بسم الله الرحمن الرحيم
1. Dua
jenis persaudaraan (ukhuwah).
Pertama: Ukhuwah insaniyah (persaudaraan
kemanusiaan).
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{يَاأَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ
الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا} [النساء : 1]
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada
Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Adam
‘alaihissalam), dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. [An-Nisaa: 1]
Ø Abu Nadhrah -rahimahullah-
berkata: Telah menceritakan kepadaku orang yang pernah mendengar khutbah
Rasulullah ﷺ di
tengah-tengah hari Tasyriq, beliau bersabda:
«يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ
وَاحِد،ٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِد،ٌ أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى
أَعْجَمِي،ٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ، وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى
أَسْوَدَ، وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَر،َ إِلَّا بِالتَّقْوَى»
"Wahai sekalian manusia! Rabb kalian
satu, dan ayah kalian satu, ingat! Tidak ada kelebihan bagi orang arab
atas orang 'ajam dan bagi orang 'ajam atas orang arab, tidak ada kelebihan bagi
orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas
orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan." [Musnad Ahmad: Shahih]
Ø Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ berkhutbah saat
penaklukkan Makkah, beliau bersabda:
«يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ قَدْ
أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبِّيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ وَتَعَاظُمَهَا بِآبَائِهَا
فَالنَّاسُ رَجُلَانِ بَرٌّ تَقِيٌّ كَرِيمٌ عَلَى اللَّهِ وَفَاجِرٌ شَقِيٌّ
هَيِّنٌ عَلَى اللَّهِ وَالنَّاسُ بَنُو آدَمَ وَخَلَقَ اللَّهُ آدَمَ مِنْ
تُرَابٍ قَالَ اللَّهُ: {يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ
وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ}»
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya
Allah telah menghilangkan kebanggaan jahiliyah dan pengagungan terhadap nenek
moyangnya dari kalian. Manusia terbagi dua; baik, bertakwa, mulia bagi Allah
dan keji, sengsara, hina bagi Allah. Manusia adalah anak cucu Adam dan
Allah menciptakan Adam dari tanah. Allah berfirman: "Hai manusia,
sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal." (Al Hujuraat: 13) [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Kedua: Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan seiman).
Allah -subhanahu
wata'ala- berfirman:
{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ
إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُونَ} [الحجرات : 10]
Orang-orang beriman itu sesungguhnya
bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. [Al-Hujuraat:
10]
{فَإِن تَابُوا
وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ
وَنُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ} [التوبة
: 11]
Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat
dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan
Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui. [At-Taubah: 11]
Ø Dari Mu’awiyah bin Haydah radhiyallahu ‘anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«كُلُّ مُسْلِمٍ عَلَى مُسْلِمٍ مُحَرَّمٌ
أَخَوَانِ نَصِيرَانِ» [سنن النسائي: حسن]
"Setiap muslim dengan muslim yang
lainnya adalah haram darahnya karena mereka menjadi saling bersaudara."
[Sunan An-Nasa’iy: Hasan]
Jin yang beriman juga saudara
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تَسْتَنْجُوا بِالرَّوْثِ، وَلَا بِالْعِظَامِ، فَإِنَّهُ زَادُ
إِخْوَانِكُمْ مِنَ الْجِنِّ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Janganlah kalian beristinja'
dengan kotoran hewan dan tulang, karena itu adalah makanan saudara kalian dari
kalangan jin". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
2. Persaudaraan
(ukhuwah) di atas Islam adalah ni’mat dari Allah ta'aalaa.
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ
اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ
كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ
إِخْوَانًا} [آل عمران : 103]
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada
tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara. [Ali ' Imran: 103]
3. Perintah
menjalin persaudaraan di atas Islam.
Anas bin Malik radliallahu 'anhu
bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا
تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ
يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ»
"Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki,
saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan
tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga hari."
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا
تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُونُوا عِبَادَ
اللهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا
يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا» وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ
ثَلَاثَ مَرَّاتٍ «بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ
الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ، وَمَالُهُ،
وَعِرْضُهُ» [صحيح مسلم]
"Janganlah kalian saling mendengki,
saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang
di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim
lainnya, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim
yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti,
merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk
dadanya)", Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. "Seseorang telah
dianggap berbuat jahat apabila ia merendahkan saudaranya sesama muslim. Muslim
yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan
kehormatannya." [Shahih Muslim]
Ø Dari Abdullah bin 'Umar
radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَكُونُوا
إِخْوَانًا، كَمَا أَمَرَكُمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Tebarkanlah salam, berilah makan dan
jadilah kalian semua bersaudara sebagaimana kalian telah di perintahkan oleh
Allah 'Azza wa Jalla." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (13) Anas; Mencintai saudara seiman
4. Keutamaan
persaudaraan di atas Islam.
Diantaranya:
1) Menguatkan
keimanan.
Dari Anas
radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ
حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ» [صحيح البخاري]
“Tidak
sempurna keimanan seseorang diantara kalian sampai ia mencintai saudaranya
seperti ia mencintai dirinya”. [Shahih Bukhariy]
2) Mendapatkan cinta Allah ta’aalaa.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"
أَنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى، فَأَرْصَدَ اللهُ لَهُ، عَلَى
مَدْرَجَتِهِ، مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ، قَالَ: أَيْنَ تُرِيدُ؟ قَالَ: أُرِيدُ
أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ، قَالَ: هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا؟
قَالَ: لَا، غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: فَإِنِّي
رَسُولُ اللهِ إِلَيْكَ، بِأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ
" [صحيح مسلم]
"Pada suatu ketika ada seorang lelaki yang
mengunjungi saudaranya di desa lain. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk
menemui orang tersebut di tengah perjalanannya, maka ketika malaikat tersebut
mendatanginya, malaikat bertanya: “Hendak pergi ke mana kamu?” Orang itu
menjawab: “Saya akan menjenguk saudara saya yang berada di desa ini”. Malaikat
itu terus bertanya kepadanya: “Apakah kamu mempunyai satu perkara yang
menguntungkan dengannya?” Laki-laki itu menjawab: “Tidak, saya hanya
mencintainya karena Allah azza wa jalla.” Akhirnya malaikat itu berkata:
“Sesungguhnya aku ini adalah malaikat utusan Allah yang diutus untuk
memberitahukan kepadamu bahwasanya Allah akan senantiasa mencintaimu
sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena Allah”. [Sahih Muslim]
3) Mendapatkan pertolongan Allah dengan saling tolong menolong.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«اللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ»
[صحيح مسلم]
"Allah akan senangtiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut
senangtiasa menolong saudaranya". [Sahih Muslim]
Ø Dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Barangsiapa yang sedang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan
membantu kebutuhannya". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (36) Abu Hurairah; Pertolongan Allah untuk yang suka menolong
4) Do’a satu sama lain dikabulkan.
Dari Ummud Darda' radhiyallahu 'anha;
Rasulullah ﷺ bersabda:
" دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ
لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ
كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ
وَلَكَ بِمِثْلٍ " [صحيح مسلم]
"Doa seorang muslim
untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya
adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang
menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah
kebaikan, maka malaikat tersebut berkata: 'aamiin', dan engkaupun mendapatkan
apa yang ia dapatkan!" [Sahih Muslim]
5) Mendapatkan do’a para malaikat.
Dari 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
" مَا مِنْ مُسْلِمٍ عَادَ
أَخَاهُ إِلا ابْتَعَثَ اللهُ لَهُ سَبْعِينَ أَلْفَ مَلَكٍ يُصَلُّونَ عَلَيْهِ
مِنْ أَيِّ سَاعَاتِ النَّهَارِ، كَانَ حَتَّى يُمْسِيَ، وَمِنْ أَيِّ سَاعَاتِ
اللَّيْلِ كَانَ حَتَّى يُصْبِحَ " [مسند
أحمد: صحيح]
"Tidaklah seorang
muslim menjenguk saudaranya, kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat
untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore
dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh." [Musnad Ahmad: Shahih]
6) Mendapatkan surga.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ
عَادَ مَرِيضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللَّهِ نَادَاهُ مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ
وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنَ الجَنَّةِ مَنْزِلًا» [سنن الترمذي: حسن]
"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit atau
mengunjungi saudaranya semata-mata karena Allah, maka seorang penyeru akan
menyeru: Engkau telah berbuat baik dan berjalanmu pun baik serta engkau telah
memesan sebuah tempat di surga." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Ø
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِرِجَالِكُمْ
فِي الْجَنَّةِ؟» قُلْنَا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ! قَالَ: «النَّبِيُّ فِي الْجَنَّةِ،
وَالصِّدِّيقُ فِي الْجَنَّةِ، وَالشَّهِيدُ فِي الْجَنَّةِ، وَالْمَوْلُودُ فِي الْجَنَّةِ،
وَالرَّجُلُ يَزُورُ أَخَاهُ فِي نَاحِيَةِ الْمِصْرِ، لَا يَزُورُهُ إِلَّا لِلَّهِ
فِي الْجَنَّةِ» [المعجم الأوسط: حسنه الألباني]
“Maukah
kalian kuberi tahu tentang lelaki dari kalian penghuni surga?” Kami menjawab:
Tentu, wahai Rasulullah! Beliau bersabda: “Nabi di surga, Shiddiq di surga,
Syahid di surga, yang wafat ketika lahir di surga, dan seorang yang menziarahi
sahabatnya di tepi kota ia tidak menziarahinya kecuali karena Allah juga di
surga”. [Al-Mu’jam Al-Ausath karya Ath-Thabaraniy: Hasan]
Lihat: Saling mencintai karena Allah
5. Bagaimana
menguatkan persaudaraan (ukhuwah) di atas Islam.
Diantaranya:
a) Memohon
kepada Allah.
b) Menjauhkan
diri dari sifat iri dan dengki.
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن
بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ
سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ
آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ} [الحشر
: 10]
Dan orang-orang yang datang sesudah
mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah
kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan
janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang
yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang". [Al-Hasyr: 10]
c) Mengungkapkan
cinta kepada saudaranya.
Dari Al-Miqdam bin Ma'diKarib radhiyallahu
'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فِي اللَّهِ فَلْيُعْلِمْهُ
فَإِنَّهُ أَبْقَى فِي الْأُلْفَةِ وَأَثْبَتُ فِي الْمَوَدَّةِ»
"Jika seorang dari kalian
mencintai saudaranya karena Allah maka sampaikanlah kepadanya karena sesungguhnya
hal itu mengekalkan kasih saying dan menguatkan rasa cinta". [Silsilah
hadit sahih karya syekh Albaniy no.1199]
d) Menemui
saudaranya dengan wajah ceria.
Dari Abu Dzar radiyallahu 'anhu; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا،
وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ» [صحيح مسلم]
"Jangan
engkau meremehkan suatu kebaikan sedikitpun, walau hanya menemui saudaramu
dengan wajah yang ceria (tersenyum)". [Sahih Muslim]
e) Menghargai
hak saudaranya.
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu;
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا يُقِيمَنَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، ثُمَّ
لْيُخَالِفْ إِلَى مَقْعَدِهِ، فَيَقْعُدَ فِيهِ وَلَكِنْ يَقُولُ افْسَحُوا» [صحيح
مسلم]
"Janganlah seseorang dari kalian
menyuruh saudaranya berdiri pada hari Jum'at kemudian meninggalkan tempat
duduknya lalu ia duduk di situ, akan tetapi katakanlah: Berilah kelonggaran
(untuk duduk)!" [Sahih Muslim]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
«نَهَى رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَنْ يَبِيعَ حَاضِرٌ لِبَادٍ، وَلاَ تَنَاجَشُوا، وَلاَ يَبِيعُ
الرَّجُلُ عَلَى بَيْعِ أَخِيهِ، وَلاَ يَخْطُبُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيهِ، وَلاَ
تَسْأَلُ المَرْأَةُ طَلاَقَ أُخْتِهَا لِتَكْفَأَ مَا فِي إِنَائِهَا» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Rasulullah ﷺ melarang orang kota membeli dari orang desa yang akan
menjual di kota (sebelum tahu harga hari itu), dan melarang meninggikan
penawaran barang (yang sedang ditawar orang lain dengan maksud menipu), dan
melarang seseorang membeli apa yang dibeli (sedang ditawar) oleh saudaranya,
melarang pula seseorang meminang (wanita) pinangan saudaranya dan melarang
seorang wanita meminta suaminya agar menceraikan isteri lainnya (madunya)
dengan maksud periuknya sajalah yang dipenuhi (agar belanja dirinya lebih
banyak) ". [Shahih Bukhari dan Muslim]
f) Menghargai
pemberian saudaranya.
Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu
'anhu berkata:
صَنَعْتُ لِرَسُولِ اللهِ ﷺ طَعَامًا فَأَتَانِي هُوَ وَأَصْحَابُهُ فَلَمَّا وُضِعَ الطَّعَامُ
, قَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: إِنِّي صَائِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: " دَعَاكُمْ أَخُوكُمْ وَتَكَلَّفَ لَكُمْ " ثُمَّ قَالَ
لَهُ: " أَفْطِرْ وَصُمْ مَكَانَهُ يَوْمًا إِنْ شِئْتَ " [السنن الكبرى
للبيهقي: حسن]
Aku membuatkan makanan untuk Rasulullah ﷺ, kemudian beliau datang bersama
sahabatnya. Ketika dihidangkan makanan, seseorang berkata: Aku sedang puasa.
Maka Rasulullah ﷺ bersabda:
"Saudaramu mengundangmu, dan telah bersusah paya menyiapkan hidangan untuk
kalian". Kemudian berliau berkata kepada orang itu:
"Berbukalah, dan berpuasalah di hari lain sebagai gantinya jika engkau
mau". [As-Sunan Al-Kubra karya Al-Baihaqiy: Hasan]
Ø Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِذَا زَارَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَجَلَسَ عِنْدَهُ، فلَا
يَقُومَنَّ حَتَّى يَسْتَأذِنَهُ "
“Jika seseorang dari kalian menziarahi
saudaranya kemudian ia duduk bersamanya, maka janganlah ia beranjak sampai ia
meminta izinnya". [Silsilah Ash-Shahihah karya syekh Albaniy no.182]
g)
Tidak mencari-cari aib saudaranya.
Ibnu Umar -radhiallahu 'anhuma- berkata;
Rasulullah ﷺ menaiki mimbar lalu
menyeru dengan suara yang lantang:
«يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ
بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ الْإِيمَانُ إِلَى قَلْبِهِ، لَا تُؤْذُوا
الْمُسْلِمِينَ، وَلَا تُعَيِّرُوهُم، ْ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ،
فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ
عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ
رَحْلِهِ»
"Wahai sekalian orang
yang telah berIslam dengan lisannya namun keimanan belum tertancap di hatinya,
janganlah kalian menyakiti kaum muslimin dan jangan pula kalian memperolok
mereka, jangan pula kalian menelusuri dan membongkar aib mereka, maka barang
siapa yang menyelidiki aib saudaranya seIslam niscaya Allah akan menyelidiki
aibnya dan barang siapa yang aibnya diselidiki aibnya oleh Allah niscaya Allah
akan membongkar aibnya meskipun di dalam rumahnya sendiri." [Sunan
Tirmidziy: Hasan]
h)
Tidak saling mengibah.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا
تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ
يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ} [الحجرات: 12]
Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang.
[Al-Hujuraat:12]
Ø Dari Abu Hurairah
-radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah ﷺ pernah bertanya:
أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ؟ قَالُوا:
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ! قَال: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ. قِيل:
أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُول؟ قَال: إِنْ كَانَ فِيهِ مَا
تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَه، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
“Tahukah
kamu, apakah ghibah itu?” Para sahabat menjawab; 'Allah dan Rasul-Nya lebih
tahu.' Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda: 'Ghibah adalah kamu membicarakan
saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.' Seseorang bertanya; 'Ya Rasulullah,
bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai
dengan yang saya ucapkan? ' Rasulullah ﷺ berkata:
'Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah
menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka
berarti kamu telah membuat-buat kebohongan terhadapnya.' [Shahih Muslim]
i)
Bersikap lemah lembut.
Dari
Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَقِيمُوا الصُّفُوفَ، وَحَاذُوا
بَيْنَ الْمَنَاكِبِ، وَسُدُّوا الْخَلَلَ، وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Luruskan
shaf kalian, sejajarkan setiap bahu, isi yang kosong, bersikap lembutlah
terhadap saudaramu". [Sunan Abu Daud: Shahih]
Lihat: Faktor perpecahan umat
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kuatkan persatuan dan persaudaraan di bulan Ramadhan - Ibadah haji sebagai momentum persatuan ummat Islam - Bahaya perselisihan dan perpecahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...