بسم الله الرحمن الرحيم
Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.
Namanya Abdullah bin Abi Quhafah Utsman bin ‘Amr, Al-Qurasyiy At-Taymiy. Beliau wafat tahun 13 hijriyah.
Diantara keistimewaannya:
Yang paling pertama masuk Islam dari kaum laki-laki
'Ammar radhiyallahu ‘anhu berkata;
«رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا مَعَهُ، إِلَّا خَمْسَةُ أَعْبُدٍ، وَامْرَأَتَانِ
وَأَبُو بَكْرٍ»
"Aku melihat Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dan tidak ada orang yang bersama beliau (pertama kali
memeluk Islam) kecuali lima orang budak, dua orang wanita, dan Abu Bakr".
[Shahih Bukhari]
Yang paling dicintai
oleh Nabi dari kaum lelaki
Amru bin Al Ash radhiyallahu
‘anhuma berkata; Aku menemui Rasulullah seraya bertanya; Ya Rasulullah,
siapakah orang yang paling engkau cintai?
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam menjawab: “Aisyah.”
Lalu saya tanyakan lagi; Kalau dari kaum laki-laki, siapakah orang yang
paling engkau cintai?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: “Ayah Aisyah
(Abu Bakr).”
Saya bertanya lagi; Lalu siapa?
Rasulullah menjawab: “Umar bin Khaththab.”
Kemudian beliau menyebutkan beberapa orang sahabat lainnya. Setelah itu
aku pun diam karena aku takut termasuk orang yang paling terakhir. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Yang paling berjasa
kepada Nabi
Abu Sa'id Al-Khudriy
radhiyallahu ‘anhu berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menyampaikan khuthbahnya:
«إِنَّ
اللَّهَ خَيَّرَ عَبْدًا بَيْنَ الدُّنْيَا وَبَيْنَ مَا عِنْدَهُ فَاخْتَارَ مَا عِنْدَ
اللَّهِ»
"Sesungguhnya Allah telah menawarkan kepada seorang hamba untuk
memilih antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya. Kemudian hamba tersebut
memilih apa yang ada di sisi Allah."
Maka tiba-tiba Abu Bakar Ash-Shidiq menangis. Aku berpikir dalam hati,
apa yang membuat orang tua ini menangis, hanya karena Allah menawarkan kepada
seorang hamba untuk memilih antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya lalu
hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah?" Dan ternyata
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah yang dimaksud hamba
tersebut. Dan Abu Bakr adalah orang yang paling memahami isyarat itu. Kemudian
beliau berkata:
«يَا
أَبَا بَكْرٍ لاَ تَبْكِ، إِنَّ أَمَنَّ النَّاسِ عَلَيَّ فِي صُحْبَتِهِ وَمَالِهِ
أَبُو بَكْرٍ، وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيلًا مِنْ أُمَّتِي لاَتَّخَذْتُ أَبَا
بَكْرٍ، وَلَكِنْ أُخُوَّةُ الإِسْلاَمِ وَمَوَدَّتُهُ، لاَ يَبْقَيَنَّ فِي المَسْجِدِ
بَابٌ إِلَّا سُدَّ، إِلَّا بَابُ أَبِي بَكْرٍ»
"Wahai Abu Bakar, jangalah kamu menangis. Sesungguhnya manusia yang
paling berjasa terhadapku dalam persahabatannya dan hartanya adalah Abu Bakar.
Seandainya aku boleh mengambil kekasih dari ummatku, tentulah Abu Bakar
orangnya. Akan tetapi yang ada adalah persaudaraan Islam dan berkasih sayang
dalam Islam. Sungguh, tidak ada satupun pintu di dalam Masjid yang tersisa
melainkan akan tertutup kecuali pintunya Abu Bakar." [Shahih Bukhari dan
Muslim]
Abu Ad-Darda' radliallahu 'anhu berkata; "Aku duduk di samping
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba Abu Bakr datang sambil
memegang tepi bajunya hingga terlihat lututnya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Adapun teman kalian ini telah marah?".
Maka Abu Bakr memberi salam lalu berkata; "Aku punya masalah dengan
Ibnu Al-Khaththab lalu aku terlanjur marah kepadanya namun kemudian aku
menyesal, aku pun datang menemuinya untuk meminta maaf namun dia enggan
memafkan aku. Maka itu aku datang kepada baginda".
Maka beliau bersabda: "Allah akan mengampunimu, wahai Abu
Bakr". Beliau mengucapkan kalimat ini tiga kali.
Kemudian 'Umar menyesal lalu mendatangi kediaman Abu Bakr dan bertanya;
"Apakah ada Abu Bakr?". Orang-orang menjawab; "Tidak ada".
Kemudian 'Umar menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang
kedatangannya ini membuat wajah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam nampak
marah namun ketegangan itu berhenti karena kedatangan Abu Bakr yang langsung
duduk bersimpuh pada lutut beliau seraya berkata; "Wahai Rasulullah, aku
sudah berbuat aniaya dua kali".
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ
اللَّهَ بَعَثَنِي إِلَيْكُمْ فَقُلْتُمْ كَذَبْتَ، وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ صَدَقَ، وَوَاسَانِي
بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَهَلْ أَنْتُمْ تَارِكُوا لِي صَاحِبِي»
"Sesungguhnya Allah mengutus aku kepada kalian namun kalian
mengatakan; "Kamu pendusta" sedangkan Abu Bakr berkata; "Dia
orang yang jujur', dan dia berjuang untukku mengorbankan dirinya dan hartanya.
Apakah kalian akan meninggalkan kepadaku sahabatku?"-Beliau ulang dua kali-.
Maka sejak saat itu Abu Bakr tidak disakiti lagi. [Shahih Bukhari]
Yang paling banyak
bersedekah
Umar bin Al-Khathab radhiallahu
'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan
kami agar bersedekah, dan hal tersebut bertepatan dengan keberadaan harta yang
saya miliki. Lalu saya mengatakan; Apabila aku dapat mendahului Abu Bakr (dalam
kebaikan) pada suatu hari maka hari ini aku akan mendahuluinya. Kemudian saya
datang dengan membawa setengah hartaku, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Apakah yang engkau tinggalkan untuk
keluargamu?" Saya katakan; Harta yang sama seperti itu.
Kemudian Abu Bakar datang dengan membawa seluruh harta yang ia miliki.
Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai
Abu Bakr, apakah yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" Ia
berkata; saya tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya. Maka saya katakan; Saya
tidak akan dapat mendahuluimu kepada sesuatupun selamanya. [Sunan Abi Daud
no.1429: Hasan]
Membela Nabi dari
gangguang kaum musyrik
'Urwah bin Az Zubair –rahimahullah- berkata; Aku bertanya kepada 'Abdullah
bin 'Amru -radhiyallahu ‘anhuma- tentang perbuatan yang paling keras
yang dilakukan kaum Musyrikin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Maka dia menjawab;
رَأَيْتُ عُقْبَةَ
بْنَ أَبِي مُعَيْطٍ، جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ
يُصَلِّي، فَوَضَعَ رِدَاءَهُ فِي عُنُقِهِ فَخَنَقَهُ بِهِ خَنْقًا شَدِيدًا، فَجَاءَ
أَبُو بَكْرٍ حَتَّى دَفَعَهُ عَنْهُ، فَقَالَ: {أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ
رَبِّيَ اللَّهُ، وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ} [غافر: 28]
"Aku pernah melihat 'Uqbah bin Abu Mu'aith mendatangi Nabi shallallahu
'alaihi wasallam saat beliau sedang shalat, lalu dia meletakkan
selendangnya pada leher beliau lalu dia menariknya dengan sekuat-kuatnya.
Kemudian Abu Bakr datang lalu melepaskan selendang tersebut dari leher beliau
seraya berkata (dengan mengutip firman Allah dalam surah Ghafir ayat 28 yang
arinya): {"Apakah kalian akan membunuh seseorang karena dia mengatakan
Rabb-ku Allah?. Sungguh dia telah datang dengan membawa keterangan-keterangan
yang jelas dari Rabb kalian"}. [Shahih Bukhari]
Selalu bersama
dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma
berkata:
وُضِعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ عَلَى سَرِيرِهِ، فَتَكَنَّفَهُ النَّاسُ يَدْعُونَ
وَيُثْنُونَ وَيُصَلُّونَ عَلَيْهِ، قَبْلَ أَنْ يُرْفَعَ، وَأَنَا فِيهِمْ، قَالَ
فَلَمْ يَرُعْنِي إِلَّا بِرَجُلٍ قَدْ أَخَذَ بِمَنْكِبِي مِنْ وَرَائِي، فَالْتَفَتُّ
إِلَيْهِ فَإِذَا هُوَ عَلِيٌّ، فَتَرَحَّمَ عَلَى عُمَرَ، وَقَالَ: مَا خَلَّفْتَ
أَحَدًا أَحَبَّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللهَ بِمِثْلِ عَمَلِهِ مِنْكَ، وَايْمُ اللهِ
إِنْ كُنْتُ لَأَظُنُّ أَنْ يَجْعَلَكَ اللهُ مَعَ صَاحِبَيْكَ، وَذَاكَ أَنِّي كُنْتُ
أُكَثِّرُ أَسْمَعُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «جِئْتُ
أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، وَدَخَلْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، وَخَرَجْتُ
أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، فَإِنْ كُنْتُ لَأَرْجُو، أَوْ لَأَظُنُّ، أَنْ يَجْعَلَكَ
اللهُ مَعَهُمَا» [صحيح البخاري
ومسلم]
'Pada saat Umar bin Khaththab meninggal,
dia dibaringkan di atas tempat tidurnya. Para sahabat dan kaum muslimin lainnya
berkumpul untuk bersama-sama memanjatkan doa dan ampunan kepada Allah bagi Umar
dan kebetulan pada saat itu saya pun ikut berkumpul pula di sana. Tidak ada
sesuatu yang mengejutkan saya, kecuali seorang laki-laki yang menepuk pundak
saya dari belakang. Lalu saya menoleh ke arah tersebut dan ternyata ia adalah
Ali bin Abu Thalib -radhiyallahu'anhu-. Setelah itu, ia pun memanjatkan
doa dan ampunan kepada Allah bagi Umar bin Khaththab. Tidak berapa lama
kemudian, Ali berkata; Tidak ada lagi seorangpun sepeninggalmu, yang lebih aku
cintai dari pada dirimu, hingga aku lebih suka bertemu Allah dengan membawa
kebaikan seperti kebaikan yang kau bawa hai Umar. Demi Allah, sungguh aku
berbaik sangka kepada Allah bahwasannya Dia akan menyertakanmu kepada dua orang
teman dekatmu, Rasulullah dan Abu Bakr yang telah kembali kepadaNya lebih
dahulu darimu. Sebagaimana sabda Rasulullah yang sering aku dengar; 'Aku datang
bersama Abu Bakar dan Umar. Aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar. Aku keluar
bersama Abu Bakr dan Umar. Sungguh aku berharap agar Allah senantiasa
menyertakanmu bersama Rasulullah dan Abu Bakr.' [Shahih Bukhari dan Muslim]
Menemani Nabi saat hijrah
Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:
{إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ
إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ
يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ
عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا
السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ} [التوبة: 40]
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka
sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir
(musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari
dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada
temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta
kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan
membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan menjadikan
orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi.
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [At-Taubah: 40]
Abu Bakr radliallahu 'anhu berkata; "Aku
berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat berada di gua;
"Seandainya salah seorang dari mereka melihat ke bawah kedua kakinya pasti
dia melihat kita".
Maka beliau berkata:
«مَا ظَنُّكَ يَا أَبَا بَكْرٍ بِاثْنَيْنِ اللَّهُ
ثَالِثُهُمَا»
"Bagaimana menurutmu wahai Abu Bakr, jika
ada dua orang, dan Allah yang ketiganya?". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Mendapat predikat shiddiiq
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Bahwasanya Nabis shallallahu
‘alaihi wa sallam mendaki bukit Uhud bersama Abu Bakr, Umar, dan Utsman.
Tiba bukit Uhud bergetar karena mereka, maka Rasulullah bersabda:
«اثْبُتْ
أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ، وَصِدِّيقٌ، وَشَهِيدَانِ» [صحيح البخاري]
“Tenanglah wahai Uhud, karena sesungguhnya di atasmu hanya ada seorang
Nabi, shiddiiq, dan dua orang syahid”. [Sahih Bukhari]
Salah seorang dari 10
yang mendapat jaminan masuk surga dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«أَبُو بَكْرٍ فِي الجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الجَنَّةِ،
وَعُثْمَانُ فِي الجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الجَنَّةِ، وَطَلْحَةُ فِي الجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ
فِي الجَنَّةِ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي الجَنَّةِ، وَسَعْدٌ فِي الجَنَّةِ،
وَسَعِيدٌ فِي الجَنَّةِ، وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الجَرَّاحِ فِي الجَنَّةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Abu Bakr (akan masuk) dalam surga, Umar
dalam surga, Utsman dalam surga, Ali dalam surga, Thalhah dalam surga,
Az-Zubair dalam surga, Abdurrahman bin ‘Auf dalam surga, Sa’ad (bin Abi
Waqqash) dalam surga, Sa’id (bin Zayd) dalam surga, dan Abu ‘Ubaidah bin
Al-Jarraah dalam surga”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Banyak beribadah, dan akan dipanggil pada hari kiamat
dari semua pintu surga.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ، نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الجَنَّةِ: يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ، فَمَنْ
كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ
الجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الجِهَادِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ
مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ
"
“Barangsiapa yang menginfaqkan dua pasang dari
sesuatu di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: Wahai
hamba Allah ini lebih baik! Barangsiapa yang dari ahli shalat (banyak shalat
sunnahnya) maka ia akan dipanggil dari pintu shalat, dan barangsiapa yang dari
ahli jihad maka ia akan dipanggil dari pintu jihad, dan barangsiapa yang dari
ahli puasa maka ia akan dipanggil dari pintu puasa dan pintu Ar-Rayyaan, dan
barangsiapa yang dari ahli sedekah maka ia akan dipanggil dari pintu sedekah”.
Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu bertanya:
Kukorbankan ibu dan bapakku demi engkau wahai Rasulullah! Tidak harus seseorang
dipanggil dari semua pintu itu (satu saja sudah cukup), tapi apakah ada orang
yang akan dipanggil dari setiap pintu itu?
Rasulullah menjawab:
«نَعَمْ، وَأَرْجُو أَنْ
تَكُونَ مِنْهُمْ»
“Iya, dan aku berharap engkau adalah salah satu dari mereka”. [Shahih
Al-Bukhari]
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bertanya:
"
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ صَائِمًا؟ "
“Siapa diantara kalain
yang berpuasa pagi hari ini?”
Abu Bakr menjawab:
Saya.
Rasulullah bertanya
lagi:
"
فَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ جَنَازَةً؟ "
“Siapa diantara kalian
yang mengantar jenazah hari ini?”
Abu Bakr menjawab:
Saya.
Rasulullah bertanya
lagi:
"
فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ مِسْكِينًا؟ "
“Siapa diantara kalian
yang memberi makan orang miskin hari ini?”
Abu Bakr menjawab:
Saya.
Rasulullah bertanya
lagi:
"
فَمَنْ عَادَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ مَرِيضًا؟ "
“Siapa diantara kalain
yang menjenguk orang sakit hari ini?”
Abu Bakr menjawab:
Saya.
Maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
" مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ، إِلَّا دَخَلَ
الْجَنَّةَ " [صحيح مسلم]
“Amalan-amalan tersebut tidak terkumpul pada seseorang kecuali ia akan
masuk surga”. [Sahih Muslim]
Sahabat Nabi yang terbaik
Ibnu 'Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata;
«كُنَّا
نُخَيِّرُ بَيْنَ النَّاسِ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَنُخَيِّرُ أَبَا بَكْرٍ، ثُمَّ عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ، ثُمَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ»
"Kami memilih-milih orang
terbaik diantara manusia pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Akhirnya yang terpilih adalah Abu Bakr, kemudian 'Umar bin Al-Khaththab lalu
'Utsman bin 'Affan radliallahu 'anhum". [Shahih Bukhari]
Muhammad bin Al-Hanafiyyah
berkata; Aku bertanya kepada bapakku (yaitu, 'Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu);
"Siapakah manusia paling baik setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam?". Bapakku menjawab; "Abu Bakr". Aku
bertanya lagi;; "Kemudian siapa?". Dia menjawab; "'Umar".
Aku khawatir bila dia mengatakan 'Utsman". Kemudian aku tanya;
"Kemudian kamu?". Dia berkata; "Aku ini tidak lain hanyalah
seorang laki-laki biasa dari kaum Muslimin". [Shahih Bukhari no.3395]
Pengganti Nabi menjadi imam
'Aisyah Ummul Mikminin radhiyallahu ‘anha berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata saat sakit
menjelang kewafatannya:
«مُرُوا
أَبَا بَكْرٍ يُصَلِّي بِالنَّاسِ»
"Suruhlah Abu Bakar untuk
memimpin shalat orang-orang."
'Aisyah berkata, "Aku lalu berkata,
"Jika Abu Bakar menggantikan posisi Tuan, maka suaranya tidak akan bisa
didengar oleh orang-orang karena tangisnya. Sebaiknya suruhah Umar untuk
memimpin shalat orang-orang." 'Aisyah berkata, "Aku lalu sampaikan
kepada Hafshah, "Katakanlah kepada Beliau, 'Jika Abu Bakar menggantikan
posisi Tuan, maka suaranya tidak akan dapat didengar oleh orang-orang karena
tanagisannya, maka perintahlah Umar untuk memimpin shalat orang-orang'. Maka
Hafshah pun melaksanakannya. Kemudian bersabdalah Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam:
«مَهْ
إِنَّكُنَّ لَأَنْتُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ، مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ لِلنَّاسِ»
"Celakalah kalian!. Sungguh
kalian ini seperti gadis-gadis yang menggoda Yusuf. Suruhlah Abu Bakar untuk
memimpin shalat orang-orang."
Hafshah -radhiyallahu ‘anha- kemudian berkata kepada 'Aisyah,
"Sungguh aku tidak mendapatkan kebaikan darimu." [Shahih Bukhari dan
Muslim]
Isyarat sebagai khalifah Nabi
Abdullah radhiyallahu ‘anhu berkata; "Tatkala Rasulullah shallallahu'alaihi
wasallam wafat, orang-orang Anshar berkata: 'Dari kami ada pemimpin dan
dari kalian (Muhajirin) juga ada pemimpin'. Umar segera mendatangi mereka dan
berkata:
«أَلَسْتُمْ
تَعْلَمُونَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَمَرَ أَبَا
بَكْرٍ أَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ، فَأَيُّكُمْ تَطِيبُ نَفْسُهُ أَنْ يَتَقَدَّمَ
أَبَا بَكْرٍ؟»
'Bukankah kalian tahu bahwa
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam menyuruh Abu Bakr menjadi imam
dalam shalat mereka? Siapa di antara kalian yang hatinya ingin mendahului Abu
Bakar? '
Mereka berkata, 'Kami berlindung
kepada Allah dari mendahului Abu Bakar." [Sunan An-Nasa’iy: Hasan]
Dari Jubair bin Muth'im radhiyallahu ‘anhu, bahwa seorang
wanita menemui Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam dan mengajak beliau
bicara tentang sesuatu. Lantas si wanita tadi berkata, 'Menurut anda bagaimana
ya Rasulullah sekiranya aku datang lagi namun tidak bertemu dengan baginda
(sudah wafat)? '
Nabi menjawab:
«إِنْ
لَمْ تَجِدِينِي فَأْتِي أَبَا بَكْرٍ»
"Kalaulah engkau tidak
menemuiku lagi, maka temuilah Abu Bakar." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Aisyah berkata; Pada suatu
hari, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sakit, beliau
berkata kepada saya:
"
ادْعِي لِي أَبَا بَكْرٍ، أَبَاكِ، وَأَخَاكِ، حَتَّى أَكْتُبَ كِتَابًا، فَإِنِّي
أَخَافُ أَنْ يَتَمَنَّى مُتَمَنٍّ وَيَقُولُ قَائِلٌ: أَنَا أَوْلَى، وَيَأْبَى اللهُ
وَالْمُؤْمِنُونَ إِلَّا أَبَا بَكْرٍ "
“Panggillah Ayahmu Abu Bakr dan
saudara laki-lakimu ke sini, agar aku buatkan sebuah surat (keputusan
khalifah). Karena aku khawatir jika kelak ada orang yang ambisius dan berkata; Akulah
yang lebih berhak menjadi khalifah. Sementara Allah dan kaum muslimin tidak
menyetujuinya selain Abu Bakr.” [Shahih Muslim]
Dari Abu Hurairah radhiallahu
'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«بَيْنَا
أَنَا نَائِمٌ رَأَيْتُنِي عَلَى قَلِيبٍ عَلَيْهَا دَلْوٌ، فَنَزَعْتُ مِنْهَا مَا
شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ أَخَذَهَا ابْنُ أَبِي قُحَافَةَ فَنَزَعَ بِهَا ذَنُوبًا أَوْ
ذَنُوبَيْنِ، وَفِي نَزْعِهِ ضَعْفٌ، وَاللَّهُ يَغْفِرُ لَهُ ضَعْفَهُ، ثُمَّ اسْتَحَالَتْ
غَرْبًا، فَأَخَذَهَا ابْنُ الخَطَّابِ فَلَمْ أَرَ عَبْقَرِيًّا مِنَ النَّاسِ يَنْزِعُ
نَزْعَ عُمَرَ، حَتَّى ضَرَبَ النَّاسُ بِعَطَنٍ»
"Ketika aku sedang tidur,
aku (bermimpi) melihat diriku ada di samping sebuah sumur yang memiliki timba
lalu aku mengambil air dengan timba itu sesuai kehendak Allah. Kemudian timba
itu diambil oleh Ibnu Abu-Quhafah (Abu Bakr) lalu dia menimba sebanyak satu
atau dua timba air dan pada tarikannya itu ada kelemahan dan Allah telah
mengampuni kelemahannya itu. Kemudian timba itu menjadi besar alu diambil oleh
Ibnu Al-Khaththab. Sungguh aku belum pernah melihat di tengah-tengah manusia
ada sesuatu yang begitu luar biasa yang dilakukan oleh seseorang kemudian dia
membagi-bagikan kepada manusia seperti yang dilakukan oleh 'Umar sehingga
manusia menjadi puas". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Tempat tertinggi di surga
Dari Abu Sa'id radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ
أَهْلَ الدَّرَجَاتِ الْعُلَى لَيَرَوْنَ مَنْ فَوْقَهُمْ، كَمَا تَرَوْنَ الْكَوْكَبَ
الدُّرِّيَّ فِي أُفُقِ السَّمَاءِ، وَإِنَّ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ مِنْهُمْ وَأَنْعَمَا»
"Sesungguhnya, penghuni
derajat yang paling tinggi (di surga), mereka dapat melihat orang-orang yang
ada di atasnya sebagaimana kalian dapat melihat bintang yang terbit di ufuk
langit, dan Abu Bakar dan Umar adalah termasuk mereka yang mendapatkan nikmat tersebut
dan lebih lagi." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
Wallau a’lam!
Referensi:
الصحيح المسند من فضائل الصحابة للشيخ مصطفى
العدوي حفظه الله
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...