بسم الله الرحمن الرحيم
Syekh
Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam salah satu risalahnya yang
berjudul “Qaidatun fii Ash-Shabr”[1]
menyebutkan 20 hal yang bisa membantu seseorang untuk besabar dari gangguan manusia, berikut ini adalah ringkasannya:
Pertama: Meyakini
bahwa Allah adalah Pencipta segala perbuatan manusia, sehingga ia bersabar atas
ketetapan Allah ta’aalaa kepadanya.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَاللهُ
خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ} [الصافات: 96]
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu
dan apa yang kamu perbuat itu. [Ash-Shaaffaat: 96]
{وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللهُ
إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا} [الإنسان: 30]
Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan
itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui
lagi Maha Bijaksana. [Al-Insaan: 30]
Ø
Dari Hudzaifah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«خَلَقَ اللهُ كُلَّ صَانِعٍ، وَصَنْعَتَهُ» [مسند البزار:
صحيح]
"Allah
menciptakan semua yang berbuat dan perbuatannya". [Musnad Al-Bazzar:
Shahih]
Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (35); Sabar terhadap takdir Allah adalah bagian dari iman kepadaNya
Kedua: Meyakini
bahwa gangguan manusia bisa jadi adalah akibat dari dosa-dosanya, sehingga ia bersabar
kemudian memperbanyak taubat dan istigfar.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{فَإِنْ
تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ} [المائدة: 49]
Jika
mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah
bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada
mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. [Al-Maidah:49]
{ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ
مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا
بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ} [الأنفال: 53]
Yang
demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah (mengambil)
sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu
meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri (bermaksiat), dan sesungguhnya
Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al-Anfaal:53]
Ø
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فِي اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ
أَوْ فِي الْإِسْلَامِ، فَيُفَرِّقُ بَيْنَهُمَا إِلَّا بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا»
[الأدب المفرد للبخاري: صححه الألباني]
“Tidaklah
dua orang yang saling mencintai karena Allah ‘azza wa jalla atau karena
Islam kemudian keduanya dipisahkan (bermusuhan) kecuali karena dosa yang
dilakukan oleh salah seorang dari keduanya”. [Al-Adab Al-Mufrad karya
Al-Bukhariy: Shahih]
Lihat: Akibat Maksiat
Ketiga: Meyakini
pahala yang besar bagi orang yang memaafkan dan bersabar.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ
رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ
لِلْمُتَّقِينَ. الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ
الْمُحْسِنِينَ} [آل عمران: 133 - 134]
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan." [Ali 'Imran: 133 - 134]
Ø Dari Mu'adz bin Anas
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ، دَعَاهُ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى
يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ مَا شَاءَ» [سنن أبي داود: حسن]
"Barangsiapa yang menahan marah padahal ia manpu melampiaskannya, Allah
akan memanggilnya di hadapan semua makluk pada hari kiamat sampai Allah
menyuruhnya memilih bidadari sesuai yang ia inginkan". [Sunan Abu Daud:
Hasan]
Ø Dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ
كَظَمَ غَيْظَهُ، وَلَوْ شَاءَ أَنْ يُمْضِيَهُ أَمْضَاهُ مَلَأَ اللهُ قَلْبَهُ رَجَاءً
يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
“Siapa yang menahan murkanya padalah jika
ia mau ia bisa melampiaskannya maka Allah akan memenuhi hatinya pengharapan di
hari kiamat”. [Al-Mu’jam Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]
Lihat: Keutamaan orang sabar
Keempat: Mendapatkan
hati yang selamat dari sifat benci dan dengki jika memaafkan.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ
لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي
قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ} [الحشر:
10]
Dan
orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa:
"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah
beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam
hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau
Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." [Al-Hasyr:10]
Ø Abdullah bin 'Amru radhiyallahu 'anhuma berkata;
Ditanyakan kepada Rasulullah ﷺ:
أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ، صَدُوقِ
اللِّسَانِ»، قَالُوا: صَدُوقُ اللِّسَانِ، نَعْرِفُهُ، فَمَا مَخْمُومُ
الْقَلْبِ؟ قَالَ: «هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ، لَا إِثْمَ فِيهِ، وَلَا بَغْيَ،
وَلَا غِلَّ، وَلَا حَسَدَ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Manusia bagaimanakah yang paling mulia?" Beliau menjawab,
"Semua yang hatinya bersih dan lisan (ucapannya) benar." Mereka
berkata, "Perkataannya yang benar telah kami ketahui, lantas apakah maksud
dari hati yang bersih?" Beliau bersabda, "Hati yang bertakwa dan
bersih, tidak ada kedurhakaan dan kedzaliman padanya, serta kedengkian dan
hasad." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Kelima: Membalas
keburukan dengan keburukan hanya menimbulkan kehinaan dan kerendahan dalam
diri.
Dari Abu
Hurairah -radhiyallahu'anhu-; Rasulullah -shallallahu 'alaihi
wasallam- bersabda:
«مَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا»
"Allah tidak menambah bagi seorang hamba yang memaafkan kecuali
kemuliaan." [Sahih Muslim]
Ø Dari Abu Ayyub
Al-Anshariy -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا يَحِلُّ لِرَجُلٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَال،
يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا، وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ
بِالسَّلَامِ»
"Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga
malam, (jika bertemu) yang ini berpaling dan yang ini juga berpaling, dan
sebaik-baik dari keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam." [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Keenam: Mendapakan
ampunan Allah ta’aalaa jika ia memaafkan.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ} [الرحمن:
60]
Tidak ada balasan kebaikan kecuali
kebaikan (pula). [Ar-Rahman: 60]
Ø Aisyah radhiallahu'anha berkata:
قَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَكَانَ
يُنْفِقُ عَلَى مِسْطَحِ بْنِ أُثَاثَةَ لِقَرَابَتِهِ مِنْهُ وَفَقْرِهِ:
وَاللَّهِ لاَ أُنْفِقُ عَلَى مِسْطَحٍ شَيْئًا أَبَدًا بَعْدَ الَّذِي قَالَ
لِعَائِشَةَ مَا قَالَ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {وَلاَ يَأْتَلِ أُولُو الفَضْلِ
مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي القُرْبَى وَالمَسَاكِينَ
وَالمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا، أَلاَ
تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ} قَالَ أَبُو
بَكْرٍ: بَلَى وَاللَّهِ إِنِّي أُحِبُّ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لِي، فَرَجَعَ
إِلَى مِسْطَحٍ النَّفَقَةَ الَّتِي كَانَ يُنْفِقُ عَلَيْهِ، وَقَالَ: وَاللَّهِ
لاَ أَنْزِعُهَا مِنْهُ أَبَدًا [صحيح البخاري ومسلم]
Dahulu
Abu Bakr terbiasa berinfak kepada Misthah karena ia adalah kerabatnya dan ia
adalah seorang yang miskin. Ia berkata: "Demi Allah, aku tidak akan pernah
memberi bantuan untuknya setelah Ia menuduh Aisyah!" Lalu Allah 'azza
wajalla menurunkan wahyu {Dan janganlah orang-orang yang mempunyai
kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan
memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang
berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada.
Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang} [An-Nur: 22] Abu Bakr berkata: "Demi Allah aku lebih senang
bila Allah mengampuniku!" Kemudian ia kembali memberi bantuan kepada
Misthah seperti biasa ia memberi bantuan kepadanya. Abu Bakr berkata:
"Sungguh aku tidak akan berhenti membantunya selamanya". [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Jarir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا
يُرْحَمْ، وَمَنْ لَا يَغْفِرْ لَا يُغْفَرْ لَهُ» [مسند
أحمد: حسن صحيح]
"Barangsiapa yang tidak merahmati, ia
pun tidak akan dirahmati, dan barangsiapa yang tidak memaafkan, ia pun tidak
akan dimaafkan". [Musnad Ahmad: Hasan Shahih]
Ketujuh: Jika
ia sibuk untuk membalas keburukan orang lain, maka waktu dan tenaganya itu akan
sia-sia.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ
وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ} [الأعراف: 199]
Jadilah
engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah
dari pada orang-orang yang bodoh.
[Al-A'raaf: 199]
Kedelapan: Meneladani
Rasulullah ﷺ yang suka memaafkan.
Aisyah radhiyallahu'anha berkata:
«مَا نِيلَ ﷺ مِنْهُ شَيْءٌ قَطُّ، فَيَنْتَقِمَ مِنْ صَاحِبِهِ، إِلَّا أَنْ
يُنْتَهَكَ شَيْءٌ مِنْ مَحَارِمِ اللهِ، فَيَنْتَقِمَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ» [صحيح
مسلم]
"Rasulullah ﷺ tidak pernah ia dihina pada sesuatu pun lalu ia membalas orang tersebut
kecuali jika melanggar sesuatu yang diharamkan Allah maka Rasulullah membalas
demi Allah 'azza wa jalla". [Shahih Muslim]
Kesembilan: Jika
ia diganggu karena melakukan ketaatan maka wajib ia bersabar karena itu adalah konsekwensi
dari ibadah.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ
يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ. وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ
الْكَاذِبِينَ} [العنكبوت: 2 - 3]
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka
tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum
mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. [Al-'Ankabuut: 2 - 3]
Jika ia diganggu karena suatu musibah, maka hendaklah ia
menyesali dirinya lebih baik daripada menyesali orang lain.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو
عَنْ كَثِيرٍ} [الشورى: 30]
Dan
apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu).
[Asy-Syuraa: 30]
Jika ia digangu kerena suatu nikmat, maka kesabaran adalah
syarat meraih nikmat apapun.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنْ
تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ
تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ
مُحِيطٌ} [آل عمران:
120]
Jika
kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu
mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa,
niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.
Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. [Ali 'Imran:120]
Ø Dari Abu Umamah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ لَا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ
إِلَّا بِطَاعَتِهِ» [حلية الأولياء: صححه الألباني]
"Sesungguhnya Allah tidak bisa dicapai apa yang Ia miliki kecuali dengan
cara taat kepada-Nya". [Hilyah Auliya': Shahih]
Lihat: Hikmah di balik musibah
Kesepuluh: Merasakan
kebersamaan, cinta dan ridha Allah kepadanya jika bersabar.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ} [البقرة: 153]
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. [Al-Baqarah:153]
{قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ
فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ}
[البقرة:
249]
Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata:
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan
golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang
yang sabar." [Al-Baqarah:249]
{وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ
رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ} [الأنفال: 46]
Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu
dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. [Al-Anfaal:46]
{وَاللَّهُ
يُحِبُّ الصَّابِرِينَ} [آل عمران:
146]
Allah mencintai orang-orang yang sabar. [Ali 'Imran:146]
Ø Dari Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا
ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ» [سنن الترمذي: حسن]
"Sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum
akan ditimpakan bencana, maka barangsiapa yang ridha maka untuknya keridhaan
Allah, dan barangsiapa yang murka maka untuknya pula murka Allah". [Sunan
Tirmidziy: Shahih]
Kesebelas: Meyakini
bahwa sabar adalah seperdua iman, maka jangan sampai separuh imanya hilang untuk membalas keburukan orang lain, dan cukuplah Allah
yang membalas gangguan mereka.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّ
اللَّهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ
خَوَّانٍ كَفُورٍ} [الحج: 38]
Sesungguhnya Allah membela orang yang beriman.
Sungguh, Allah tidak menyukai setiap orang yang berkhianat dan kufur nikmat. [Al-Hajj: 38]
Ø Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
«الصَّبْرُ نِصْفُ
الْإِيمَانِ، وَالْيَقِينُ الْإِيمَانُ كُلُّهُ»
“Kesabaran adalah separuh iman, dan yakin
adalah keimanan seluruhnya”. [As-Sunnah karya Imam Ahmad: Shahih]
Ø Amir Asy-Sya’biy (w.100H) rahimahullah berkata:
" الشُّكْرُ نِصْفُ الْإِيمَانِ، وَالصَّبْرُ نِصْفُ
الْإِيمَانِ، وَالْيَقِينُ الْإِيمَانُ كُلُّهُ " [شعب الإيمان
للبيهقي (6/257) رقم 4134]
“Syukur adalah seperdua iman, dan sabar adalah seperdua iman,
sedangkan yakin adalah iman seluruhnya”. [Syu’abul Iman karya Al-Baihaqiy]
Ø Mugirah bin Miqsam (w.136H) rahimahullah berkata:
" الصَّبْرُ نِصْفُ الْإِيمَانِ،
وَالشُّكْرُ نِصْفُ الْإِيمَانِ، وَالْيَقِينُ: الْإِيمَانُ كُلُّهُ، أَلَمْ تَرَ
إِلَى قَوْلِهِ: {إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ} [إبراهيم: 5] " [تفسير الطبري]
“Sabar adalah seperdua iman, dan syukur adalah seperdua iman,
sedangkan yakin adalah iman seluruhnya, tidakkah melihat firman Allah ta’aalaa:
{Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
setiap orang penyabar dan banyak bersyukur} [Ibrahim: 5]”. [Tafsir Ath-Thabariy]
Kedua belas: Jika
ia bersabar maka ia telah menaklukkan hawa nafsunya, sehingga ia berkuasa
terhadapnya dan tidak diperbudak olehnya.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ
إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ} [يوسف: 53]
Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong
kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang. [Yusuf: 53]
{أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ
هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ
وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا
تَذَكَّرُونَ} [الجاثية: 23]
Maka pernahkah kamu melihat orang yang
menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat
berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan
meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk
sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka Mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran? [Al-Jatsiyah:23]
Ø Dari Abu Ya'laa Syaddad bin Aus radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ
bersabda:
" الكَيِّس مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِما بَعْدَ الْموْتِ،
وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَه هَواهَا، وتمَنَّى عَلَى اللَّهِ "
"Orang yang cerdas adalah
orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian,
sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan
berangan angan kepada Allah." [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy, dan ia
berkata: Hadits hasan]
Ketiga belas: Jika
ia bersabar maka Allah akan menjadi penolongnya.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلَقَدْ
كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّى أَتَاهُمْ
نَصْرُنَا} [الأنعام: 34]
Dan
sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi
mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap
mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. [An-An'am:34]
{رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا
وَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ} [البقرة: 250]
“Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah
pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir". [Al-Baqarah: 250]
Ø Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu
'anhuma-; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«اعْلَمْ أَنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْرًا كَثِيرًا،
وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْر، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ
الْعُسْرِ يُسْرًا»
“Dan
ketahuilah bahwa di dalam kesabaran terhadap hal yang engkau benci terdapat
banyak kebaikan. Bahwa pertolongan itu (datang) setelah kesabaran, dan
kelapangan itu (datang) setelah kesempitan serta bahwa kemudahan itu (datang)
setelah kesulitan." [Musnad Ahmad: Shahih]
Ø
Dari Abu Hurairah;
Seorang bertanya: Ya Rasulullah, aku memiliki kerabat yang aku sering
menyambungnya tapi mereka memutuskanku, aku berbuat baik kepada mereka tapi
mereka berlaku buruk kepadaku, aku bersikap lembut kepada mereka tapi mereka
bertindak kasar kepadaku!
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menjawab:
«لَئِنْ
كُنْتَ كَمَا قُلْتَ، فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنَ
اللهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ» [صحيح مسلم]
"Jika engkau seperti yang
kau ceritakan, maka seakan-akan engkau memberi makan kepada mereka dengan pasir
panas, dan akan selalu bersamamu pertolongan dari Allah untuk menghadapi mereka
selama engaku seperti itu". [Sahih Muslim]
Keempat belas: Jika
ia bersabar dari gangguan seseorang maka orang tersebut mungkin akan sadar dan
menjadi baik kepadanya.
Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا
السَّيِّئَةُ، ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ
وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا
الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ} [فصلت:
34 - 35]
Dan
tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang
lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu
tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak
dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang
besar. [Fushilat: 34 - 35]
{لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ
الْآخِرَ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (6) عَسَى
اللَّهُ أَنْ يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُمْ مِنْهُمْ
مَوَدَّةً وَاللَّهُ قَدِيرٌ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ} [الممتحنة: 6، 7]
Sungguh, pada mereka itu
(Ibrahim dan umatnya) terdapat suri teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi
orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian, dan
barangsiapa berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahakaya, Maha
Terpuji. Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang di antara kamu dengan
orang-orang yang pernah kamu musuhi di antara mereka. Allah Mahakuasa. Dan
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. [Al-Mumtahanah:
6-7]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَكَ يَوْمًا
مَا، وَأَبْغِضْ بَغِيضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْمًا مَا»
[سنن الترمذي: صحيح]
“Cintailah kekasihmu
secukupnya saja, jangan sampai suatu hari ia menjadi musuhmu, dan bencilah
musuhmu secukupnya saja, jangan sampai suatu hari ia menjadi kekasihmu".
[Sunan Tirmidziy: Shahih]
Ø Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata:
بَعَثَ النَّبِيُّ ﷺ خَيْلًا قِبَلَ
نَجْدٍ، فَجَاءَتْ بِرَجُلٍ مِنْ بَنِي حَنِيفَةَ يُقَالُ لَهُ ثُمَامَةُ بْنُ
أُثَالٍ، فَرَبَطُوهُ بِسَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي المَسْجِدِ، فَخَرَجَ إِلَيْهِ
النَّبِيُّ ﷺ، فَقَالَ: «مَا عِنْدَكَ يَا ثُمَامَةُ؟» فَقَالَ: عِنْدِي خَيْرٌ
يَا مُحَمَّدُ، إِنْ تَقْتُلْنِي تَقْتُلْ ذَا دَمٍ، وَإِنْ تُنْعِمْ تُنْعِمْ
عَلَى شَاكِرٍ، وَإِنْ كُنْتَ تُرِيدُ المَالَ فَسَلْ مِنْهُ مَا شِئْتَ، فَتُرِكَ
حَتَّى كَانَ الغَدُ، ثُمَّ قَالَ لَهُ: «مَا عِنْدَكَ يَا ثُمَامَةُ؟» قَالَ: مَا
قُلْتُ لَكَ: إِنْ تُنْعِمْ تُنْعِمْ عَلَى شَاكِرٍ، فَتَرَكَهُ حَتَّى كَانَ
بَعْدَ الغَدِ، فَقَالَ: «مَا عِنْدَكَ يَا ثُمَامَةُ؟» فَقَالَ: عِنْدِي مَا
قُلْتُ لَكَ، فَقَالَ: «أَطْلِقُوا ثُمَامَةَ» فَانْطَلَقَ إِلَى نَجْلٍ قَرِيبٍ
مِنَ المَسْجِدِ، فَاغْتَسَلَ ثُمَّ دَخَلَ المَسْجِدَ، فَقَالَ: أَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، يَا
مُحَمَّدُ، وَاللَّهِ مَا كَانَ عَلَى الأَرْضِ وَجْهٌ أَبْغَضَ إِلَيَّ مِنْ
وَجْهِكَ، فَقَدْ أَصْبَحَ وَجْهُكَ أَحَبَّ الوُجُوهِ إِلَيَّ، وَاللَّهِ مَا
كَانَ مِنْ دِينٍ أَبْغَضَ إِلَيَّ مِنْ دِينِكَ، فَأَصْبَحَ دِينُكَ أَحَبَّ
الدِّينِ إِلَيَّ، وَاللَّهِ مَا كَانَ مِنْ بَلَدٍ أَبْغَضُ إِلَيَّ مِنْ
بَلَدِكَ، فَأَصْبَحَ بَلَدُكَ أَحَبَّ البِلاَدِ إِلَيَّ
"Rasulullah ﷺ
mengirim pasukan menuju Nejed, lalu mereka menangkap seseorang dari Bani
Hanifah, Tsumamah bin Atsal pemimpin penduduk Yamamah, kemudian mereka
mengikatnya pada salah satu tiang masjid, lalu Rasulullah ﷺ menemuinya dan bersabda kepadanya, "Apa yang kamu miliki
hai Tsumamah?" ia menjawab, "Wahai Muhammad, aku memiliki apa yang
lebih baik, jika engkau membunuhnya maka engkau telah membunuh yang memiliki
darah, dan jika engkau memberi maka engkau memberi orang yang bersyukur, namun
jika engkau menginginkan harta maka mintalah niscaya engkau akan diberi apa
saja yang engkau inginkan." Kemudian Rasulullah ﷺ
meninggalkannya, hingga keesokan harinya beliau bertanya, "Apa yang engkau
miliki wahai Tsumamah?" ia menjawab, "Seperti yang aku katakan, jika
engkau memberi maka engkau memberi orang yang bersyukur, jika engkau membunuh
maka engkau membunuh yang memiliki darah, jika engkau menginginkan harta maka
mintalah niscaya engkau akan diberi apa yang engkau mau. " Lalu Rasulullah ﷺmeninggalkannya, hingga keesokan
harinya beliau bertanya lagi, "Apa yang engkau miliki wahai
Tsumamah?" ia menjawab, "Seperti yang aku katakan, jika engkau
memberi maka engkau memberi orang yang bersyukur, jika engkau membunuh maka
engkau membunuh yang memiliki darah, jika engkau menginginkan harta maka
mintalah niscaya engkau akan diberi apa yang engkau mau," Rasulullah ﷺkemudian bersabda
kepada sahabatnya, "Bawalah Tsumamah" lalu mereka pun membawanya ke
sebatang pohon kurma di samping masjid, ia pun mandi dan masuk masjid kembali,
kemudian berkata, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah
melainkan hanya Allah dan bahwasanya Muhammad itu utusan Allah, demi Allah,
dahulu tidak ada wajah di atas bumi ini yang lebih aku benci selain wajahmu,
namun sekarang wajahmu menjadi wajah yang paling aku cintai daripada yang lain,
dan demi Allah, dahulu tidak ada agama yang lebih aku benci selain dari
agamamu, namun saat ini agamamu menjadi agama yang paling aku cintai di antara
yang lain, demi Allah dahulu tidak ada wilayah yang paling aku benci selain
tempatmu, namun sekarang ia menjadi wilayah yang paling aku cintai di antara
yang lain. [Shahih Bukhari dan Muslim]
Kelima belas: Jika
ia membalas keburukan seseorang maka dikhawatirkan keburukan itu akan semakin
bertambah.
Allah
subhanahu wa'ataalaa berfirman:
{فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ
قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ} [الصف:
5]
Maka
tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. [Ash-Shaff: 5]
Keenam belas: Jika
ia membalas maka dikhawatirkan balasannya melampaui batas sehingga ia
terjerumus pada perbuatan dzalim.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ
فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ} [الشورى:
40]
Dan balasan suatu kejahatan adalah
kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada
orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak
menyukai orang-orang zalim. [Asy-Syura: 40]
Ø Dari Abdullah bin 'Amr
radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«إِنَّ مِنْ أَكْبَرِ الكَبَائِرِ أَنْ
يَلْعَنَ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ» قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَيْفَ يَلْعَنُ
الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ؟ قَالَ: «يَسُبُّ الرَّجُلُ أَبَا الرَّجُلِ، فَيَسُبُّ
أَبَاهُ، وَيَسُبُّ أُمَّهُ»
"Sesungguhnya diantara dosa-dosa besar adalah seseorang melaknat
(mencaci) kedua orang tuanya".
Sahabat bertanya: Ya Rasulallah,
bagaimana seseorang mencaci kedua orang tuanya? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
"Seseorang mencaci bapak orang lain, maka orang tersebut membalas dengan
mencaci bapaknya dan mencaci ibunya". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ketujuh belas: Keburukan
seseorang terhadapnya menjadi sebab dosa-dosanya digugurkan dan diangkat
derajatnya, sedangkan jika ia membalas maka itu tidak akan ia raih.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ} [هود: 11]
Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap
bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan
pahala yang besar. [Huud:11]
Ø Dari Aisyah radhiyallahu
'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُشَاكُ شَوْكَةً فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ كُتِبَتْ
لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَمُحِيَتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ» [صحيح مسلم]
"Tidak seorang muslimpun tertusuk duri atau yang lebih parah kecuali
Allah mencatat untuknya satu derajat dan dihapus darinya satu dosa."
[Shahih Muslim]
Kedelapan belas: Maaf
dan sabarmu akan menjadi perlawanan yang terkuat dan membuat lawan menjadi
takut kepadanya dan kepada manusia karena orang bisanya tidak diam melihat
kedzaliman.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى
يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ»
"Bukanlah orang yang kuat itu adalah orang yang selalu mengalahkan
lawannya, akan tetapi orang kuat itu adalah orang yang mampu menahan dirinya
ketika marah". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ يَشْكُو جَارَهُ، فَقَالَ: «اذْهَبْ
فَاصْبِرْ» فَأَتَاهُ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا، فَقَالَ: «اذْهَبْ فَاطْرَحْ
مَتَاعَكَ فِي الطَّرِيقِ» فَطَرَحَ مَتَاعَهُ فِي الطَّرِيقِ، فَجَعَلَ النَّاسُ
يَسْأَلُونَهُ فَيُخْبِرُهُمْ خَبَرَهُ، فَجَعَلَ النَّاسُ يَلْعَنُونَهُ: فَعَلَ
اللَّهُ بِهِ، وَفَعَلَ، وَفَعَلَ، فَجَاءَ إِلَيْهِ جَارُهُ فَقَالَ لَهُ:
ارْجِعْ لَا تَرَى مِنِّي شَيْئًا تَكْرَهُهُ
"Seorang
laki-laki datang kepada Nabi ﷺ mengadukan tetangganya. Beliau lalu
bersabda, "Hendaklah engkau pergi dan bersabarlah." Laki-laki itu
kembali mendatangi Nabi ﷺ hingga dua atau tiga kali, beliau pun
bersabda, "Pergilah, dan buanglah semua perabotmu ke jalan."
Laki-laki itu kemudian membuang semua perabotnya ke jalan, hingga orang-orang
bertanya kepadanya. Ia lalu mengabarkan kepada mereka tentang nasib yang dialaminya
hingga mereka melaknat tentangganya tersebut dengan lakanat "Allah Akan
melakukan hukuman kepadanya, dan menimpakan keburukan". Kemudian tetangga
itu mendatangi laki-laki tersebut dan berkata, "Kembalilah pulang, engkau
tidak akan lagi melihat sesuatu yang engkau benci dariku." [Sunan Abi
Daud: Shahih]
Kesembilan belas: Jika
ia memberi maaf dan bersabar maka musuhnya akan merasa bahwa dia lebih tinggi
dan kuat dari pada dirinya.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ
قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا} [البقرة: 124]
Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan
larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku
akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". [Al-Baqarah: 124]
{وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ
بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُون} [السجدة:
24]
Dan
kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat
kami. [As-Sajdah:24]
Kedua puluh: Jika
ia memaafkan dan bersabar maka itu akan menjadi kebaikan yang akan mendatangkan
kebaikan yang lain.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ
رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ} [يونس: 9]
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi
petunjuk (kemudahan dalam beribadah) oleh Tuhan mereka karena keimanannya. [Yunus:9]
Ø
Urwah bin Az-Zubair rahimahullah
berkata:
«إِذَا
رَأَيْتُ الرَّجُلَ يَعْمَلُ الْحَسَنَةَ فَاعْلَمْ أَنَّ لَهَا عِنْدَهُ
أَخَوَاتٍ، فَإِنَّ الْحَسَنَةَ تَدُلُّ عَلَى أُخْتِهَا، وَإِذَا رَأَيْتَهُ
يَعْمَلُ السَّيِّئَةَ فَاعْلَمْ أَنَّ لَهَا عِنْدَهُ أَخَوَاتٍ، فَإِنَّ
السَّيِّئَةَ تَدُلُّ عَلَى أُخْتِهَا» [مصنف ابن أبي شيبة]
“Jika
engkau melihat seseorang melakukan kebaikan maka ketahuilah bahwa seseungguhnya
kebaikan itu punya saudari dan kebaikan akan menunjukkan kepada saudarinya, dan
jiak engkau melihat seseorang melakukan keburukan maka ketahuilah bahwa
seseungguhnya keburukan itu punya saudari dan keburukan itu akan menjukkan
kepada saudarinya”. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: 3 Tingkatan sabar - Ramadhan; Bulan kesabaran - Tingkatan orang yang ditimpa musibah - Bersabar di jalan da’wah - Kiat tegar di atas Musibah
[1] Salah satu risalah yang dikumpulkan
dalam kitab “Jami’ul Masail” karya syekh Islam Ibnu Taimiyah juz 1
hal.163 cet. Dar Alamul Fawaid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...