Senin, 05 Juni 2023

Indahnya persaudaraan di atas Islam

بسم الله الرحمن الرحيم

1.     Dua jenis persaudaraan (ukhuwah).

Pertama: Ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan).

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا} [النساء : 1]

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Adam ‘alaihissalam), dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. [An-Nisaa: 1]

Ø  Abu Nadhrah -rahimahullah- berkata: Telah menceritakan kepadaku orang yang pernah mendengar khutbah Rasulullah di tengah-tengah hari Tasyriq, beliau bersabda:

«يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِد،ٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِد،ٌ أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِي،ٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ، وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ، وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَر،َ إِلَّا بِالتَّقْوَى»

"Wahai sekalian manusia! Rabb kalian satu, dan ayah kalian satu, ingat! Tidak ada kelebihan bagi orang arab atas orang 'ajam dan bagi orang 'ajam atas orang arab, tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan." [Musnad Ahmad: Shahih]

Ø  Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah berkhutbah saat penaklukkan Makkah, beliau bersabda:

«يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبِّيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ وَتَعَاظُمَهَا بِآبَائِهَا فَالنَّاسُ رَجُلَانِ بَرٌّ تَقِيٌّ كَرِيمٌ عَلَى اللَّهِ وَفَاجِرٌ شَقِيٌّ هَيِّنٌ عَلَى اللَّهِ وَالنَّاسُ بَنُو آدَمَ وَخَلَقَ اللَّهُ آدَمَ مِنْ تُرَابٍ قَالَ اللَّهُ: {يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ}»

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kebanggaan jahiliyah dan pengagungan terhadap nenek moyangnya dari kalian. Manusia terbagi dua; baik, bertakwa, mulia bagi Allah dan keji, sengsara, hina bagi Allah. Manusia adalah anak cucu Adam dan Allah menciptakan Adam dari tanah. Allah berfirman: "Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal." (Al Hujuraat: 13) [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Kedua: Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan seiman).

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ} [الحجرات : 10]

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. [Al-Hujuraat: 10]

{فَإِن تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ} [التوبة : 11]

Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui. [At-Taubah: 11]

Ø Dari Mu’awiyah bin Haydah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«كُلُّ مُسْلِمٍ عَلَى مُسْلِمٍ مُحَرَّمٌ أَخَوَانِ نَصِيرَانِ» [سنن النسائي: حسن]

"Setiap muslim dengan muslim yang lainnya adalah haram darahnya karena mereka menjadi saling bersaudara." [Sunan An-Nasa’iy: Hasan]

Jin yang beriman juga saudara

Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«لَا تَسْتَنْجُوا بِالرَّوْثِ، وَلَا بِالْعِظَامِ، فَإِنَّهُ زَادُ إِخْوَانِكُمْ مِنَ الْجِنِّ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Janganlah kalian beristinja' dengan kotoran hewan dan tulang, karena itu adalah makanan saudara kalian dari kalangan jin". [Sunan Tirmidzi: Sahih]

2.     Persaudaraan (ukhuwah) di atas Islam adalah ni’mat dari Allah ta'aalaa.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا} [آل عمران : 103]

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara. [Ali ' Imran: 103]

3.     Perintah menjalin persaudaraan di atas Islam.

Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah bersabda:

«لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ»

"Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga hari." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا» وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ «بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرْضُهُ» [صحيح مسلم]

"Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk dadanya)", Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. "Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia merendahkan saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya." [Shahih Muslim]

Ø  Dari Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَكُونُوا إِخْوَانًا، كَمَا أَمَرَكُمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Tebarkanlah salam, berilah makan dan jadilah kalian semua bersaudara sebagaimana kalian telah di perintahkan oleh Allah 'Azza wa Jalla." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (13) Anas; Mencintai saudara seiman

4.     Keutamaan persaudaraan di atas Islam.

Diantaranya:

1)      Menguatkan keimanan.

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ» [صحيح البخاري]

“Tidak sempurna keimanan seseorang diantara kalian sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya”. [Shahih Bukhariy]

2)      Mendapatkan cinta Allah ta’aalaa.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

" أَنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى، فَأَرْصَدَ اللهُ لَهُ، عَلَى مَدْرَجَتِهِ، مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ، قَالَ: أَيْنَ تُرِيدُ؟ قَالَ: أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ، قَالَ: هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا؟ قَالَ: لَا، غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: فَإِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكَ، بِأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ " [صحيح مسلم]

"Pada suatu ketika ada seorang lelaki yang mengunjungi saudaranya di desa lain. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk menemui orang tersebut di tengah perjalanannya, maka ketika malaikat tersebut mendatanginya, malaikat bertanya: “Hendak pergi ke mana kamu?” Orang itu menjawab: “Saya akan menjenguk saudara saya yang berada di desa ini”. Malaikat itu terus bertanya kepadanya: “Apakah kamu mempunyai satu perkara yang menguntungkan dengannya?” Laki-laki itu menjawab: “Tidak, saya hanya mencintainya karena Allah azza wa jalla.” Akhirnya malaikat itu berkata: “Sesungguhnya aku ini adalah malaikat utusan Allah yang diutus untuk memberitahukan kepadamu bahwasanya Allah akan senantiasa mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena Allah”. [Sahih Muslim]

3)      Mendapatkan pertolongan Allah dengan saling tolong menolong.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«اللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ» [صحيح مسلم]

"Allah akan senangtiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut senangtiasa menolong saudaranya". [Sahih Muslim]

Ø  Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Barangsiapa yang sedang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (36) Abu Hurairah; Pertolongan Allah untuk yang suka menolong

4)      Do’a satu sama lain dikabulkan.

Dari Ummud Darda' radhiyallahu 'anha; Rasulullah bersabda:

" دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ " [صحيح مسلم]

"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata: 'aamiin', dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan!" [Sahih Muslim]

5)      Mendapatkan do’a para malaikat.

Dari 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" مَا مِنْ مُسْلِمٍ عَادَ أَخَاهُ إِلا ابْتَعَثَ اللهُ لَهُ سَبْعِينَ أَلْفَ مَلَكٍ يُصَلُّونَ عَلَيْهِ مِنْ أَيِّ سَاعَاتِ النَّهَارِ، كَانَ حَتَّى يُمْسِيَ، وَمِنْ أَيِّ سَاعَاتِ اللَّيْلِ كَانَ حَتَّى يُصْبِحَ " [مسند أحمد: صحيح]

"Tidaklah seorang muslim menjenguk saudaranya, kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh." [Musnad Ahmad: Shahih]

6)      Mendapatkan surga.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah bersabda:

«مَنْ عَادَ مَرِيضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللَّهِ نَادَاهُ مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنَ الجَنَّةِ مَنْزِلًا» [سنن الترمذي: حسن]

"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya semata-mata karena Allah, maka seorang penyeru akan menyeru: Engkau telah berbuat baik dan berjalanmu pun baik serta engkau telah memesan sebuah tempat di surga." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Ø  Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah bersabda:

«أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِرِجَالِكُمْ فِي الْجَنَّةِ؟» قُلْنَا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ! قَالَ: «النَّبِيُّ فِي الْجَنَّةِ، وَالصِّدِّيقُ فِي الْجَنَّةِ، وَالشَّهِيدُ فِي الْجَنَّةِ، وَالْمَوْلُودُ فِي الْجَنَّةِ، وَالرَّجُلُ يَزُورُ أَخَاهُ فِي نَاحِيَةِ الْمِصْرِ، لَا يَزُورُهُ إِلَّا لِلَّهِ فِي الْجَنَّةِ» [المعجم الأوسط: حسنه الألباني]

“Maukah kalian kuberi tahu tentang lelaki dari kalian penghuni surga?” Kami menjawab: Tentu, wahai Rasulullah! Beliau bersabda: “Nabi di surga, Shiddiq di surga, Syahid di surga, yang wafat ketika lahir di surga, dan seorang yang menziarahi sahabatnya di tepi kota ia tidak menziarahinya kecuali karena Allah juga di surga”. [Al-Mu’jam Al-Ausath karya Ath-Thabaraniy: Hasan]

Lihat: Saling mencintai karena Allah

5.     Bagaimana menguatkan persaudaraan (ukhuwah) di atas Islam.

Diantaranya:

a)      Memohon kepada Allah.

b)     Menjauhkan diri dari sifat iri dan dengki.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ} [الحشر : 10]

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". [Al-Hasyr: 10]

c)      Mengungkapkan cinta kepada saudaranya.

Dari Al-Miqdam bin Ma'diKarib radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

«إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فِي اللَّهِ فَلْيُعْلِمْهُ فَإِنَّهُ أَبْقَى فِي الْأُلْفَةِ وَأَثْبَتُ فِي الْمَوَدَّةِ»

"Jika seorang dari kalian mencintai saudaranya karena Allah maka sampaikanlah kepadanya karena sesungguhnya hal itu mengekalkan kasih saying dan menguatkan rasa cinta". [Silsilah hadit sahih karya syekh Albaniy no.1199]

d)     Menemui saudaranya dengan wajah ceria.

Dari Abu Dzar radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ» [صحيح مسلم]

"Jangan engkau meremehkan suatu kebaikan sedikitpun, walau hanya menemui saudaramu dengan wajah yang ceria (tersenyum)". [Sahih Muslim]

e)      Menghargai hak saudaranya.

Dari Jabir radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«لَا يُقِيمَنَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، ثُمَّ لْيُخَالِفْ إِلَى مَقْعَدِهِ، فَيَقْعُدَ فِيهِ وَلَكِنْ يَقُولُ افْسَحُوا» [صحيح مسلم]

"Janganlah seseorang dari kalian menyuruh saudaranya berdiri pada hari Jum'at kemudian meninggalkan tempat duduknya lalu ia duduk di situ, akan tetapi katakanlah: Berilah kelonggaran (untuk duduk)!" [Sahih Muslim]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:

«نَهَى رَسُولُ اللَّهِ أَنْ يَبِيعَ حَاضِرٌ لِبَادٍ، وَلاَ تَنَاجَشُوا، وَلاَ يَبِيعُ الرَّجُلُ عَلَى بَيْعِ أَخِيهِ، وَلاَ يَخْطُبُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيهِ، وَلاَ تَسْأَلُ المَرْأَةُ طَلاَقَ أُخْتِهَا لِتَكْفَأَ مَا فِي إِنَائِهَا» [صحيح البخاري ومسلم]

"Rasulullah melarang orang kota membeli dari orang desa yang akan menjual di kota (sebelum tahu harga hari itu), dan melarang meninggikan penawaran barang (yang sedang ditawar orang lain dengan maksud menipu), dan melarang seseorang membeli apa yang dibeli (sedang ditawar) oleh saudaranya, melarang pula seseorang meminang (wanita) pinangan saudaranya dan melarang seorang wanita meminta suaminya agar menceraikan isteri lainnya (madunya) dengan maksud periuknya sajalah yang dipenuhi (agar belanja dirinya lebih banyak) ". [Shahih Bukhari dan Muslim]

f)       Menghargai pemberian saudaranya.

Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata:

صَنَعْتُ لِرَسُولِ اللهِ طَعَامًا فَأَتَانِي هُوَ وَأَصْحَابُهُ فَلَمَّا وُضِعَ الطَّعَامُ , قَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: إِنِّي صَائِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ : " دَعَاكُمْ أَخُوكُمْ وَتَكَلَّفَ لَكُمْ " ثُمَّ قَالَ لَهُ: " أَفْطِرْ وَصُمْ مَكَانَهُ يَوْمًا إِنْ شِئْتَ " [السنن الكبرى للبيهقي: حسن]

Aku membuatkan makanan untuk Rasulullah , kemudian beliau datang bersama sahabatnya. Ketika dihidangkan makanan, seseorang berkata: Aku sedang puasa. Maka Rasulullah bersabda: "Saudaramu mengundangmu, dan telah bersusah paya menyiapkan hidangan untuk kalian". Kemudian berliau berkata kepada orang itu: "Berbukalah, dan berpuasalah di hari lain sebagai gantinya jika engkau mau". [As-Sunan Al-Kubra karya Al-Baihaqiy: Hasan]

Ø  Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

" إِذَا زَارَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَجَلَسَ عِنْدَهُ، فلَا يَقُومَنَّ حَتَّى يَسْتَأذِنَهُ "

“Jika seseorang dari kalian menziarahi saudaranya kemudian ia duduk bersamanya, maka janganlah ia beranjak sampai ia meminta izinnya". [Silsilah Ash-Shahihah karya syekh Albaniy no.182]

g)      Tidak mencari-cari aib saudaranya.

Ibnu Umar -radhiallahu 'anhuma- berkata; Rasulullah menaiki mimbar lalu menyeru dengan suara yang lantang:

«يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ الْإِيمَانُ إِلَى قَلْبِهِ، لَا تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ، وَلَا تُعَيِّرُوهُم، ْ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ»

"Wahai sekalian orang yang telah berIslam dengan lisannya namun keimanan belum tertancap di hatinya, janganlah kalian menyakiti kaum muslimin dan jangan pula kalian memperolok mereka, jangan pula kalian menelusuri dan membongkar aib mereka, maka barang siapa yang menyelidiki aib saudaranya seIslam niscaya Allah akan menyelidiki aibnya dan barang siapa yang aibnya diselidiki aibnya oleh Allah niscaya Allah akan membongkar aibnya meskipun di dalam rumahnya sendiri." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

h)     Tidak saling mengibah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ} [الحجرات: 12]

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. [Al-Hujuraat:12]

Ø  Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah pernah bertanya:

أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ؟ قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ! قَال: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ. قِيل: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُول؟ قَال: إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَه، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ

“Tahukah kamu, apakah ghibah itu?” Para sahabat menjawab; 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.' Kemudian Rasulullah bersabda: 'Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.' Seseorang bertanya; 'Ya Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan? ' Rasulullah berkata: 'Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah membuat-buat kebohongan terhadapnya.' [Shahih Muslim]

i)        Bersikap lemah lembut.

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«أَقِيمُوا الصُّفُوفَ، وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ، وَسُدُّوا الْخَلَلَ، وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]

“Luruskan shaf kalian, sejajarkan setiap bahu, isi yang kosong, bersikap lembutlah terhadap saudaramu". [Sunan Abu Daud: Shahih]

Lihat: Faktor perpecahan umat

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kuatkan persatuan dan persaudaraan di bulan Ramadhan - Ibadah haji sebagai momentum persatuan ummat Islam - Bahaya perselisihan dan perpecahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...