بسم الله الرحمن الرحيم
Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu- berkata; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda: 'Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca Al Qur'an, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya, maka nasabnya tidak akan mempercepatnya (dlm perhitungan amal).'
Diriwayatkan oleh imam Muslim dengan lafadz ini.
Penjelasan singkat hadits ini:
1. Biografi
Abu Hurairah.
Lihat di sini: Abu Hurairah dan keistimewaannya
2. Perintah
tolong-menolong dalam kebaikan.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ
ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ
اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ} [المائدة : 2]
Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya. [Al-Maidah: 2]
Ø Dari Abu Musa -radhiallahu 'anhu-; Nabi shallallahu'alaihi
wasallam bersabda:
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ. قَالُوا: فَإِنْ لَمْ يَجِدْ؟ قَال:َ
فَيَعْمَلُ بِيَدَيْهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّق.ُ قَالُوا: فَإِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ أَوْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ: فَيُعِينُ ذَا الْحَاجَةِ الْمَلْهُوف.َ
قَالُوا: فَإِنْ لَمْ يَفْعَل؟ْ قَالَ: فَيَأْمُرُ بِالْخَيْرِ - أَوْ بِالْمَعْرُوفِ-
قَالَ: فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ: فَيُمْسِكُ عَنْ الشَّرِّ فَإِنَّهُ لَهُ
صَدَقَةٌ
"Wajib bagi setiap muslim untuk
bersedekah."
Para sahabat bertanya; "Bagaimana jika
ia tidak mendapatkannya? '
Beliau bersabda: 'Berusaha dengan
tangannya, sehingga ia bisa memberi manfaat untuk dirinya dan bersedekah.'
Mereka bertanya; 'Bagaimana jika ia tidak
bisa melakukannya? '
Beliau bersabda: 'Menolong orang yang
sangat memerlukan bantuan.'
Mereka bertanya; 'Bagaimana jika ia tidak
bisa melakukannya? '
Beliau bersabda: 'Menyuruh untuk melakukan
kebaikan -atau yang ma'ruf-'
Dia berkata; 'Bagaimana jika ia tidak dapat
melakukannya? '
Beliau bersabda: 'Menahan diri dari
kejahatan, karena itu adalah sedekah baginya.' [Sahih Bukhari]
Lihat: Syarah Arba'in hadits (17) Syaddad; Perintah berbuat ihsan (kebaikan)
3. Allah
memberikan balasan kebaikan dengan kebaikan.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا
الْإِحْسَانُ} [الرحمن : 60]
Tidak ada balasan kebaikan kecuali
kebaikan (pula). [Ar-Rahman: 60]
Ø Dari Abdullah bin Amru -radhiallahu 'anhuma-; Nabi
-shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
«الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَن،ُ
ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ»
"Para penyayang akan disayangi oleh Ar
Rahman. Sayangilah penduduk bumi maka kalian akan disayangi oleh siapa saja
yang di langit." [Sunan Abi Daud: Shahih]
4. Anjuran
memberi piutang dan emberi keringanan bagi orang yang kesulitan.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَإِن كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ
مَيْسَرَةٍ ۚ وَأَن تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ} [البقرة
: 280]
Dan jika (orang yang berhutang itu)
dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui. [Al-Baqarah: 280]
Ø Dari Buraidah Al-Aslamiy -radhiallahu 'anhu-; Nabi
-shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
«مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا كَانَ لَهُ بِكُلِّ
يَوْمٍ صَدَقَةٌ وَمَنْ أَنْظَرَهُ بَعْدَ حِلِّهِ كَانَ لَهُ مِثْلُهُ فِي كُلِّ يَوْمٍ
صَدَقَةٌ»
"Barangsiapa memberi kemudahan (dengan
menangguhkan pembayarannya) kepada orang yang kesusahan, maka pada setiap
harinya ia akan mendapatkan pahala sedekah. Dan barangsiapa memberikan
kemudahan setelah jatuh tempo, ia juga akan mendapatkan pahala sedekah pada
setiap harinya." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Ø Abu Qatadah -radhiallahu 'anhu- pernah mencari
seseorang yang berhutang kepadanya, ternyata orang yang berhutang kepadanya itu
berusaha bersembunyi dan menghindar. Ketika ditemukan, orang tersebut berkata,
"Sungguh saya sedang dalam kesulitan."
Abu Qatadah berkata, "Demi
Allah."
Dia berkata, "Demi Allah."
Abu Qatadah melanjutkan, "Baiklah
kalau begitu, sungguh saya pernah mendengar Rasulullah -shallallahu 'alaihi
wasallam- bersabda:
«مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُنْجِيَهُ اللَّهُ مِنْ
كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلْيُنَفِّسْ عَنْ مُعْسِرٍ أَوْ يَضَعْ عَنْهُ»
"Barangsiapa ingin diselamatkan Allah
dari kesusahan hari Kiamat, maka hendaklah ia memberi tangguhan kepada orang
yang kesulitan, atau membebaskan hutangnya." [Shahih Muslim]
Ø Abu Al Yasar -radhiallahu 'anhu, seorang sahabat
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam- berkata, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُظِلَّهُ اللَّهُ فِي
ظِلِّهِ فَلْيُنْظِرْ مُعْسِرًا أَوْ لِيَضَعْ لَهُ»
"Barangsiapa yang ingin dinaungi Allah
dalam maungan-Nya, hendaklah ia memberi kemudahan atau membebaskan (hutang)
orang yang kesusahan." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Ø Dari Hudzaifah dan Abu Mas'ud -radhiallahu
'anhuma-; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
أَنَّ رَجُلًا مَاتَ فَقِيلَ لَهُ: مَا عَمِلْتَ؟َ قَالَ: إِنِّي
كُنْتُ أَتَجَوَّزُ فِي السِّكَّةِ وَالنَّقْدِ وَأُنْظِرُ الْمُعْسِر.َ فَغَفَرَ
اللَّهُ لَهُ
"Seorang laki-laki meninggal, kemudian
dikatakan kepadanya, "Apa yang telah engkau lakukan?" Laki-laki itu
berkata, 'Aku memberi toleransi dan kemudahan dalam masalah hutang kepada orang
yang kesusahan.' Lalu Allah pun mengampuninya." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Lihat: Hati-hati dengan utang
5. Menutupi
aib seseorang.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ
آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [النور: 19]
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar
(berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang
beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah
mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui. [An-Nuur:19]
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا
كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا
يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ
مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ}
[الحجرات : 12]
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan
satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang. [Al-Hujuraat: 12]
Ø Ibnu Umar -radhiallahu 'anhuma- berkata;
Rasulullah -shallallaahu 'alaihi wa sallam- menaiki mimbar lalu menyeru
dengan suara yang lantang:
«يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ
وَلَمْ يُفْضِ الْإِيمَانُ إِلَى قَلْبِهِ، لَا تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ، وَلَا
تُعَيِّرُوهُم،ْ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ
عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ
اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ»
"Wahai sekalian orang yang telah
berIslam dengan lisannya namun keimanan belum tertancap di hatinya, janganlah
kalian menyakiti kaum muslimin dan jangan pula kalian memperolok mereka, jangan
pula kalian menelusuri dan membongkar aib mereka, maka barang siapa yang
menyelidiki aib saudaranya seIslam niscaya Allah akan menyelidiki aibnya dan
barang siapa yang aibnya diselidiki aibnya oleh Allah niscaya Allah akan
membongkar aibnya meskipun di dalam rumahnya sendiri."
Nafi' berkata: Suatu hari Ibnu Umar melihat
Ka'bah, lantas beliau berkata,
«مَا أَعْظَمَكِ وَأَعْظَمَ حُرْمَتَكِ
وَالْمُؤْمِنُ أَعْظَمُ حُرْمَةً عِنْدَ اللَّهِ مِنْكِ»
"Betapa agungnya kamu, dan betapa
luhurnya kehormatanmu namun seorang mukmin lebih agung kehormatannya di sisi
Allah dari padamu. [Sunan Tirmidziy:
Hasan]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (33) Ibnu ‘Abbas; Menuduh harus ada bukti
6. Ketika
mendapat kesulitan, cobalah bantu orang lain.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰ (5)
وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ (6) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ (7) وَأَمَّا مَن
بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ (8) وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَىٰ (9) فَسَنُيَسِّرُهُ
لِلْعُسْرَىٰ} [الليل : 5-10]
Adapun orang yang memberikan (hartanya
di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik
(surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun
orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala
terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.
[Al-Lail: 5-10]
Ø 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma
mengabarkannya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِم،ِ لَا
يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ، وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي
حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ
كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَة،ِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ
اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
"Seorang muslim adalah saudara bagi
muslim lainnya, dia tidak menzhaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti.
Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya.
Siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah
menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari qiyamat. Dan
siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya pada
hari qiyamat". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (19) Ibnu ‘Abbas; Jagalah Allah niscaya Ia menjagamu
7. Keutamaan
menuntut ilmu.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَن يَشَاءُ ۚ وَمَن
يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا
أُولُو الْأَلْبَابِ} [البقرة : 269]
Allah menganugerahkan al hikmah
(kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah
dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang
dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). [Al-Baqarah: 269]
Ø Mu'awiyyah -radhiallahu 'anhu- berkata; Aku
mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا
يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ»
"Barangsiapa yang Allah kehendaki
menjadi baik maka Allah faqihkan dia terhadap agama. [Shahih Bukhari]
Ø Katsir bin Qais berkata, "Aku pernah duduk bersama Abu
Ad Darda -radhiallahu 'anhu- di masjid Damaskus, lalu datanglah
seorang laki-laki kepadanya dan berkata, "Wahai Abu Ad Darda, sesungguhnya
aku datang kepadamu dari kota Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
karena sebuah hadits yang sampai kepadaku bahwa engkau meriwayatannya dari Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam. Dan tidaklah aku datang kecuali untuk
itu."
Abu Ad Darda lalu berkata, "Aku
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا
يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ،
وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ،
وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ، وَمَنْ فِي
الْأَرْضِ، وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى
الْعَابِدِ، كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ،
وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ
يُوَرِّثُوا دِينَارًا، وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ
أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ»
"Barangsiapa meniti jalan untuk
menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudahnya jalan ke surga. Sungguh, para
Malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang
yang berilmu akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan
yang ada di dasar laut. Kelebihan serang alim dibanding ahli ibadah seperti
keutamaan rembulan pada malam purnama atas seke surga. Sungguh, para Malaikat
merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang yang berilmu
akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di
dasar laut. Kelebihan serang alim dibanding ahli ibadah seperti keutamaan
rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris
para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah
mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang
banyak." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Lihat:
Keutamaan ilmu, ulama, dan penuntut ilmu
8. Keutamaan
membaca Al-Qur'an
Dari Ibnu Mas'ud -radhiallahu
'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ
اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم
حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Barangsiapa yang membaca satu
huruf dari Al-Qur'an maka ia akan mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan
dibalas sepuluh kebaikan, aku tidak mengatakan ألم satu
huruf akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”. [Sunan
Tirmidzi: Sahih]
Ø Dari Abu Umamah -radhiallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ [صحيح مسلم]
“Bacalah Al-Qur'an karena
sesungguhnya pahala membacanya akan datang pada hari kiamat untuk memberi
syafa'at kepada orang yang membacanya”. [Sahih Muslim]
Lihat: Keutamaan membaca Al-Qur'an
9. Keturunan
tidak bisa memberi manfaat tanpa amal shalih.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ (33) يَوْمَ
يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ (34) وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ (35) وَصَاحِبَتِهِ
وَبَنِيهِ (36) لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ} [عبس :
33-37]
Dan apabila datang suara yang memekakkan
(tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,
dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka
pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. ['Abasa: 33-37]
Ø Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu- berkata;
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- berdiri ketika turun firman Allah:
{وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ
الْأَقْرَبِينَ} [الشعراء: 214]
("Dan berilah peringatan kepada
keluarga-keluargamu yang terdekat"), [
Beliau berseru:
«يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ اشْتَرُوا
أَنْفُسَكُمْ لَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا، يَا بَنِي عَبْدِ
مَنَافٍ لَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا، يَا عَبَّاسُ بْنَ عَبْدِ
الْمُطَّلِبِ لَا أُغْنِي عَنْكَ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا، وَيَا صَفِيَّةُ عَمَّةَ
رَسُولِ اللَّهِ لَا أُغْنِي عَنْكِ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا، وَيَا فَاطِمَةُ بِنْتَ
مُحَمَّدٍ سَلِينِي مَا شِئْتِ مِنْ مَالِي لَا أُغْنِي عَنْكِ مِنْ اللَّهِ
شَيْئًا»
"Wahai Kaum Quraisy, peliharalah diri
kalian karena aku tidak dapat membela kalian sedikitpun di hadapan Allah. Wahai
Bani 'Abdi Manaf, aku tidak dapat membela kalian sedikitpun di hadapan Allah.
Wahai 'Abbas bin 'Abdul Muthallib aku tidak dapat membela kamu sedikitpun di
hadapan Allah. Wahai Shofiyah bibi Rasulullah, aku tidak dapat membela kamu
sedikitpun di hadapan Allah. Wahai Fathimah putri Muhammad, mintalah kepadaku
apa yang kamu mau dari hartaku, sungguh aku tidak dapat membela kamu sedikitpun
di hadapan Allah". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Kecuali yang
beriman dan beramal shalih:
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ
رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا
وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَٰئِكَ لَهُمْ
عُقْبَى الدَّارِ (22) جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَن صَلَحَ مِنْ
آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ} [الرعد : 22-23]
Dan orang-orang yang sabar karena
mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki
yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta
menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat
kesudahan (yang baik), (yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya
bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya,
isteri-isterinya dan anak cucunya. [Ar-Ra'd: 22-23]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Arba’in hadits (35) Abu Hurairah; Adab kepada sesama muslim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...