Rabu, 28 Oktober 2020

Syarah Kitab Tauhid bab (22); Upaya Al-Musthafa -shallallahu ‘alaihi wasallam- dalam menjaga tauhid dan menutup seluruh jalan yang menuju kepada kemusyrikan

 بسم الله الرحمن الرحيم

Dalam bab ini, syekh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah menyebutkan 1 ayat, dan 2 hadits yang menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat sayang terhadap umatnya sehingga berusaha keras agar mereka tidak terjerumus dalam kesyirikan.

Firman Allah ta’aalaa:

{لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (128) فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ} [التوبة: 128، 129]

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang orang mu’min. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung". [At-Taubah: 128-129]

a.       Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«لاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا، وَلاَ تَجْعَلُوْا قَبْرِيْ عِيْدًا، وَصَلُّوْا عَلَيَّ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ تَبْلُغُنِيْ حَيْثُ كُنْتُمْ»

“Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, ucapkanlah shalawat untukku, karena sesungguhnya ucapan shalawat kalian akan sampai kepadaku dimana saja kalian berada.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad yang baik, dan para perawinya tsiqah]

b.       Dalam hadits yang lain, Ali bin Al-Husain rahimahullah menuturkan, bahwa ia melihat seseorang masuk ke dalam celah-celah yang ada pada kuburan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian berdo’a, maka ia pun melarangnya seraya berkata kepadanya: “Maukah kamu aku beritahu sebuah hadits yang aku dengar dari bapakku, dari kakekku (Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu), dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

«لاَ تَتَّخِذُوْا قَبْرِيْ عِيْدًا، وَلاَ بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا، وَصَلُّوْا عَلَيَّ فَإِنَّ تَسْلِيْمَكُمْ يَبْلُغُنِيْ حَيْثُ كُنْتُمْ»

“Janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan ucapkanlah doa salam untukku, karena doa salam kalian akan sampai kepadaku dari mana saja kalian berada.” [Diriwayatkan oleh Adh-Dhiyaa’ dalam kitab Al-Mukhtarah]

Dari ayat dan hadits di atas, syekh –rahimahullah- menyebutkan 9 poin penting:

  1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al-Bara’ah.

Ayat ini, dengan sifat sifat yang disebutkan di dalamnya untuk pribadi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, menunjukkan bahwa beliau telah memperingatkan umatnya agar menjauhi syirik, yang merupakan dosa paling besar, karena inilah tujuan utama diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا} [الكهف: 6]

Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan Ini (Al-Quran). [Al-Kahfi:6]

  1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan umatnya dan berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menjauhkan umatnya dari jalan yang menuju kepada kemusyrikan, serta menutup setiap jalan yang menjurus kepadanya.

Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ شَيْءٍ يُقَرِّبُكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبْعِدُكُمْ مِنَ النَّارِ إِلَّا قَدْ أَمَرْتُكُمْ بِهِ، وَلَيْسَ شَيْءٌ يُقَرِّبُكُمْ مِنَ النَّارِ وَيُبْعِدُكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَّا قَدْ نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ» [مصنف ابن أبي شيبة: حسنه الألباني]

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak ada sesuatu yang mendekatkan kalian kepada surga dan menjauhkan kalian dari neraka kecuali aku telah memerintahkannya kepada kalian, dan tidak ada sesuatu yang mendekatkan kalian kepada neraka dan menjauhkan kalian dari surga kecuali aku telah melarangnya pada kalian". [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: Hasan]

Ø  Hudzaifah bin Al-Yaman -radhiallahu 'anhuma- berkata:

أَنَّ رَجُلًا مِنَ الْمُسْلِمِينَ رَأَى فِي النَّوْمِ أَنَّهُ لَقِيَ رَجُلًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ، فَقَالَ: نِعْمَ الْقَوْمُ أَنْتُمْ لَوْلَا أَنَّكُمْ تُشْرِكُونَ، تَقُولُونَ: مَا شَاءَ اللَّهُ وَشَاءَ مُحَمَّدٌ، وَذَكَرَ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: " أَمَا وَاللَّهِ، إِنْ كُنْتُ لَأَعْرِفُهَا لَكُمْ، قُولُوا: مَا شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ شَاءَ مُحَمَّدٌ "

"Seorang laki-laki muslim bermimpi dalam tidurnya bertemu dengan seorang ahli kitab, ia berkata: "Sebaik-baik kaum adalah kalian, jika kalian tidak berbuat syirik. Kalian mengatakan 'Apa yang dikehendaki Allah dan yang dikehendaki Muhammad'."

Lalu hal itu ia ceritakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau pun bersabda: "Demi Allah, sungguh aku sudah tahu itu pada kalian, maka ucapkanlah: 'Apa yang dikehendaki Allah kemudian Muhammad'." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Ø  Abdullah bin Abu Aufa -radhiallahu 'anhu- berkata:

لَمَّا قَدِمَ مُعَاذٌ مِنَ الشَّامِ سَجَدَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَا هَذَا يَا مُعَاذُ؟» قَالَ: أَتَيْتُ الشَّامَ فَوَافَقْتُهُمْ يَسْجُدُونَ لِأَسَاقِفَتِهِمْ وَبَطَارِقَتِهِمْ، فَوَدِدْتُ فِي نَفْسِي أَنْ نَفْعَلَ ذَلِكَ بِكَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَلَا تَفْعَلُوا، فَإِنِّي لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِغَيْرِ اللَّهِ، لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَا تُؤَدِّي الْمَرْأَةُ حَقَّ رَبِّهَا حَتَّى تُؤَدِّيَ حَقَّ زَوْجِهَا، وَلَوْ سَأَلَهَا نَفْسَهَا وَهِيَ عَلَى قَتَبٍ لَمْ تَمْنَعْهُ»

Tatkala Mu'adz -radhiallahu 'anhu- datang dari Syam, ia bersujud kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hingga beliau bersabda: "Apa-apaan ini ya Mu'adz?”

Mu'adz menjawab, "Aku pernah mendatangi Syam, aku mendapatkan mereka sujud kepada para uskup dan komandan mereka. Maka, aku ingin melakukannya terhadapmu."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian melakukannya, kalau saja aku diperbolehkan memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada selain Allah, niscaya aku akan perintahkan seorang isteri bersujud kepada suaminya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di Tangan-Nya, sungguh seorang isteri itu tidak dikatakan menunaikan hak Rabb-nya hingga ia menunaikan hak suaminya. Kalau saja suami memintanya untuk dilayani, sementara ia sedang berada di atas pelana kendaraan, maka ia tidak boleh menolaknya." [Sunan Ibnu Majah: Hasan Shahih]

  1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat menginginkan keimanan dan keselamatan kita, dan amat belas kasihan lagi penyayang kepada kita.

Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya dan berdo'a:

«اللهُمَّ أُمَّتِي أُمَّتِي»

"Ya Allah, umatku, umatku!", dan beliau menangis.

Maka Allah 'azza wa jalla berfirman:

«يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّدٍ، وَرَبُّكَ أَعْلَمُ، فَسَلْهُ مَا يُبْكِيكَ؟»

"Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad, dan Rabb-mu lebih mengetahui, maka tanyakan kepadanya apa yang membuatmu menangis?"

Maka Jibril 'alaihissalam mendatanginya kemudian menanyainya, maka Rasulullah menyampaikan apa yang ia ucapkan sedangkan ia lebih mengetahui.

Maka Allah berfirman:

" يَا جِبْرِيلُ، اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّدٍ، فَقُلْ: إِنَّا سَنُرْضِيكَ فِي أُمَّتِكَ، وَلَا نَسُوءُكَ " [صحيح مسلم]

"Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad, dan katakana: Sesungguhnya kami akan meridhai umatmu dan tidak akan mengecewakanmu". [Sahih Muslim]

  1. Larangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk tidak menziarahi kuburannya dengan cara tertentu, [yaitu dengan menjadikannya sebagai tempat perayaan], padahal menziarahi kuburan beliau termasuk amalan yang amat baik.

Dari Umar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لاَ تُطْرُونِي، كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا: عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ» [صحيح البخاري]

"Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan dalam memuji Isa bin Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah: Abdullah (hamba Allah) dan Rasulullah (Utusan Allah)." [Shahih Bukhari]

  1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang seseorang banyak (rutin) melakukan ziarah kubur.

Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata:

«أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ زَوَّارَاتِ القُبُورِ» [سنن الترمذي: حسن]

“Rasulullah melaknat wanita-wanita penziarah kuburan”. [Sunan Tirmidziy: Hasan]

  1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan untuk melakukan shalat sunnah di dalam rumah.

Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma; Nabi bersabda:

«اجْعَلُوا فِي بُيُوتِكُمْ مِنْ صَلاَتِكُمْ وَلاَ تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا» [صحيح البخاري ومسلم]

"Jadikanlah (sebagian dari) shalat kalian ada di rumah kalian, dan jangan kalian jadikan ia sebagai kuburan." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah membuat satu ruangan -atau kamar tersebut terbuat dari tikar- pada bulan Ramadhan, lalu beliau melaksakan shalat malam di (kamar atau tikar) tersebut dalam beberapa malam. Kemudian para sahabat mengikuti shalat beliau. Ketika mengetahui apa yang mereka lakukan beliau pun berdiam di rumah, setelah itu beliau keluar seraya berkata kepada mereka,

«قَدْ عَرَفْتُ الَّذِي رَأَيْتُ مِنْ صَنِيعِكُمْ، فَصَلُّوا أَيُّهَا النَّاسُ فِي بُيُوتِكُمْ، فَإِنَّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ صَلاَةُ المَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا المَكْتُوبَةَ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Sungguh aku telah mengetahui sebagaimana aku lihat apa yang kalian lakukan. Wahai manusia, shalatlah kalian di rumah-rumah kalian, sesungguhnya shalat yang paling utama adalah shalatnya seseorang yang dilakukannya di rumahnya, kecuali shalat fardlu." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Jabir radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah bersabda:

«إِذَا قَضَى أَحَدُكُمُ الصَّلَاةَ فِي مَسْجِدِهِ، فَلْيَجْعَلْ لِبَيْتِهِ نَصِيبًا مِنْ صَلَاتِهِ، فَإِنَّ اللهَ جَاعِلٌ فِي بَيْتِهِ مِنْ صَلَاتِهِ خَيْرًا» [صحيح مسلم]

"Jika salah seorang dari kalian telah menunaikan shalat di masjidnya, hendaknya ia menyisakan sebagian shalatnya untuk (dikerjakan) di rumahnya, karena dari shalatnya itu, Allah akan menjadikan kebaikan di dalam rumahnya." [Shahih Muslim]

  1. Satu hal yang sudah menjadi ketetapan dikalangan kaum salaf, bahwa tidak boleh shalat di kuburan.

Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah bersabda:

«الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Semua tempat di bumi ini adalah Masjid (dapat digunakan untuk shalat atau bersujud) kecuali kamar mandi dan kuburan". [Sunan Abi Daud: Shahih]

Kecuali shalat jenazah, boleh dilakukan di kuburan:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya ada seorang wanita (atau pemuda) berkulit hitam biasanya menyapu Masjid. Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kehilangan orang itu, sehingga beliau pun menanyakannya.

Para sahabat menjawab, "Orang itu telah meninggal."

Beliau bersabda:

«أَفَلَا كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي»

"Kenapa kalian tidak memberitahukan kepadaku?"

Sepertinya mereka menganggap remeh urusan kematiannya (karena hanya seorang tukang bersih masjid).

Beliau pun bersabda:

«دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهِ»

"Tunjukkanlah kepadaku di mana letak kuburannya."

Maka para sahabat pun menunjukkan kuburannya, dan akhirnya beliau menshalatkannya. [Shahih Muslim]

  1. Alasannya karena shalawat dan salam seseorang untuk beliau akan sampai kepada beliau dimanapun ia berada, maka tidak perlu harus mendekat, sebagaimana yang diduga oleh sebagian orang.
  1. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di alam barzakh, akan ditampakkan seluruh amalan umatnya yang berupa shalawat dan salam untuknya.

Dari Aus bin Aus radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَأَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَىَّ»

“Sesungguhnya di antara hari terbaik kalian adalah hari Jum'at, maka perbanyaklah kalian bershalawat padaku di hari Jum'at, karena sesungguhnya shalawatmu itu diperlihatkan padaku.

Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana shalawat kami diperlihatkan padamu sedangkan jasadmu sudah hancur?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَرَّمَ عَلَى الأَرْضِ أَجْسَادَ الأَنْبِيَاءِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِمْ» [سنن أبى داود: صححه الألباني]

“Sesungguhnya Allah tabaaraka wa ta’aalaa mengharamkan bagi bumi untuk memakan jasad para Nabi shallallahu 'alaihim”. [Sunan Abi Daud: Sahih]

Ø  Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«أكْثِرُوا الصَّلاةَ عَلَيَّ، فإنّ اللَّهَ وَكَّلَ بِي مَلَكاً عندَ قَبْرِي، فَإِذا صَلَّى عَلَيَّ رَجُلٌ مِنْ أُمَّتِي قالَ لي ذَلِك المَلَكَ: يَا محمَّدُ إنّ فُلانَ بنَ فُلانٍ صَلَّى عليكَ السَّاعَةَ». [سلسلة الأحاديث الصحيحة (4/ 43) رقم 1530]

“Perbanyaklah shalawat kepadaku, karena sesungguhnya Allah mewakilkan padaku malaikat di sisi kuburku. Maka jika seseorang bershalawat kepadaku dari umatku, malaikat itu berkata kepadaku: Wahai Muhammad, sesungguhnya Fulan bin Fulan bershalawat kepadamu saat ini”. [Silsilah Al-Ahadiits Ash-Shahihah karya syekh Albanniy]

Lihat: Keutamaan bershalawat

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Syarah Kitab Tauhid bab (21); Berlebih-lebihan terhadap kuburan orang shalih menjadi penyebab dijadikannya sesembahan selain Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...