بسم الله
الرحمن الرحيم
A. Hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6558 - حَدَّثَنَا أَبُو
النُّعْمَانِ [محمد بن الفضل]، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ [بن زيد]، عَنْ عَمْرٍو [بن
دينار]، عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: «يَخْرُجُ
مِنَ النَّارِ بِالشَّفَاعَةِ كَأَنَّهُمُ الثَّعَارِيرُ»، قُلْتُ: مَا
الثَّعَارِيرُ؟ قَالَ: «الضَّغَابِيسُ، وَكَانَ قَدْ سَقَطَ فَمُهُ» فَقُلْتُ
لِعَمْرِو بْنِ دِينَارٍ: أَبَا مُحَمَّدٍ سَمِعْتَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ،
يَقُولُ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: «يَخْرُجُ بِالشَّفَاعَةِ مِنَ النَّارِ»
قَالَ: نَعَمْ
Telah
menceritakan kepada kami Abu Nu'man [Muhammad bin Al-Fadhl], ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami Hammad [bin Zayd], dari Amru [bin Dinar], dari Jabir
radhiallahu'anhu, bahwasanya Nabi ﷺ bersabda, "Pada hari kiamat ada
sekelompok kaum yang keluar dari neraka dengan syafaat, seolah-olah mereka buah
krai (mentimun kecil), " Saya (Hamad) bertanya, 'apa maksud ats-tsa’arir?'
Amru menjawab, 'yaitu jamur kecil.' Kata Hamad, ketika itu Amru adalah
seseorang yang ompong (sering salah sebut), maka saya tanyakan langsung kepada
'Amru bin Dinar: Wahai Abu Muhammad, 'apakah Anda mendengar Jabir bin Abdulah
mengatakan aku mendengar Nabi ﷺ bersabda, "Ada sekelompok kaum yang
keluar dari neraka karena mendapat syafaat?" Ia menjawab, 'Benar.'
B. Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ketiga.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6559 - حَدَّثَنَا
هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا هَمَّامٌ [بن يحيى]، عَنْ قَتَادَةَ،
حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: " يَخْرُجُ قَوْمٌ
مِنَ النَّارِ بَعْدَ مَا مَسَّهُمْ مِنْهَا سَفْعٌ، فَيَدْخُلُونَ الجَنَّةَ،
فَيُسَمِّيهِمْ أَهْلُ الجَنَّةِ: الجَهَنَّمِيِّينَ "
Telah
menceritakan kepada kami Hudbah bin Khalid, ia berkata: Telah menceritakan
kepada kami Hammam [bin Yahya], dari Qatadah, ia berkata: Telah menceritakan
kepada kami Anas bin Malik dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, "Ada sekelompok
orang keluar dari neraka yang mana wajah mereka terlihat kecoklatan karna
sengatan api neraka. Kemudian mereka akan memasuki surga. Penghuni surga
menjuluki mereka Jahannamiyyun (mantan penghuni neraka Jahanam)."
Penjelasan singkat
dua hadits di atas:
1.
Biografi Jabir bin Abdillah radhiyallahu
‘anhuma.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Gelar “Jahannamiyun”
diganti dengan “’Utaqaaullah”.
Dari
Anas bin Malik radhiallahu'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" ... وَيُكْتَبُ
بَيْنَ أَعْيُنِهِمْ هَؤُلَاءِ عُتَقَاءُ اللَّهِ، فَيُذْهَبُ بِهِمْ،
فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ، فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ: هَؤُلَاءِ
الْجَهَنَّمِيُّونَ. فَيَقُولُ الْجَبَّارُ: بَلْ هَؤُلَاءِ عُتَقَاءُ الْجَبَّارِ
" [مسند أحمد: إسناده جيد]
“
… dan ditulis di antara kedua mata mereka orang-orang yang telah dibebaskan
oleh Allah 'Azza wa Jalla. Lalu mereka dibawa masuk ke surga dan para
penghuni surga berkata, mereka adalah para penghuni Jahanam, maka Allah Yang
Mahakuasa berfirman: bahkan mereka adalah orang-orang yang telah dibebaskan
oleh Sang Maha Penguasa 'Azza wa Jalla ". [Musnad Ahmad: Sanadnya
bagus]
3.
Orang beriman tidak kekal dalam
neraka.
4.
Pelaku dosa besar dalam orang beriman tidak kafir karena
berhak mendapatkan syafa’at di akhirat.
Lihat: Jenis-jenis Syafa’at di akhirat
C. Hadits Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu
kelima.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6560 - حَدَّثَنَا مُوسَى
[بن إسماعيل]، حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ [بن خالد]، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى
[بن عُمَارة المازني]، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: " إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الجَنَّةِ
الجَنَّةَ، وَأَهْلُ النَّارِ النَّارَ، يَقُولُ اللَّهُ: مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ
مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ فَأَخْرِجُوهُ، فَيَخْرُجُونَ قَدْ
امْتُحِشُوا وَعَادُوا حُمَمًا، فَيُلْقَوْنَ فِي نَهَرِ الحَيَاةِ، فَيَنْبُتُونَ
كَمَا تَنْبُتُ الحِبَّةُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ - أَوْ قَالَ: حَمِيَّةِ
السَّيْلِ - " وَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «أَلَمْ تَرَوْا أَنَّهَا تَنْبُتُ
صَفْرَاءَ مُلْتَوِيَةً»
Telah
menceritakan kepada kami Musa [bin Ismail], ia berkata: Telah menceritakan
kepada kami Wuhaib [bin Khalid], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami
'Amru bin yahya [bin ‘Umarah Al-Maziniy], dari Ayahnya, dari Abu Sa'id
Al-Khudriy radhiallahu'anhu, bahwasanya Nabi ﷺ
bersabda, "Jika penghuni surga telah memasuki surga, dan penghuni neraka
memasuki neraka, Allah berfirman, 'siapa saja yang dalam hatinya masih terdapat
sebiji sawi keimanan, keluarkanlah dia dari neraka, ' maka mereka pun keluar
setelah mereka terbakar dan menjadi abu, selanjutnya mereka dilempar ke sungai
kehidupan sehingga mereka tumbuh sebagaimana biji-bijian tumbuh di tepi aliran
sungai" atau ia mengatakan dengan redaksi, "Dalam permukaan aliran
sungai", dan Nabi ﷺ bersabda, "Tidakkah kalian melihat bahwa biji-bijian itu
tumbuh kuning melingkar?"
Nb: Hadits
ini sudah di jelaskan pada Kitab Iman bab 15; Bertingkat-tingkatnya orang beriman dalam amalan
D. Hadits An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6561 - حَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ:
سَمِعْتُ أَبَا إِسْحَاقَ [عمرو بن عبد الله السبيعي]، قَالَ: سَمِعْتُ
النُّعْمَانَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: «إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ
عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ لَرَجُلٌ، تُوضَعُ فِي أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَةٌ،
يَغْلِي مِنْهَا دِمَاغُهُ»
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, ia berkata: Telah menceritakan
kepada kami Ghundar, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, ia
berkata, Aku pernah mendengar Abu Ishaq [‘Amr bin Abdillah As-Sabi’iy] mengatakan,
Aku mendengar Nu'man berkata, Aku mendengar Nabi ﷺ
bersabda, "Penghuni neraka yang paling ringan siksanya adalah seseorang
yang ditelakkan pada kedua telapak kakinya sebuah bara api, kemudian otaknya
mendidih."
6562 - حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ رَجَاءٍ، حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ [بن يونس]، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ،
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: «إِنَّ
أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ رَجُلٌ، عَلَى أَخْمَصِ
قَدَمَيْهِ جَمْرَتَانِ، يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِي المِرْجَلُ
وَالقُمْقُمُ»
Telah
menceritakan kepada kami Abdullah bin Raja', ia berkata: Telah menceritakan
kepada kami Israil [bin Yunus], dari Abu Ishaq, dari Nu'man bin Basyir
mengatakan, aku mendengar Nabi ﷺ bersabda, "Penghuni neraka yang
paling ringan siksanya pada hari kiamat adalah seseorang yang telapak kakinya
dialasi sandal, sehingga otaknya mendidih, sebagai mendidihnya ketel dan
periuk."
Penjelasan singkat
hadits ini:
1)
Biografi An-Nu’man bin Basiyr radhiyallahu
‘anhuma.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2)
Azab neraka yang paling ringan.
Ini
diberikan kepada Abu Thalib setelah mendapatkan syafa’at khusus dari Nabi ﷺ,
sebagaimana hadits diriwayatkan pada hadits Abi Sa’id Al-Khudriy yang
akan datang.
E. Hadits ‘Adiy bin Hatim radhiyallahu ‘anhu.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6563 - حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ
بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرٍو [بن مُرّة الجَمَلي]، عَنْ
خَيْثَمَةَ [بن عبد الرحمن الجُعفي]، عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ: أَنَّ النَّبِيَّ
ﷺ ذَكَرَ النَّارَ فَأَشَاحَ بِوَجْهِهِ فَتَعَوَّذَ مِنْهَا، ثُمَّ ذَكَرَ
النَّارَ فَأَشَاحَ بِوَجْهِهِ فَتَعَوَّذَ مِنْهَا، ثُمَّ قَالَ: «اتَّقُوا
النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ»
Telah
menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb, ia berkata: Telah menceritakan
kepada kami Syu'bah, dari Amru [bin Murrah Al-Jamaliy], dari Khaitsamah [bin
Abdirrahman Al-Ju’fiy], dari Adiy bin Hatim, bahwasanya Nabi ﷺ
pernah memperbincangkan neraka, kemudian beliau memalingkan wajahnya dan
berllindung diri daripadanya, kemudian beliau memperbincangkan neraka dan
beliau memalingkan wajahnya seraya meminta perlindungan daripadanya,
selanjutnya beliau bersabda, "Jagalah diri kalian dari neraka sekalipun
hanya dengan (bersedekah) secuil kurma, siapa yang tak mendapatkannya,
ucapkanlah perkataan baik."
Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, Kitab Ar-Riqaq, bab 49; Siapa yang hisabnya diperdebatkan maka ia akan diazab
F. Hadits Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu
keenam.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6564 - حَدَّثَنَا
إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمْزَةَ، حَدَّثَنَا [عبد العزيز] ابْنُ أَبِي حَازِمٍ،
وَالدَّرَاوَرْدِيُّ [عبد العزيز بن محمد]، عَنْ يَزِيدَ [بن عبد الله بن الهاد]،
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خَبَّابٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ ، وَذُكِرَ عِنْدَهُ عَمُّهُ
أَبُو طَالِبٍ، فَقَالَ: «لَعَلَّهُ تَنْفَعُهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ،
فَيُجْعَلُ فِي ضَحْضَاحٍ مِنَ النَّارِ يَبْلُغُ كَعْبَيْهِ، يَغْلِي مِنْهُ
أُمُّ دِمَاغِهِ»
Telah
menceritakan kepada kami Ibrahim bin Hamzah, ia berkata: Telah menceritakan
kepada kami [Abdul ‘Aziz] Ibnu Abi Hazim dan Ad-Darawardiy [Abdul ‘Aziz bin
Muhammad], dari Yazid [bin Abdillah bin Al-Had], dari Abdullah bin Khabbab dari
Abu Sa'id Al-Khudriy radhiallahu'anhu, ia mendengar Rasulullah ﷺ
yang ketika paman beliau, Abu Thalib, sedang diperbincangkan. Maka beliau
bersabda, "Semoga syafaatku berguna baginya, sehingga ia tidak diletakkan
dalam neraka yang dalam, yang tingginya sebatas kedua mata kakinya, namun itu
pun menjadikan ubun-ubun kepalanya mendidih."
Penjelasan singkat
hadits ini:
1.
Hadits yang sama diriwayatkan dari
‘Al-‘Abbas radhiyallahu ‘anhu sebagaimana di hadits terakhir pada bab
ini.
2.
Syafa’at ini khusus diberikan kepada
Nabi ﷺ untuk Abi Thalib karena ia wafat
dalam keadaan musyrik, sedangkan orang musyrik tidak berhak mendapatkan
syafa’at.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{فَمَا تَنْفَعُهُمْ
شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ} [المدثر: 48]
Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat
(pertolongan) dari orang-orang yang memberikan syafaat. [Al-Muddassir: 48]
Ø Dari Abu Dzar radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي الشَّفَاعَةَ
لِأُمَّتِي فَأَعْطَانِيهَا، وَهِيَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ لِمَنْ لَا
يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا» [مسند أحمد: حسن]
"Sesungguhnya aku meminta pada Rabb-ku
syafa'at untuk umatku, maka Ia memberikannya padaku, dan ia akan diraih
insyaallah bagi orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun".
[Musnad Ahmad: Hasan]
G. Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu keempat.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6565 - حَدَّثَنَا
مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ [الوضّاح بن عبد الله اليشكري]، عَنْ
قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
" يَجْمَعُ اللَّهُ النَّاسَ يَوْمَ القِيَامَةِ، فَيَقُولُونَ: لَوِ
اسْتَشْفَعْنَا عَلَى رَبِّنَا حَتَّى يُرِيحَنَا مِنْ مَكَانِنَا، فَيَأْتُونَ
آدَمَ فَيَقُولُونَ: أَنْتَ الَّذِي خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ، وَنَفَخَ فِيكَ
مِنْ رُوحِهِ، وَأَمَرَ المَلاَئِكَةَ فَسَجَدُوا لَكَ، فَاشْفَعْ لَنَا عِنْدَ
رَبِّنَا. فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ، وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ، وَيَقُولُ:
ائْتُوا نُوحًا، أَوَّلَ رَسُولٍ بَعَثَهُ اللَّهُ، فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ:
لَسْتُ هُنَاكُمْ، وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ، ائْتُوا إِبْرَاهِيمَ الَّذِي
اتَّخَذَهُ اللَّهُ خَلِيلًا، فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ،
وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ، ائْتُوا مُوسَى الَّذِي كَلَّمَهُ اللَّهُ، فَيَأْتُونَهُ
فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ، فَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ، ائْتُوا عِيسَى
فَيَأْتُونَهُ، فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ، ائْتُوا مُحَمَّدًا ﷺ، فَقَدْ غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، فَيَأْتُونِي، فَأَسْتَأْذِنُ
عَلَى رَبِّي، فَإِذَا رَأَيْتُهُ وَقَعْتُ سَاجِدًا، فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ
اللَّهُ، ثُمَّ يُقَالُ لِي: ارْفَعْ رَأْسَكَ: سَلْ تُعْطَهْ، وَقُلْ يُسْمَعْ،
وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ، فَأَرْفَعُ رَأْسِي، فَأَحْمَدُ رَبِّي بِتَحْمِيدٍ
يُعَلِّمُنِي، ثُمَّ أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي حَدًّا، ثُمَّ أُخْرِجُهُمْ مِنَ
النَّارِ، وَأُدْخِلُهُمُ الجَنَّةَ، ثُمَّ أَعُودُ فَأَقَعُ سَاجِدًا مِثْلَهُ
فِي الثَّالِثَةِ، أَوِ الرَّابِعَةِ، حَتَّى مَا بَقِيَ فِي النَّارِ إِلَّا مَنْ
حَبَسَهُ القُرْآنُ " وَكَانَ قَتَادَةُ، يَقُولُ عِنْدَ هَذَا: «أَيْ وَجَبَ
عَلَيْهِ الخُلُودُ»
Telah
menceritakan kepada kami Musaddad, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami
Abu 'Awanah [Al-Wadhdhah bin Abdillah Al-Yasykuriy], dari Qotadah, dari Anas
radhiallahu'anhu mengatakan, Rasulullah ﷺ bersabda, "Pada hari kiamat Allah
mengumpulkan seluruh manusia, mereka berujar, 'Duhai sekiranya kita meminta
syafaat kepada Tuhan kita sehingga Dia bisa meringankan penderitaan kita di
tempat kita ini.' Maka mereka menemui Adam dan mengutarakan hajat mereka,
'Engkaulah manusia yang Allah cipta dengan tangan-Nya dan Dia tiupkan ruh-Nya
kepadamu, dan Dia perintahkan para malaikat untuk sujud kepadamu, maka
tolonglah engkau meminta syafaat kepada Tuhan kami!' Namun Adam menjawab,
'disini bukan tempatku untuk meringankan kalian, ' Adam lalu menyebut-nyebut
kesalahannya dan berujar, 'datangilah Nuh, rasul pertama-tama yang Allah utus.'
Maka mereka mendatangi Nuh. Namun ternyata Nuh juga menjawab, 'disini bukan
tempatku untuk memberi pertolongan, ' lantas Nuh menyebut-nyebut kesalahannya
dan berujar, 'datanglah kalian kepada Ibrahim yang telah Allah jadikan sebagai
kesasih-Nya.' Mereka pun mendatanginya, tetapi ia juga berujar, 'disini bukan
tempatku untuk meringankan kalian, ' dan ia sebut-sebut kesalahannya seraya
berujar, 'datanglah kalian kepada Musa yang Allah telah mengajaknya bicara.'
Mereka pun mendatangi Musa, namun Musa juga mengatakan, 'Saya tak berhak
meringankan kalian, ' dan Musa menyebut-nyebut kesalahan pribadinya, seraya
berujar, 'datanglah kalian kepada Isa' Mereka pun mendatangi Isa, dan isa juga
mengatakan, 'saya tak berhak meringankan kalian' sambil berujar, 'datanglah
kepada Muhammad ﷺ, sebab dosanya yang dahulu dan yang akan datang telah mendapat
ampunan.' Mereka pun mendatangiku dan aku meminta izin kepada rabbku. Ketika
aku melihat-Nya, aku langsung tersungkur sujud dan Ia meninggalkanku sekehendak
Allah, lantas ada suara memanggil-manggil, 'Angkat kepalamu, mintalah, kamu
akan diberi, utarakan uneg-unegmu kamu akan didengar, mintalah syafaat, kamu
akan diberi!' langsung aku angkat kepalaku dan aku memuji rabbku dengan pujian
yang Dia ajarkan kepadaku. Lantas aku memberi syafaat dan Dia memberiku
batasan, kemudian aku keluarkan mereka dari neraka dan kumasukkan surga,
kemudian aku kembali dan tersungkur sujud semisalnya pada kali ketiga, keempat
hingga tak tersisa di neraka selain yang ditahan oleh Al-Qur'an. Sedang Qatadah
berkata dalam hal ini dengan redaksi 'sehingga keabadian wajib baginya.'
Lihat: Syarah hadits tentang Syafa’at Kubra di padang mahsyar
H. Hadits ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu kedua.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6566 - حَدَّثَنَا
مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا يَحْيَى [بن سعيد القطان]، عَنِ الحَسَنِ بْنِ ذَكْوَانَ،
حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ [عمران العُطاردي]، حَدَّثَنَا عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنَ
النَّارِ بِشَفَاعَةِ مُحَمَّدٍ ﷺ فَيَدْخُلُونَ الجَنَّةَ، يُسَمَّوْنَ
الجَهَنَّمِيِّينَ»
Telah
menceritakan kepada kami Musaddad, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami
Yahya [bin Sa’id Al-Qathan], dari Al-Hasan bin Dzakwan, ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami Abu Raja' ['Imran Al-'Utharidiy], ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami Imran bin Husain radhiallahu'anhuma, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda, "Ada sekelompok kaum yang keluar dari neraka karena
syafaat Muhammad ﷺ, lantas mereka masuk surga dan mereka diberi julukan
'jahanamiyun (mantan penghuni neraka jahanam)."
Nb: Hadits ini sama
seperti hadits Anas bin Malik yang ketiga di atas.
I. Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu kelima.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6567 - حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنْ أَنَسٍ:
أَنَّ أُمَّ حَارِثَةَ أَتَتْ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ، وَقَدْ هَلَكَ حَارِثَةُ يَوْمَ
بَدْرٍ، أَصَابَهُ غَرْبُ سَهْمٍ، فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ عَلِمْتَ
مَوْقِعَ حَارِثَةَ مِنْ قَلْبِي، فَإِنْ كَانَ فِي الجَنَّةِ لَمْ أَبْكِ
عَلَيْهِ، وَإِلَّا سَوْفَ تَرَى مَا أَصْنَعُ؟ فَقَالَ لَهَا: «هَبِلْتِ،
أَجَنَّةٌ وَاحِدَةٌ هِيَ؟ إِنَّهَا جِنَانٌ كَثِيرَةٌ، وَإِنَّهُ فِي الفِرْدَوْسِ
الأَعْلَى»
Telah
menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Ismail bin
Ja'far dari Humaid dari Anas, bahwasanya Ummu Haritsah menemui Nabi ﷺ
yang ketika itu anaknya, Haritsah, gugur di perang Badar karena terkena panah yang
nyasar. Ia berujar, 'Wahai Rasulullah, engkau tahu kedudukan Haritsah dalam
lubuk hatiku, kalaulah dia di surga, aku tidak akan menangisinya, sebaliknya
kalaulah tidak, engkau akan melihat apa yang akan aku lakukan." Nabi
bersabda, "Apakah engkau beranggapan bahwa surga hanyalah satu tingkatan,
sungguh dalam surga terdapat sekian banyak tingkatan, dan Haritsah berada di
surga Firdaus yang paling tinggi."
6568 - وَقَالَ:
«غَدْوَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ رَوْحَةٌ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا
فِيهَا، وَلَقَابُ قَوْسِ أَحَدِكُمْ، أَوْ مَوْضِعُ قَدَمٍ مِنَ الجَنَّةِ،
خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا، وَلَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ نِسَاءِ أَهْلِ
الجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى الأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا، وَلَمَلَأَتْ
مَا بَيْنَهُمَا رِيحًا، وَلَنَصِيفُهَا - يَعْنِي الخِمَارَ - خَيْرٌ مِنَ
الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا»
Dan
(masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadis sebelumnya -dari Anas bin
Malik-) Rasulullah ﷺ bersabda, "Berangkat di pagi atau sore hari di jalan Allah
itu lebih baik daripada dunia seisinya. Jarak antara busur panah kalian atau
tempat kaki di surga kelak lebih baik daripada dunia dan seisinya. Sekiranya
ada satu bidadari surga melongok ke bumi, niscaya ia akan meneranginya antara
barat dan timur, dan akan penuh dengan semerbak wewangian. Dan sungguh,
kerudung (yang ia kenakan) lebih baik daripada dunia dan seisinya."
Penjelasan singkat
hadits ini:
1) Biografi Haritsah bin Suraqah bin Al-Harits Al-Anshariy radhiyallahu
‘anhuma.
Rasulullah
ﷺ mempersaudarakan dia dengan As-Saib bin ‘Utsman bin Madz’un radhiyallahu
‘anhuma. Beliau syahid pada perang Badr karena anak panah yang nyasar
mengenai tenggorokannya, dan ia tidak punya keturunan.
2) Biografi Ummu Haritsah radhiyallahu ‘anha.
Namanya:
Ar-Rubayyi’ binti An-Nadhr, bibi Anas bin Malik bin An-Nadhr. Anas radhiallahu'anhu
bercerita:
أَنَّ
الرُّبَيِّعَ وَهِيَ ابْنَةُ النَّضْرِ كَسَرَتْ ثَنِيَّةَ جَارِيَةٍ، فَطَلَبُوا
الأَرْشَ، وَطَلَبُوا العَفْوَ، فَأَبَوْا، فَأَتَوُا النَّبِيَّ ﷺ، فَأَمَرَهُمْ
بِالقِصَاصِ، فَقَالَ أَنَسُ بْنُ النَّضْرِ: أَتُكْسَرُ ثَنِيَّةُ الرُّبَيِّعِ
يَا رَسُولَ اللَّهِ، لاَ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالحَقِّ، لاَ تُكْسَرُ
ثَنِيَّتُهَا، فَقَالَ: «يَا أَنَسُ كِتَابُ اللَّهِ القِصَاصُ»، فَرَضِيَ
القَوْمُ وَعَفَوْا، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ مَنْ لَوْ
أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
Bahwa
Ar Rubayyi', -dia adalah putri dari An-Nadhr- mematahkan gigi depan seorang
anak perempuan lalu mereka meminta ganti rugi, namun mereka menolaknya hingga
akhirnya mereka (kedua kaum itu) menemui Nabi ﷺ.
Maka beliau memerintahkan mereka untuk menegakkan qishosh (tuntutan
balas yang setimpal). Maka Anas bin an-Nadhar berkata, "Apakah kami harus
mematahkan gigi depannya ar-Rubayyi' wahai Rasulullah? Demi Dzat yang mengutus
Tuan dengan benar, kami tidak akan mematahkan giginya". Maka beliau
berkata, "Wahai Anas, di dalam kitab Allah ada ketetapan qishosh (Allah
yang menetapkan qishosh)". Maka kaum itu ridha lalu memaafkannya. Kemudian
Nabi ﷺ bersabda, "Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah ada
hamba yang apabila bersumpah atas nama Allah maka Allah memenuhinya".
[Shahih Bukhari dan Muslim]
3) Keistimewaan prajurit perang Badr.
Lihat: Keutamaan Sahabat Rasulullah
4) Besarnya kasih sayang ibu yang mendambakan surga untuk
anaknya.
5) Banyaknya taman-taman surga.
6) Surga firdaus; Surga terbaik dan tertinggi.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«إِذَا سَأَلْتُمُ
اللَّهَ فَسَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى
الْجَنَّةِ وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ
الْجَنَّةِ» [صحيح البخاري]
"Jika kalian meminta kepada Allah maka
mintalah kepada-Nya surga Firdaus, karena itu adalah suga yang tengah dan surga
yang paling tinggi, di atasnya terdapat arasy Ar-Rahman, dan darinya mengalir
sungai-sungai surga". [Shahih Bukhari]
7) Keutamaan jihad di jalan Allah 'azza wajalla.
8) Kecantikan bidadari surga.
9) Dunia tidak ada artinya dengan surga.
Lihat:
Lebih baik dari dunia dan seisinya
J. Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu kedua.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6569 - حَدَّثَنَا أَبُو
اليَمَانِ، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ [عَبْدُ اللهِ بنُ
ذَكْوَانَ]، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لاَ
يَدْخُلُ أَحَدٌ الجَنَّةَ إِلَّا أُرِيَ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ لَوْ أَسَاءَ،
لِيَزْدَادَ شُكْرًا، وَلاَ يَدْخُلُ النَّارَ أَحَدٌ إِلَّا أُرِيَ مَقْعَدَهُ
مِنَ الجَنَّةِ لَوْ أَحْسَنَ، لِيَكُونَ عَلَيْهِ حَسْرَةً»
Telah
menceritakan kepada kami Abu Al-Yaman, ia berkata: Telah mengabarkan kepada
kami Syu'aib, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Az-Zinad [Abdullah
bin Dzakwan], dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah, Nabi ﷺ
bersabda, "Seseorang tidak akan masuk ke dalam surga sehingga di
perlihatkan kepadanya tempat duduknya di neraka, agar kalau dia berbuat buruk
dapat menambah rasa syukurnya. Dan seseorang tidak akan masuk neraka sehingga
di perlihatkan kepadanya tempat duduknya di surga, agar kalau dia berbuat baik
menjadi satu kerugian baginya."
Penjelasan singkat
hadits ini:
1. Ahli surga bersyukur atas nikmat surga.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ
غِلٍّ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي
هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ
جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ
أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} [الأعراف:
43]
Dan
Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka (penghuni
surga); mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala
puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami
sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami
petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa
kebenaran". Dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang
diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan". [Al-A'raf: 43]
2. Penyesalah ahli neraka.
Abu
Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu
'anhu berkata:
شَهِدْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ جِنَازَةً،
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: " أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ هَذِهِ الْأُمَّةَ
تُبْتَلَى فِي قُبُورِهَا، فَإِذَا الْإِنْسَانُ دُفِنَ فَتَفَرَّقَ عَنْهُ
أَصْحَابُهُ، جَاءَهُ مَلَكٌ فِي يَدِهِ مِطْرَاقٌ فَأَقْعَدَهُ، قَالَ: مَا
تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ؟ فَإِنْ كَانَ مُؤْمِنًا قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، فَيَقُولُ:
صَدَقْتَ ثُمَّ يُفْتَحُ لَهُ بَابٌ إِلَى النَّارِ، فَيَقُولُ: هَذَا كَانَ
مَنْزِلُكَ لَوْ كَفَرْتَ بِرَبِّكَ، فَأَمَّا إِذْ آمَنْتَ فَهَذَا مَنْزِلُكَ،
فَيُفْتَحُ لَهُ بَابٌ إِلَى الْجَنَّةِ، فَيُرِيدُ أَنْ يَنْهَضَ إِلَيْهِ
فَيَقُولُ لَهُ: اسْكُنْ وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ، وَإِنْ كَانَ كَافِرًا
أَوْ مُنَافِقًا يَقُولُ لَهُ: مَا تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ؟ فَيَقُولَ: لَا
أَدْرِي سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا، فَيَقُولُ: لَا دَرَيْتَ، وَلَا
تَلَيْتَ، وَلَا اهْتَدَيْتَ، ثُمَّ يُفْتَحُ لَهُ بَابٌ إِلَى الْجَنَّةِ
فَيَقُولُ: هَذَا مَنْزِلُكَ لَوْ آمَنْتَ بِرَبِّكَ، فَأَمَّا إِذْ كَفَرْتَ بِهِ
فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَبْدَلَكَ بِهِ هَذَا، وَيُفْتَحُ لَهُ بَابٌ
إِلَى النَّارِ، ثُمَّ يَقْمَعُهُ قَمْعَةً بِالْمِطْرَاقِ يَسْمَعُهَا خَلْقُ
اللَّهِ كُلُّهُمْ غَيْرَ الثَّقَلَيْنِ " فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، مَا أَحَدٌ يَقُومُ عَلَيْهِ مَلَكٌ فِي يَدِهِ مِطْرَاقٌ إِلَّا
هِيِلَ عِنْدَ ذَلِكَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ
آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ» [مسند أحمد:
صحيح]
"Aku
bersama Rasulullah ﷺ melihat jenazah, lalu beliau bersabda, "Hai para manusia,
sesungguhnya umat ini akan diuji di dalam kuburnya, apabila seseorang telah
dikuburkan dan teman-temannya meninggalkannya, maka datanglah malaikat dengan
membawa alat pemukul ditangannya, ia lalu mendudukkannya dan berkata, 'Apa yang
engkau katakan tentang orang ini (Nabi Muhammad)?' Jika ia seorang mukmin maka
ia mengatakan, 'Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali
Allah, dan Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya.' Maka Malaikat itu berkata,
'Engkau benar.' Kemudian dibukakan baginya pintu menuju ke neraka, lalu malaikat
itu berkata, 'Ini adalah tempatmu jika engkau kafir terhadap Tuhanmu, adapun
jika engkau beriman maka inilah tempatmu.' Lalu dibukalah untuknya pintu menuju
surga, maka iapun ingin bangkit menuju ke surga, tetapi malaikat itu berkata,
'Tinggallah' kemudian ia melapangkan kuburnya. Adapun jika orang kafir atau
munafik, malaikat itu berkata kepadanya, 'Apa yang engkau katakan tentang orang
ini?' Ia menjawab, 'Aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang mengatakan
sesuatu, ' malaikat berkata, 'Engkau tidak tahu, tidak mau membaca maka engkau
tidak mendapatkan hidayah, ' lalu dibukakan untuknya pintu menuju surga,
malaikat itu kemudian berkata, 'Ini adalah tempatmu sekiranya engkau mau
beriman kepada Rabb-mu, adapun jika engkau kafir kepada-Nya, maka sesungguhnya Allah
'Azza wa Jalla akan menggantikan itu untukmu.' Kemudian dibukakan baginya pintu
menuju neraka, dan malaikat tersebut memukulnya sekali pukul dengan alat
pemukul yang dapat didengar oleh semua makhluk kecuali jin dan manusia."
Sebagian dari para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, tidaklah seseorang
yang malaikat berdiri di hadapannya dengan membawa alat pemukul ditangannya,
kecuali ia akan hilang akalnya seketika itu?" maka Rasulullah ﷺ
bersabda, "Allah menetapkan kepada orang-orang beriman dengan perkataan
yang benar." [Musnad Ahmad: Shahih]
Hadits Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu ketiga.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6570 - حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ عَمْرٍو
[بن أبي عمرو مولى المُطَّلب بن عبد الله بن حَنْطَب]، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي
سَعِيدٍ المَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّهُ
قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ
القِيَامَةِ؟ فَقَالَ: " لَقَدْ ظَنَنْتُ، يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، أَنْ لاَ
يَسْأَلَنِي عَنْ هَذَا الحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ، لِمَا رَأَيْتُ مِنْ
حِرْصِكَ عَلَى الحَدِيثِ، أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ
مَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، خَالِصًا مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ "
Telah
menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, ia berkata: Telah mengabarkan
kepada kami Isma'il bin Ja'far, dari 'Amru [bin Abi ‘Amr maula Al-Muthalib bin
Abdillah bin Hanthab], dari Sa'id bin Abi Sa'id Al-Maqburiy, dari Abu
Hurairah radhiallahu'anhu, ia menuturkan; Aku bertanya, 'Wahai
Rasulullah, siapa orang yang paling beruntung dengan syafaatmu pada hari Kiamat
kelak?' Nabi menjawab, "Wahai Abu Hurairah, aku sudah beranggapan bahwa
tak seorangpun yang lebih dahulu menanyakan masalah ini kepadaku daripada
dirimu, dikarenakan kulihat semangatmu mencari hadis. Orang yang paling
beruntung dengan syafaatku pada hari Kiamat kelak adalah yang mengucapkan LAA
ILAAHA ILLALLAAH dengan tulus dari lubuk hatinya."
Nb: Hadits ini
sudah dijelaskan pada Kitab Ilmu bab 33; Antusias mencari hadits
K. Hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6571 - حَدَّثَنَا
عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ [بن عبد الحميد]، عَنْ
مَنْصُورٍ [بن المعتِمر]، عَنْ إِبْرَاهِيمَ [النخعي]، عَنْ عَبِيدَةَ [بن عمرو السَّلْمَانِيّ]،
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: " إِنِّي
لَأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا، وَآخِرَ أَهْلِ الجَنَّةِ
دُخُولًا، رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ كَبْوًا، فَيَقُولُ اللَّهُ: اذْهَبْ
فَادْخُلِ الجَنَّةَ، فَيَأْتِيهَا، فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى،
فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى، فَيَقُولُ: اذْهَبْ
فَادْخُلِ الجَنَّةَ، فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى،
فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى، فَيَقُولُ: اذْهَبْ
فَادْخُلِ الجَنَّةَ، فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا -
أَوْ: إِنَّ لَكَ مِثْلَ عَشَرَةِ أَمْثَالِ الدُّنْيَا - فَيَقُولُ: تَسْخَرُ
مِنِّي - أَوْ: تَضْحَكُ مِنِّي - وَأَنْتَ المَلِكُ " فَلَقَدْ رَأَيْتُ
رَسُولَ اللَّهِ ﷺ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ، وَكَانَ يَقُولُ: «ذَاكَ
أَدْنَى أَهْلِ الجَنَّةِ مَنْزِلَةً»
Telah
menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah, ia berkata: Telah menceritakan
kepada kami Jarir [bin Abdil Hamid], dari Manshur [bin Al-Mu’tamir], dari
Ibrahim [An-Nakha’iy], dari ‘Abidah [bin ‘Amr As-Salmaniy], dari Abdullah
radhiallahu'anhu, Nabi ﷺ bersabda, "Sungguh aku tahu penghuni
neraka yang terakhir kali keluar dan penghuni surga yang terakhir kali masuk,
yaitu seseorang yang keluar dari neraka dengan cara merayap, Allah
tabarakawata'ala berfirman, 'Pergilah kamu dan masuklah ke dalam surga!' maka
orang tersebut mendatanginya dan terbayang baginya bahwa surga telah
membeludak. Orang kembali kembali dan berujar, 'Wahai Tuhanku, kutemukan surga
telah membeludak.' Allah berfirman lagi, 'pergi dan masuklah surga.' Maka ia kembali
dan terbayang baginya bahwa surga telah membeludak. Lalu ia kembali dan
mengatakan, 'Ya Tuhanku, kutemukan surga telah membeludak.' Allah berfirman
lagi, 'pergi dan masuklah surga, dan bagimu surga seluas dunia dan bahkan
sepuluh kali sepertinya -atau- bagimu seperti sepuluh kali dunia.' Hamba tadi
lantas mengatakan, 'Engkau menghinaku ataukah menertawaiku, sedang Engkau
adalah raja diraja?" Dan kulihat Rasulullah ﷺ
tertawa hingga gigi gerahamnya kelihatan seraya berkomentar, "Itulah
penghuni surga yang tingkatannya paling rendah."
Nb: Akan
dijelaskan pada bab berikutnya dari hadits Abu Hurairah.
L. Hadits Al-‘Abbas radhiyallahu ‘anhu.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6572 - حَدَّثَنَا
مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ [الوضّاح بن عبد الله اليَشكُري]، عَنْ
عَبْدِ المَلِكِ [بن عُمَيْر]، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ،
عَنِ العَبَّاسِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّهُ قَالَ لِلنَّبِيِّ ﷺ: «هَلْ
نَفَعْتَ أَبَا طَالِبٍ بِشَيْءٍ؟»
Telah
menceritakan kepada kami Musaddad, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami
Abu 'Awanah [Al-Wadhah bin Abdillah Al-Yasykuriy], dari Abdul Malik [bin
‘Umair], dari Abdullah bin Al-Harits bin Naufal, dari 'Abbas radhiallahu'anhu,
ia pernah bertanya kepada Nabi ﷺ, "Apakah engkau bisa mendatangkan manfaat
untuk pamanmu Abu Thalib sekalipun paling ringan?"
Penjelasan singkat
hadits ini:
1)
Biografi Al-‘Abbas bin Abdul
Muthalib bin Hasyim Al-Qurasyiy, Abu Al-Fadhl Al-Makkiy radhiyallahu ‘anhu.
Beliau adalah paman Rasulullah ﷺ, lebih tua dari Rasulullah dua atau tiga tahun. Masuk Islam sebelum pembebasan kota Khaibar. Wafat tahun 32 hijriyah atau setelahnya.
Abu
Hurairah radhiyallahu
'anhu berkata; Rasulullah ﷺ pernah mengutus Umar untuk mengambil sedekah
(zakat). Lalu dikatakan: Ibnu Jamil enggan menunaikannya, begitu
juga Khalid bin Al Walid dan Al
'Abbas paman Rasulullah ﷺ. Maka Rasulullah ﷺ pun berkata:
«مَا يَنْقِمُ ابْنُ جَمِيلٍ إِلَّا
أَنَّهُ كَانَ فَقِيرًا فَأَغْنَاهُ اللهُ، وَأَمَّا خَالِدٌ فَإِنَّكُمْ
تَظْلِمُونَ خَالِدًا، قَدِ احْتَبَسَ أَدْرَاعَهُ وَأَعْتَادَهُ فِي سَبِيلِ
اللهِ، وَأَمَّا الْعَبَّاسُ فَهِيَ عَلَيَّ، وَمِثْلُهَا مَعَهَا»
"Tidaklah Ibnu Jamil kufur nikmat kecuali
disebabkan karena dia adalah seorang yang fakir, maka Allah memberinya
kecukupan. Adapun Khalid, sungguh kalian telah berlaku lalim terhadapnya, ia
telah menyimpan beberapa tamengnya untuk persiapan perang di jalan Allah. Adapun
Al-Abbas, maka kewajibannya menjadi tanggung jawabku, begitu juga kewajibannya
yang lain."
Kemudian
beliau berkata:
«يَا عُمَرُ، أَمَا شَعَرْتَ أَنَّ عَمَّ
الرَّجُلِ صِنْوُ أَبِيهِ؟» [صحيح مسلم]
"Wahai Umar, tidakkah kamu merasa bahwa
sesungguhnya paman seorang lelaki pada hakekatnya seperti bapaknya
sendiri?" [Shahih Muslim]
Ø Dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu; Bahwa 'Umar bin Al-Khaththab radhiallahu'anhu ketika kaum muslimin tertimpa musibah, ia meminta hujan dengan berwasilah kepada 'Abbas bin 'Abdul Muththalib radhiyallahu'anhu seraya berdoa:
«اللَّهُمَّ إِنَّا كُنَّا نَتَوَسَّلُ
إِلَيْكَ بِنَبِيِّنَا فَتَسْقِينَا، وَإِنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِعَمِّ
نَبِيِّنَا فَاسْقِنَا»
"Ya Allah, kami meminta hujan kepada-Mu
dengan perantaraan Nabi kami, kemudian Engkau menurunkan hujan kepada kami.
Maka sekarang kami memohon kepada-Mu dengan perantaraan paman Nabi kami, maka
turunkanlah hujan untuk kami."
Anas
berkata, "Mereka pun kemudian mendapatkan hujan." [Shahih Bukhari]
Lihat: Keistimewaan Ahlul bait
2)
Dalam riwayat lain;
Abbas
bin Abdul Mutthalib radhiyallahu
'anhu berkata, "Wahai Rasulullah, apakah
Anda dapat memberi manfa'at kepada Abu Thalib, karena dia telah mengasuhmu dan
terkadang marah (untuk memberikan pembelaan) kepadamu?"
Beliau
menjawab:
«نَعَمْ،
هُوَ فِي ضَحْضَاحٍ مِنْ نَارٍ، لَوْلاَ أَنَا لَكَانَ فِي الدَّرَكِ الأَسْفَلِ
مِنَ النَّارِ» [صحيح البخاري
ومسلم]
"Ya.
ia berada di bagian neraka yang dangkal, dan kalaulah bukan karena diriku,
niscaya berada di dasar neraka." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Wallahu a’lam!
Lihat
juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 51; Sifat surga dan neraka (bagian 1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...