Sabtu, 31 Oktober 2020

Kuingin bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di surga

 بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مِنْ أَشَدِّ أُمَّتِي لِي حُبًّا نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي، يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ رَآنِي بِأَهْلِهِ وَمَالِهِ»

"Diantara ummatku yang sangat mencintaiku adalah orang-orang yang datang sepeninggalku, salah seorang diantara mereka sangat ingin melihatku (walau harus) dengan (mengorbankan) keluargan dan hartanya." [Shahih Muslim]

Di dunia ini kita tidak mungkin bertemu dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kecuali dalam mimpi, namun kita sangat berharap semoga bisa bertemu langsung dan bersama beliau dalam surga.

Ada beberapa amalan untuk bisa dekat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam surga, diantaranya:

1.     Menta’ati Allah dan Rasulnya.

Dari Tsauban radhiyallahu 'anhu -mantan budak Nabi-, ia sangat mencintai Nabi shallallahu ' alaihi wasallam, ia sangat tidak sabar untuk senantiasa bersama beliau. Suatu hari ia menghadap Nabi dengan wajah yang berubah, nampak kesedihan di wajahnya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«ما غيَرَ لَوْنَكَ؟»

“Apa yang menyebabkan wajahmu berubah begini?”

Tsauban menjawab:

يا رسولَ اللهِ ، ما بي مَرَضٌ ولا وَجَعٌ؛ غيرَ أني إذا لم أَرَكَ اسْتَوْحَشْتُ وَحْشَةً شديدةً حتى ألقاك، ثم إني إذا ذَكَرْتُ الآخِرَةَ أخافُ أَلَّا أراكَ لأنكَ تُرْفَعُ إلى عِلِّيِّينَ مع النَّبِيِّينَ؛ وإني إن دَخَلْتُ الجنةَ كنتُ في منزلةٍ أَدْنَى من منزِلتِكَ، وإن لم أَدْخُلْها لم أَرَكَ أبدًا، فنزل قولُه تعالى: {وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا}. [ضعف إسناده الشيخ الألباني في فقه السيرة ص210]

“Wahai Rasulullah, aku tidak sedang sakit, hanya saja jika aku tidak melihatmu aku merasakan kerinduan yang sangat mendalam sampai aku menemuimu, kemudian aku mengingat akhirat dan aku takut tidak bisa lagi melihatmu karena engkau berada di surga tertinggi bersama para Nabi, sedangkan aku jika masuk surga maka aku akan berada di tempat yang lebih rendah dari tempatmu. Namu jika aku tidak masuk surga, maka aku tidak akan pernah lagi menemuimu”.

Maka firman Allah ta'aalaa turun: {Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin (jujur keimanannya), orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya}. [An-Nisaa': 69]

Sanad hadits ini dilemahkan oleh syekh Albaniy rahimahullah dalam tahkik kitab Fiqhus Sirah hal.210, akan tetapi matannya shahih dengan beberapa penguat dari hadits Aisyah dan Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhum:

a)       Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:

 «جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَاللَّهِ إِنَّكَ لَأَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي، وَإِنَّكَ لَأَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَهْلِي، وَأَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ وَلَدِي، وَإِنِّي لَأَكُونُ فِي الْبَيْتِ، فَأَذْكُرُكَ فَمَا أَصْبِرُ حَتَّى آتِيَكَ، فَأَنْظُرُ إِلَيْكَ، وَإِذَا ذَكَرْتُ مَوْتِي ومَوْتَكَ عَرَفْتُ أَنَّكَ إِذَا دَخَلْتَ الْجَنَّةَ رُفِعْتَ مَعَ النَّبِيِّينَ، وَإِنِّي إِذَا دَخَلْتُ الْجَنَّةَ خَشِيتُ أَنْ لَا أَرَاكَ. فَلَمْ يُرِدَّ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى نَزَّلَ جِبْرِيلُ بِهَذِهِ الْآيَةِ: {وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ} [النساء: 69]» الْآيَةَ [المعجم الأوسط (1/ 153)]

Seorang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata: Wahai Rasulullah demi Allah seseungguhnya engkau lebih saya cintai dari diriku sendiri, dan sesungguhnya engkau lebih saya cintai dari keluargaku, dan lebih aku cintai dari anakku. Dan sungguh aku berada dalam rumah, kemudian aku mengingatmu lalu aku tidak sabar untuk bertemu denganmu kemudian melihatmu. Dan jika aku mengingat kematianku dan kematianmu, aku yakin engkau akan masuk surga dan diangkat bersama para Nabi, sedangkan aku jika masuk surga aku khawatir tidak dapat melihatmu!

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak membalasnya sampai Jibril turun membawa ayat ini {Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya}. [An-Nisaa': 69] [Al-Mu’jam Al-Ausath karya Ath-Thabaraniy]

b)      Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:

أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي لَأُحِبُّكَ حَتَّى إِنِّي لَأَذْكُرُكَ، فَلَوْلَا أَنِّي أَجِيءُ فَأَنْظُرُ إِلَيْكَ ظَنَنْتُ أَنَّ نَفْسِي تَخْرُجُ، فَأَذْكُرُ أَنِّي إِنْ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ صِرْتُ دُونَكَ فِي الْمَنْزِلَةِ فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَيَّ، وَأُحِبُّ أَنْ أَكُونَ مَعَكَ فِي الدَّرَجَةِ، " فَلَمْ يَرُدَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا، فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: {وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ} [النساء: 69] الْآيَةَ، فَدَعَاهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَتَلَاهَا عَلَيْهِ " [المعجم الكبير للطبراني (12/ 86)]

Seorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya: Wahai Rasulullah, seseunggunya aku mencintaimu sampai terkadang aku mengingatmu dan sekiranya aku tidak mendatangimu dan melihatmu maka aku merasa ruhku akan keluar. Kemudian aku teringat bahwa jika aku masuk surga maka aku akan berada di bawah kedudukanmu, maka itu memberatkanku karena aku ingin bersamamu dalam satu derajat.

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak membalas dengan sesuatu pun, kemudian Allah ‘azza wajalla menurunkan firmanNya: {Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya}. [An-Nisaa': 69]

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memanggilnya dan membacakan ayat ini kepadanya. [Al-Mu’jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy]

Hadits ini dihukumi shahih oleh syekh Albaniy rahimahullah dalam kitabnya Silsilah Ash-Shahihah (6/1044) no.2933.

Ø  ‘Amr bin Murrah Al-Juhaniy radhiyallahu 'anhu berkata: Seseorang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata: Wahai Rasulullah, aku telah bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwasanya engkau adalah Rasul Allah, dan aku mendirikan shalat lima waktu, dan aku menunaikan zakat, dan aku berpuasa di bulan Ramadhan!

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ مَاتَ عَلَى هَذَا، كَانَ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ هَكَذَا - وَنَصَبَ إِصْبَعَيْهِ -، مَا لَمْ يُعَقَّ وَالِدَيْهِ» [مسند أحمد: صحيح]

“Siapa yang mati dalam keadaan seperti ini, ia akan bersama para Nabi, shiddiq, dan syuhada’ pada hari kiamat seperti ini -beliau mengacungkan kedua jarinya-, selama ia tidak durhaka kepada kedua orang tuanya”. [Musnad Ahmad: Shahih]

2.     Memperbanyak shalat sunnah.

Rabi'ah bin Ka'ab al-Aslamiy radhiallahu 'anhu berkata:

«كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ: لِي سَلْ! فَقُلْتُ: أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ قَال:َ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ؟ قُلْتُ: هُوَ ذَاكَ قَال:َ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ»

"Saya bermalam bersama Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam (tidur depan pintu Nabi), lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk hajatnya, maka beliau bersabda kepadaku, 'Mintalah kepadaku.' 

Maka aku berkata, 'Aku meminta kepadamu agar aku menemanimu di surga'.

Rasulullah shallallahu ' alaihi wasallam bertanya: 'Adakah selain itu'.

Aku menjawab, 'Itu saja'.

Maka beliau menjawab, 'Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud'. [Shahih Muslim]

Lihat: Keutamaan shalat

3.     Memohon kepada Allah subhanahu wata’aalaa.

Dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu (pembawa sendal Nabi); "Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- masuk masjid bersama dengan Abu Bakar dan Umar. Sementara Ibnu Mas'ud sedang melaksanakan shalat di dalam masjid dengan membaca surat An-Nisaa` hingga selesai ayat keseratus. Kemudian Ibnu Mas'ud berdoa dalam keadaan berdiri shalat, beliau lalu bersabda:

«اسْأَلْ تُعْطَهْ، اسْأَلْ تُعْطَهْ»

"Mintalah niscaya engkau akan diberi, mintalah niscaya engkau akan diberi."

Kemudian beliau bersabda:

«مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ غَضًّا كَمَا أُنْزِلَ فَلْيَقْرَأْهُ بِقِرَاءَةِ ابْنِ أُمِّ عَبْدٍ»

"Barangsiapa ingin membaca Al-Qur'an sebagaimana ia diturunkan, hendaklah ia membaca dengan qira'ah Ibnu Ummi 'Abd."

Ketika tiba waktu pagi, Abu Bakar pergi menemui Abdullah bin Mas'ud untuk menyampaikan kabar gembira tersebut. Abu Bakar lalu bertanya, "Apa yang kamu minta kepada Allah tadi malam?"

Ibnu Mas'ud menjawab, "Aku mengucapkan:

«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا لَا يَرْتَدُّ، وَنَعِيمًا لَا يَنْفَدُ، وَمُرَافَقَةَ مُحَمَّدٍ فِي أَعْلَى جَنَّةِ الْخُلْدِ»

'Ya Allah, aku meminta kepadamu keimanan yang tidak akan murtad, kenikmatan yang tidak akan hilang, bisa menemani Muhammad di surga yang tinggi dan kekal."

Umar lalu datang, lantas dikatakan kepadanya, "Sesungguhnya Abu Bakar telah mendahuluimu."

Maka Umar pun berkata, "Semoga Allah merahmati Abu Bakar, tidaklah aku berlomba dengannya dalam kebaikan kecuali ia mendahuluiku." [Musnad Ahmad: Shahih]

Lihat: Keutamaan berdo’a

4.     Mencintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Anas bin Malik radhiallahu 'anhu berkata:

«جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ: وَمَا أَعْدَدْتَ لِلسَّاعَةِ؟ قَالَ: حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ، قَالَ: فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ. قَالَ أَنَسٌ: فَمَا فَرِحْنَا بَعْدَ الْإِسْلَامِ فَرَحًا أَشَدَّ مِنْ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ. قَالَ أَنَسٌ: فَأَنَا أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ، فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِأَعْمَالِهِمْ»

"Pada suatu hari seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya bertanya; 'Ya RasululIah, kapankah kiamat itu akan datang? '

Mendengar pertanyaan laki-laki itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam balik bertanya: 'Apa yang telah kamu siapkan untuk menghadapi kiamat? '

Laki-laki itu menjawab; 'Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.'

Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya kamu akan bersama orang yang kamu cintai.'

Anas berkata; 'Tidak ada yang lebih menyenangkan hati kami setelah masuk Islam selain sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang berbunyi: 'Sesungguhnya kamu akan bersama orang yang kamu cintai.'

Anas berkata; 'Karena saya mencintai Allah, Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar, maka saya berharap kelak akan bersama mereka meskipun saya tidak dapat beramal seperti mereka.'  [Shahih Muslim]

Ø  Abdullah bin Mas'ud radhiallahu'anhu berkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ تَقُولُ فِي رَجُلٍ أَحَبَّ قَوْمًا وَلَمْ يَلْحَقْ بِهِمْ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah seraya bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana Anda mengatakan mengenai seseorang yang mencintai suatu kaum, namun dia tidak mencapai kaum tersebut (dalam amalan dan keutamaan)?"

Maka Rasulullah bersabda, "Seseorang akan bersama dengan yang di cintainya." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Abu Musa radhiallahu'anhu berkata:

قِيلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الرَّجُلُ يُحِبُّ القَوْمَ وَلَمَّا يَلْحَقْ بِهِمْ؟ قَالَ: «المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ» [صحيح البخاري]

Diberitahukan kepada Nabi bahwa ada seseorang yang mencintai suatu kaum, namun dia tidak mencapai kaum tersebut (dalam amalan dan keutamaan)?

Beliau bersabda, "Seseorang akan bersama dengan orang yang di cintainya." [Shahih Bukhari]

Ø  Abu Dzar radhiyallahu 'anhu bertanya:

يَا رَسُولَ اللَّهِ: الرَّجُلُ يُحِبُّ الْقَوْمَ، وَلَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يَعْمَلَ كَعَمَلِهِمْ، قَالَ: «أَنْتَ يَا أَبَا ذَرٍّ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ»، قَالَ: فَإِنِّي أُحِبُّ اللَّهَ، وَرَسُولَهُ، قَالَ: «فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ» قَالَ: فَأَعَادَهَا أَبُو ذَرٍّ فَأَعَادَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ [سنن أبي داود: صحيح]

"Wahai Rasulullah, seorang laki-laki menyukai suatu kaum, namun ia tidak bisa (meniru) amalan yang mereka lakukan?"

Beliau menjawab, "Wahai Abu Dzar, kamu akan bersama dengan orang yang kamu sukai."

Abu Dzar berkata, "Sungguh, aku menyukai Allah dan rasul-Nya."

Beliau bersabda, "Kamu bersama siapa yang kamu sukai."

Abu Dzar mengulangi ucapannya, maka Rasulullah pun mengulangi ucapannya." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Dari Shafwan bin 'Assal Al Muradiy radhiyallahu 'anhu; Seorang Badui tersebut berkata:

المَرْءُ يُحِبُّ القَوْمَ وَلَمَّا يَلْحَقْ بِهِمْ؟ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ يَوْمَ القِيَامَةِ» [سنن الترمذي: حسن]

Bagaimana nasib seseorang mencintai sebuah kaum, namun dia tidak mencapai kaum tersebut (dalam amalan dan keutamaan)?

Nabi bersabda, "Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya pada hari kiamat." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Ø  Dari Jabir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«الْعَبْدُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ» [مسند أحمد: حسن لغيره]

"Seorang hamba itu akan dikumpulkan bersama yang dia cintai." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

Lihat: Cinta Rabi'ah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

5.     Memperbanyak shalawat

Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" أَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَلَاةِ فِي كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ , فَإِنَّ صَلَاةَ أُمَّتِي تُعْرَضُ عَلَيَّ فِي كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلَاةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّي مَنْزِلَةً " [شعب الإيمان للبيهقي: حسن]

"Perbanyaklah kalian berselawat padaku setiap hari Jum'at, karena shalawat umatku diperlihatkan padaku di setiap hari Jum'at, dan barangsiapa yang paling banyak shalawatnya padaku maka dialah yang paling dekat kedudukannya dariku". [Syu'ab Al-Iman karya Al-Baehiqy: Hasan]

Ø  Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً» [صحيح ابن حبان]

"Sesungguhnya manusia yang paling utama denganku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku". [Sahih Ibnu Hibban]

Lihat: Keutamaan bershalawat

6.     Berakhlak mulia.

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالمُتَشَدِّقُونَ وَالمُتَفَيْهِقُونَ»

“Sesungguhnya yang paling aku cintai dari kalian dan yang paling dekat dariku di hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya, dan sesungguhnya yang yang paling aku benci dari kalian dan paling jauh dariku di hari kiamat "ats-tsartsaruun" (yang banyak bicara), "al-mutasyaddiquun" (yang terlalu bergaya/berlebian cara berbicaranya), dan "al-mutafaihiquun”.

Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, kami sudah tahu makna "ats-tsartsaruun" dan "al-mutasyaddiquun", lalu apa makna "al-mutafaihiquun”?

Rasulullah menjawab:

«المُتَكَبِّرُونَ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]

“Orang yang sombong (dalam berbicara)”. [Sunan At-Tirmidziy: Sahih]

Lihat: Keutamaan akhlak mulia

7.     Merawat dua anak perempuan atau lebih

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا، جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ» [صحيح مسلم]

“Barangsiapa yang menanggung nafkah dua anak gadis sampai balig maka ia akan datang pada hari kiamat (masuk surga) bersamaku (seperti ini)”.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendekatkan dua jarinya. [Shahih Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain:

" مَنْ عَالَ ابْنَتَيْنِ، أَوْ ثَلَاثَ بَنَاتٍ، أَوْ أُخْتَيْنِ، أَوْ ثَلَاثَ أَخَوَاتٍ، حَتَّى يَبِنَّ أَوْ يَمُوتَ عَنْهُنَّ، كُنْتُ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ " [مسند أحمد: صحيح]

“Barangsiapa yang menanggung nafkah dua anak perempuan atau tiga, atau dua saudari perempuan atau tiga sampai mereka pergi atau ia mati maka aku dan ia di surga seperti ini”.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya. [Musnad Ahmad: Sahih]

Lihat: Penghargaan Islam terhadap perempuan

8.     Menanggung anak yatim.

Dari Sahl bin Sa'd radhiyallahu 'anhuma; Nabi bersabda:

«أَنَا وَكَافِلُ اليَتِيمِ فِي الجَنَّةِ هَكَذَا»

"Aku dan orang yang menanggung anak yatim berada di surga seperti ini."

Beliau mengisyaratkan dengan kedua jarinya yaitu telunjuk dan jari tengah. [Shahih Bukhari]

Ø  Abu Hurariah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah bersabda:

«كَافِلُ الْيَتِيمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ»

"Orang yang menanggung anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia seperti dua ini di surga."

Imam Malik mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah. [Shahih Muslim]

9.     Pedagang yang jujur dan amanah.

Dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

«التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ، وَالصِّدِّيقِينَ، وَالشُّهَدَاءِ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

"Seorang pedagang yang jujur dan dipercaya akan bersama dengan para Nabi, shiddiqun dan para syuhada`." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Lihat: Syarh hadits Ibnu Mas’ud: Jujurlah jangan berdusta

10.Tidak merubah ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu; bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menziarahi kuburan lalu berdo’a:

«السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ، وَدِدْتُ أَنَّا قَدْ رَأَيْنَا إِخْوَانَنَا»

"Semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepadamu, wahai kaum mukminin. Dan kami, insya Allah akan menyusulmu. Aku senang apabila aku dapat bertemu dengan saudara-saudaraku.”

Para sahabat bertanya: ‘Bukankah kami saudara-saudaramu, wahai Rasulullah?’

Beliau menjawab:

«أَنْتُمْ أَصْحَابِي، وَإِخْوَانُنَا الَّذِينَ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ»

“Engkau adalah sahabat-sahabatku, sedangkan saudara-saudara kita adalah orang-orang yang datang setelahku.”

Mereka bertanya: ‘Bagaimana engkau dapat mengenal umatmu yang belum datang?’

Beliau bersabda:

«أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ»

“Tahukah engkau, seandainya seseorang memiliki kuda yang muka, kaki dan tangannya bersinar, kuda itu berada di antara kuda-kuda hitam legam, dapatkah ia mengenali kudanya?”

Mereka menjawab: ‘Tentu, wahai Rasulullah.’

Beliau bersabda:

«فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ الْوُضُوءِ، وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ، أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ، أُنَادِيهِمْ: أَلَا هَلُمَّ! فَيُقَالُ: إِنَّهُمْ قَدْ بَدَّلُوا بَعْدَكَ! فَأَقُولُ: سُحْقًا سُحْقًا»

“Sesungguhnya umatku akan datang dengan wajah, kaki dan tangan yang bersinar karena bekas wudhu. Aku menyambut mereka di telaga. Ketahuilah! Ada beberapa orang akan dihalang-halangi mendatangi telagaku, sebagaimana unta hilang yang dihalang-halangi. Aku berseru kepada mereka: ‘Kemarilah!’ Lalu dikatakan: ‘Sesungguhnya mereka telah mengganti (ajaranmu) setelahmu.’ Maka aku berkata: ‘Menjauhlah, menjauhlah.’” [Shahih Muslim]

Lihat: Bahaya perkara bid’ah dalam agama

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Upaya Al-Musthafa -shallallahu ‘alaihi wasallam- dalam menjaga tauhid dan menutup seluruh jalan yang menuju kepada kemusyrikan - Orang yang merasakan manisnya iman - Meninggalkan perkara yang meragukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...