بسم الله الرحمن الرحيم
Bid’ah adalah
mengada-adakan suatu urusan dalam agama, tidak menjalankannya sesuai dengan
tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah, baik itu dalam hal akidah maupun ibadah.
Dampak
negatif dari amalan bid’ah sangat besar, bukan hanya bagi pelakunya, tapi juga
bagi umat Islam yang lainnya, bahkan bagi Islam itu sendiri.
Berikut berapa
bahaya melakukan bid'ah dalam urusan agama:
1.
Bid'ah adalah
kesesatan.
Dari Al-'Irbad
bin Sariyah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ
الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ [سنن أبى
داود: صححه الألباني]
“Dan
jauhilah urusan yang diada-adakan (dalam urusan agama), karena semua yang
diada-adakan adalah bid'ah, dan semua bid'ah adalah kesesatan”. [Sunan Abi
Daud: Sahih]
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
" إِنِّي
قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي
" [المستدرك للحاكم: حسنه الألباني]
“Aku
telah meninggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat selama
kalian perpegang pada keduanya: Kitabullah (Al-Qur'an) dan sunnahku”.
[Mustadrak Al-Hakim: Hasan]
2.
Termasuk
orang yang merugi karena amalan bid'ah ditolak.
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ
بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا (103) الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا} [الكهف: 103، 104]
Katakanlah:
"Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya
dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya. [Al-Kahfi: 103-104]
Dari Aisyah
radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ أَحْدَثَ
فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ، فَهُوَ رَدٌّ» [صحيح البخاري]
"Barangsiapa
yang mengada-ada suatu dalam urusan kami (ibadah) yang bukan bagian darinya,
maka hal itu tertolak". [Sahih Bukhari]
Dalam riwayat
lain:
«مَنْ عَمِلَ
عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa
yang mengerjakan suatu amalan yang bukan ajaran kami maka hal itu
tertolak". [Sahih Muslim]
3.
Urusan yang
paling buruk.
Jabir bin
Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam ketika khutbah mengatakan:
فَإِنَّ خَيْرَ
الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا
وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ . [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya
ucapan terbaik adalah kitabullah (Al-Qur’an), dan tuntunan terbaik adalah
tuntunan Muhammad, dan seburuk-buruk urusan adalah yang diada-adakan (dalam
ibadah), dan semua bi'ah adalah kesesatan. [Sahih Muslim]
Dalam riwayat
lain ditambah:
وَكُلُّ ضَلَالَةٍ
فِي النَّارِ [سنن النسائي: صححه الألباني]
“Dan
semua kesesatan (pelakunya) dalam neraka”. [Sunan An-Nasa’iy: Sahih]
4.
Pelaku dan pendukung
bid’ah dilakanat oleh Allah, malaikat, dan manusia.
Dari Ali
bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
لَعَنَ اللهُ مَنْ
آوَى مُحْدِثًا [صحيح مسلم]
“Allah
melaknat orang yang mendukung dan membela pelaku bid’ah”. [Sahih Muslim]
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«الْمَدِينَةُ
حَرَمٌ، فَمَنْ أَحْدَثَ فِيهَا حَدَثًا، أَوْ آوَى مُحْدِثًا، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ
اللهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ، لَا يُقْبَلُ مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
عَدْلٌ، وَلَا صَرْفٌ» [صحيح مسلم]
“Medinah adalah haram, maka barangsiapa yang membuat urusan
bid’ah di dalamnya atau membela pelaku bid’ah maka ia berhak mendapat laknat
Allah, para malaikat, dan seluruh manusia, tidak diterima darinya tebusan dan
taubat (ibadah wajib dan sunnahnya)”. [Sahih Muslim]
Ibnu Baththal
rahimahullah mengatakan bahwa laknat ini berlaku juga untuk selain kota
Medinah. [Syarh Sahih Bukhari 10/350]
5.
Menganggap
Islam belum sempurnah dan mendustakan firman Allah.
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ
لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ
دِينًا} [المائدة: 3]
Pada hari Ini
telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
[Al-Maidah:3]
6.
Menuduh
Rasulullah tidak sempurnah menyampaikan risalah, karena masih ada syari’at yang
belum beliau ajarkan.
Sewaktu
khutbah haji wada' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bertanya kepada para sahabat: Kalian akan ditanya tetang aku di hari kiamat,
maka apakah yang kalian akan jawab? Sahabat menjawab: Kami akan bersaksi bahwa
engkau telah menyampaikan risalah, menjalankannya, dan menasehati kami. Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata sambil mengangkat
tangannya menunjuk ke langit kemudian menunjuk ke sahabat yang hadir:
اللهُمَّ، اشْهَدْ،
اللهُمَّ، اشْهَدْ
"Ya
Allah .. saksikanlah (ucapan mereka), Ya Allah saksikanlah (ucapan
mereka)". 3x [Sahih Muslim]
Dari Ibnu
Mas’ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«أَيُّهَا النَّاسُ,
إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ شَيْءٍ يُقَرِّبُكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبْعِدُكُمْ مِنَ النَّارِ
إِلَّا قَدْ أَمَرْتُكُمْ بِهِ , وَلَيْسَ شَيْءٌ يُقَرِّبُكُمْ مِنَ النَّارِ وَيُبْعِدُكُمْ
مِنَ الْجَنَّةِ إِلَّا قَدْ نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ» [مصنف ابن أبي شيبة:
حسنه الألباني]
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak ada sesuatu yang mendekatkan
kalian kepada surga dan menjauhkan kalian dari neraka kecuali aku telah
memerintahkannya kepada kalian, dan tidak ada sesuatu yang mendekatkan kalian
kepada neraka dan menjauhkan kalian dari surga kecuali aku telah melarangnya
pada kalian”. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: Hasan]
7.
Menganggap
bahwa ada urusan agama yang tidak diketahui oleh Rasulullah dan diketahui oleh
orang-orang yang datang setelahnya.
Aisyah radhiyallahu
'anha berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika
memerintahkan suatu amalan pada sahabatnya, ia memerintahkan mereka mengerjakan
amalan yang mampu mereka kerjakan (tidak berlebih-lebihan).
Sahabat
bertanya: Tapi kami tidak seperti engkau wahai Rasululah, karena Allah telah
mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu dan yang akan datang!
Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam marah sampai terlihat tanda
kemarahan di wajahnya, kemudian bersabda:
«إِنَّ أَتْقَاكُمْ
وَأَعْلَمَكُمْ بِاللَّهِ أَنَا» [صحيح البخاري]
“Sesungguhnya yang paling bertakwa dari kalian dan paling mengetahui
tentang Allah adalah aku”. [Sahih Bukhari]
8.
Tidak mengikuti
Rasulullah dengan sempurna.
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ
تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ} [آل عمران: 31]
Katakanlah:
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. [Ali 'Imran:31]
{فَلْيَحْذَرِ
الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ} [النور: 63]
Maka
hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan
atau ditimpa azab yang pedih. [An-Nuur: 63]
Anas bin
Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Tiga orang datang ke rumah
istri-istri Rasulullah, mereka menanyakan tentang ibadah Rasulullah. Setelah
mereka diberi tahu, seakan-akan mereka menganggapnya sedikit. Mereka
mengatakan: Apalah kita dibandingkan dengan Rasulullah? Ia sudah diampuni
dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
Seorang dari
mereka berkata: Adapun saya, akan salat malam selamanya. Yang lain berkata: Aku
akan puasa seumur hidup dan tidak berbuka. Dan yang lain berkata: Aku akan
meninggalkan wanita dan tidak menikah selamanya.
Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang kepada mereka dan bersabda:
«أَنْتُمُ الَّذِينَ
قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا، أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ
لَهُ، لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ،
فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي» [صحيح البخاري]
“Kalian yang mengatakan ini dan itu? Sesungguhnya demi Allah, aku adalah
yang paling takut dan bertakwa kepada Allah dari kalian, akan tetapi aku
berpuasa dan berbuka, salat dan tidur, dan menikahi wanita. Maka barangsiapa
yang tidak suka sunnahku maka ia bukan dariku. [Sahih Bukhari]
9.
Membangkan
terhadap syari'at.
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{وَمَنْ يُشَاقِقِ
الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ
نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا} [النساء: 115]
Dan
barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam,
dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. [An-Nisaa':115]
Diantara
bentuk penentangan Rasulullah adalah menjalankan syari’at Islam tidak sesuai
dengan tuntunannya. Dan yang dimaksud orang-orang mukmin dalam ayat ini adalah
sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan orang-orang yang
mengikuti jejak mereka dengan baik.
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{فَإِنْ آمَنُوا
بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ
فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [البقرة:
137]
Maka jika
mereka beriman seperti apa yang kamu (Rasulullah dan sahabatnya) telah beriman
kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya
mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu
dari mereka. dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
[Al-Baqarah:137]
10. Berjalan di atas jalan syaithan karena menyalahi tuntunan Rasulullah.
Jabir bin
Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata: Suatu hari kami
duduk di sisi Rasulullah shallallahlu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau
menulis suatu garis di depannya dan berkata:
«هَذَا سَبِيلُ
اللَّهِ»
“Ini adalah jalan Allah”
Kemudian beliau menulis dua garis di sebelah kanan dan kiri garis
tersebut, dan berkata:
«هَذِهِ سَبِيلُ
الشَّيْطَانِ»
“Ini adalah jalan-jalan syaitan”
Kemudian beliau meletakkan tangannya pada garis yang tengah, kemudian
membaca ayat ini:
{وَأَنَّ هَذَا
صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ
عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [الأنعام: 153]
Dan bahwa
(yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah
agar kamu bertakwa. [Al-An’aam:153] [Musnad Ahmad: Sahih]
11. Mematuhi tuntunan setan dengan mengatakan sesuatu tentang Allah tanpa
dasar ilmu karena mengada-adakan suatu urusan agama yang dianggap baik dan
dicintai oleh Allah tanpa dalil.
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{وَلَا تَتَّبِعُوا
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (168) إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ
بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ} [البقرة:
168، 169]
Dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat
jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.
[Al-Baqarah: 168-169]
{قُلْ إِنَّمَا
حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ
بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا
وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ} [الأعراف: 33]
Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik
yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia
tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu
yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan mengada-adakan terhadap
Allah apa yang tidak kamu ketahui."
[Al-A’raaf:33]
{وَلَا تَقُولُوا
لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا
عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا
يُفْلِحُونَ} [النحل: 116]
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh
lidahmu secara dusta "Ini halal dan Ini haram", untuk mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.
[An-Nahl: 116]
12. Mengikuti hawa nafsu, karena akal jika tidak mengikuti syari'at berarti
mengikuti hawa nafsu.
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{وَمَنْ أَضَلُّ
مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
الظَّالِمِينَ} [القصص: 50]
Dan siapakah yang
lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat
petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang zalim. [Al-Qashash: 50]
{وَلَا تَتَّبِعِ
الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ
اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ} [ص: 26]
Dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang
berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan. [Shaad: 26]
- Menetapkan
suatu syari’at tanpa ada izin dari Allah melalui kitab-Nya atau sunnah
Rasul-Nya adalah bentuk kesyirikan.
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{أَمْ لَهُمْ
شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ} [الشورى:
21]
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang
mensyariatkan untuk mereka agama (melakukan ibadah) yang tidak diizinkan Allah? [Asy-Syuuraa:21]
14. Menyalahi amalan generasi terbaik dari sabahat dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, atau merasa lebih baik dari mereka.
Dari 'Imran
bin Hushain radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«خَيْرُكُمْ قَرْنِي،
ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Yang
paling baik dari kalian adalah orang yang hidup di masaku, kemudian generasi
setelahnya, kemudian generasi setelahnya". [Sahih Bukhari dan Muslim]
15. Menganggap para sahabat Rasulullah dan orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik tidak sempurnah ibadahnya, atau mereka tidak amanah dalam berda'wah
karena ada yang mereka tidak sampaikan.
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{وَالسَّابِقُونَ
الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا
الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ} [التوبة:
100]
Orang-orang
yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan
anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada
mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka
kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
[At-Taubah:100]
16. Memecah-belah umat Islam dan menyebabkan masuk neraka.
Hanya dengan
mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam umat Islam
akan bersatu, sedangkan bid’ah akan memecah belah mereka karena setiap orang
bebas menjalankan agama sesuai yang ia anggap baik.
Al-'Irbaad
bin Sariyah radhiyallahu 'anhu; Rasululah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«فَإِنَّهُ مَنْ
يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي
وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا
عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ» [سنن أبي داود: صحيح]
“Sesungguhnya
siapa yang hidup dari kalian setelah aku meninggal maka ia akan menyaksikan
perselisihan yang besar, maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah
khalifah-khalifah yang mendapat hidayah dan petunjuk, berpegang teguhlah
dengannya, gigitlah dengan gigi graham kalian (pegangi dengan kuat)”. [Sunan
Abi Daud: Sahih]
Dari Abdullah
bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«لَيَأْتِيَنَّ
عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى عَلَى بني إسرائيل حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ، حَتَّى
إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلَانِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنْ يَصْنَعُ
ذَلِكَ، وَإِنَّ بني إسرائيل تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَتَفْتَرِقُ
أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً
وَاحِدَةً»
“Akan
datang pada umatku apa yang menimpa Bani Israil sama persis selangkah demi
selangkah, sampai kalau ada dari mereka yang berzina dengan ibunya
terang-terangan, maka akan ada dari umatku yang melakukan hal itu. Dan
sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi tujuhpuluh dua golongan, dan umatku
akan terpecah menjadi tujuhpuluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka
kecuali satu golongan”.
Sahabat
bertanya: Siapakah mereka ya Rasulullah?
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam menjawab:
«مَا أَنَا عَلَيْهِ
وَأَصْحَابِي» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Mereka
adalah orang yang berjalan sesuai sunnahku dan sunnah sahabatku”. [Sunan
Tirmidzi: Hasan]
Dalam riwayat
lain, dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ
فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَهِيَ الْجَمَاعَةُ [سنن أبي داود:
حسنه الألباني]
“Tujuhpuluh dua golongan masuk neraka dan satu golongan masuk
surga, yaitu Al-Jam’ah”. [Sunan Abu Daud: Hasan]
Ini menunjukkan bahwa orang yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah
Rasulullah dan sahabatnya, akan selalu ber-jam’ah dan tidak berpecah.
17. Sebab kebinasaan.
Al-'Irbaad
bin Sariyah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
لقد تركتكم على
مثل البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها إلا
هالك [صحيح الترغيب والترهيب]
Aku telah
meninggalkan kalian di atas jalan yang terang dan jelas, malamnya sama dengan
siangnya, tidak ada yang melenceng darinya kecuali ia akan celaka. [Sahih
At-Targiib wa At-Tarhiib]
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
ذَرُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ،
فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِكَثْرَةِ سُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ
عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ [صحيح مسلم]
"Abaikanlah
(jangan tanyakan) apa yang aku tidak ajarkan kepada kalian, karena sesungguhnya
kehancuran orang-orang sebelum kalian karena banyak bertanya dan berselisih
dengan para nabi mereka". [Sahih Muslim]
Dari Abdullah
bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
" إِنَّ لِكُلِّ
عَابِدٍ شِرَّةً، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةً ، فَإِمَّا إِلَى سُنَّةٍ، وَإِمَّا إِلَى
بِدْعَةٍ ، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّةٍ، فَقَدِ اهْتَدَى، وَمَنْ كَانَتْ
فَتْرَتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ " [مسند أحمد: صحيح]
“Sesungguhnya
setiap ahli ibadah punya waktu semangat, dan setiap waktu semangat ada waktu
malas (lemah), bisa jadi diisi dengan amalan yang sunnah yang lainnya atau
dengan bid’ah. Maka barangsiapa yang mengisi waktu malasnya dengan sunnahku
maka ia telah mendapat hidayah, dan barangsiapa yang mengisi waktu malasnya
dengan selain itu maka ia talah binasa”. [Musnad Ahmad: Sahih]
18. Terhalang dari taubat sampai meninggalkan bid'ahnya.
Dari Anas
bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ
حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ صَاحِبِ كُلِّ بِدْعَةٍ» [المعجم الأوسط: صححه الألباني]
“Sesungguhnya
Allah menghalangi taubat bagi semua pelaku bid'ah”. [Al-Mu'jam Al-Ausath karya Ath-Thabraniy:
Sahih]
19. Dosanya tidak diampuni oleh Allah.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي
مُعَافًى إِلَّا المُجَاهِرِينَ [صحيح البخاري ومسلم]
“Semua
umatku akan diampuni kecuali yang melakukan dosa secara terang-terangan”.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Kebanyakan
pelaku bid’ah melakukannya dengan terang-terangan, bahkan mengajak orang lain
untuk melakukannya dan mencela orang yang meninggalkannya.
20. Dosanya berlipat ganda.
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{لِيَحْمِلُوا
أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ
بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ} [النحل: 25]
(Ucapan
mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada
hari kiamat, dan dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui
sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka
pikul itu. [An-Nahl:25]
Dari Jarir
bin Abdillah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
وَمَنْ سَنَّ فِي
الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ
وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ [صحيح مسلم]
“Dan barangsiapa yang memulai suatu amalan buruk (bid’ah) dalam
Islam kemudian diamalkan oleh orang-orang setelahnya, maka dicatat baginya dosa
seperti dosa orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka
sedikitpun”. [Sahih Muslim]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ دَعَا إِلَى
ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ
ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا [صحيح مسلم]
“Dan barangsiapa yang mengajak pada suatu kesesatan (bid’ah)
maka ia mendapatkan dosa seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi
dosa-dosa mereka sedikitpun”. [Sahih Muslim]
21. Berlebih-lebihan dalam beragama.
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{يَا أَهْلَ الْكِتَابِ
لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ} [النساء:
171]
Wahai ahli kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan
janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar (sesuai dengan wahyu). [An-Nisaa’:171]
{قُلْ يَا أَهْلَ
الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوا أَهْوَاءَ
قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ}
[المائدة: 77]
Katakanlah: "Hai ahli kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan
(melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu orang-orang yang Telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan
Muhammad) dan mereka Telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka
tersesat dari jalan yang lurus".
[Al-Maidah:77]
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ»
قَالَهَا ثَلَاثًا [صحيح مسلم]
“Binasalah orang-orang yang terlalu berlebih-lebihan (melampaui batas)”.
Rasulullah mengucapkannya tiga kali. [Sahih Muslim]
Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
memerintahkanku di pagi hari melempar Al-‘Aqabah (jumrah) saat beliau berada di
atas kendaraannya:
«هَاتِ، الْقُطْ
لِي»
“Ambilkan aku
batu lemparan!”
Maka aku mengambilkannya
batu kecil yang dipakai untuk melempar, dan ketika aku meletakkannya di
tangannya, beliau bersabda:
«بِأَمْثَالِ
هَؤُلَاءِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ
قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ» [سنن النسائي: صححه الألباني]
“Dengan batu
seperti inilah kalian melempar, dan jauhilah sikap berlebih-lebihan dalam
menjalankan agama karena sesungguhnya yang membinasakan umat-umat sebelum
kalian adalah sikap berlebih-lebihan dalam menjalankan agama”. [Sunan An-Nasa'i:
Sahih]
22. Memaksakan diri dalam beragama, karena melakukan sesuatu yang tidak
diperintahkan.
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ
عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ} [ص: 86]
Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun
padamu atas da'wahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan
(memaksakan diri). [Shaad:86]
Anas radhiyallahu
'anhu berkata: Suatu hari kami berada di sisi Umar
radhiyallahu 'anhu, lalu ia berkata:
«نُهِينَا عَنِ
التَّكَلُّفِ» [صحيح البخاري]
Kita dilarang
untuk terlalu mamaksakan diri. [Sahih Bukhari]
23. Mempersulit agama.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ الدِّينَ
يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ» [صحيح البخاري]
“Sesungguhnya
agama Islam itu mudah (jika mengikuti Al-Qur’an dan sunnah dengan baik), dan
seseorang tidak mempersulit agama (dengan amalan bid’ah) kecuali ia akan
terkalahkan”. [Sahih Bukhari]
24. Mencampur yang hak (sunnah) dengan yang bathil (bid’ah).
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ
تَعْلَمُونَ} [البقرة: 42]
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan
janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. [Al-Baqarah:42]
{يَا أَهْلَ الْكِتَابِ
لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ}
[آل عمران: 71]
Hai ahli kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang
bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya? [Ali ‘Imran:71]
25. Melakukan bid'ah berarti meninggalkan sunnah Rasulullah.
Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma berkata:
«مَا أَتَى عَلَى النَّاسِ عَامٌ إِلَّا أَحْدَثُوا
فِيهِ بِدْعَةً، وَأَمَاتُوا فِيهِ سُنَّةً، حَتَّى تَحْيَى الْبِدَعُ، وَتَمُوتَ السُّنَنُ»
[المعجم الكبير للطبراني]
Tidak datang kepada manusia satu tahun kecuali mereka melakukan bid'ah
di dalamnya dan mereka mematikan sunnah, sampai bid'ah hidup (menyebar) dan
sunnah pun mati (ditinggalkan). [Al-Mu’jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy]
Abu Idris Al-Kaulaniy rahimahullah
berkata:
"مَا
أحدثت أمة في دينها بدعة، إلا رفع بها عنهم سنة" [الاعتصام للشاطبي]
Satu umat tidak mengadakan suatu bid’ah dalam agamanya kecuali diangkat
dari mereka sunnah karena bid’ah tersebut.
Hassan bin 'Athiyah rahimahullah
berkata:
مَا ابْتَدَعَ
قَوْمٌ بِدْعَةً فِي دِينِهِمْ إِلَّا نَزَعَ اللَّهُ مِنْ سُنَّتِهِمْ مِثْلَهَا ثُمَّ
لَا يُعِيدُهَا إِلَيْهِمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ [سنن الدارمي: صحيح]
Satu umat tidak mengadakan suatu bid’ah dalam agamanya kecuali Allah
mencabut dari mereka sunnah yang sepertinya, kemudian sunnah tersebut tidak
dikembalikan kepada mereka sampai hari kiamat. [Sunan Ad-Darimiy: Sahih]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...