بسم الله الرحمن الرحيم
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim -rahimahumallah- dalam
kitabnya “Al-Jaami’ Ash-Shahih”, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
"
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ
أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا
لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ
فِي النَّارِ " [صحيح البخاري
ومسلم]
“Ada tiga hal yang barangsiapa memilikinya maka ia
akan mendapatkan manisnya iman: (1) Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai
daripada selainnya, (2) mencintai seseorang hanya karena Allah, (3) dan tidak
ingin kembali pada kekafiran sebagaimana ia tidak ingin dilemparkan ke dalam
neraka”.
Dalam riwayat lain:
«أَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ أَحَبَّ إِلَيْهِ
مِنْ أَنْ يَرْجِعَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ»
"dilemparkan ke api lebih ia sukai daripada dia
kembali pada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran tersebut".
[Muslim]
Beberapa faidah yang bisa dipetik
dari hadits ini:
1.
Biografi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Nikmat iman adalah nikmat paling utama.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَلَكِنَّ اللَّهَ
حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ
الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ (7) فَضْلًا مِنَ
اللَّهِ وَنِعْمَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ} [الحجرات: 7، 8]
Akan
tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan
itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang
lurus, sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana. [Al-Hujuraat: 7-8]
{يَمُنُّونَ
عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُمْ بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ
عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ} [الحجرات: 17]
Mereka
merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah:
"Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu,
sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu
kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar." [Al-Hujuraat:17]
{وَمَا
كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تُؤْمِنَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى
الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ} [يونس: 100]
Dan tidak
ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; Dan Allah menimpakan kemurkaan
kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. [Yunus:100]
{وَلَوْ
أَنَّنَا نَزَّلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَى
وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلَّا
أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ} [الأنعام: 111]
Kalau sekiranya kami turunkan
malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka
dan kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka
tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan
mereka tidak Mengetahui. [Al-An’aam:111]
Lihat: 10 Buah Keimanan
3.
Keimanan memiliki rasa manis dan enak.
Dari Abdullah bin Mu'awiyah Al-Gadhiry radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
"
ثَلَاثٌ مَنْ فَعَلَهُنَّ فَقَدْ طَعِمَ طَعْمَ الْإِيمَانِ: مَنْ عَبَدَ اللَّهَ وَحْدَهُ
وَأَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَعْطَى زَكَاةَ مَالِهِ طَيِّبَةً بِهَا نَفْسُهُ،
رَافِدَةً عَلَيْهِ كُلَّ عَامٍ، وَلَا يُعْطِي الْهَرِمَةَ، وَلَا الدَّرِنَةَ ، وَلَا
الْمَرِيضَةَ، وَلَا الشَّرَطَ اللَّئِيمَةَ، وَلَكِنْ مِنْ وَسَطِ أَمْوَالِكُمْ،
فَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَسْأَلْكُمْ خَيْرَهُ، وَلَمْ يَأْمُرْكُمْ بِشَرِّهِ
" [سنن أبي داود: صحيح]
"Ada tiga hal yang barangsiapa yang mengamalkannya berarti
ia telah merasakan nikmatnya keimanan: (1) Orang yang menyembah Allah semata dan
meyakini bahwasanya tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, (2) mengeluarkan
zakat hartanya dengan senang hati akan menambah hartanya tiap tahun, (3) dan
tidak memberikan hewan yang sudah tua (sebagai zakat) dan tidak pula yang
cacat, dan tidak pula yang sakit, dan tidak pulan yang paling jelek, akan
tetapi keluarkanlah yang sederhana dari hartamu, karena sesungguhnya Allah
tidak meminta yang terbaik, dan tidak memerintahkan yang terburuk." [Sunan
Abu Daud: Sahih]
Dalam riwayat lain:
" وَزَكَّى نَفْسَهُ
"، فَقَالَ رَجُلٌ: وَمَا تَزْكِيَةُ النَّفْسِ؟ فَقَالَ: «أَنْ يَعْلَمَ أَنَّ
اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ مَعَهُ حَيْثُ كَانَ» [المعجم الصغير
للطبراني: صحيح]
“Dan ia mensucikan
dirinya”
Seorang
bertanya: Apa itu pensucian diri itu?
Rasulullah
menjawab: “Ia menyakini bahwa Allah ‘azza wajalla bersamanya di manapun
ia berada”. [Al-Mu’jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Shahih]
Ø
Dari Al-‘Abbas bin Abdul Muthalib radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«ذَاقَ
طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ
رَسُولًا» [صحيح مسلم]
“Merasakan nikmatnya iman, orang yang rela Allah sebagai Tuhan,
Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul”. [Sahih Muslim]
4.
Tiga golongan yang merasakan manisnya iman:
a) Orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ
اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ} [البقرة: 165]
Dan
diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. [Al-Baqarah: 165]
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ
ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ} [الحجرات : 1]
Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mendahului Allah dan RasulNya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al-Hujuraat: 1]
{وَمَا
كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ
لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ
ضَلَالًا مُبِينًا} [الأحزاب: 36]
"Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya maka sungguhlah dia
telah sesat, sesat yang nyata". [Al-Ahzab:36]
{فَلَا
وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا
يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا} [النساء: 65]
"Maka
demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang
kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya". [An-Nisaa:65]
{النَّبِيُّ
أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ} [الأحزاب: 6]
Nabi
itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri. [Al-Ahzaab:6]
Maksudnya:
Orang-orang mukmin itu mencintai nabi mereka lebih dari mencintai diri mereka
sendiri dalam segala urusan.
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«أَنَا
أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Aku
lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri". [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Ø
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
" لَا يُؤْمِنُ
عَبْدٌ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
" [صحيح مسلم]
“Tidak beriman seorang hamba sampai aku lebih ia
cintai dari keluarganya, hartanya, dan manusia seluruhnya”. [Sahih Muslim]
Ø
Abdullah bin Hisyam radhiyallahu
'anhu berkata: Suatu hari kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dan beliau menggandeng tangan Umar bin Khathab.
Umar berkata kepadanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ،
لَأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا مِنْ نَفْسِي
“Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala
sesuatu kecuali dari diriku”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«لاَ،
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ»
“Tidak, demi Yang jiwaku di tangan-Nya, sampai aku
lebih engkau cintai dari dirimu sendiri”
Maka Umar berkata kepada beliau:
فَإِنَّهُ الآنَ،
وَاللَّهِ، لَأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي
“Maka sekarang, demi Allah, sungguh engkau lebih aku
cintai dari diriku”
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«الآنَ
يَا عُمَرُ» [صحيح البخاري]
“Sekarang (baru sempurna imanmu), wahai Umar”. [Sahih
Bukhari]
Lihat: Hadits Ali mencintai dan dicintai Allah dan RasulNya
b) Orang yang mencintai karena Allah
Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا} [مريم: 96]
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh,
kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih
sayang.
[Maryam:96]
Ø
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ
حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ " [صحيح البخاري]
“Tidak
sempurna keimanan seseorang diantara kalian sampai ia mencintai saudaranya
seperti ia mencintai dirinya”. [Sahih Bukhariy]
Ø
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ
أَحَبَّ لِلَّهِ، وَأَبْغَضَ لِلَّهِ، وَأَعْطَى لِلَّهِ، وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ
اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ» [سنن أبي داود:
صححه الألباني]
"Barangsiapa
mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan
melarang (menahan) karena Allah, maka sempurnalah imannya." [Sunan Abu Daud: Sahih]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«لَا
تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا
أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ
بَيْنَكُمْ» [صحيح مسلم]
“Kalian
tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak dikatakan
beriman sampai kalian saling mencintai. Inginkah kalian kutunjukkan pada
sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan
salam di antara kalian”. [Sahih Muslim]
Ø
Dari An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«تَرَى
المُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، كَمَثَلِ الجَسَدِ،
إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالحُمَّى» [صحيح البخاري ومسلم]
"Kamu
akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan
menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang
sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan
sakitnya)." [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Al-Barra` bin 'Azib radhiyallahu
‘anhu berkata; Kami pernah duduk di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, kemudian beliau bertanya: "Syari'at Islam yang manakah yang
paling pokok?"
Mereka
menjawab, "Shalat"
Beliau
bersabda: "Bagus, tapi bukan itu"
Mereka
menjawab, "Zakat"
Beliau
bersabda; "Bagus, tapi bukan itu"
Mereka
menjawab, "Puasa"
Beliau
bersabda: "Bagus, tapi bukan itu"
Mereka
pun menjawab, "Jihad"
Dan
beliau kembali bersabda: "Bagus, tapi bukan itu,
"
إِنَّ أَوْثَقَ عُرَى الْإِيمَانِ أَنْ تُحِبَّ فِي اللهِ، وَتُبْغِضَ فِي اللهِ
"
"Sesungguhnya
cabang keimamanan yang paling pokok adalah, kamu mencintai sesuatu karena
Allah, dan membenci juga karena Allah." [Musnad Ahmad: Hasan]
Lihat:
Saling mencintai karena Allah
c) Orang yang membenci kekafiran
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{مَن كَفَرَ بِاللَّهِ
مِن بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ
وَلَٰكِن مَّن شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللَّهِ
وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [النحل : 106]
Barangsiapa yang kafir kepada Allah
sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa
kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi
orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya
dan baginya azab yang besar. [An-Nahl: 106]
Ø
Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu berkata: Beberapa orang dari sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
datang dan bertanya kepada beliau: Sesungguhnya kami mendapat dalam diri kami
sesuatu yang sangat berat bagi kami untuk mengucapkannya (kekufuran)!
Beliau
bersabda:
«وَقَدْ
وَجَدْتُمُوهُ؟»
“Apakah kalian telah merasakannya?”
Mereka menjawab: Iya!
Beliau bersabda:
«ذَاكَ
صَرِيحُ الْإِيمَانِ» [صحيح مسلم]
“Itulah intinya keimanan (menolak bisikan setan)”. [Sahih
Muslim]
Ø
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam ditanya tentang “waswasah” (bisikan setan akan
kekafiran), beliau menjawab:
«تِلْكَ مَحْضُ
الْإِيمَانِ» [صحيح مسلم]
“Itulah intinya keimanan (menolak bisikan setan)”. [Sahih
Muslim]
Lihat: Keimanan dan kekafiran
5.
Bahaya kekafiran
Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{إِنَّ اللَّهَ لَعَنَ الْكَافِرِينَ وَأَعَدَّ
لَهُمْ سَعِيرًا (64) خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا لَا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا} [الأحزاب: 64-65]
Sesungguhnya
Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang
menyala-nyala (neraka), mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak
memperoleh seorang pelindungpun dan tidak (pula) seorang penolong. [Al-Ahzab: 64-65]
{فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلَا
أَوْلَادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ} [التوبة:
55]
Maka janganlah harta benda dan anak-anak
mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta
benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan
kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.
[At-Taubah: 55]
Lihat: 10 Pembatal Keislaman
6. Ancaman
bagi yang murtad.
Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ
عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ} [البقرة: 217]
Barangsiapa
yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka
mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. [Al-Baqarah: 217]
Ø Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ
بَدَّلَ دِينَهُ فَاقْتُلُوهُ» [صحيح
البخاري]
"Barangsiapa yang mengganti agamanya (keluar dari
Islam) maka bunuhlah ia". [Sahih Bukhari]
Lihat: Syarah Arbai’n hadits (8) Ibnu Umar; Perintah memerangi manusia
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Hadits tentang sujud syukur - Hadits Taubat Ka’b bin Malik radhiyallahu ‘anhu - Hadits Ibnu Mas’ud; Jujurlah jangan berdusta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...