Selasa, 10 November 2020

Syarah Arba’in hadits (13) Anas; Mencintai saudara seiman

 بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu -pelayan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Tidak sempurna keimanan seseorang diantara kalian sampai ia mencintai untuk saudaranya seperti ia mencintai untuk dirinya”.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Lihat di sini: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Keimanan itu kadang bertambah dan berkurang.

Semakin cinta seseorang kepada saudaranya seiman maka semakin tinggi keimanannya, dan jika semakin berkurang maka semakin rendah pula keimanannya.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ} [الفتح: 4]

Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). [Al-Fath:4]

Lihat: Keimanan dan kekafiran

3.      Dua jenis ukhuwah.

Pertama: Ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan).

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا} [النساء : 1]

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Adam ‘alaihissalam), dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. [An-Nisaa: 1]

Ø  Abu Nadhrah -rahimahullah- berkata: Telah menceritakan kepadaku orang yang pernah mendengar khutbah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di tengah-tengah hari Tasyriq, beliau bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِد،ٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِد،ٌ أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِي،ٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ، وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ، وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَر،َ إِلَّا بِالتَّقْوَى. أَبَلَّغْت؟ُ قَالُوا: بَلَّغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ !ثُمَّ قَالَ: أَيُّ يَوْمٍ هَذَا ؟قَالُوا :يَوْمٌ حَرَامٌ !ثُمَّ قَالَ: أَيُّ شَهْرٍ هَذَا ؟قَالُوا :شَهْرٌ حَرَامٌ !قَالَ: ثُمَّ قَالَ: أَيُّ بَلَدٍ هَذَا ؟قَالُوا :بَلَدٌ حَرَامٌ !قَالَ: فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ بَيْنَكُمْ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ ق- َالَ :وَلَا أَدْرِي قَالَ: أ"َوْ أَعْرَاضَكُمْ" ،أَمْ لَا  -كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا ، َبَلَّغْتُ؟ قَالُوا :بَلَّغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ! قَالَ: لِيُبَلِّغْ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ

"Wahai sekalian manusia! Rabb kalian satu, dan ayah kalian satu, ingat! Tidak ada kelebihan bagi orang arab atas orang 'ajam dan bagi orang 'ajam atas orang arab, tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan. Apa aku sudah menyampaikan?"

Mereka menjawab: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menyampaikan.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hari apa ini?"

Mereka menjawab: Hari haram.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bulan apa ini?"

Mereka menjawab: Bulan haram.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tanah apa ini?"

Mereka menjawab: Tanah haram.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah mengharamkan darah dan harta kalian di antara kalian -aku (Abu Nadhrah) Berkata; Aku tidak tahu apakah beliau menyebut kehormatan atau tidak- seperti haramnya hari kalian ini, di bulan ini dan di tanah ini."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apa aku sudah menyampaikan?"

Mereka menjawab: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menyampaikan.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir." [Musnad Ahmad: Shahih]

Ø  Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah saat penaklukkan Makkah, beliau bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبِّيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ وَتَعَاظُمَهَا بِآبَائِهَا فَالنَّاسُ رَجُلَانِ بَرٌّ تَقِيٌّ كَرِيمٌ عَلَى اللَّهِ وَفَاجِرٌ شَقِيٌّ هَيِّنٌ عَلَى اللَّهِ وَالنَّاسُ بَنُو آدَمَ وَخَلَقَ اللَّهُ آدَمَ مِنْ تُرَابٍ قَالَ اللَّهُ: {يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ}

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kebanggaan jahiliyah dan pengagungan terhadap nenek moyangnya dari kalian. Manusia terbagi dua; baik, bertakwa, mulia bagi Allah dan keji, sengsara, hina bagi Allah. Manusia adalah anak cucu Adam dan Allah menciptakan Adam dari tanah. Allah berfirman: "Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal." (Al Hujuraat: 13) [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Kedua: Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan seiman).

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ} [الحجرات : 10]

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. [Al-Hujuraat: 10]

{فَإِن تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ} [التوبة : 11]

Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui. [At-Taubah: 11]

{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا} [آل عمران : 103]

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara. [Ali ' Imran: 103]

{وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ} [الحشر : 10]

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". [Al-Hasyr: 10]

Ø  Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ»

"Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga hari." [Shahih Bukhari dan Muslim]

4.      Dua jenis mahabbah (rasa cinta).

Pertama: Cinta secara naluri.

Mencintai seseorang atau sesuatu atas dasar manfaat dan kesenangan, maka cinta atas dasar ini tidak mendapatkan pahala.

Abdullah bin Hisyam -radhiyallahu 'anhu- menuturkan; Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang saat itu beliau menggandeng tangan Umar bin Khattab, kemudian Umar berujar: "ya Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala-galanya selain diriku sendiri."

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لاَ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ»

"Tidak, demi Dzat yang jiwa berada di Tangan-Nya, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri."

Maka Umar berujar; 'Sekarang demi Allah, engkau lebih aku cintai daripada diriku'.

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«الآنَ يَا عُمَرُ»

"Sekarang (baru benar) wahai Umar." [Shahih Bukhari]

Lihat: Keistimewaan Umar bin Khathab

Kedua: Cinta secara syar’iy.

Mencintai seseorang atau sesuatu atas dasar perintah syari’at, suka atas tidak suka ia berusaha untuk mencintainya, sehingga cinta atas dasar ini akan mendapatkan pahala.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجِدَ طَعْمَ الْإِيمَانِ، فَلْيُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ " [مسند أحمد: حسن]

"Barangsiapa senang mendapatkan lezatnya iman maka cintailah seseorang, ia tidak mencintainya kecuali karena Allah azza wa jalla." [Musnad Ahmad: Hasan]

5.      Keutamaan saling mencintai.

Diantaranya:

a)      Memuliakan dan dimuliakan Allah

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" مَا أَحَبَّ عَبْدٌ عَبْدًا لِلَّهِ إِلَّا أَكْرَمَ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ " [مسند أحمد: حسن]

"Tidaklah seorang hamba mencintai hamba lain karena Allah melainkan ia pasti memuliakan Rabb-nya azza wa jalla." [Musnad Ahmad: Hasan]

Ø  Dalam riwayat lain:

«مَا أَحَبَّ عَبْدٌ عَبْدًا لِلَّهِ، إِلَّا أَكْرَمَهُ اللَّهُ بِهِ» [مكارم الأخلاق للخرائطي]

"Tidaklah seorang hamba mencintai hamba lain karena Allah melainkan Allah akan memuliakannya dengan cintanya itu." [Makarim Al-Akhlaq karya Al-Kharaithiy]

b)      Merasakan nikmatnya keimanan

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ " [صحيح البخاري ومسلم]

“Ada tiga hal yang barangsiapa memilikinya maka ia akan mendapatkan nikmatnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selainnya, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan tidak ingin kembali pada kekafiran sebagaimana ia tidak ingin dilemparkan ke dalam neraka”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

c)       Mendapatkan cinta Allah

Dari 'Ubadah bin Ash Shamit radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ، وَحَقَتْ مَحَبَّتِي للمتزاورينَ فيّ ، وَحَقَّتْ مَحَبَّتي لِلْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ ، وَحَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَصَافِينَ فِيَّ الْمُتَوَاصِلِينَ " [مسند أحمد: صحيح]

"Wajiblah cintaKu untuk orang-orang yang saling mencintai karena Aku, bagi orang-orang yang berkorban karena Aku, bagi orang-orang yang saling berteman dan menyambung sillalurrahim (saling mengunjungi)." [Musnad Ahmad: Sahih]

d)      Mendapatkan naungan Allah di hari kiamat

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: «أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي، الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي» [صحيح مسلم]

“Sesungguhnya Allah berkata pada hari kiamat: "Mana oang-orang yang saling mencintai demi keagungan-Ku? Hari ini Aku naungi mereka dengan naungan-Ku, di hari tiada naungan selaing naungan-Ku". [Sahih Muslim]

e)      Mendapatkan mimbar dari cahaya di akhirat

Dari Mu'az bin Jabal radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: المُتَحَابُّونَ فِي جَلَالِي لَهُمْ مَنَابِرُ مِنْ نُورٍ يَغْبِطُهُمُ النَّبِيُّونَ وَالشُّهَدَاءُ " [سنن الترمذي: صحيح]

Allah berfirman "Orang-orang yang saling mencintai demi keagungan-Ku akan mendapatkan di hari kiamat mimbar yang terbuat dari cahaya, para Nabi dan Syuhada' pun ingin mendapatkannya". [Sunan Tirmidziy: Sahih]

f)        Wajah bercahaya di akhirat

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ لِلَّهِ جُلَسَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، عَنْ يَمِينِ الْعَرْشِ، وَكِلْتَا يَدَيِ اللهِ يَمِينٌ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، وُجُوهُهُمْ مِنْ نُورٍ لَيْسُوا بِأَنْبِيَاءَ، وَلَا شُهَدَاءَ، وَلَا صِدِّيقِينَ» قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ , مَنْ هُمْ؟ قَالَ: «الْمُتَحَابُّونَ بِجِلَالِ اللهِ تَعَالَى» [المعجم الكبير للطبراني: حسنه الشيخ الألباني]

“Sesungguhnya Allah memiliki teman duduk pada hari kiamat di sisi kanan ‘Arsy, dan kedua tangan Allah adalah kanan, mereka duduk di atas mimbar dari cahaya, wajah mereka bercahaya, mereka buka Nabi, bukan Syuhada’, dan bukan Shiddiq”

Ditanyakan: Wahai Rasulullah, siapakah mereka?

Rasulullah mejawab: Mereka adalah orang yang saling mencintai karena keagungan Allah ta’aalaa”. [Al-Mu’jam Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]

g)      Tidak merasa takut dan sedih di hari kiamat.

Dari Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ، وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، بِمَكَانِهِمْ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى»

"Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat beberapa manusia yang bukan para nabi dan orang-orang yang mati syahid. Para nabi dan orang-orang yang mati syahid merasa iri kepada mereka pada Hari Kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah ta'ala."

Mereka berkata, Wahai Rasulullah, apakah anda akan mengabarkan kepada kami siapakah mereka?

Beliau bersabda:

«هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللَّهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ، وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا، فَوَاللَّهِ إِنَّ وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ، وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ لَا يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ، وَلَا يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ»

"Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai dengan ruh dari Allah tanpa ada hubungan kekerabatan di antara mereka, dan tanpa adanya harta yang saling mereka berikan. Demi Allah, sesungguhnya wajah mereka adalah cahaya, dan sesungguhnya mereka berada di atas cahaya, tidak merasa takut ketika orang-orang merasa takut, dan tidak bersedih ketika orang-orang merasa bersedih."

Dan beliau membaca ayat ini:

{أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ} [يونس: 62]

{Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati} [Yunus:62] [Sunan Abu Daud: Sahih]

h)      Bersama orang yang dicintai di akhirat

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Seorang Sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: Kapan hari kiamat tiba?

Rasulullah balik bertanya:

«وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا»

“Apa yang sudah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”

Sahabat tersebut menjawab: Tidak ada yang spesial, kecuali cintaku kepada Allah dan Rasul-Nya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ»

“Engkau akan bersama siapa yang kau cinta di akhirat nanti”.

Anas berkata: Tidak pernah kami gembira seperti kegembiraan kami mendengar sabda Rasulullah ini. Anas berkata: Sesungguhnya aku mencintai Rasulullah, Abu Bakr, dan Umar, dan berharap bisa bersama mereka di akhirat dengan cintaku kepada mereka sekalipun amalanku tidak seperti dengan amalan mereka. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Saling mencintai karena Allah

6.      Bagaimana agar terjalin rasa cinta?

Diantaranya:

1)      Berdo’a meminta cinta

Dari Mu'adz bin Jabal radhiallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam berdo'a:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ

“Ya Allah, sesungguhnya aku mengharap cintaMu, cintanya orang yang mencintaiMu, cinta pada amalan yang mendekatkanku pada cintaMu”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]

2)      Beriman dan beramal shalih

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا} [مريم: 96]

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. [Maryam:96]

3)      Menyebarkan salam

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ» [صحيح مسلم]

“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak dikatakan beriman sampai kalian saling mencintai. Inginkah kalian kutunjukkan pada sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian”. [Sahih Muslim]

4)      Mengungkapkan rasa cinta dan membalasnya

Dari Al-Miqdam bin Ma'diKarib radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فِي اللَّهِ فَلْيُعْلِمْهُ فَإِنَّهُ أَبْقَى فِي الْأُلْفَةِ وَأَثْبَتُ فِي الْمَوَدَّةِ»

“Jika seorang dari kalian mencintai saudaranya karena Allah maka sampaikanlah kepadanya karena sesungguhnya hal itu mengekalkan kasih sayang dan menguatkan rasa cinta”. [Silsilah hadit sahih karya syekh Albaniy no.1199]

5)      Saling menziarahi

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا»

“Berziaralah sesekali, maka akan menambah rasa cinta”. [Musnad Ath-Thayalisiy: Shahih ligairih]

6)      Saling memberi hadiah

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«تَهَادُوا تَحَابُّوا» [الأدب المفرد للبخاري: حسنه الألباني]

"Saling memberi hadialah kalian agar saling mencintai". [Al-Adab Al-Mufrad karya Al-Bukhariy: Hasan]

7)      Tidak terlalu berharap kepada orang lain

Dari Sahl bin Sa’d As-Sa’idiy radhiyallahu ‘anhuma berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang jika aku kerjakan maka Allah dan seluruh manusia akan mencintaiku."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ»

"Berlakulah zuhud dalam urusan dunia niscaya kamu akan dicintai Allah, dan zuhudlah kamu terhadap apa yang dimiliki orang lain niscaya kamu akan dicintai orang-orang." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

8)      Maksiat menghilangkan rasa cinta

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فِي اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ أَوْ فِي الْإِسْلَامِ، فَيُفَرِّقُ بَيْنَهُمَا إِلَّا بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا» [الأدب المفرد للبخاري: صحيح]

“Tidaklah dua orang yang saling mencintai karena Allah ‘azza wa jalla atau karena Islam kemudian keduanya dipisahkan (bermusuhan) kecuali karena dosa yang dilakukan oleh salah seorang dari keduanya”. [Al-Adab Al-Mufrad karya Al-Bukhariy: Sahih]

7.      Bahaya hasad, iri dan dengki.

Az Zubair bin Al 'Awwam radhiyallahu ‘anhu menceritakan padanya bahwa Nabi bersabda,

" دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الأُمَمِ قَبْلَكُمْ: الحَسَدُ وَالبَغْضَاءُ، هِيَ الحَالِقَةُ، لَا أَقُولُ تَحْلِقُ الشَّعَرَ وَلَكِنْ تَحْلِقُ الدِّينَ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَفَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِمَا يُثَبِّتُ ذَلِكَ لَكُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ " [سنن الترمذي: حسن]

"Penyakit umat-umat sebelum kalian merayap mendatangi kalian; hasad dan kebencian, itu memangkas. Aku tidak mengatakan memangkas rambut tapi memangkas agama. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian tidak masuk surga hingga kalian beriman dan kalian tidak beriman hingga kalian saling menyintai. Maukah kalian aku beritahu yang menguatkan hal itu pada kalian?! Yaitu sebarkanlah salam diantara kalian." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda,

«لَا يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ عَبْدٍ الْإِيمَانُ وَالْحَسَدُ» [سنن النسائي: حسن]

"Tidak akan berkumpul di hati seorang hamba, keimanan dan rasa dengki. [Sunan An-Nasa’iy: Hasan]

Ø  Abdullah bin 'Amru radhiyallahu ‘anhuma berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah :

أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ، صَدُوقِ اللِّسَانِ» ، قَالُوا: صَدُوقُ اللِّسَانِ، نَعْرِفُهُ، فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ؟ قَالَ: «هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ، لَا إِثْمَ فِيهِ، وَلَا بَغْيَ، وَلَا غِلَّ، وَلَا حَسَدَ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Manusia bagaimanakah yang paling mulia?"

Beliau menjawab, "Senua (orang) yang hatinya bersedih dan lisan (ucapannya) benar."

Mereka berkata, "Perkataannya yang benar telah kami ketahui, lantas apakah maksud dari hati yang bersedih?"

Beliau bersabda, "Hati yang bertakwa dan bersih, tidak ada kedurhakaan dan kelaliman padanya, serta kedengkian dan hasad." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Wallahu a'lam!

Lihat juga: Syarah Arba’in hadits (12) Abu Hurairah; Meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...