بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu -pelayan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-, dari Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Tidak sempurna keimanan seseorang diantara
kalian sampai ia mencintai untuk saudaranya seperti ia mencintai untuk dirinya”.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Lihat
di sini: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2. Keimanan
itu kadang bertambah dan berkurang.
Semakin cinta seseorang kepada saudaranya
seiman maka semakin tinggi keimanannya, dan jika semakin berkurang maka semakin
rendah pula keimanannya.
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{هُوَ
الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا
إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ} [الفتح:
4]
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan
ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping
keimanan mereka (yang telah ada). [Al-Fath:4]
Lihat: Keimanan dan kekafiran
3. Dua
jenis ukhuwah.
Pertama:
Ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan).
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{يَاأَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ
الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا} [النساء : 1]
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada
Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Adam ‘alaihissalam),
dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu. [An-Nisaa: 1]
Ø Abu Nadhrah -rahimahullah-
berkata: Telah menceritakan kepadaku orang yang pernah mendengar khutbah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di tengah-tengah hari Tasyriq,
beliau bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا إِنَّ
رَبَّكُمْ وَاحِد،ٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِد،ٌ أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ
عَلَى أَعْجَمِي،ٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ، وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى
أَسْوَدَ، وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَر،َ إِلَّا بِالتَّقْوَى. أَبَلَّغْت؟ُ
قَالُوا: بَلَّغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ !ثُمَّ
قَالَ: أَيُّ يَوْمٍ هَذَا ؟قَالُوا :يَوْمٌ حَرَامٌ !ثُمَّ قَالَ: أَيُّ شَهْرٍ
هَذَا ؟قَالُوا :شَهْرٌ حَرَامٌ !قَالَ: ثُمَّ قَالَ: أَيُّ بَلَدٍ هَذَا ؟قَالُوا
:بَلَدٌ حَرَامٌ !قَالَ: فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ بَيْنَكُمْ دِمَاءَكُمْ
وَأَمْوَالَكُمْ ق- َالَ :وَلَا أَدْرِي قَالَ: أ"َوْ أَعْرَاضَكُمْ"
،أَمْ لَا -كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا
فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا ، َبَلَّغْتُ؟ قَالُوا :بَلَّغَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ! قَالَ: لِيُبَلِّغْ
الشَّاهِدُ الْغَائِبَ
"Wahai sekalian manusia! Rabb kalian
satu, dan ayah kalian satu, ingat! Tidak ada kelebihan bagi orang arab
atas orang 'ajam dan bagi orang 'ajam atas orang arab, tidak ada kelebihan bagi
orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas
orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan. Apa aku sudah
menyampaikan?"
Mereka menjawab: Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam telah menyampaikan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Hari apa ini?"
Mereka menjawab: Hari haram.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Bulan apa ini?"
Mereka menjawab: Bulan haram.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Tanah apa ini?"
Mereka menjawab: Tanah haram.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Allah mengharamkan darah dan harta kalian di antara kalian -aku
(Abu Nadhrah) Berkata; Aku tidak tahu apakah beliau menyebut kehormatan atau
tidak- seperti haramnya hari kalian ini, di bulan ini dan di tanah ini."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Apa aku sudah menyampaikan?"
Mereka menjawab: Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam telah menyampaikan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak
hadir." [Musnad Ahmad: Shahih]
Ø Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam berkhutbah saat penaklukkan Makkah, beliau bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ
قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبِّيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ وَتَعَاظُمَهَا بِآبَائِهَا
فَالنَّاسُ رَجُلَانِ بَرٌّ تَقِيٌّ كَرِيمٌ عَلَى اللَّهِ وَفَاجِرٌ شَقِيٌّ
هَيِّنٌ عَلَى اللَّهِ وَالنَّاسُ بَنُو آدَمَ وَخَلَقَ اللَّهُ آدَمَ مِنْ
تُرَابٍ قَالَ اللَّهُ: {يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ
وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ}
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya
Allah telah menghilangkan kebanggaan jahiliyah dan pengagungan terhadap nenek
moyangnya dari kalian. Manusia terbagi dua; baik, bertakwa, mulia bagi Allah
dan keji, sengsara, hina bagi Allah. Manusia adalah anak cucu Adam dan
Allah menciptakan Adam dari tanah. Allah berfirman: "Hai manusia,
sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal." (Al Hujuraat: 13) [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Kedua:
Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan seiman).
Allah -subhanahu
wata'ala- berfirman:
{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ
إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُونَ} [الحجرات : 10]
Orang-orang beriman itu sesungguhnya
bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. [Al-Hujuraat:
10]
{فَإِن تَابُوا
وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ
وَنُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ} [التوبة
: 11]
Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat
dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan
Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui. [At-Taubah: 11]
{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ
اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ
كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ
إِخْوَانًا} [آل عمران : 103]
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada
tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara. [Ali ' Imran: 103]
{وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن
بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ
سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ
آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ} [الحشر
: 10]
Dan orang-orang yang datang sesudah
mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah
kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan
janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang
yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang". [Al-Hasyr: 10]
Ø Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا
وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا وَلَا يَحِلُّ
لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ»
"Janganlah kalian saling membenci,
saling mendengki, saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah
yang bersaudara, dan tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi
tiga hari." [Shahih Bukhari dan Muslim]
4. Dua
jenis mahabbah (rasa cinta).
Pertama: Cinta
secara naluri.
Mencintai seseorang atau sesuatu atas dasar
manfaat dan kesenangan, maka cinta atas dasar ini tidak mendapatkan pahala.
Abdullah bin Hisyam -radhiyallahu
'anhu- menuturkan; Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
yang saat itu beliau menggandeng tangan Umar bin Khattab, kemudian Umar
berujar: "ya Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari
segala-galanya selain diriku sendiri."
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«لاَ،
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ»
"Tidak, demi Dzat yang jiwa berada di Tangan-Nya,
hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri."
Maka Umar berujar; 'Sekarang demi Allah,
engkau lebih aku cintai daripada diriku'.
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«الآنَ
يَا عُمَرُ»
"Sekarang (baru benar) wahai Umar." [Shahih
Bukhari]
Lihat: Keistimewaan Umar bin Khathab
Kedua: Cinta
secara syar’iy.
Mencintai seseorang atau sesuatu atas dasar
perintah syari’at, suka atas tidak suka ia berusaha untuk mencintainya, sehingga
cinta atas dasar ini akan mendapatkan pahala.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجِدَ طَعْمَ الْإِيمَانِ، فَلْيُحِبَّ الْمَرْءَ لَا
يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ " [مسند أحمد: حسن]
"Barangsiapa senang mendapatkan lezatnya iman maka
cintailah seseorang, ia tidak mencintainya kecuali karena Allah azza wa
jalla." [Musnad Ahmad: Hasan]
5. Keutamaan
saling mencintai.
Diantaranya:
a) Memuliakan dan dimuliakan Allah
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
"
مَا أَحَبَّ عَبْدٌ عَبْدًا لِلَّهِ إِلَّا أَكْرَمَ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ "
[مسند أحمد: حسن]
"Tidaklah seorang hamba mencintai hamba lain
karena Allah melainkan ia pasti memuliakan Rabb-nya azza wa jalla."
[Musnad Ahmad: Hasan]
Ø
Dalam riwayat lain:
«مَا
أَحَبَّ عَبْدٌ عَبْدًا لِلَّهِ، إِلَّا أَكْرَمَهُ اللَّهُ بِهِ» [مكارم الأخلاق للخرائطي]
"Tidaklah seorang hamba mencintai hamba lain karena Allah
melainkan Allah akan memuliakannya dengan cintanya itu." [Makarim
Al-Akhlaq karya Al-Kharaithiy]
b) Merasakan nikmatnya keimanan
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ
أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا
لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ
فِي النَّارِ " [صحيح البخاري
ومسلم]
“Ada tiga hal yang barangsiapa memilikinya maka ia
akan mendapatkan nikmatnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada
selainnya, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan tidak ingin kembali pada
kekafiran sebagaimana ia tidak ingin dilemparkan ke dalam neraka”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
c) Mendapatkan cinta Allah
Dari 'Ubadah bin Ash Shamit radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
"
حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ، وَحَقَتْ مَحَبَّتِي للمتزاورينَ فيّ
، وَحَقَّتْ مَحَبَّتي لِلْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ ، وَحَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَصَافِينَ
فِيَّ الْمُتَوَاصِلِينَ " [مسند أحمد:
صحيح]
"Wajiblah cintaKu untuk orang-orang yang saling mencintai
karena Aku, bagi orang-orang yang berkorban karena Aku, bagi orang-orang yang
saling berteman dan menyambung sillalurrahim (saling mengunjungi)."
[Musnad Ahmad: Sahih]
d) Mendapatkan naungan Allah di hari kiamat
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ يَقُولُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ: «أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي، الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ
فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي» [صحيح مسلم]
“Sesungguhnya
Allah berkata pada hari kiamat: "Mana oang-orang yang saling mencintai
demi keagungan-Ku? Hari ini Aku naungi mereka dengan naungan-Ku, di hari tiada
naungan selaing naungan-Ku". [Sahih Muslim]
e) Mendapatkan
mimbar dari cahaya di akhirat
Dari Mu'az
bin Jabal radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
" قَالَ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ: المُتَحَابُّونَ فِي جَلَالِي لَهُمْ مَنَابِرُ مِنْ نُورٍ يَغْبِطُهُمُ
النَّبِيُّونَ وَالشُّهَدَاءُ " [سنن الترمذي: صحيح]
Allah
berfirman "Orang-orang yang saling mencintai demi keagungan-Ku akan
mendapatkan di hari kiamat mimbar yang terbuat dari cahaya, para Nabi dan
Syuhada' pun ingin mendapatkannya". [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ لِلَّهِ جُلَسَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ،
عَنْ يَمِينِ الْعَرْشِ، وَكِلْتَا يَدَيِ اللهِ يَمِينٌ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ،
وُجُوهُهُمْ مِنْ نُورٍ لَيْسُوا بِأَنْبِيَاءَ، وَلَا شُهَدَاءَ، وَلَا صِدِّيقِينَ»
قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ , مَنْ هُمْ؟ قَالَ: «الْمُتَحَابُّونَ بِجِلَالِ اللهِ تَعَالَى»
[المعجم الكبير للطبراني: حسنه الشيخ الألباني]
“Sesungguhnya Allah memiliki teman duduk pada
hari kiamat di sisi kanan ‘Arsy, dan kedua tangan Allah adalah kanan, mereka
duduk di atas mimbar dari cahaya, wajah mereka bercahaya, mereka buka Nabi,
bukan Syuhada’, dan bukan Shiddiq”
Ditanyakan: Wahai Rasulullah, siapakah mereka?
Rasulullah mejawab: Mereka adalah orang yang
saling mencintai karena keagungan Allah ta’aalaa”. [Al-Mu’jam Al-Kabir karya
Ath-Thabaraniy: Hasan]
g) Tidak
merasa takut dan sedih di hari kiamat.
Dari Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu;
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ
بِأَنْبِيَاءَ، وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ، بِمَكَانِهِمْ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى»
"Sesungguhnya di antara hamba-hamba
Allah terdapat beberapa manusia yang bukan para nabi dan orang-orang yang mati
syahid. Para nabi dan orang-orang yang mati syahid merasa iri kepada mereka
pada Hari Kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah ta'ala."
Mereka berkata, Wahai Rasulullah, apakah anda
akan mengabarkan kepada kami siapakah mereka?
Beliau bersabda:
«هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللَّهِ عَلَى
غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ، وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا، فَوَاللَّهِ إِنَّ
وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ، وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ لَا يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ،
وَلَا يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ»
"Mereka adalah orang-orang yang saling
mencintai dengan ruh dari Allah tanpa ada hubungan kekerabatan di antara
mereka, dan tanpa adanya harta yang saling mereka berikan. Demi Allah,
sesungguhnya wajah mereka adalah cahaya, dan sesungguhnya mereka berada di atas
cahaya, tidak merasa takut ketika orang-orang merasa takut, dan tidak bersedih
ketika orang-orang merasa bersedih."
Dan beliau membaca ayat ini:
{أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ
عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ} [يونس: 62]
{Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah
itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati} [Yunus:62] [Sunan Abu Daud: Sahih]
h) Bersama
orang yang dicintai di akhirat
Anas
bin Malik radhiyallahu
‘anhu berkata: Seorang Sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam: Kapan hari kiamat tiba?
Rasulullah
balik bertanya:
«وَمَاذَا
أَعْدَدْتَ لَهَا»
“Apa
yang sudah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”
Sahabat
tersebut menjawab: Tidak ada yang spesial, kecuali cintaku kepada Allah dan
Rasul-Nya.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«أَنْتَ
مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ»
“Engkau
akan bersama siapa yang kau cinta di akhirat nanti”.
Anas
berkata: Tidak pernah kami gembira seperti kegembiraan kami mendengar sabda
Rasulullah ini. Anas berkata: Sesungguhnya aku mencintai Rasulullah, Abu Bakr,
dan Umar, dan berharap bisa bersama mereka di akhirat dengan cintaku kepada
mereka sekalipun amalanku tidak seperti dengan amalan mereka. [Sahih Bukhari
dan Muslim]
Lihat: Saling mencintai karena Allah
6. Bagaimana
agar terjalin rasa cinta?
Diantaranya:
1)
Berdo’a meminta cinta
Dari Mu'adz
bin Jabal radhiallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
salam berdo'a:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ
يُحِبُّكَ، وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ
“Ya
Allah, sesungguhnya aku mengharap cintaMu, cintanya orang yang mencintaiMu,
cinta pada amalan yang mendekatkanku pada cintaMu”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
2)
Beriman dan beramal shalih
Allah
-subhanahu wata'ala- berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا} [مريم: 96]
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh,
kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih
sayang.
[Maryam:96]
3)
Menyebarkan salam
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«لَا
تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا
أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ
بَيْنَكُمْ» [صحيح مسلم]
“Kalian
tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak dikatakan
beriman sampai kalian saling mencintai. Inginkah kalian kutunjukkan pada
sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan
salam di antara kalian”. [Sahih Muslim]
4)
Mengungkapkan rasa cinta dan membalasnya
Dari Al-Miqdam
bin Ma'diKarib radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«إِذَا
أَحَبَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فِي اللَّهِ فَلْيُعْلِمْهُ فَإِنَّهُ أَبْقَى فِي الْأُلْفَةِ
وَأَثْبَتُ فِي الْمَوَدَّةِ»
“Jika seorang dari kalian mencintai saudaranya karena
Allah maka sampaikanlah kepadanya karena sesungguhnya hal itu mengekalkan kasih
sayang dan menguatkan rasa cinta”. [Silsilah hadit sahih karya syekh Albaniy
no.1199]
5)
Saling menziarahi
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«زُرْ
غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا»
“Berziaralah sesekali, maka akan menambah rasa cinta”.
[Musnad Ath-Thayalisiy: Shahih ligairih]
6)
Saling memberi hadiah
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«تَهَادُوا
تَحَابُّوا» [الأدب المفرد
للبخاري: حسنه الألباني]
"Saling
memberi hadialah kalian agar saling mencintai". [Al-Adab Al-Mufrad karya
Al-Bukhariy: Hasan]
7)
Tidak terlalu berharap kepada orang lain
Dari Sahl bin Sa’d As-Sa’idiy radhiyallahu
‘anhuma berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkanlah
kepadaku suatu amalan yang jika aku kerjakan maka Allah dan seluruh manusia
akan mencintaiku."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«ازْهَدْ
فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ
يُحِبُّكَ النَّاسُ»
"Berlakulah zuhud dalam urusan dunia
niscaya kamu akan dicintai Allah, dan zuhudlah kamu terhadap apa yang dimiliki
orang lain niscaya kamu akan dicintai orang-orang." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
8)
Maksiat menghilangkan rasa cinta
Dari
Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فِي
اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ أَوْ فِي الْإِسْلَامِ، فَيُفَرِّقُ بَيْنَهُمَا إِلَّا بِذَنْبٍ
يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا» [الأدب المفرد للبخاري: صحيح]
“Tidaklah dua orang yang saling mencintai
karena Allah ‘azza wa jalla atau karena Islam kemudian keduanya dipisahkan
(bermusuhan) kecuali karena dosa yang dilakukan oleh salah seorang dari
keduanya”. [Al-Adab Al-Mufrad karya Al-Bukhariy: Sahih]
7. Bahaya
hasad, iri dan dengki.
Az Zubair bin Al 'Awwam radhiyallahu ‘anhu menceritakan
padanya bahwa Nabi ﷺ bersabda,
" دَبَّ إِلَيْكُمْ
دَاءُ الأُمَمِ قَبْلَكُمْ: الحَسَدُ وَالبَغْضَاءُ، هِيَ الحَالِقَةُ، لَا
أَقُولُ تَحْلِقُ الشَّعَرَ وَلَكِنْ تَحْلِقُ الدِّينَ، وَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ لَا تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى
تَحَابُّوا، أَفَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِمَا يُثَبِّتُ ذَلِكَ لَكُمْ؟ أَفْشُوا
السَّلَامَ بَيْنَكُمْ " [سنن الترمذي: حسن]
"Penyakit umat-umat sebelum kalian merayap
mendatangi kalian; hasad dan kebencian, itu memangkas. Aku tidak mengatakan
memangkas rambut tapi memangkas agama. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya,
kalian tidak masuk surga hingga kalian beriman dan kalian tidak beriman hingga
kalian saling menyintai. Maukah kalian aku beritahu yang menguatkan hal itu
pada kalian?! Yaitu sebarkanlah salam diantara kalian." [Sunan Tirmidziy:
Hasan]
Ø Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda,
«لَا يَجْتَمِعَانِ فِي
قَلْبِ عَبْدٍ الْإِيمَانُ وَالْحَسَدُ» [سنن
النسائي: حسن]
"Tidak
akan berkumpul di hati seorang hamba, keimanan dan rasa dengki. [Sunan
An-Nasa’iy: Hasan]
Ø Abdullah bin 'Amru radhiyallahu ‘anhuma berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah ﷺ:
أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ؟ قَالَ:
«كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ، صَدُوقِ اللِّسَانِ» ، قَالُوا: صَدُوقُ اللِّسَانِ،
نَعْرِفُهُ، فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ؟ قَالَ: «هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ، لَا
إِثْمَ فِيهِ، وَلَا بَغْيَ، وَلَا غِلَّ، وَلَا حَسَدَ» [سنن
ابن ماجه: صحيح]
"Manusia bagaimanakah yang paling
mulia?"
Beliau menjawab, "Senua (orang) yang
hatinya bersedih dan lisan (ucapannya) benar."
Mereka berkata, "Perkataannya yang
benar telah kami ketahui, lantas apakah maksud dari hati yang bersedih?"
Beliau bersabda, "Hati yang bertakwa
dan bersih, tidak ada kedurhakaan dan kelaliman padanya, serta kedengkian dan
hasad." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Wallahu a'lam!
Lihat juga: Syarah Arba’in hadits (12) Abu Hurairah; Meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...