Senin, 31 Juli 2023

Meraih surga dengan persaudaraan

بسم الله الرحمن الرحيم

Orang beriman itu bersaudara

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ}

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. [Al-Hujuraat:10]

Ø  Dari An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى» [صحيح البخاري ومسلم]

“Perumpamaan orang beriman dalam kecintaan, kasih sayang, dan kelembutan mereka, seperti satu tubuh jika salah satu anggotanya merasa sakit maka anggota tubuh lainnya juga merasakan dengan susah tidur dan demam.” [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abi Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

«إِنَّ المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا» وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ

"Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain." kemudian beliau menganyam jari jemarinya." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Perintah untuk senantiasa menjaga persaudaraan

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah  bersabda:

«لَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا، وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Janganlah kalian saling marahan, jangan saling iri, jangan saling membelakangi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara, dan tidak halal bagi seorang muslim menjauhi saudaranya labih dari tiga hari”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Rasa persaudaraan adalah nikmat dari Allah ta’aalaa

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا} [آل عمران: 103]

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara. [Ali 'Imran: 103]

{وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ} [الأنفال: 63]

Dan (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. [Al-Anfaal:63]

Lihat: Indahnya persaudaraan di atas Islam

Perselisihan dan permusuhan adalah adzab dan sebab kebinasaan

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ (118) إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ}

Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah (tidak berselisih atau rahmat) Allah menciptakan mereka. [Huud: 118-119]

{وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [آل عمران: 105]

Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. [Ali 'Imran:105]

Ø  Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: Aku mendengar seseorang membaca satu ayat dan aku telah mendengar Rasulullah membacanya dengan cara yang berbeda, maka aku membawanya kepada Rasulullah  dan menceritakannya, dan aku melihat raut muka tidak senang dari Rasulullah seraya bersabda:

«كِلاَكُمَا مُحْسِنٌ، وَلاَ تَخْتَلِفُوا، فَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ اخْتَلَفُوا فَهَلَكُوا» [صحيح البخاري]

“Kalian berdua sudah betul, dan janganlah berselisih, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah berselisih dan akhirnya mereka binasa.” [Sahih Bukhari]

Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan

Persaudaraaan yang bermanfaat di akhirat

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ} [الزخرف: 67]

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. [Az-Zukhruf: 67]

Lihat: Saling mencintai karena Allah

Menjaga persaudaraan adalah syarat masuk surga

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah  bersabda:

«لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ» [صحيح مسلم]

“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak dikatakan beriman sampai kalian "saling mencintai". Inginkah kalian kutunjukkan pada sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian.” [Sahih Muslim]

Ø  Dari Az-Zubair bin Al-'Awwam radhiyallahu ‘anhu; Nabi bersabda,

" دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الأُمَمِ قَبْلَكُمْ: الحَسَدُ وَالبَغْضَاءُ، هِيَ الحَالِقَةُ، لَا أَقُولُ تَحْلِقُ الشَّعَرَ وَلَكِنْ تَحْلِقُ الدِّينَ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَفَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِمَا يُثَبِّتُ ذَلِكَ لَكُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ " [سنن الترمذي: حسن]

"Penyakit umat-umat sebelum kalian merayap mendatangi kalian; hasad dan kebencian, itu memangkas. Aku tidak mengatakan memangkas rambut tapi memangkas agama. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian tidak masuk surga hingga kalian beriman dan kalian tidak beriman hingga kalian saling menyintai. Maukah kalian aku beritahu yang menguatkan hal itu pada kalian?! Yaitu sebarkanlah salam diantara kalian." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Lihat: Amalan menuju surga dalam Al-Qur'an

Bersama orang yang dicintai di akhirat

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata:

أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ عَنِ السَّاعَةِ، فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ: «وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا». قَالَ: لاَ شَيْءَ، إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ، فَقَالَ: «أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ». قَالَ أَنَسٌ: فَمَا فَرِحْنَا بِشَيْءٍ، فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِيِّ : «أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ» قَالَ أَنَسٌ: «فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِيَّ وَأَبَا بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّي إِيَّاهُمْ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ»

Seorang Sahabat bertanya kepada Rasulullah : Kapan hari kiamat tiba? Rasulullah balik bertanya: “Apa yang sudah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Sahabat tersebut menjawab: Tidak ada yang spesial, kecuali cintaku kepada Allah dan Rasul-Nya . Rasulullah bersabda: “Engkau akan bersama siapa yang kau cinta di akhirat nanti”. Anas berkata: Tidak pernah kami gembira seperti kegembiraan kami mendengar sabda Rasulullah ini. Anas berkata: Sesungguhnya aku mencintai Rasulullah , Abu Bakr, dan Umar, dan berharap bisa bersama mereka di akhirat dengan cintaku kepada mereka sekalipun amalanku tidak seperti dengan amalan mereka. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Mengunjugi saudara seiman penyebab masuk surga

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah bersabda:

«مَنْ عَادَ مَرِيضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللَّهِ نَادَاهُ مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنَ الجَنَّةِ مَنْزِلًا» [سنن الترمذي: حسن]

"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya semata-mata karena Allah, maka seorang penyeru akan menyeru: Engkau telah berbuat baik dan berjalanmu pun baik serta engkau telah memesan sebuah tempat di surga." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Ø  Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah bersabda:

«أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِرِجَالِكُمْ فِي الْجَنَّةِ؟» قُلْنَا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ! قَالَ: «النَّبِيُّ فِي الْجَنَّةِ، وَالصِّدِّيقُ فِي الْجَنَّةِ، وَالشَّهِيدُ فِي الْجَنَّةِ، وَالْمَوْلُودُ فِي الْجَنَّةِ، وَالرَّجُلُ يَزُورُ أَخَاهُ فِي نَاحِيَةِ الْمِصْرِ، لَا يَزُورُهُ إِلَّا لِلَّهِ فِي الْجَنَّةِ» [المعجم الأوسط: حسنه الألباني]

“Maukah kalian kuberi tahu tentang lelaki dari kalian penghuni surga?” Kami menjawab: Tentu, wahai Rasulullah! Beliau bersabda: “Nabi di surga, Shiddiq di surga, Syahid di surga, yang wafat ketika lahir di surga, dan seorang yang menziarahi sahabatnya di tepi kota ia tidak menziarahinya kecuali karena Allah juga di surga”. [Al-Mu’jam Al-Ausath karya Ath-Thabaraniy: Hasan]

Sifat ahli surga tidak pernah iri dengan saudaranya

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} [الأعراف: 43]

Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka (penghuni surga); mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran". Dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan". [Al-A'raf: 43]

Ø  Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah , beliau bersabda:

«يَطْلُعُ عَلَيْكُمُ الْآنَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ»

"Akan muncul kepada kalian seorang laki-laki penghuni surga"

Lalu muncul seorang laki laki Anshar yang jenggotnya masih bertetesan air sisa wudhu, sambil menggantungkan kedua sandalnya pada tangan kirinya. Esok harinya Nabi bersabda seperti juga, lalu muncul laki laki itu lagi seperti yang pertama, dan pada hari ketiga Nabi bersabda seperti itu juga dan muncul laki laki itu kembali seperti keadaan dia yang pertama. Ketika Nabi berdiri, Abdullah bin Amru bin Al-Ash radhiallahu'anhu mengikuti laki-laki tersebut dengan berujar " Kawan, saya ini sebenarnya sedang bertengkar dengan ayahku dan saya bersumpah untuk tidak menemuinya selama tiga hari, jika boleh, izinkan saya tinggal di tempatmu hingga tiga malam", "Tentu", jawab laki-laki tersebut. Anas bin Malik berkata, Abdullah radhiallahu'anhu bercerita; aku tinggal bersama laki-laki tersebut selama tiga malam, anehnya tidak pernah aku temukan mengerjakan shalat malam sama sekali, hanya saja jika ia bangun dari tidurnya dan beranjak dari ranjangnya, lalu berzikir kepada Allah 'Azza wa Jalla dan bertakbir sampai ia mendirikan shalat fajar, selain itu juga dia tidak pernah mendengar dia berkata kecuali yang baik baik saja, maka ketika berlalu tiga malam dan hampir hampir saja saya menganggap sepele amalannya, saya berkata, " Wahai kawan, sebenarnya antara saya dengan ayahku sama sekali tidak ada percekcokan dan saling mendiamkan seperti yang telah saya katakan, akan tetapi saya mendengar Rasulullah  bersabda tentang dirimu tiga kali, "Akan muncul pada kalian seorang laki-laki penghuni surga, lalu kamulah yang muncul tiga kali tersebut, maka saya ingin tinggal bersamamu agar dapat melihat apa saja yang kamu kerjakan hingga saya dapat mengikutinya, namun saya tidak pernah melihatmu mengerjakan amalan yang banyak, lalu amalan apa yang membuat Rasulullah sampai mengatakan engkau ahli surga?", laki-laki itu menjawab, "Tidak ada amalan yang saya kerjakan melainkan seperti apa yang telah kamu lihat", maka tatkala aku berpaling laki laki tersebut memanggilku dan berkata:

مَا هُوَ إِلَّا مَا رَأَيْتَ، غَيْرَ أَنِّي لَا أَجِدُ فِي نَفْسِي لِأَحَدٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ غِشًّا، وَلَا أَحْسُدُ أَحَدًا عَلَى خَيْرٍ أَعْطَاهُ اللَّهُ إِيَّاهُ

"Tidak ada amalan yang saya kerjakan melainkan seperti apa yang telah kamu lihat, hanya saja saya tidak pernah mendapatkan pada diriku, rasa ingin menipu terhadap siapapun dari kaum muslimin, dan saya juga tidak pernah merasa iri dengki kepada seorang atas kebaikan yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada seseorang"

Maka Abdullah radhiallahu'anhu berkata, "Inilah amalan yang menjadikanmu sampai pada derajat yang tidak bisa kami lakukan." [Musnad Ahmad: Shahih]

Lihat: Hadits “Tidak boleh hasad kecuali pada dua perkara”

Syafa’at dari saudara seiman untuk saudaranya yang di neraka.

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ بِأَشَدَّ مُنَاشَدَةً لِلَّهِ فِي اسْتِقْصَاءِ الْحَقِّ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ لِلَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ فِي النَّارِ، يَقُولُونَ: رَبَّنَا كَانُوا يَصُومُونَ مَعَنَا وَيُصَلُّونَ وَيَحُجُّونَ، فَيُقَالُ لَهُمْ: أَخْرِجُوا مَنْ عَرَفْتُمْ، فَتُحَرَّمُ صُوَرُهُمْ عَلَى النَّارِ، فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا قَدِ أَخَذَتِ النَّارُ إِلَى نِصْفِ سَاقَيْهِ، وَإِلَى رُكْبَتَيْهِ، ثُمَّ يَقُولُونَ: رَبَّنَا مَا بَقِيَ فِيهَا أَحَدٌ مِمَّنْ أَمَرْتَنَا بِهِ، فَيَقُولُ: ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ دِينَارٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ، فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا، ثُمَّ يَقُولُونَ: رَبَّنَا لَمْ نَذَرْ فِيهَا أَحَدًا مِمَّنْ أَمَرْتَنَا، ثُمَّ يَقُولُ: ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ نِصْفِ دِينَارٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ، فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا، ثُمَّ يَقُولُونَ: رَبَّنَا لَمْ نَذَرْ فِيهَا مِمَّنْ أَمَرْتَنَا أَحَدًا، ثُمَّ يَقُولُ: ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ، فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا ثُمَّ يَقُولُونَ: رَبَّنَا لَمْ نَذَرْ فِيهَا خَيْرًا " [صحيح البخاري ومسلم]

"Maka demi Yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah seorang dari kalian lebih semangat meminta demi Allah haknya dari orang beriman kepada Allah untuk saudara-saudaranya yang berada di neraka. Mereka berkata: Wahai Tuhan kami, mereka dulunya berpuasa, shalat, dan menunaikan haji bersama kami! Maka dikatakan kepada mereka: Keluarkanlah orang-orang yang kalian kenal. Kemudian tubuh mereka diharamkan bagi neraka, lalu mereka mengeluarkan banyak orang yang telah dibakar api sampai setengah betisnya, dan sampai lututnya. Kemudian mereka berkata: Wahai Tuhan kami, tidak ada lagi yang tersisa di dalamnya seorang pun dari orang-orang yang Engkau perintahkan pada kami. Maka dikatakan pada mereka: Kembalilah, maka siapa saja yang kalian dapati dalam hatinnya sebesar satu dinar dari keimanan maka keluarkanlah mereka! Maka mereka mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata: Wahai Tuhan kami tidak meninggalkan di dalamnya seorang pun dari orang-orang yang Engkau perintahkan pada kami! Kemudian dikatakan pada mereka: Kembalilah, maka siapa saja yang kalian dapati dalam hatinnya sebesar setengah dinar dari keimanan maka keluarkanlah mereka! Maka mereka mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata: Wahai Tuhan kami tidak meninggalkan di dalamnya seorang pun dari orang-orang yang Engkau perintahkan pada kami! Kemudian dikatakan pada mereka: Kembalilah, maka siapa saja yang kalian dapati dalam hatinnya sebesar dzarrah (atom) dari keimanan maka keluarkanlah mereka! Maka mereka mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata: Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan di dalamnya sedikitpun kebaikan! [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (17); Syafa’at

Wallahu a’alm!

Lihat juga: Khutbah 'idul Adha; Ibadah haji sebagai momentum persatuan ummat Islam - Syarah Arba’in hadits (13) Anas; Mencintai saudara seiman - Adab berdebat dan berselisih pendapat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...