبَا بَكْرٍ بِاثْنَيْنِ اللَّهُ ثَالِثُهُمَا»
"Bagaimana menurutmu wahai Abu Bakr, jika ada dua orang, dan Allah yang ketiganya?". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Mendapat predikat shiddiiq

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Bahwasanya Nabis shallallahu ‘alaihi wa sallam mendaki bukit Uhud bersama Abu Bakr, Umar, dan Utsman. Tiba bukit Uhud bergetar karena mereka, maka Rasulullah bersabda:
«اثْبُتْ أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ، وَصِدِّيقٌ، وَشَهِيدَانِ» [صحيح البخاري]
“Tenanglah wahai Uhud, karena sesungguhnya di atasmu hanya ada seorang Nabi, shiddiiq, dan dua orang syahid”. [Sahih Bukhari]

Salah seorang dari 10 yang mendapat jaminan masuk surga dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«أَبُو بَكْرٍ فِي الجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الجَنَّةِ، وَعُثْمَانُ فِي الجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الجَنَّةِ، وَطَلْحَةُ فِي الجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِي الجَنَّةِ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي الجَنَّةِ، وَسَعْدٌ فِي الجَنَّةِ، وَسَعِيدٌ فِي الجَنَّةِ، وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الجَرَّاحِ فِي الجَنَّةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Abu Bakr (akan masuk) dalam surga, Umar dalam surga, Utsman dalam surga, Ali dalam surga, Thalhah dalam surga, Az-Zubair dalam surga, Abdurrahman bin ‘Auf dalam surga, Sa’ad (bin Abi Waqqash) dalam surga, Sa’id (bin Zayd) dalam surga, dan Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarraah dalam surga”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]

Banyak beribadah, dan akan dipanggil pada hari kiamat dari semua pintu surga.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الجَنَّةِ: يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ، فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الجِهَادِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ "
“Barangsiapa yang menginfaqkan dua pasang dari sesuatu di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: Wahai hamba Allah ini lebih baik! Barangsiapa yang dari ahli shalat (banyak shalat sunnahnya) maka ia akan dipanggil dari pintu shalat, dan barangsiapa yang dari ahli jihad maka ia akan dipanggil dari pintu jihad, dan barangsiapa yang dari ahli puasa maka ia akan dipanggil dari pintu puasa dan pintu Ar-Rayyaan, dan barangsiapa yang dari ahli sedekah maka ia akan dipanggil dari pintu sedekah”.
Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu bertanya: Kukorbankan ibu dan bapakku demi engkau wahai Rasulullah! Tidak harus seseorang dipanggil dari semua pintu itu (satu saja sudah cukup), tapi apakah ada orang yang akan dipanggil dari setiap pintu itu?
Rasulullah menjawab:
«نَعَمْ، وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ»
“Iya, dan aku berharap engkau adalah salah satu dari mereka”. [Shahih Al-Bukhari]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya:
" مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ صَائِمًا؟ "
“Siapa diantara kalain yang berpuasa pagi hari ini?”
Abu Bakr menjawab: Saya.
Rasulullah bertanya lagi:
" فَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ جَنَازَةً؟ "
“Siapa diantara kalian yang mengantar jenazah hari ini?”
Abu Bakr menjawab: Saya.
Rasulullah bertanya lagi:
" فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ مِسْكِينًا؟ "
“Siapa diantara kalian yang memberi makan orang miskin hari ini?”
Abu Bakr menjawab: Saya.
Rasulullah bertanya lagi:
" فَمَنْ عَادَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ مَرِيضًا؟ "
“Siapa diantara kalain yang menjenguk orang sakit hari ini?”
Abu Bakr menjawab: Saya.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ، إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ " [صحيح مسلم]
“Amalan-amalan tersebut tidak terkumpul pada seseorang kecuali ia akan masuk surga”. [Sahih Muslim]

Sahabat Nabi yang terbaik

Ibnu 'Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata;
«كُنَّا نُخَيِّرُ بَيْنَ النَّاسِ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنُخَيِّرُ أَبَا بَكْرٍ، ثُمَّ عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ، ثُمَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ»
"Kami memilih-milih orang terbaik diantara manusia pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Akhirnya yang terpilih adalah Abu Bakr, kemudian 'Umar bin Al-Khaththab lalu 'Utsman bin 'Affan radliallahu 'anhum". [Shahih Bukhari]
Muhammad bin Al-Hanafiyyah berkata; Aku bertanya kepada bapakku (yaitu, 'Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu); "Siapakah manusia paling baik setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?". Bapakku menjawab; "Abu Bakr". Aku bertanya lagi;; "Kemudian siapa?". Dia menjawab; "'Umar". Aku khawatir bila dia mengatakan 'Utsman". Kemudian aku tanya; "Kemudian kamu?". Dia berkata; "Aku ini tidak lain hanyalah seorang laki-laki biasa dari kaum Muslimin". [Shahih Bukhari no.3395]

Pengganti Nabi menjadi imam

'Aisyah Ummul Mikminin radhiyallahu ‘anha berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata saat sakit menjelang kewafatannya:
«مُرُوا أَبَا بَكْرٍ يُصَلِّي بِالنَّاسِ»
"Suruhlah Abu Bakar untuk memimpin shalat orang-orang."
'Aisyah berkata, "Aku lalu berkata, "Jika Abu Bakar menggantikan posisi Tuan, maka suaranya tidak akan bisa didengar oleh orang-orang karena tangisnya. Sebaiknya suruhah Umar untuk memimpin shalat orang-orang." 'Aisyah berkata, "Aku lalu sampaikan kepada Hafshah, "Katakanlah kepada Beliau, 'Jika Abu Bakar menggantikan posisi Tuan, maka suaranya tidak akan dapat didengar oleh orang-orang karena tanagisannya, maka perintahlah Umar untuk memimpin shalat orang-orang'. Maka Hafshah pun melaksanakannya. Kemudian bersabdalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
«مَهْ إِنَّكُنَّ لَأَنْتُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ، مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ لِلنَّاسِ»
"Celakalah kalian!. Sungguh kalian ini seperti gadis-gadis yang menggoda Yusuf. Suruhlah Abu Bakar untuk memimpin shalat orang-orang."
Hafshah -radhiyallahu ‘anha- kemudian berkata kepada 'Aisyah, "Sungguh aku tidak mendapatkan kebaikan darimu." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Isyarat sebagai khalifah Nabi

Abdullah radhiyallahu ‘anhu berkata; "Tatkala Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam wafat, orang-orang Anshar berkata: 'Dari kami ada pemimpin dan dari kalian (Muhajirin) juga ada pemimpin'. Umar segera mendatangi mereka dan berkata:
«أَلَسْتُمْ تَعْلَمُونَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَمَرَ أَبَا بَكْرٍ أَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ، فَأَيُّكُمْ تَطِيبُ نَفْسُهُ أَنْ يَتَقَدَّمَ أَبَا بَكْرٍ؟»
'Bukankah kalian tahu bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam menyuruh Abu Bakr menjadi imam dalam shalat mereka? Siapa di antara kalian yang hatinya ingin mendahului Abu Bakar? '
Mereka berkata, 'Kami berlindung kepada Allah dari mendahului Abu Bakar." [Sunan An-Nasa’iy: Hasan]

Dari Jubair bin Muth'im radhiyallahu ‘anhu, bahwa seorang wanita menemui Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam dan mengajak beliau bicara tentang sesuatu. Lantas si wanita tadi berkata, 'Menurut anda bagaimana ya Rasulullah sekiranya aku datang lagi namun tidak bertemu dengan baginda (sudah wafat)? '
Nabi menjawab:
«إِنْ لَمْ تَجِدِينِي فَأْتِي أَبَا بَكْرٍ»
"Kalaulah engkau tidak menemuiku lagi, maka temuilah Abu Bakar."  [Shahih Bukhari dan Muslim]

Aisyah berkata; Pada suatu hari, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sakit, beliau berkata kepada saya:
" ادْعِي لِي أَبَا بَكْرٍ، أَبَاكِ، وَأَخَاكِ، حَتَّى أَكْتُبَ كِتَابًا، فَإِنِّي أَخَافُ أَنْ يَتَمَنَّى مُتَمَنٍّ وَيَقُولُ قَائِلٌ: أَنَا أَوْلَى، وَيَأْبَى اللهُ وَالْمُؤْمِنُونَ إِلَّا أَبَا بَكْرٍ "
“Panggillah Ayahmu Abu Bakr dan saudara laki-lakimu ke sini, agar aku buatkan sebuah surat (keputusan khalifah). Karena aku khawatir jika kelak ada orang yang ambisius dan berkata; Akulah yang lebih berhak menjadi khalifah. Sementara Allah dan kaum muslimin tidak menyetujuinya selain Abu Bakr.” [Shahih Muslim]

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ رَأَيْتُنِي عَلَى قَلِيبٍ عَلَيْهَا دَلْوٌ، فَنَزَعْتُ مِنْهَا مَا شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ أَخَذَهَا ابْنُ أَبِي قُحَافَةَ فَنَزَعَ بِهَا ذَنُوبًا أَوْ ذَنُوبَيْنِ، وَفِي نَزْعِهِ ضَعْفٌ، وَاللَّهُ يَغْفِرُ لَهُ ضَعْفَهُ، ثُمَّ اسْتَحَالَتْ غَرْبًا، فَأَخَذَهَا ابْنُ الخَطَّابِ فَلَمْ أَرَ عَبْقَرِيًّا مِنَ النَّاسِ يَنْزِعُ نَزْعَ عُمَرَ، حَتَّى ضَرَبَ النَّاسُ بِعَطَنٍ»
"Ketika aku sedang tidur, aku (bermimpi) melihat diriku ada di samping sebuah sumur yang memiliki timba lalu aku mengambil air dengan timba itu sesuai kehendak Allah. Kemudian timba itu diambil oleh Ibnu Abu-Quhafah (Abu Bakr) lalu dia menimba sebanyak satu atau dua timba air dan pada tarikannya itu ada kelemahan dan Allah telah mengampuni kelemahannya itu. Kemudian timba itu menjadi besar alu diambil oleh Ibnu Al-Khaththab. Sungguh aku belum pernah melihat di tengah-tengah manusia ada sesuatu yang begitu luar biasa yang dilakukan oleh seseorang kemudian dia membagi-bagikan kepada manusia seperti yang dilakukan oleh 'Umar sehingga manusia menjadi puas". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Tempat tertinggi di surga

Dari Abu Sa'id radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ أَهْلَ الدَّرَجَاتِ الْعُلَى لَيَرَوْنَ مَنْ فَوْقَهُمْ، كَمَا تَرَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ فِي أُفُقِ السَّمَاءِ، وَإِنَّ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ مِنْهُمْ وَأَنْعَمَا»
"Sesungguhnya, penghuni derajat yang paling tinggi (di surga), mereka dapat melihat orang-orang yang ada di atasnya sebagaimana kalian dapat melihat bintang yang terbit di ufuk langit, dan Abu Bakar dan Umar adalah termasuk mereka yang mendapatkan nikmat tersebut dan lebih lagi." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

Wallau a’lam!

Referensi:
الصحيح المسند من فضائل الصحابة للشيخ مصطفى العدوي حفظه الله

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...