بسم
الله الرحمن الرحيم
Dari 'Ubaidillah bin Mihshan Al-Khathmiy
radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ
أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ
يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
"Barangsiapa dari kalian pada pagi
hari merasa aman di tengah-tengah keluarganya, sehat jasmaninya, memiliki
kebutuhan pokok untuk sehari-harinya, maka seakan-akan dunia telah dikumpulkan
untuknya." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
'Ubaidillah bin Mihshan
Al-Khathmiy radhiyallahu ‘anhu.
Ia adalah Abdullah bin Mihshan Al-Anshariy
Al-Khathmiy, pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia hanya
meriwayatkan satu hadits dari Nabi shallallahu ‘alaih wasallam, yaitu
hadits ini.
2.
Hadits ini mengajarkan
kita untuk selalu merasa cukup atas pemberian Allah, tidak dilalaikan dengan
menumpuk-numpuk harta demi kepuasa duniawi.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{أَلْهَاكُمُ
التَّكَاثُرُ (1) حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (2) كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
(3) ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (4) كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ
الْيَقِينِ (5) لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6) ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ
الْيَقِينِ (7) ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ} [التكاثر : 1-8]
Bermegah-megahan (menumpuk harta) telah
melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu
akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang
yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya
kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin, kemudian kamu pasti akan
ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia
itu). [At-Takatsur 1-8]
Ø Dari Abu Barzah Al-Aslamiy radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا
تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا
أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ
وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Kedua kaki seorang hamba tidak berajak dari tempatnya
di hari kiamat sampai ia ditanya tentang umurnya yang ia habiskan dengan
melakukan apa, tentang ilmunya apa yang ia amalkan, tentang hartanya dari mana
ia dapat dan ia nafkahkan untuk apa, dan tentang jasadnya pada hal apa ia
gunakan". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam beliau bersabda:
«لَيْسَ الغِنَى عَنْ
كَثْرَةِ العَرَضِ، وَلَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ»
"Bukanlah kekayaan itu karena
banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kaya hati." [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Ø Abu Darda` radhiyallahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
مَا
طَلَعَتْ شَمْسٌ قَطُّ إِلَّا بُعِثَ بِجَنْبَتَيْهَا مَلَكَانِ يُنَادِيَانِ
يُسْمِعَانِ أَهْلَ الْأَرْضِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ
هَلُمُّوا إِلَى رَبِّكُمْ فَإِنَّ مَا قَلَّ وَكَفَى خَيْرٌ مِمَّا كَثُرَ
وَأَلْهَى وَلَا آبَتْ شَمْسٌ قَطُّ إِلَّا بُعِثَ بِجَنْبَتَيْهَا مَلَكَانِ
يُنَادِيَانِ يُسْمِعَانِ أَهْلَ الْأَرْضِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ اللَّهُمَّ
أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَأَعْطِ مُمْسِكًا مَالًا تَلَفًا
"Tidaklah matahari terbit kecuali ada
dua malaikat yang diutus di kedua sisinya sambil berseru, dan seluruh penduduk
bumi mendengarkan keduanya kecuali dua golongan. Kedua melaikat itu menyerukan;
"Wahai sekalian manusia, kembalilah kepada Rabb kalian. Ketahuilah bahwa sedikit
namun mencukupi itu lebih baik dari pada banyak namun melalaikan. Dan
tidaklah matahari terbenam kecuali ada dua malaikat yang di utus di kedua sisinya
sambil berseru, seluruh penduduk bumi mendengarkan keduanya kecuali dua
golongan, keduanya berseru: “Ya Allah berilah balasan bagi mereka yang
berinfak, dan berilah bagi orang kikir itu kerugian harta." [Musnad Ahmad:
Hasan]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahul 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ
سَعَى عَلَى وَالِدَيْهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى عَلَى عِيَالِهِ
فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى مُكَاثِرًا فَفِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ [المعجم الأوسط: حسنه الألباني]
"Barangsiapa yang mencari nafkah untuk kedua orang
tuanya maka ia berada di jalan Allah, barangsiapa yang mencari nafkah untuk
keluarganya (istri dan anak) maka ia berada di jalan Allah, dan barangsiapa
yang mencari nafkah untuk memperbanyak harta maka ia berada di jalan setan dan
sekutunya". [Al-Mu'jam Al-Ausath: Hasan]
Lihat: Kehidupan dunia
Lihat: Kehidupan dunia
3.
Hadits ini memberikan
ukuran pencapaian seseorang dari nikmat dunia, karena nafsu manusia tidak akan
pernah merasa cukup.
Ibnu
Zubair radhiyallahul
'anhuma dalam khutbahnya di atas
mimbar ketika di Makkah berkata; "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ
أُعْطِيَ وَادِيًا مَلْئًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا، وَلَوْ
أُعْطِيَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ
إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ» [صحيح
البخاري]
'Sekiranya
anak Adam diberi satu lembah yang dipenuhi dengan emas, niscaya ia akan
menginginkan lembah yang kedua, dan apabila diberi yang kedua, niscaya ia
menginginkan lembah yang ketiga, dan tidaklah perut anak Adam dipenuhi
melainkan dengan tanah, dan Allah akan menerima taubat siapa saja yang
bertaubat.' [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam berdo'a:
«اللهُمَّ
اجْعَلْ رِزْقَ آلِ مُحَمَّدٍ قُوتًا» [صحيح البخاري ومسلم]
"Ya Allah, jadikanlah rezki keluarga Muhammad yang
mencukupi (tanpa berlebihan)" [Sahih Bukhari dan Muslim]
4.
Harta manusia hanya
sebatas apa yang ia makan, pakai, atau sedekahkan.
Abdullah bin
Asy-Syikhir radhiyallahul
'anhu berkata: Aku mendatangi Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau tengah membaca:
{أَلْهَاكُمُ
التَّكَاثُرُ} [التكاثر
: 1]
Bermegah-megahan
telah melalaikanmu [At-Takaatsur:
1]
Beliau bersabda:
" يَقُولُ ابْنُ
آدَمَ: مَالِي، مَالِي، قَالَ: وَهَلْ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا
مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ، أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ؟
" [صحيح مسلم]
"Anak
cucu Adam berkata: 'Hartaku, hartaku'." Beliau meneruskan: "Hartamu
wahai anak cucu Adam tidak lain adalah yang kau makan lalu kau habiskan, yang
kau kenakan lalu kau usangkan atau yang kau sedekahkan lalu kau habiskan."
[Shahih Muslim]
5.
Nikmat aman didahulukan
dari pada kesehatan dan pangan, karena keduanya tidak berarti tanpa ada keamanan.
Demikian pula kesehatan didahulukan dari
pangan.
Seorang sahabat Nabi -radhiyallahu
'anhu- berkata: "Kami sedang duduk-duduk dalam sebuah majelis, lalu
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang, sementara di kepalanya masih
ada sisa air mandi. Sebagian kami berkata kepada beliau, "Hari ini kami
melihat baginda tampak bahagia"
Beliau lantas menjawab:
«أَجَلْ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ»
"Benar, segala puji bagi Allah."
Setelah itu orang-orang hanyut dalam
perbincangan masalah kekayaan hingga beliau pun bersabda:
«لَا بَأْسَ بِالْغِنَى
لِمَنِ اتَّقَى، وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى، وَطِيبُ
النَّفْسِ مِنَ النَّعِيمِ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang
yang bertakwa. Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan
bahagia itu bagian dari kenikmatan." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Ø Dari Mahmud bin Labiid radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"
إِنَّ اللهَ لَيَحْمِي عَبْدَهُ الْمُؤْمِنَ مِنَ الدُّنْيَا وَهُوَ يُحِبُّهُ
كَمَا تَحْمُونَ مَرِيضَكُمْ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ تَخَافُونَهُ عَلَيْهِ
"
“Sesungguhnya Allah mencegah hamba-Nya yang
beriman dari kenikmatan dunia sedangkan Ia mencintainya, sebagaimana kalian
mencegah orang sakit kalian dari makanan dan minuman karena khawatir terhadap
mereka”. [Musnad Ahmad: Sahih]
6.
Tidak ada keamanan
tanpa iman, tauhid, dan amal shalih.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{الَّذِينَ
آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ
وَهُم مُّهْتَدُونَ} [الأنعام
: 82]
Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampur-adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang
mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
[Al-An'aam: 82]
{وَعَدَ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ
وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم
مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ
وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ} [النور : 55]
Dan Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh
bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk
mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap)
kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
[An-Nuur: 55]
Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (2): Keutamaan Tauhid
Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (2): Keutamaan Tauhid
7.
Nikmat kesehatan.
Nabi Ibrahim 'alaihissalam berkata:
{وَإِذَا
مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ} [الشعراء:
80]
Dan apabila aku sakit, Dialah Yang
menyembuhkan aku. [Asy-Syu'araa': 80]
Ø Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
نِعْمَتَانِ
مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
"Dua kenikmatan yang sering dilupakan
oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang." [Shahih
Bukhari]
8.
Nikmat makanan, minuman,
dan pakaian.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا
لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ} [البقرة: 172]
Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan
bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
[Al-Baqarah: 172]
{قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ
الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ
لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ
كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ} [الأعراف:
32]
Katakanlah: "Siapakah yang
mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk
hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?"
Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat". Demikianlah
Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. [Al-A’raf:
32]
Nabi Ibrahim 'alaihissalam berkata:
{الَّذِي
خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ (78) وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ} [الشعراء: 78 - 79]
Tuhan yang telah menciptakan aku, maka
Dialah yang menunjuki aku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum
kepadaku. [Asy-Syu'araa': 78-79]
9.
Semua nikmat datangnya
dari Allah.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَا
بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ} [النحل: 53]
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu,
maka dari Allah-lah (datangnya). [An-Nahl: 53]
Lihat: Rezeki hanya dari Allah
Lihat: Rezeki hanya dari Allah
10.
Bahaya tidak mensyukuri
nikmat.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَضَرَبَ
اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا
رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ
لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ} [النحل: 112]
Dan Allah telah membuat suatu
perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya
datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya
mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka
pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.
[An-Nahl: 112]
{ذَلِكَ
بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى
يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ} [الأنفال: 53]
Yang demikian itu adalah karena
sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah (mengambil) sesuatu nikmat
yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah
apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri (dari ketaatan kepada maksiat), dan
sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al-Anfaal:53]
Lihat: Akibat maksiat
Lihat: Akibat maksiat
11.
Beribada kepada Allah sebagai
bentuk rasa syukur.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{فَلْيَعْبُدُوا
رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُم مِّنْ
خَوْفٍ} [قريش:
3-4]
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan
Pemilik rumah ini (Ka'bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. [Quraisy: 3-4]
{اعْمَلُوا
آلَ دَاوُودَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ} [سبأ: 13]
Beramallah wahai keluarga Daud untuk
bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima
kasih. [Saba':13]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...