Selasa, 02 Juli 2024

10 sebab yang menguatkan persaudaraan

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الذي بيده الخير كله، وحبب إلينا الإسلام والإيمان، وألف بين قلوب المؤمنين، وجعل بينهم مودة ورحمة، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك، وأشهد أن محمدا رسول الله المبعوث رحمة للعالمين!

Segala puji bagi Allah Yang di TanganNya segala kebaikan, Yang menanamkan cinta pada diri kita terhadap Islam dan Iman, Yang menyatukan hati orang beriman, dan menjadikan rasa cinta dan kasih sayang di antara mereka. Aku bersaksi tidak Ilaah yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah yang diutus sebagai rahmat untuk semesta alam!

Persaudaraan dalam Islam adalah nikmat terbesar yang Allah berikan kepada seorang hamba, mencintai saudaranya seiman sama seperti mencintai dirinya sendiri. Ini adalah tanda kesempurnaan dan kuatnya iman seseorang. Maka hendaklah seorang mu’min mensyukuri nikmat ini dan senantiasa berusaha menjaganya.

Berikut ini akan disebutkan 10 sebab dari sebab-sebab yang bisa menguatkan persaudaraan (ukhuwah) di atas Islam atas izin Allah subhanahu wata’aalaa:

1.      Memohon kepada Allah ‘azza wajalla agar dikuatkan persaudaraannya di antara sesama mukmin dan dijauhkan dari segala bentuk perpecahan dan perselisihan.

Karena segala sesuatu di Tangan Allah ‘azza wajalla, Dia yang berkuasa terhadap hati hamba-hambaNya, Dia yang menanamkan rasa cinta dan benci dalam hati. Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ} [الأنفال: 63]

Dan (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. [Al-Anfaal:63]

Diantara do’a yang dipanjatkan oleh Nabi dan para sahabatnya ketika meminta agar disatukan hati-hati mereka:

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُعَلِّمُنَا كَلِمَاتٍ وَلَمْ يَكُنْ يُعَلِّمُنَاهُنَّ كَمَا يُعَلِّمُنَا التَّشَهُّدَ: «اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعْمَتِكَ، مُثْنِينَ بِهَا، قَابِلِيهَا وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَا» [سنن أبي داود: صحيح]

"Rasulullah mengajari kami beberapa kalimat, dan beliau mengajari kami beberapa kalimat itu berbeda dengan apa yang beliau ajarkan tasyahud kepada kami, (sabdanya): (Ya Allah, satukanlah hati-hati kami, damaikanlah orang bertikai di antara kami, tunjukilah kami jalan yang lurus, selamatkanlah kami dari kegelapan menuju cahaya, hindarkanlah kami dari perbuatan keji baik yang nampak maupun yang tersembunyi, berkahilah kami pada pendengaran kami, penglihatan kami, hati kami, istri-istri kami dan anak cucu kami, terimalah tobat kami karena Engkau adalah Dzat yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang, jadikanlah kami orang-orang yang pandai bersyukur, terhadap nikmat-nikmat-Mu kami bersyukur, terimalah dan sempurnakanlah atas kami." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berdo'a untuk orang mati:

«اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَحْيَائِنَا وَأَمْوَاتِنَا، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاجْعَلْ قُلُوبَنَا عَلَى قُلُوبِ أَخْيَارِنَا، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، اللَّهُمَّ أَرْجِعْهُ إِلَى خَيْرٍ مِمَّا كَانَ فِيهِ، اللَّهُمَّ عَفْوَكَ»

"Ya Allah ampunilah yang masih hidup dari kami dan yang sudah mati, satukanlah hari kami, dan perbaikilah hubungan kami, dan jadikanlah hati kami seperti hati orang terbaik dari kami. Ya Allah ampunilah ia, ya Allah .. rahmatilah ia, ya Allah kembalikanlah ia kepada yang lebih baik dari pada ia yang dulu, ya Allah kami mengharapkan ampunan-Mu" [Mushannaf Abdurrazzaaq]

Ø  Dari Mu'adz bin Jabal radhiallahu 'anhu; Rasulullah berdo'a:

«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ المُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ المَسَاكِينِ، وَأَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي، وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةً فِي قَوْمٍ فَتَوَفَّنِي غَيْرَ مَفْتُونٍ، وَأَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ»

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta-Mu berbuat kebaikan, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang-orang miskin, ampunilah aku dan rahmatilah aku, bila Engkau menghendaki suatu fitnah pada hamba-hambaMu, wafatkan aku kepadaMu dalam keadaan tidak terkena fitnah, aku mengharap cintaMu, cintanya orang yang mencintaiMu, cinta pada amalan yang mendekatkanku pada cintaMu”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]

2.      Menguatkan keimanan dan amal shalih.

Semakin kuat iman dan amal shalih seseorang maka Allah semakin memperkuat rasa cinta di antara mereka. Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا} [مريم: 96]

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. [Maryam:96]

Karena hati akan selalu mencintai sesamanya, suka dan senang berkumpul dengan sesamanya, seperti burung-burung yang hanya bertengker bersama sejenisnya. Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha; Rasulullah bersabda:

«الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ، فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ، وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَف» [صحيح البخاري ومسلم]

“Ruh/jiwa itu memiliki tabiat yang bermacam-macam, jika bertemu dengan tabiat yang sama maka akan saling mencintai, dan jika bertemu dengan tabiat yang berbeda maka akan saling bermusuhan”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: 10 Buah Keimanan

3.      Menjauhkan diri dari sifat iri dan dengki ketika melihat nikmat yang ada pada saudaranya.

Dua sifat ini sangat kuat untuk menghancurkan bangunan persaudaraan, bahkan mampu menghancurkan agama seseorang. Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ} [الحشر : 10]

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". [Al-Hasyr: 10]

Ø  Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah bersabda:

«لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ»

"Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga hari." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا» وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ «بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرْضُهُ» [صحيح مسلم]

"Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk dadanya)", Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. "Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia merendahkan saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya." [Shahih Muslim]

Lihat: Hadits “Tidak boleh hasad kecuali pada dua perkara”

4.      Mengungkapkan perasaan cinta kepada saudaranya.

Sebagaimana yang diperintahkan oleh Nabi dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Al-Miqdam bin Ma'diKarib radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

«إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فِي اللَّهِ فَلْيُعْلِمْهُ فَإِنَّهُ أَبْقَى فِي الْأُلْفَةِ وَأَثْبَتُ فِي الْمَوَدَّةِ»

"Jika seorang dari kalian mencintai saudaranya karena Allah maka sampaikanlah kepadanya karena sesungguhnya hal itu mengekalkan kasih saying dan menguatkan rasa cinta". [Silsilah hadits shahih karya syekh Albaniy no.1199]

Begitu pula dianjurkan untuk membalas ungkapan cinta saudaranya, Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:

أَنَّ رَجُلًا كَانَ عِنْدَ النَّبِيِّ ﷺ، فَمَرَّ بِهِ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي لَأُحِبُّ هَذَا، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ ﷺ: «أَعْلَمْتَهُ؟» قَالَ: لَا، قَالَ: «أَعْلِمْهُ» قَالَ: فَلَحِقَهُ، فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّكَ فِي اللَّهِ، فَقَالَ: أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْبَبْتَنِي لَهُ [سنن أبي داود: حسن]

Seorang lelaki sedang bersama Rasulullah , tiba-tiba lewat seorang lelaki, dan yang bersama Rasulullah berkata: Ya Rasulullah, sesungguhnya aku mencintai orang ini (yang lewat). Nabi berkata: Sudahkah engkau memberitahukan cintamu kepadanya? Ia menjawa: Belum. Rasulullah berkata: Beritahukan padanya. Lalu ia mendatangi orang itu dan berkata: Aku mencintaimu demi Allah. Sahabatnya menjawab: Semoga Allah mencintaimu juga. [Sunan Abi Daud: Hasan]

5.      Membari salam dan menemui saudaranya dengan wajah ceria.

Salam akan memberikan keamanan dan ketenangan dalam hati, sedangkan senyuman memberikan kebahagiaan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ» [صحيح مسلم]

“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak dikatakan beriman sampai kalian saling mencintai. Inginkah kalian kutunjukkan pada sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian”. [Shahih Muslim]

Ø  Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ» [صحيح مسلم]

"Jangan engkau meremehkan suatu kebaikan sedikitpun, walau hanya menemui saudaramu dengan wajah yang ceria (tersenyum)". [Sahih Muslim]

Lihat: Adab memberi dan menjawab salam

6.      Menghargai hak dan privasi saudaranya.

Tidak mengganggu waktu istirahat saudaranya, tidak mengambil haknya tanpa izin, tidak memaksanya untuk melakukan sesuatu yang tidak ia senangi. Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَإِنْ قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ أَزْكَى لَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ} [النور: 28]

Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah”, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [An-Nuur: 28]

Ø  Dari Jabir radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

«لَا يُقِيمَنَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، ثُمَّ لْيُخَالِفْ إِلَى مَقْعَدِهِ، فَيَقْعُدَ فِيهِ وَلَكِنْ يَقُولُ افْسَحُوا» [صحيح مسلم]

"Janganlah seseorang dari kalian menyuruh saudaranya berdiri pada hari Jum'at kemudian meninggalkan tempat duduknya lalu ia duduk di situ, akan tetapi katakanlah: Berilah kelonggaran (untuk duduk)!" [Sahih Muslim]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:

«نَهَى رَسُولُ اللَّهِ أَنْ يَبِيعَ حَاضِرٌ لِبَادٍ، وَلاَ تَنَاجَشُوا، وَلاَ يَبِيعُ الرَّجُلُ عَلَى بَيْعِ أَخِيهِ، وَلاَ يَخْطُبُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيهِ، وَلاَ تَسْأَلُ المَرْأَةُ طَلاَقَ أُخْتِهَا لِتَكْفَأَ مَا فِي إِنَائِهَا» [صحيح البخاري ومسلم]

"Rasulullah melarang orang kota membeli dari orang desa yang akan menjual di kota (sebelum tahu harga hari itu), dan melarang meninggikan penawaran barang (yang sedang ditawar orang lain dengan maksud menipu), dan melarang seseorang membeli apa yang dibeli (sedang ditawar) oleh saudaranya, melarang pula seseorang meminang (wanita) pinangan saudaranya dan melarang seorang wanita meminta suaminya agar menceraikan isteri lainnya (madunya) dengan maksud periuknya sajalah yang dipenuhi (agar belanja dirinya lebih banyak) ". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

" إِذَا زَارَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَجَلَسَ عِنْدَهُ، فلَا يَقُومَنَّ حَتَّى يَسْتَأذِنَهُ "

“Jika seseorang dari kalian menziarahi saudaranya kemudian ia duduk bersamanya, maka janganlah ia beranjak sampai ia meminta izinnya". [Silsilah Ash-Shahihah karya syekh Albaniy no.182]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (35) Abu Hurairah; Adab kepada sesama muslim

7.      Saling memberi (menolong) dan menghargai pemberian saudaranya.

Karena pemberian akan menumbuhkan rasa cinta dan menguatkannya, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«تَهَادُوا تَحَابُّوا» [الأدب المفرد للبخاري: حسنه الشيخ الألباني]

"Saling memberi hadialah kalian agar saling mencintai". [Al-Adab Al-Mufrad karya Al-Bukhariy: Hasan]

Ø  Shafwan bin 'Umayyah radhiyallahu 'anhu berkata:

«أَعْطَانِي رَسُولُ اللَّهِ يَوْمَ حُنَيْنٍ، وَإِنَّهُ لَأَبْغَضُ الخَلْقِ إِلَيَّ، فَمَا زَالَ يُعْطِينِي، حَتَّى إِنَّهُ لَأَحَبُّ الخَلْقِ إِلَيَّ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Rasulullah memberiku bagian dari rampasan perang Hunain, padahal waktu itu beliau adalah orang yang paling saya benci, namun beliau terus saja memberiku bagian hingga menjadi orang yang paling saya cintai". [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Ø  Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata:

صَنَعْتُ لِرَسُولِ اللهِ طَعَامًا فَأَتَانِي هُوَ وَأَصْحَابُهُ فَلَمَّا وُضِعَ الطَّعَامُ، قَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: إِنِّي صَائِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ : " دَعَاكُمْ أَخُوكُمْ وَتَكَلَّفَ لَكُمْ "، ثُمَّ قَالَ لَهُ: " أَفْطِرْ وَصُمْ مَكَانَهُ يَوْمًا إِنْ شِئْتَ " [السنن الكبرى للبيهقي: حسن]

Aku membuatkan makanan untuk Rasulullah , kemudian beliau datang bersama sahabatnya. Ketika dihidangkan makanan, seseorang berkata: Aku sedang puasa. Maka Rasulullah bersabda: "Saudaramu mengundangmu, dan telah bersusah paya menyiapkan hidangan untuk kalian". Kemudian berliau berkata kepada orang itu: "Berbukalah, dan berpuasalah di hari lain sebagai gantinya jika engkau mau". [As-Sunan Al-Kubra karya Al-Baihaqiy: Hasan]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (36) Abu Hurairah; Pertolongan Allah untuk yang suka menolong

8.      Berbaik sangka kepada saudaranya dan bersabar atas keburukannya.

Tidak mencari-cari kesalahan saudaranya, dan segera tabayun (minta penjelasan) ketika melihat atau mencapatkan kabar yang buruk tentangnya. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ} [الحجرات: 12]

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. [Al-Hujuraat:12]

Ø  Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«ثَلَاثَةٌ يُحِبُّهُمُ اللَّهُ، ... وَالرَّجُلُ يَكُونُ لَهُ الْجَارُ يُؤْذِيهِ جِوَارُهُ، فَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُ حَتَّى يُفَرِّقَ بَيْنَهُمَا مَوْتٌ أَوْ ظَعْنٌ» [مسند أحمد: صحيح]

'Ada tiga orang yang dicintai oleh Allah …, dan (3) seorang lelaki yang mempunyai tetangga yang menyakitinya namun dia bersabar atas perbuatan tetangganya sehingga keduanya dipisahkan oleh kematian, atau bepergian." [Musnad Ahmad: Shahih]

Ø  Ar-Rabi’ bin Sulaimanrahimahullah- berkata:

مَرِضَ الشَّافِعِيُّ فَدَخَلْتُ عَلَيْهِ فَقُلْتُ: يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ، قَوَّى اللَّهُ ضَعْفَكَ. فَقَالَ: «يَا أَبَا مُحَمَّدٍ لَوْ قَوَّى اللَّهُ ضَعْفِي عَلَى قُوَّتِي أَهْلَكَنِي». قُلْتُ: يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ، مَا أَرَدْتُ إِلَّا الْخَيْرَ. فَقَالَ: «لَوْ دَعَوْتَ اللَّهَ عَلِيَّ لَعَلِمْتُ أَنَّكَ لَمْ تُرَدْ إِلَّا الْخَيْرَ» [حلية الأولياء لأبي نعيم]

Asy- Syafi’iy sedang sakit, lalu aku menjenguknya dan berkata: Wahai Abu Abdillah, semoga Allah menguatkan kelemahanmu! Maka ia berkata: Wahai Abu Muhammad, kalau Allah menguatkan kelemahanku, maka Allah akan membinasakanku! Aku bekata: Wahai Abu Abdillah, aku tidak bermaksud kecuali kebaikan. Maka beliau berkata: Andaipun engkau berdo’a kepada Allah untuk membinasakanku maka aku yakin engkau tidak bermaksud kecuali kebaikan. [Hilyatul Auliyah karya Abu Nu’aim]

Lihat: Ringkasan 20 Kaidah Bersabar terhadap Gangguan Manusia

9.      Menutupi aib saudaranya dan berusaha memberinya udzur.

Mencari teman yang sempurna tanpa kesalahan adalah suatu yang mustahil, bersabarlah dari kekurangan saudarmu dan teruslah memberikan nasehat agar lebih baik. Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu- berkata; Rasulullah bersabda:

«مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ»

"Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat". [Shahih Muslim]

Ø  Ibnu Umar -radhiallahu 'anhuma- berkata; Rasulullah menaiki mimbar lalu menyeru dengan suara yang lantang:

«يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ الْإِيمَانُ إِلَى قَلْبِهِ، لَا تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ، وَلَا تُعَيِّرُوهُم، ْ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ»

"Wahai sekalian orang yang telah berIslam dengan lisannya namun keimanan belum tertancap di hatinya, janganlah kalian menyakiti kaum muslimin dan jangan pula kalian memperolok mereka, jangan pula kalian menelusuri dan membongkar aib mereka, maka barang siapa yang menyelidiki aib saudaranya seIslam niscaya Allah akan menyelidiki aibnya dan barang siapa yang aibnya diselidiki aibnya oleh Allah niscaya Allah akan membongkar aibnya meskipun di dalam rumahnya sendiri." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Ø  Muhammad bin Sirin rahimahullah berkata:

" إِذَا بَلَغَكَ عَنْ أَخِيكَ شَيْءٌ، فَالْتَمِسْ لَهُ عُذْرًا، فَإِنْ لَمْ تَجِدْ لَهُ عُذْرًا، فَقُلْ: لَعَلَّ لَهُ عُذْرًا " [التوبيخ والتنبيه لأبي الشيخ الأصبهاني]

“Jika sampai kepadamu berita buruk tentang saudaramu maka carikanlah alasan untuknya, jika kamu tidak mendapatkan udzur untuknya maka katakan: Mungkin dia punya udzur”. [At-Taubikh wa At-Tanbih karya Abu Asy-Syaikh]

Ø  Ja’far bin Muhammad rahimahullah berkata:

" إِذَا بَلَغَكَ عَنْ أَخِيكَ الشَّيْءُ تُنْكِرُهُ فَالْتَمِسْ لَهُ عُذْرًا وَاحِدًا إِلَى سَبْعِينَ عُذْرًا، فَإِنْ أَصَبْتَهُ وَإِلَّا قُلْ: لَعَلَّ لَهُ عُذْرًا لَا أَعْرِفُهُ " [شعب الإيمان للبيهقي]

“Jika sampai kepadamu berita tentang saudaramu suatu yang engkau ingkari maka carikanlah untuknya satu sampai tujuhpuluh alasan. Jika udzur yang kau berikan untuknya tepat maka baiklah, dan jika tidak mendapatkan udzur untuknya maka katakan: Mungkin dia punya udzur yang aku tidak ketahui”. [At-Taubikh wa At-Tanbih karya Abu Asy-Syaikh]

10.  Bersikap lemah lembut dan tawadhu (merendah) kepada saudaranya.

Apapun yang dilakukan dengan cara yang lemah lembut akan nampak indah dan memberikan banyak kebaikan. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ} [آل عمران: 159]

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. [Ali Imran:159]

Ø  Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«أَقِيمُوا الصُّفُوفَ، وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ، وَسُدُّوا الْخَلَلَ، وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]

“Luruskan shaf kalian, sejajarkan setiap bahu, isi yang kosong, bersikap lembutlah terhadap saudaramu". [Sunan Abu Daud: Shahih]

Wallahu a’lam!

Semoga Allah ta’alaa senantiasa menguatkan keimanan dan persaudaraan di antara kaum muslimin dan menjauhkan kita dari segala sebab dan bentuk perpecahan yang membinasakan. Amin!

وصلى الله على محمد وعلى آله وصحبه وسلم

Lihat juga: Ni'mat persatuan dan persaudaraan dalam Islam - Indahnya persaudaraan di atas Islam - Syarah Arba’in hadits (13) Anas; Mencintai saudara seiman Meraih surga dengan persaudaraan

2 komentar:

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...