Rabu, 09 Maret 2022

Adab memberi dan menjawab salam

بسم الله الرحمن الرحيم

Perintah memberi salam

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ} [النور: 27]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. [An-Nuur: 27]

Ø  Al-Barra` bin 'Azib radhiallahu'anhuma berkata;

« أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ: بِعِيَادَةِ المَرِيضِ، وَاتِّبَاعِ الجَنَائِزِ، وَتَشْمِيتِ العَاطِسِ، وَنَصْرِ الضَّعِيفِ، وَعَوْنِ المَظْلُومِ، وَإِفْشَاءِ السَّلاَمِ، وَإِبْرَارِ المُقْسِمِ » [صحيح البخاري ومسلم]

“Rasulullah memerintahkan kami tujuh perkara yaitu; menjenguk orang yang sakit, mengiringi jenazah, mendoakan orang yang bersin, menolong yang lemah, menolong orang yang terzalimi, menebarkan salam dan menunaikan sumpah”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَكُونُوا إِخْوَانًا، كَمَا أَمَرَكُمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Tebarkanlah salam, berilah makan dan jadilah kalian semua bersaudara sebagaimana kalian telah di perintahkan oleh Allah 'azza wa jalla." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Ø  Mu'adz radhiyallahu 'anhu berkata: "Ya Rasulullah berilah aku wasiat!”

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«أَفْشِ السَّلَامَ، وَابْذُلِ الطَّعَامَ، وَاسْتَحِ اللَّهَ اسْتِحْيَاءَ رَجُلٍ ذِي هَيْبَةٍ مِنْ أَهْلِكِ، وَإِذَا أَسَأْتَ فَأَحْسِنْ وَلْتُحْسِنْ خُلُقَكَ مَا اسْتَطَعْتَ» [السلسلة الصحيحة رقم (3559)]

"Sebarkanlah salam, berilah makan, malulah kepada Allah seperti rasa malumu kepada seseorang dari keluargamu, jika kamu melakukan keburukan maka tutupilah dengan melakukan kebaikan, dan muliakanlah akhlakmu dengan segala kemampuanmu." [Silsilah hadits sahih no.3559]

Ø  Dari Anas radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ السَّلَامَ اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللَّهِ تَعَالَى، وَضَعَهُ اللَّهُ فِي الْأَرْضِ، فَأَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ» [الأدب المفرد: حسن]

“Sesungguhnya As-Salam adalah nama dari nama-nama Allah ta’aalaa, Allah menetapkannya di bumi, maka sebarkanlah salam diantara kalian”. [Al-Adab Al-Mufrad: Hasan]

Keutamaan memberi salam.

Diantaranya:

1)      Amalan Islam yang terbaik.

Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma;

أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ؟ قَالَ: «تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ»

Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi , "Islam manakah yang paling baik?" Nabi menjawab, "Kamu memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal". [Shahih Bukhari]

2)      Menanamkan rasa saling mencintai

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ» [صحيح مسلم]

“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak dikatakan beriman sampai kalian "saling mencintai". Inginkah kalian kutunjukkan pada sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian”. [Sahih Muslim]

Ø  Dari Az-Zubair bin Al 'Awwam radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

" دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الأُمَمِ قَبْلَكُمْ: الحَسَدُ وَالبَغْضَاءُ، هِيَ الحَالِقَةُ، لَا أَقُولُ تَحْلِقُ الشَّعَرَ وَلَكِنْ تَحْلِقُ الدِّينَ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَفَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِمَا يُثَبِّتُ ذَلِكَ لَكُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ " [سنن الترمذي: حسن]

"Penyakit umat-umat sebelum kalian merayap mendatangi kalian; hasad dan kebencian, itu memangkas. Aku tidak mengatakan memangkas rambut tapi memangkas agama. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian tidak masuk surga hingga kalian beriman dan kalian tidak beriman hingga kalian saling menyintai. Maukah kalian aku beritahu yang menguatkan hal itu pada kalian?! Yaitu sebarkanlah salam diantara kalian." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

3)      Pahala yang banyak.

Imran bin Hushain radhiyallahu 'anhu berkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ، ثُمَّ جَلَسَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَشْرٌ» ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَجَلَسَ، فَقَالَ: «عِشْرُونَ» ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَجَلَسَ، فَقَالَ: «ثَلَاثُونَ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Seorang laki-laki datang kepada Nabi dan mengucapkan, "Assalamu Alaikum?" Beliau membalas salam orang tersebut lalu duduk, Nabi kemudian bersabda: "Sepuluh." Setelah itu ada seseorang datang dan mengucapkan salam, "Assalamu Alaikum wa Rahmatullah." Beliau membalas salam orang tersebut lalu duduk, beliau bersabda: "Dua puluh." Setelah itu ada lagi orang datang dan mengucapakan salam, "Assalamu Alaikum Wa Rahmatullahi Wa barakatuh." Beliau membalas salam orang tersebut lalu duduk, beliau bersabda: "Tiga puluh." [Sunan Abi Daud: Shahih]

4)      Tidak tergolong orang yang kikir.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ أَبْخَلَ النَّاسِ مَنْ بَخِلَ بِالسَّلَامِ» [صحيح ابن حبان]

"Orang yang paling kikir adalah orang yang kikir memberi salam dan orang yang paling lemah adalah orang yang tidak bisa berdo'a." [Sahih Ibnu Hibban]

5)      Yang paling dekat dengan Allah.

Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah bersabda:

«إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِاللَّهِ مَنْ بَدَأَهُمْ بِالسَّلَامِ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Orang yang paling utama di sisi Allah adalah orang yang memulai dalam mengucapkan salam." [Sunan Abi Daud: Shahih]

6)      Meninggikan derajat.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«الدَّرَجَاتُ إِفْشَاءُ السَّلَامِ، وَإِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَالصَّلَاةُ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Dan yang meninggikan derajat di surga adalah menyebarkan salam, memberi makan, dan shalat di malam hari saat orang-orang sedang tidur. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Ø  Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu: Rasulullah bersabda:

«إِنَّ السَّلَامَ اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ وَضَعَهُ فِي الْأَرْضِ، فَأَفْشُوهُ فِيكُمْ؛ فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا سَلَّمَ عَلَى الْقَوْمِ فَرَدُّوا عَلَيْهِ، كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ فَضْلُ دَرَجَةٍ؛ لِأَنَّهُ ذَكَّرَهُمْ، فَإِنْ لَمْ يَرُدُّوا عَلَيْهِ رَدَّ عَلَيْهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَأَطْيَبُ» . [المعجم الكبير للطبراني: صحيح]

“Sesungguhnya As-Salam adalah nama dari nama-nama Allah ta’aalaa, Allah menetapkannya di bumi, maka sebarkanlah salam pada kalian. Karena sesungguhnya seseorang jika memberi salam kepada satu kaum dan mereka membalasnya maka ia punya kelebihan derajat dari mereka karena ia yang telah mengingatkan mereka. Dan jika mereka tidak membalasnya, maka akan dibalas oleh Yang lebih baik dari mereka dan lebih mulia”. [Al-Mu’jam Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy: Shahih]

7)      Bernilai sedekah.

Dari Abu Dzar -radhiyallahu 'anhu-; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنَ ابْنِ آدَمَ صَدَقَةٌ، تَسْلِيمُهُ عَلَى مَنْ لَقِيَ صَدَقَةٌ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Setiap hari setiap persendian anak Adam harus disedekahi, salam yang diberikan kepada orang yang dijumpainya adalah sedekah." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ta’alaa 'anhu: Rasulullah bersabda:

«عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنَ ابْنِ آدَمَ صَدَقَةٌ حِينَ يُصْبِحُ» ، فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ "، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ سَلَامَكَ عَلَى عِبَادِ اللَّهِ صَدَقَةٌ» [مسند أحمد: حسن لغيره]

"Setiap ruas tulang anak Adam ada kewajiban untuk disedekahi" Maka hal tersebut membuat sulit kaum muslimin, lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya salam kamu terhadap hamba-hamba Allah adalah sedekah." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

8)      Masuk surga.

Dari Abdullah bin Salam radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُونَ الجَنَّةَ بِسَلَامٍ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makan, ber-silaturahmilah, dan salatlah di malam hari saat orang-orang sedang tidur, maka kalian akan masuk surga dengan keselamatan". [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Ø  Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«اعْبُدُوا الرَّحْمَنَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَأَفْشُوا السَّلَامَ، تَدْخُلُوا الجَنَّةَ بِسَلَامٍ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Beribadahlah kalian kepada Ar Rahman, berilah makanan, dan tebarkanlah salam, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

9)      Yahudi cemburu dengan salam umat Islam.

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Nabi bersabda:

«مَا حَسَدَتْكُمُ الْيَهُودُ عَلَى شَيْءٍ، مَا حَسَدَتْكُمْ عَلَى السَّلَامِ وَالتَّأْمِينِ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Tidak ada yang didengki kaum Yahudi atas kalian terhadap sesuatu selain bacaan salam dan amiin. " [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (25) Abu Dzar; Amal shalih bernilai sedekah

Keutamaan menjawab salam

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا} [النساء: 86]

Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan (salam), maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). [An-Nisaa':86]

Ø  Dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«خِيَارُكُمْ مَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَرَدَّ السَّلَامَ» [مسند أحمد: حسن لغيره]

"Yang terbaik dari kalian adalah yang memberi makan dan menjawab salam". [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

Hukum memberi dan menjawab salam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" حَقُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلاَمِ، وَعِيَادَةُ المَرِيضِ، وَاتِّبَاعُ الجَنَائِزِ، وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ، وَتَشْمِيتُ العَاطِسِ " [صحيح البخاري ومسلم]

"Hak muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu; menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan orang yang bersin". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِيَّاكُمْ وَالجُلُوسَ عَلَى الطُّرُقَاتِ»

“Janganlah kalian duduk dipinggir jalan”.

Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah kami tidak bisa meninggalkannya, itu tempat kami duduk dan berbincang?

Rasulullah bersabda:

«فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلَّا المَجَالِسَ، فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهَا»

“Jika kalian tidak mau kecuali duduk di situ maka berikanlah jalanan itu haknya”.

Para sahabat bertanya: Apa hak jalanan itu?

Rasulullah menjawab:

«غَضُّ البَصَرِ، وَكَفُّ الأَذَى، وَرَدُّ السَّلاَمِ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ، وَنَهْيٌ عَنِ المُنْكَرِ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Tundukkan pandangan (dari yang haram), tidak menyakiti orang yang lewat, menjawab salam, memerintahkan yang baik, dan mencegah yang mungkar”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Adab-adab memberi salam dan menjawabnya:

1.      Memberi salam kepada siapa saja.

Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُسَلِّمَ الرَّجُلُ عَلَى الرَّجُلِ، لَا يُسَلِّمُ عَلَيْهِ إِلَّا لِلْمَعْرِفَةِ» [مسند أحمد: حسن لغيره]

"Sesungguhnya dari tanda-tanda hari kiamat adalah seseorang memberi salam kepada seseorang dan tidak memberi salam kecuali kepada yang dikenal." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

Ø  Dalam riwayat lain; Al-Aswad bin Yazid berkata: Shalat telah didirikan di masjid, lalu kami datang bersama Abdullah bin Mas'ud, tatkala orang-orang rukuk, Abdullah pun ruku dan kami pun rukuk bersamanya, sementara kami sedang berjalan. Seorang laki-laki lewat di depannya seraya berkata; (ASSALAMU 'ALAIKA) wahai Abu Abdurrahman. Maka Abdullah pun menjawab, ketika itu ia sedang rukuk; (SHADAQALLAHU WA RASULUHU) (Mahabenar Allah dan rasul-Nya) ia melanjutkan; Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda:

«إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ، إِذَا كَانَتِ التَّحِيَّةُ عَلَى الْمَعْرِفَةِ» [مسند أحمد: حسن لغيره]

"Sesungguhnya dari tanda-tanda kiamat adalah apabila ucapan salam hanya kepada orang yang dikenal." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

2.      Boleh laki-laki dan perempuan yang bukan murim saling memberi salam jika aman dari fitnah (godaan).

Asma binti Yazid radhiyallahu ‘anha berkata:

«مَرَّ عَلَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْنَا» [سنن أبي داود: صحيح]

"Nabi melewati kami (kaum wanita) lalu mengucapkan salam kepada kami." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Jarir radhiyallahu ‘anhu berkata:

«مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِنَّ» [مسند أحمد: حسن لغيره]

“Rasulullah melewati kaum wanita, maka beliau pun mengucapkan salam kepada mereka”. [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

Ø  Sahl bin Sa'd radhiyallahu ‘anhuma berkata:

«كَانَتْ فِينَا امْرَأَةٌ تَجْعَلُ عَلَى أَرْبِعَاءَ فِي مَزْرَعَةٍ لَهَا سِلْقًا، فَكَانَتْ إِذَا كَانَ يَوْمُ جُمُعَةٍ تَنْزِعُ أُصُولَ السِّلْقِ، فَتَجْعَلُهُ فِي قِدْرٍ، ثُمَّ تَجْعَلُ عَلَيْهِ قَبْضَةً مِنْ شَعِيرٍ تَطْحَنُهَا، فَتَكُونُ أُصُولُ السِّلْقِ عَرْقَهُ، وَكُنَّا نَنْصَرِفُ مِنْ صَلاَةِ الجُمُعَةِ، فَنُسَلِّمُ عَلَيْهَا، فَتُقَرِّبُ ذَلِكَ الطَّعَامَ إِلَيْنَا، فَنَلْعَقُهُ وَكُنَّا نَتَمَنَّى يَوْمَ الجُمُعَةِ لِطَعَامِهَا ذَلِكَ» [صحيح البخاري]

"Di tempat kami ada seorang wanita yang menanam ubi di sela-sela selokan kebunnya. Jika hari Jumat tiba, dia mencabut pohon ubinya lalu direbusnya dalam periuk yang dicampur dengan segenggam gandum. Rebusan ubi dijadikan sebagai makanan pengganti sepotong daging. Setelah kami selesai melaksanakan shalat Jumat, kami datang ke rumah wanita itu. Kami masuk mengucapkan salam lalu dia menyuguhkan makanan ubinya itu kepada kami, maka kami pun memakannya. Kami selalu mengharapkan kehadiran hari Jumat karena ada makanan yang disuguhkannya itu." [Shahih Bukhari]

Lihat: Bahaya godaan wanita

3.      Hukum memberi salam kepada selain muslim.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«لَا تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلَا النَّصَارَى بِالسَّلَامِ، فَإِذَا لَقِيتُمْ أَحَدَهُمْ فِي طَرِيقٍ، فَاضْطَرُّوهُ إِلَى أَضْيَقِهِ» [صحيح مسلم]

"Janganlah kalian mendahului orang-orang Yahudi dan Nasrani memberi salam. Apabila kalian berpapasan dengan salah seorang di antara mereka di jalan, maka desaklah dia ke jalan yang paling sempit." [Shahih Muslim]

Ø  Abu Abdurrahman Al-Juhaniy radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah bersabda:

" إِنِّي رَاكِبٌ غَدًا إِلَى الْيَهُودِ فَلَا تَبْدَءُوهُمْ بِالسَّلَامِ، فَإِذَا سَلَّمُوا عَلَيْكُمْ فَقُولُوا: وَعَلَيْكُمْ " [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Sesungguhnya besok aku akan datang menemui orang-orang Yahudi, maka janganlah kalian mendahului mereka dengan salam, dan apabila mereka mengucapkan salam kepada kalian, maka ucapkanlah, 'Wa 'alaikum'." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

4.      Yang lebih dahulu memberi salam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Nabi bersabda:

«يُسَلِّمُ الصَّغِيرُ عَلَى الكَبِيرِ»

"Hendaknya yang muda memberi salam kepada yang tua”.

Ø  Dalam riwayat lain;

«يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ عَلَى المَاشِي، وَالمَاشِي عَلَى القَاعِدِ، وَالقَلِيلُ عَلَى الكَثِيرِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Hendaknya orang yang berkendara memberi salam kepada yang berjalan, dan yang berjalan memberi salam kepada yang duduk dan (rombongan) yang sedikit kepada (rombongan) yang banyak." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Anas radhiyallahu ‘anhu berkata;

أَتَى عَلَيَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَنَا أَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ، قَالَ: فَسَلَّمَ عَلَيْنَا [صحيح مسلم]

“Saya pernah didatangi oleh Rasulullah ketika saya sedang bermain dengan teman-teman yang lain. Kemudian beliau mengucapkan salam kepada kami”. [Shahih Muslim]

5.      Satu orang mewakili yang lainnya memberi salam atau menjawabnya.

Dari Ali bin Abu Thalib radhiallahu'anhu; Nabi bersabda:

«يُجْزِئُ عَنِ الْجَمَاعَةِ، إِذَا مَرُّوا، أَنْ يُسَلِّمَ أَحَدُهُمْ، وَيُجْزِئُ عَنِ الْجُلُوسِ أَنْ يَرُدَّ أَحَدُهُمْ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Telah cukup untuk suatu rombongan jika salah seorang dari mereka mengucapkan salam saat mereka melintas, dan telah cukup pula jika salah seorang dari orang-orang yang duduk membalas salam." [Sunan Abi Daud: Shahih]

6.      Menitip salam dan menjawabnya.

Aisyah radhiallahu'anha berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«يَا عَائِشَ، هَذَا جِبْرِيلُ يُقْرِئُكِ السَّلاَمَ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Wahai Aisy, ini Jibril mengirimkan salam untukmu”

Aku menjawab: Dan untuknya Salam dan rahmat Allah dan berkah-Nya, engkau melihat apa yang tidak aku lihat (maksudnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam). [Sahih Bukhari dan Muslim]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Adab bertetangga dalam Islam - Adab bertamu dalam Islam - Adab menerima tamu dalam Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...